Anda di halaman 1dari 7

CHAPTER 3: USING COST IN DECISION MAKING

Di Bab 3 ini dibahas mengenai bagaimana informasi terkait biaya dapat membantu
manajemen dalam proses pembuatan keputusan internal.

1. Pricing (Penentuan Harga)


Organisasi menggunakan informasi mengenai biaya dalam penentuan harga dengan
dua cara, yaitu:
a. Ketika organisasi menghadapi pasar yang sensitive dengan harga (market-
determined price), organisasi akan menentukan, apakah dengan struktur biaya yang
dimilikinya, organisasi tersebut mampu bersaing dan tetap menghasilkan laba.
b. Ketika organisasi berada di dalam pasar dimana organisasi dapat menentukan harga
dengan lebih bebas, maka organisasi seringkali menentukan harga dengan metode
cost plus pricing (harga jual = total biaya + laba yang diinginkan).

2. Product Planning (Perencanaan Produk)


Dalam product planning, organisasi menggunakan alat yang disebut target costing untuk
memusatkan usaha dalam perancangan produk yang bisa menghasilkan laba.

3. Budgeting (Penyusunan Anggaran)


Informasi mengenai biaya paling sering digunakan dalam proses penyusunan anggaran.
Anggaran bisa memberikan dasar untuk meramalkan penghasilan yang akan
disampaikan eksekutif senior di pasar modal.

4. Performance Evaluation (Evaluasi Kinerja)


Seorang manager akan membandingkan antara realisasi dengan anggaran yang telah
disusun untuk mengetahui seberapa baik kinerja organisasi.

5. Contracting (Penyusunan Kontrak)


Di dalam proses pengadaan yang dilakukan oleh pemerintah, biasanya kontrak yang
digunakan adalah kontrak penggantian biaya (cost reimbursement contracts), dimana
hal ini sangat rawan dengan manipulasi. Oleh sebab itu, pemerintah biasanya sudah
memiliki Standar Biaya yang harus digunakan oleh rekanan ketika menghitung jumlah
penggantian biaya yang diminta.

Variable Cost dan Fix Cost


1. Variable Cost
Variable Cost adalah biaya yang meningkat secara proporsional (berbanding lurus)
dengan peningkatan pada suatu level aktivitas atau variable tertentu (cost drivers).
Sebagai contoh, pada produk furniture yang menggunakan bahan utama kayu, maka
kayu tersebut merupakan variable cost, karena jumlahnya akan meningkat berbanding
lurus dengan peningkatan jumlah produksi furniture.

Variable cost = Variable cost per unit cost driver X cost driver units
Variable cost pada kayu = $ 25 X jumlah furniture yang dibuat

2. Fix Cost
Fix Cost adalah biaya yang tidak dipengaruhi oleh suatu aktivitas khusus. Fix Cost lebih
dipengaruhi jumlah sumber daya yang dimiliki, dibandingkan frekuensi penggunaan
sumber daya.

Total Cost = Variable Cost + Fix Cost

Cost – Volume – Profit (CVP) Analysis /


(Analisis Biaya – Volume – Laba)

Seorang pembuat keputusan harus dapat memperhitungkan kemungkinan breakeven atau


jumlah laba yang dihasilkan dalam sebuah proyek.
CVP analysis menggunakan konsep variable cost dan fix cost untuk mengidentifikasi jumlah
laba yang terkait dengan berbagai aktivitas.

1. Pengembangan dan Penggunaan persamaan CVP

Revenue = Harga Jual X Jumlah barang terjual

Laba = Revenue – Total Cost

Laba = Revenue – (Variable Cost + Fixed Cost)

*Selisih antara Harga Jual dan Variable Cost disebut Contribution Margin.

Contribution Margin = Harga Jual – Variable Cost

Sehingga rumus penghitungan laba bisa kita susun menjadi


Laba = Contribution Margin per Unit X Jumlah Produksi – Fix Cost

2. Praktik penggunaan CVP


Dengan konsep CVP dan Contribution Margin, maka kita dapat menentukan jumlah unit
yang harus kita jual agar organisasi mendapatkan profit.

3. Variasi penggunaan CVP

4. Financial Model dan What-if Analysis


Persamaan CVP diatas merupakan contoh Financial Modeling. Dengan menggunakan
model tersebut, seorang manajer bisa terbantu dalam membuat keputusan.
Sebagai contoh, John yakin, jika biaya promosi dinaikkan sebesar $25.000, maka
penjualan akan meningkat sebesar 5% dari saat ini hanya 3.000 unit. Apakah kenaikan
biaya promosi akan meningkatkan laba atau tidak dapat dihitung sebagai berikut:
Definisi Biaya Lainnya Yang sering digunakan
1. Mixed Cost
Mixed cost adalah biaya yang terdiri dari fix component dan variable component.
Sebagai contoh, tagihan telpon rumah. Tagihan ini terdiri dari fixed component (biaya
abodemen) dan variable component (jumlah panggilan menggunakan pesawat telepon).

2. Step Variable Cost


Step variable cost meningkat seiring dengan peningkatan kuantitas (pada titik tertentu).

3. Incremental Cost
Incremental cost adalah biaya tambahan yang harus dikeluarkan untuk memproduksi
unit tambahan.

4. Sunk Cost
Sunk cost adalah biaya yang timbul dari komitmen masa lalu, dan tidak bisa
dikembalikan (cannot be recovered). Contoh, biaya depresiasi dan pembayaran sewa.

5. Relevan Cost
Relevan cost adalah biaya yang akan mempengaruhi hasil pengambilan sebuah
keputusan.
Contoh, anda sudah membeli tiket $100, tapi pada saat hari H, anda sadar bahwa untuk
nonton konser tersebut, kemungkinan anda harus menambah biaya sebesar $120 untuk
transportasi dan cemilan. Sehingga pada akhirnya anda merelakan untuk tidak
menonton konser dan rela tiket sebesar $100 hangus begitu saja. Sehingga $120
tersebut adalah relevant cost.

6. Opportunity Cost
Opportunity Cost adalah kesempatan/peluang yang hilang karena suatu pilihan.
Sebagai contoh, seorang manajer dihadapkan pada pilihan untuk menggunakan mesin
untuk memproduksi X133 dengan contribution margin sebesar $12.000 atau
memproduksi M244 yang memberikan contribution margin sebesar $15.000.
Jika manajer tersebut memilih memproduksi X133, maka opportunity costnya adalah
$15.000 (karena tidak memproduksi M244) dan jika manajer tersebut memilih
memproduksi M244, maka opportunity costnya adalah $12.000 (karena tidak
memproduksi X133).

7. Avoidable Cost
Avoidable Cost adalah biaya yang dapat dihindari dengan cara mengambil tindakan
tertentu.

Setelah memahami konsep biaya diatas, sekarang kita akan melihat 4 tipe keputusan
dimana konsep biaya ini akan memberikan masukan yang bermanfaat, yaitu:

1. Membuat sendiri atau Membeli (Make versus buy decisions and outsourcing)
2. Keputusan untuk menghentikan sebuah produk (Decision to drop a product)
3. Costing order decisions – the floor price
4. Produk gabungan – jangka pendek

1. Membuat sendiri atau Membeli – The Outsourcing Decision


Sebuah organisasi akan focus untuk mengembangkan kompetensi utama yang
dimilikinya, dan menghindari aktivitas yang mereka yakini bahwa pihak lain dapat
mengerjakannya lebih baik atau lebih murah. Keputusan untuk menentukan pilihan
tersebut diatas disebut make-or-buy decision.
Dari sisi keuangan, seorang manajer harus mempertimbangkan apakah jumlah biaya
internal yang dapat dihindari lebih besar dibandingkan biaya eksternal yang muncul jika
membeli dari supplier.

Contoh pertimbangan antara biaya yang dapat dihindari dan biaya yang akan timbul
untuk pengambilan sebuah keputusan:

Dalam membuat pertimbangan make-or-buy decision pada Manufacturing Cost, ada tiga
kelompok biaya yang dapat digunakan:
a. Direct Material Cost, yaitu biaya yang dapat ditelusuri dengan mudah ke produk
yang dihasilkan dan memiliki nilai yang signifikan.
b. Direct Labor Cost, yaitu biaya yang dapat ditelusuri dengan mudah pada proses
pembuatan produk.
c. Manufaturing Overhead Cost, yaitu seluruh biaya yang timbul selain dari Direct
Material Cost dan Direct Labor Cost.
Contoh rincian pertimbangan biaya dalam pengambilan keputusan make-or-buy
decision:

2. Keputusan untuk melepaskan sebuah produk - Contracting Out


Organisasi akan meninggalkan sebuah produk ketika produk tersebut tidak
menguntungkan lagi, entah karena penerimaan lebih rendah daripada biaya atau
karena ada pihak lain yang ingin membeli lini produksi tersebut dengan harga yang
menarik.

Contoh peertimbangan pengambilan keputusan untuk menghentikan sebuah produk


berdasarkan biaya:
Contoh perhitungan dampak penutupan Games Room terhadap bagian lainnya. Jika
Games Room ditutup (karena rugi), ternyata secara total, keuntungan justru semakin
menurun juga dan bukannya meningkat.

3. Costing order decisions – the floor price


Ketika menerima pesanan dengan spesifikasi khusus (unik), seorang manajemen
harus mempertimbangkan apakah akan menerima pesanan tersebut atau
menolaknya. Dengan informasi biaya yang ada dan memperhitungkan harga pokok
(the floor price), maka manajemen dapat membuat keputusan yang tepat.

4. Produk gabungan – jangka pendek


Terkadang, sebuah perusahaan harus menghadapi kompetisi pasar dengan sumber
daya yang terbatas. Sebagai contoh, sebuah perusahaan memiliki produk baru
dengan profit yang tinggi, tapi tenaga kerja yang dimilikinya terbatas. Untuk
mengatasi keterbatasan sumber daya tersebut, seorang manajemen dapat
menggunakan cara memproduksi produk gabungan (baru dan lama) dengan proporsi
yang tepat.

Anda mungkin juga menyukai