...............................................
Mengetahui,
Dosen Bank & Lembaga Keuangan
Tidak lupa juga, kami mengucapkan terima kasih kepada ketua jurusan
Akuntansi Ibu Rawi, S.E., M.Si,Akt, serta rekan-rekan yang telah membantu dalam
penulisan laporan ini.
PENYUSUN
C. Surat Berharga……………………………………………………………………. 10
1.1. Jenis Surat Berharga……………………………...…………………… 10
1.2. Akuntansi Surat Berharga…………………………………...………… 10
1.3. Akuntansi Pembelian Surat Berharga………………………...……….. 11
1.4. Obligasi………………………………………………………...……… 11
1.5. Surat Berharga Dalam Pasar Uang……………………………...…….. 15
1.6. Penilaian Terhadap Surat Berharga……………………...……………. 16
E. Kartu Kredit……………………………………………………………………... 28
1.1. Akuntansi Untuk Credit Card………………….………………........ … 28
1.2. Penerbitan Credit Card………………………….…………………… 29
1.3. Pembebanan Annual Fee……………………….………………......... 30
1.4. Informasi Nasabah…………………………….…………………….. 30
1.5. Pembayaran Tagihan Credit Card…….……………………………..… 31
1.6. Bila Pembayaran Nasabah Credit Tidak Penuh………….................. … 31
1.7. Penambahan Pagu Kredit………………………………………......... 31
G. Aktiva Tetap……………………………………………………………………... 38
1.1. Akuntansi Aktiva Tetap…………………………………………...… 38
1.2. Pembelian……………………………………………………..……… 39
1.3. Perbaikan………………………………………………………..…… 40
1.4. Penyusutan………………………………………………………..…. 41
1.5. Aplikasi Penyusutan………………………………………………… 43
1.6. Hibah…………………………………………………………………. 43
1.7. Penjualan Aktiva Tetap…………………………………………….... 44
1.8. Penyajian Dalam Neraca…………………………………………….. 45
H. Aktiva Lainnya…………………………………………………………………... 46
1.1. Kredit Bea Siswa………………..…………………………………… 46
1.2. Kredit Delegasi……………..………………………………………… 48
Daftar Pustaka……………………………………………………………………….. 52
Pada bagian ketiga telah dibahas akuntansi untuk sumber dana yang berada pada
sisi passiva neraca. Pada bagian ini akan dibahas mekanisme akuntansi pada sisi aktiva
yang menyangkut penanaman dana pada lembaga-lembaga keuangan, penanaman dana
dalam bentuk perkreditan, dan penanaman dana dalam aktiva tetap.
Jenis penanaman dana ini antara lain : remise atau pengiriman uang antar cabang
dalam suatu bank, penanaman pada bank-bank lain dalam bentuk giro, deposito
berjangka, call money, deposits on call, surat-surat berharga, serta penanaman dana
dalam bentuk kredit.
Penanaman uang kas untuk tujuan operasional harus diperhitungkan atas dasar
kebutuhan dana rata-rata uang tunai setiap hari. Kebutuhan uang tunai yang melonjak
pada hari-hari tertentu dapat disediakan dari persediaan dalam rekening penempatan
dana pada bank-bank lain. Dengan demikian besarnya penempatan alat likuid dalam
bentuk tunai maupun penempatan pada beberapa bank harus dilakukan dengan
memperhitungkan kebutuhan minimum dan syarat minimum yang harus dipelihara oleh
suatu bank.
Berkenaan dengan syarat minimum alat likuid yang harus ada, semua bank
diwajibkan untuk mempertahankan saldo giro minimal di Bank Indonesia sebesar 5 %
dari dana masyarakat yang dimiliki. Oleh sebab itu, setiap bank harus memiliki informasi
akuntansi yang akurat akan posisi dana masyarakat.
Tujuan dari memelihara minimum alat likuid ini adalah selain untuk memelihara
likuiditas juga untuk menghindari terjadinya over atau underliquid, memanfaatkan
kelebihan dana untuk dapat disalurkan kepada aktiva yang dapat menciptakan
pendapatan.
REMISE
Remise adalah pengiriman uang secara pisik dari suatu bank ke bank lain atau
dari satu cabang ke cabang lainnya. Lazimnya remise dilakukan antar cabang suatu bank.
Akuntansi untuk transaksi remise diperlukan pada saat pengiriman uang pisik ke
cabang atau pada saat penerimaan uang pisik di cabang.
Sebagai contoh Bank Omega – Jakarta mengirim uang secara pisik sebesar Rp.
500.000.000 tunai kepada Bank Omega – Bandung disebabkan kebutuhan alat likuid di
cabang tersebut. Oleh Bank Omega – Jakarta akan dibukukan :
Akuntansi penanaman pada bank lain meliputi saat penanaman, saat penerimaan
atau perhitungan bunga, saat pencairan.
Sebagai contoh, apabila Bank Omega – Jakarta membeli deposito berjangka Bank
ABC sebesar Rp. 200.000.000 suku bunga 24% setahun, jangka waktu 3 bulan.
Disamping itu Bank Omega – Jakarta menempatkan sebagian dananya pada Bank XYZ –
Jakarta untuk call money sebesar Rp. 400.000.000 dengan suku Bunga sebesar 30 %
setahun, dana dapat ditarik sewaktu-waktu. Bank Omega juga menempatkan uangnya
pada Bank RST – Jakarta dalam bentuk deposits on call sebesar 450.000.000 suku bunga
26 % setahun, jangka waktu 2 bulan. Pembayaran kepada lembaga keuangan tersebut di
atas dilakukan atas beban rekening giro Bank Omega – Jakarta pada Bank Indonesia.
OLeh Bank Omega – Jakarta dibukukan sebagai berikut :
Salah satu bentuk penanaman uang yang dilakukan uang yang dilakukan oleh
suatu bank adalah penanaman dalam bentuk surat-surat berharga yaitu instrument-
instrumen yang ada dalam pasar uang. Penanaman ini bersifat sementara dan
dimaksudkan untuk dijual kembali setelah diproyeksikan adanya keuntungan dari surat
berharga tersebut.
Jenis-jenis surat berharga yang dimiliki oleh suatu bank dalam jangka waktu yang
relatif pendek antara lain : surat pengakuan hutang, wesel, saham, obligasi, sekurites
kredit, atau setiap derivatif dari surat berharga atau kepentingan lain atau suatu
kewajiban dari penerbit, dalam bentuk yang lazim diperdagangkan dalam pasar uang dan
pasar modal.
Pembelian setiap jenis surat berharga yang dilakukan ileh suatu bank harus
dicatat menurut harga beli yang telah disejutui dengan penjualan dan semua biaya-biaya
yang terjadi dalam transaksi pembelian tersebut, seperti komisi broker dan lainnya akan
termasuk dan dicatat dalam harga surat berharga.
Karena terdapat berbagai jenis surat berharga yang dimiliki oleh suatu bank, perlu
penjelasan lebih lanjut mengenai tata cara akuntansi pembeliannya.
Obligasi
Dalam hal pembelian Surat Berharga berupa Obligasi, yang dibeli diantara
tanggal pembayaran bunga, maka pembayaran bunga tersebut bukan merupakan bagi
dari harga perolehan, tetapi dimasukan dalam pos pendapatan bunga. Perbedaan antara
harga perolehan dengan nilai nominal obligasi diakui sebagai pendapatan atau beban
yang ditangguhkan dan diamortisasikan selama jangka waktu obligasi yang
bersangkutan.
Sebagai contoh, apabila pada tanggal 31 Juli Bank Omega membeli selembar
obligasi PT. Jasa Marga yang berjangka waktu 10 tahun dengan nilai nominal 10 juta
pada kurs sebesar 98 dan suku bunga sebesar 15 % setahun dibayarkan setiap tanggal 1
Juni dan 1 Desember. Perhitungan bunganya dilakukan sebagai berikut :
Pengaruh bersih dari pendapatan bunga obligasi ini adalah sebesar Rp. 500.000
yang merupakan pendapatan bunga nyata ditahun berjalan (Rp. 750.000 dikurangi Rp.
250.000).
Pada akhir tahun, 31 Desember, obligasi tersebut harus disajikan pada neraca dan
amortisasi dari pendapatan yang ditangguhkan tersebut di atas harus dilakukan.Sebagai
contoh, amortisasi sebesar Rp. 200.000 untuk periode selama 10 tahun harus
diamortisasikan. Karena tenggang waktu antara pemberlian 31 Juli hingga 31 Desember
adalah 6 bulan, maka amortisasi pendapatan yang ditagguhkan adalah 6/12 * Rp. 20.000
= Rp. 10.000. Jumlah ini akan mengurangi pendapatan yang ditangguhkan dan dicatat
dengan ayat jurnal sebagai berikut.
Apabila premi obligasi tersebut tidak dicatat, maka nilai yang disajikan dalam
neraca adalah langsung nilai perolehannya sebesar Rp. 9.800.000 (dari Rp. 10 juta
dikurangi Rp. 200.000). Dampak dari kedua pencatatan ini sama pada akhirnya, seperti
dijabarkan sebagai berikut :
Keuntungan sebenarnya Rp. 700.000 ( harga jual Rp. 10.500.000 dikurangi nilai
perolehan Rp. 9.800.000) yang penyajiannya telah dilakukan dalam :
Dengan demikian, pada akhirnya kedua cara pencatatan memperoleh hasil yang
sama.
Sebagai contoh, apabila obligasi PT. Jasamarga tersebut dijual setelah 8 bulan
dimiliki atau pada tanggal 1 Maret dengan harga 101, maka dilakukan penghitungan
sebagai berikut :
Pengalokasian terakhir premi obligasi dicatat dengan ayat jurnal sebagai berikut :
Surat-surat berharga pasar uang yang dibeli dan dimiliki oleh suatu bank dapat
terdiri dari berbagai macam antara lain : Sertifikat Bank Indonesia, Surat Pengakuan
Hutang dari seorang nasabah yang kemudian dijual oleh bank kepada Bank Indonesia,
dan surat berharga lainnya.
Surat-surat berharga pasar uang yang dibeli dengan cara diskonto disajikan di
neraca sebesar nilai nominal dikurangi dengan bunga yang belum diamortisasi.
Pada saat akhir bulan pertama setelah pembelian SBI dilakukan pengalokasian
pendapatan bunga SBI sebagai berikut :
Dengan demikian, penyajian SBI dalam neraca setelah akhir bulan pertama
sebagai berikut L
Bila pada waktu SBI jatuh tempo akan dicatat dengan ayat jurnal :
Surat berharga yang dimiliki dalam portfolio haruslah dinilai menurut harga yang
nil. Surat berharga yang dapat segera dijual ini dinyatakan dalam neraca sebesar harga
perolehan atau harga terendah antara harga perolehan dan harga pasarnya (Cost or
market whichever is lower atau COMWIL). Selisih harga tersebut diakui sebagai
kerugian dengan mengkredit perkiraaan surat berharga yang bersangkutan atau perkiraan
penilaianya, yaitu “Penyisihan Untuk Penurunan Nilai Surat Berharga”. Peningkatan
harga pasar dikemudian hari akan mengurangi atau menghapus perkiraan penilaian
tersebut melalui koreksi terhadap perkiraan penilaiannya tersebut.
Sebagai contoh, apabila Bank Omega memiliki portfolio surat berharga sebesar
harga perolehan Rp. 125.000.000 dan kemudian setelah dilakukan penilaian harga pasar
bernilai Rp. 115.000.000, maka kerugian ini akan dibukukan dengan ayat jurnal sebagai
berikut :
Dengan demikian penyajian Surat Berharga dalam neraca akan disajikan dengan
nilai perolehannya dikurangui dengan sisa penyisihan akibat penurunan nilai dalam surat
berharga yang bersangkutan seperti tampak sebaga berikut :
Hingga kini satu-satunya aktiva produktif yang sangat diandalkan oleh suatu bank yang
dapat menghasilkan pendapatan besar adalah Debitur atau lazim dikenal dengan kredit. Dari
neraca setiap bank umum dapat dijumpai bahwa kredit atau debitur merupakan komponen aktiva
terbesar dari seluruh jumlah aktiva yang dimiliki suatu bank. Dengan demikian, resiko yang
dihadapi oleh suatu bank sangat besar karena sangat mengandalkan aktiva dalam bentuk kredit ini.
Akuntansi untuk kredit atau debitur ini harus dilakukan dengan cermat agar mampu
memberikan infonmasi kredit kepada manajemen secara efektif. Setiap transaksi yang bersangkut
paut dengan debitur, seperti pembukaan rekening, penyetoran, penankan.perhitungan bunga.
perhitungan komisi atau provisi kredit, kemacetan maupun penyisihan debitur yang diragukan
haruslah dicatat dengan tepat waktu dan lengkap. Kesalahan dalam administrasi kredit dapat
menyebabkan informasi akuntansi yang keliru dan akan mengakibatkan pengambilan keputusan
yang keliru juga Ingat. Debitur merupakan aktiva terbesar yang dimiliki oleh suatu bank.
Administrasi kredit harus ditata dengan sistim akuntansi yang cermat prinsipnya.
Manajemen harus dapat mengetahui berapa besar out stand- /hg kredit yang telah dibehkan
kepada nasabah dan berapa besar komitment kredit yang harus dibehkan kepada nasabah.
Komitment ini merupakan kewajiban bank kepada para nasabahnya. Sebagai ilustrasi,
benkui mi dijabarkan informasi yang harus disajikan oleh sistim administrasi kredit.
Sisa Pagu
Besarnya Kredit
Kredit Yang Belum
Yang disetujui oleh
Manajemen Dipergunakan Oleh
(Pagu Kredit) Penarikan Debitur Nasabah
Jenis kredit yang diberikan oleh suatu bank akan bergantung pada produk kredit
yang ditawarkannya. Bila dilihat dari segi penggunaanya, kredit dapat digolongkan
untuk keperluan investasi, modal kerja, profesi, dan sebagainya.Bila dilihat dari segi
jangka waktunya, kredit dapat digolonglan jangka pendek dan jangka panjang.
Setiap jenis kredit memiliki segi teknis administrasi yang berbeda. Akan tetapi
untuk akuntansi kredit, baik kredit untuk tujuan investasi atau modal kerja atau yang
lainnya, berlaku prinsip yang sama.
Khusus untuk pencatatan pendapatan bunga debitur, dapat dilakukan baik secara :
Cash basis maupun Accrual basis.Hal ini akn dibahas pada pembahasan pengakuan
pendapatan.
Informasi komitmen kredit ini akan tetap outstanding pada neraca sebelum
seluruh kredit ditarik semua oleh nasabah yang bersangkutan.
Penarikan Kredit
Setiap kali terjadi penarikan debiturakan dibukukan dalam rekening efektif atau neraca dan
akan mengurangi komitmen yang telah dicatat dalam rekening administratif. Penjumlahan
rekening administratif dan saldo debet kredit yang diberikan akan merupakan besamya pagu kredit
yang telah disetujui oleh bank. Informasi ini senantiasa harus dipelihara oleh bank.
Sebagai contoh, apabila PT. Pizzaria kemudian menarik selembar cek debitur
yang telah disetujui sebesar Rp. 35.000.000 kepada PT. IVINA. Kemudian cek
disetorkan ke Bank Omega - Jakarta untuk keuntungan PT. MNA, nasabah Bank ABC -
Jakarta melalui kliring. Oleh Bank Omega - Jakarta dibukukan:
Transaksi ini akan mengurangi sisa komitmen Bank Omega kepada nasabah PT.
Pizzaria. Dengan demikian masih diperlukan ayat jurnal untuk mengurangi sisa
komitmen bank sebagai berikut.
Transaksi ini akan mengurangi sisa komitmen Bank Omega kepada nasabah PT.
Pizzaria. Dengan demikian masih diperlukan ayat jurnal untuk mengurangi sisa
komitmen bank sebagai berikut :
Dengan demikian, sisa komitmen Bank Omega kepada nasabah PT. Pizzaria
adalah sebesar Rp. 215 juta (Rp. 250 juta dikurangi Rp 35 juta).
Bunga debitur yang harus diperhitungkan kepada nasabah PT. Pizzaria adalah
sebesar saldo kredit yang telah dipergunakan oleh nasabah bersangkutan dengan
memperhitungkan periode waktu atau lamanya waktu kredit yang telah dipergunakan.
Perhitungan Bunga.
Sebagai contoh apabila sampai akhir bulan, tidak ada mutasi lagi bagi PT.
Pizzaria, maka perhitungan bunga dilakukan sebagai berikut :
Melalui penerapan cash atau accrual basis dapat mengukur kinerja debitur yang
bersangkutan. Dari sudut pendapatan bank, pada saat bunga debitur non-performing loan
jatuh waktu dan belum diterima pembayaran bunga metode pengakuan pendapatan
secara cash basis cenderung akan memperkecil pendapatan dan memperbesar rekening
administratif. Sedangkan metode pengakuan pendapatan secara accrual basis cenderung
memperbesar pendapatan bunga pada saat jatuh waktu sekalipun belum diterima
pembayaran.
Sebagai contoh, apabila pencatatan bunga secara acrrual basis, bunga dari PT.
Pizzaria dibukukan sebagai berikut:
Dampak dari menerapkan accrual basis diatas adaiah bahwa (1) pendapatan bank
akan bertambah sebesar Rp. 816.66, dan (2) aktiva bertambah dengan jumlah yang sama.
Issue besar yang akan dihadapi Bank Omega adaiah kepastian akan diterimanya
pendapatan sebesar Rp. 816.667 tersebut. Hal ini juga akan membawa pengaruh
perhitungan rasio bank.
Sekalipun jurnal koreksi dapat dilakukan pada laba atau rugi bersih melalui prior
year adjusment di ikhtisar laba ditahan, tetapi sedikit banyak akan membawa
permasalahan dalam penyajian informasi kepada pihak ketiga.
Tidak akan ada penambahan dalam aktiva maupun pendapatan bank. Hanyalah
rekening administratif yang akan bertambah sebagai akibat penerapan metode cash basis.
Rekening bersifat kontinjen yang akan berubah menjadi aktiva dan pendapatan bank
setelah nasabah debitur melunasi kewajibannya. Dengan demikian, perhitungan rasio dan
informasi yang disajikan mencerminkan keadaan yang sebenarnya, tidak over atau
understated.
Secara skematis hubungan penerapan accrual dan cash basis dapat dijabarkan
dalam gambar berikut ini.
Pelunasan Bunga.
Pelunasan bunga debitur akan dicatat oleh bank dan disesuaikan dengan
penerapan metode pencatatan yang dianut sewaktu mencatat bunga yang jatuh waktu.
Sebagai contoh, pada saat PT. Pizzaria melunasi hutang bunganya dengan
menyerahkan selembar cek dari Bank XYZ - Jakarta, oleh Bank Omega - Jakarta akan
dibukukan sebagai berikut:
Cash Basis:
Penerimaan pelunasan bunga dengan penerapan metode cash basis akan
dibukukan sebagai berikut.
Dengan ayat jurnal diatas, gambaran posisi keuangan dan hasil operasi tetap
mencerminkan keadaan yang sebenarnya.
Sebagai contoh bila PT. Pizzaria melunasi hutangnya kepada Bank Omega
Jakarta Rp. 10.000.000 tunai, oleh Bank Omega - Jakarta dibukukan:
Bila terjadi wanprestasi dalam pelunasan pokok debitur, oleh Bank Omega -
Jakarta harus dicatat dan dibedakan rekeningnya dari debitur yang masih aktif.
Suatu kredit akan tetap digolongkan lancar apabila nasabah yang bersangkutan
tidak pernah melakukan penunggakan atau membayar kewajibannya dalam bentuk bunga
atau pinjaman pokok tepat pada waktunya.
Sebagai contoh apabila PT. Pizzaria tidak sanggup melunasi hutangnya pada saat
jatuh tempo sebesar Rp. 35.000.000, oleh Bank Omega - Jakarta debitur PT. Pizzaria ini
harus dipisahkan dari debitur yang lancar. Apabila PT. Pizzaria digolongkan sebagai
debitur yang diragukan atau kurang lancar, maka akan dibukukan dengan ayat jurnal
sebagai berikut.
Rekening Debitur Tunggakan Angsuran ini akan tetap outstanding pada neraca
dan akan tetap diperhitungkan bunga (bunga majemuk) hingga nasabah melunasinya.
Rekening debitur Tunggakan Bunga ini akan disajikan dalam neraca dibawah
kelompok aktiva lainnya, bukannya sebagai aktiva jangka lancar maupun jangka
panjang. Dengan demikian, akan memberikan gambaran perhitungan rasio yang lebib
wajar dibanding apabila rekening ini digolongkan sebagai aktiva lancar atau aktiva
jangka panjang.
Sebagai contoh apabila saldo debitur Bank Omega - Jakarta sebesar Rp.
20.000.000.000. yang terdiri dari:
Rp. 20.000.000.000
Rp.140.000.000
Biaya debitur ragu-ragu akan disajikan pada ikhtisar laba-rugi yang akan
mengurangi laba usaha periode bersangkutan. Sedangkan rekening Penyisihan Debitur
Diragukan akan disajikan dalam neraca sebagai contra account dari debitur.
Apabila disajikan daiam neraca, rekening debitur akan tampak sebagai berikut.
Debitur umum dalam bentuk kartu kredit yang diberikan hingga dewasa ini
merupakan andalan dalam bisnis perbankan di Indonesia. Debitur atau kredit merupakan
aktiva dengan porsi terbesar terhadap totai aktiva yang dimiliki oleh suatu bank.
Debitur yang berasal dari penerbitan kartu kredit (credit card) sekarang mulai
meningkat perannya dalam perkreditan suatu bank. Nasabah debitur ini diberikan suatu
kartu kredit yang merupakan fasilitas yang diberikan oleh suatu bank kepada nasabahnya
untuk menggunakan kredit yang telah disetujui melalui pembelian barang atau
pembayaran lainnya yang pelunasannya kepada bank penerbit kartu dapat dilakukan
secara berkala.
Credit Card ini memiliki pagu tertentu yang akan didasarkan pada pertimbangan
tertentu yang dilakukan oleh bank. Credit Card ini diterbitkan kebanyakan kepada
individu-individu selain kepada perusahaan tertentu yang diwakili oleh beberapa
karyawannya.
Pelunasan hutang oleh si pemegang credit card dapat dilakukan secara berkala.
Terhadap saldo credit card yang masih outstanding atau belum dilunasi akan dikenakan
bunga. Dalam hal nasabah credit card tidak mampu membayar, penerbit credit card
berhak untuk menarik kembali kartu tersebut bila keadaan memaksa.
Manfaat dari penerbitan credit card ini adalah selain dari segi penciptaan
keuntungan juga unsur promosi dari bank yang menerbitkannya, sehingga dapat
diharapkan peningkatan pangsa pasar.
Mekanisme pengoperasian credit card memiliki aspek control yang ketat, yang
lazimnya dilakukan validator. Melalui validator ini, penerima pembayaran credit card
dapat melakukan konfirmasi kepada pusat pengolahan data untuk mendapatkan otonsasi
pembayaran. Otonsasi ini sangat diperlukan untuk menjamin keabsahan dari credit card
yang bersangkutan karena ia akan berfungsi sebagai pengecekan keabsahan nomor kartu
dan saldo.
Penggunaan credit card akan berstatus decline apabila pagu kredit sudah habis
atau penggunaan kartu melebihi pagu kredit yang diberikan.
Setiap kali bank menerbitkan credit card, kepada nasabah yang bersangkutan
dipelihara satu rekening dan ditentukan pagu kredit nasabah tersebut. Pagu ini
merupakan kewajiban bank terhadap nasabah bersangkutan untuk diberikan kredit.
Dengan demikian, pagu kredit akan diadministrasikan dalam rekening administratif.
Karena dalam akuntansi bank, menurut SKAPI, harus jelas terlihat kewajiban ini
yang dibukukan secara single entry, maka kewajiban yang bersyarat ini akan dibukukan
dalam rekening administratif sisi kredit.
Sebagai contoh, apabila Bank Omega - cabang Jakarta telah mengotorisasi untuk
menerbitkan credit card “VISA” atas nama Tn. Santoso depagu kredit sebesar Rp.
5.000.000. Suku bunga diasumsikan sebesar 22% setahun. Pada saat penerbitan credit
card, akan dibukukan sebagai berikut :
Rekening administratif ini akan tetap tidak berubah sepanjang saldo nasabah
credit card tidak berubah atau tidak dipergunakan. Rekening ini akan dibukukan untuk
setiap nasabah dan dibukukan kedalam buku besar secara berumpun.
Pada saat pembebanan annual fee sebesar Rp. 100.000 atas beban rekening Tn.
Santoso, oleh Bank Omega akan dibukukan sebagai berikut.
Pembebanan biaya annual fee ini akan mengurangi pagu kredit yang diberikan
dan akan mengakibatkan tagihan Bank Omega kepada nasabah yang bersangkutan.
Informasi Nasabah
Karena dengan media bantu komputer, saldo atau pagu setiap nasabah credit card
dapat diketahui dengan cepat dan pasti setiap saat diperlukan. Untuk mengetahui berapa
besar pagu kredit dapat langsung diambil dari saldo rekening administratifnya, seperti
tampak sebagai berikut.
Apabila sebulan kemudian, Tn. S. dating hendak melunasi hutangnya sebesar Rp.
340.000 ditambah dengan bunga terhutang secara tunai, maka Bank Omega - Jakarta
akan membukukan sebagai berikut:
Dalam hal tagihan bank kepada nasabah credit card tidak dibayar penuh. maka
terhadap saldo yang outstanding akan diperhitungkan bunga dengan perhitungan bunga
majemuk. Cara perhitungan bunga majemuk (bunga berbunga), dilakukan dengan rumus
sebagai berikut.
(1 + i) * Sisa Debitur
Saldo rekening nasabah akan bertambah terus dengan sejumlah bunga yang
diperhitungkan atas dasar saldo terakhir dari rekening nasabah yang bersangkutan.
Kepada nasabah dapat saja diberikan tambahan pagu credit card yang telah
didasarkan pada pertimbangan tertentu. Bila terjadi penambahan pagu kredit, yang harus
dilakukan adaiah menambah besarnya rekening administratif dan langsung
diadministrasikan kedalam komputer.
Dengan demikian informasi mengenai pagu kredit ini sangat penting untuk
dimiliki oleh bank yang menerbitkan credit card dalam memproses setiap transaksi.
Melalui prosedur otorisasi, bank akan segera dapat mengetahui saldo setiap nasabah.
Salah satu kegiatan penanaman dana yang dilakukan oleh suatu bank adalah
menanamnya dalam bentuk penyertaan pada perusahaan lain, khususnya pada lembaga
keuangan. Bentuk penyertaan ini adalah penanaman dana bank dalam bentuk saham
perusahaan lain untuk tujuan investasi jangka panjang, baik dalam rangka pendirian, ikut
serta dalam lembaga keuangan lain, penyelamatan kredit aatu lainnya.
Penanaman dalam saham ini akan dicatat oleh bank menurut harga beli ditambah
dengan sejumlah biaya-biaya yang terjadi dalam transaksi pembelian tersebut. Seluruh
harga yang telah dibayarkan oleh suatu bank dalam rangka memiliki saham suatu
perusahaan lazimnya disebut dengan harga perolehan.
Pencacatan penanaman dalam bentuk penyertaan ini dilakukan dengan dua cara :
(1) equity method, dan (2) cost method. Kedua cara pencatatan ini akan berbeda satu
sama lain. Pemilihan cara pencatatan ini akan dipengaruhi oleh besarnya investasi atau
penyertaan yang dilakukan.
Equity method.
Apabila suatu perusahaan mempunyai investasi dalam saham dengan hak suara
pada perusahaan lain dalam jumlah yang memungkinkan perusahaan pemodal menguasai
atau mempengaruhi perusahaan lain tersebut, maka equity method akan lebih
mencerminkan hubungan ekonomis antara kedua perusahaan tersebut dibandingkan
dengan cost method.
Penyertaan bank pada lembaga keuangan lain dengan pangsa lebih dari 20 %
serta penyertaan yang berasal dari pengalihan kredit dicatat dengan equity method.
Dalam hal dividen yang diterima dalam bentuk saham (dividen saham) tidak
boleh dicatat sebagai penambah harga perolehan penyertaan dan tidak diakui sebagai
pendapatan. Penyertaan bank pada lembaga keuangan lain dengan pangsa sampai dengan
20 % akan dicatat dengan cost method.
Berikut ini diberikan contoh aplikasi penyertaan bank dalam bentuk saham pada
lembaga keuangan lain. Apabila Bank Omega membeli 1000 lembar saham PT.Bank
ABC @ Rp. 15.000 yang dibayarkan dengan cek giro Bank Lain, dan penyertaan
tersebut mencerminkan penyertaan Bank Omega dengan pangsa 16 %. Biaya-biaya
untuk pembelian saham tersebut dikeluarkan sebesar Rp. 200.000 yang dibayar tunai.
Transaksi ini akan dicatat dengan menerapkan cost method sebagai berikut :
secara fisik dari satu bank ke bank lain atau dari satu cabang ke cabang lain.
Dengan demikian, harga perolehan per lembar saham menjadi Rp. 15.200 (dari
Rp. 15.200.000 : 1.000). Apabila kemudian Pt. Bank ABC membagi dividen secara tunai
sebesar Rp 1.500 untuk setiap lembar saham, maka oleh Bank Omega akan dicatat
sebagai berikut :
Karena harga perolehan tidak bertambah, maka nilai (dari 15.200 : 1.200) bukan
lagi Rp. 15.200 per lembar harga perolehan semula. Jadi, saham dividen tidak akan
menambah harga perolehan saham melainkan akan menurunkan harga per lembar
saham.
Apabila Bank Omega membeli saham PT. Bank XYZ sebanyak 2.000 lembar
yang mencerminkan pangsa sebesar 35 % yang dibayar sebesar @ Rp. 18.000 tunai
ditambah dengan biaya perantara Rp. 350.000. Transaksi ini akan dicatat dengan jurnal
sebagai berikut :
Apabila kemudian pada akhir tahun PT. Bank XYZ mengumumkan laba sebesar
Rp 210.000.000, maka oleh Bank Omega akan dicatat sebagai berikut :
Apabila sebulan kemudian Bank XYZ membagi dividen tunai sebesar Rp. 3.000
untuk setiap lembar saham, maka oleh Bank Omega akan dicatat sebagai berikut :
Apabila pada tahun selanjutnya Bank XYZ menderita kerugian sebesar Rp.
120.000.000, maka oleh Bank Omega akan dicatat sebagai berikut :
Dalam operasional suatu bank, merupakan hal yang lazim apabila terjadi
pengalihan kredit dalam bentuk saham karena debitur tidak sanggup, lagi melunasi
kwajibannya. Dalam kasus ini, maka harga atau nilai saham yang harus dicatat oleh bank
adalah sebesar nilai wajar saham yang diterima. Nilai wajar saham atau harta adalah
nilai yang disepakati oleh kedua belah pihak. Dengan demikian, kadangkala terjadi
selisih antara nilai wajar saham dengan besarnya kredit yang dialihkan. Dalam hal terjadi
selisih ini akan dibebankan sebagai laba-rugi pada periode pengalihan kredit tersebut
dilakukan.
Pencatatan penyertaan dari pengalihan kredit ini tetap dapat mempergunakan cost
atau equity method yang akan dipengaruhi pangsa saham yang diterima dari pengalihan
tersebut.
Sebagai contoh, apabila PT. Buana, nasabah Bank Omega, tidak dapat
mengembalikan kredit investasi sebesar Rp. 120 juta datang hendak memberikan 12.000
saham biasa yang mencerminkan pangsa sebesar 45 % dengan nilai wajar yang disetujui
sebesar Rp. 2.500 per lembar saham, akan dicatat oleh Bank Omega sebagai berikut.
Pengertian
Aktiva tetap adalah yang dimiliki oleh bank yang pemilikannya ditujukan untuk
tidak dijual kembali, melainkan untuk dipergunakan dalam rangka menunjang
operasional perbankan sehari-hari.
Aktiva tetap yang dimiliki oleh suatu bank dapat meliputi jenis-jenis sebagai berikut :
1) Tanah
Tanah yang dipergunakan untuk membangun gedung bank atau tanah yang dibeli
oleh suatu bank yang belum sempat dipergunakan, atau tanah yang diambil alih
dari kredit.
2) Gedung
Gedung yang dikapaki oleh bank untuk operasional maupun gedung yang diambil
alih dari kredit.
3) Inventaris
Semua peralatan kantor seperti funiture, peralatan kerja, dan peralatan lainnya
yang dipakai dalam operasional sehari-hari
4) Kendaraan
Semua jenis kendaraan yang dipergunakan untuk operasional bank.
5) Komputer
Semua jenis komputer yang dipergunakan oleh bank dalam operasional sehari-
hari. Komputer yang dipergunakan dapat berasal dari pembelian dan sewa (lease)
yang dikapitalisir menjadi aktiva tetap.
NERACA
Aktiva
Cabang
Tetap Rp. 80 Jt Cabang
Jakarta
Aktiva Surabaya
Tetap Aktiva
Rp. 500 Jt Tetap
Rp. 300 Jt
Cabang Jakarta
Perincian
Tanah Rp. 100 Jt
Per Cabang Gedung Rp. 100 Jt
Invent Rp. 100 Jt
Jkt
Inventaris Rp. 100 Jt
Pembelian
Setiap kali pembelian aktiva akan dicatat pada sisi debet dari aktiva tetap yang
bersangkutan. Rekening ini akan tetap outstanding sepanjang tidak ada penjualan aktiva
tetap atau habis disusutkan.
Sebagai contoh, Bank Omega – Jakarta membeli sebuah tanah dan gedung di
jakarta untuk dijadikan cabang pembantu. Harga gedung setelah ditambah dengan
sejumlah biaya pengurusan tanah dan notaris sebesar Rp. 900.000.000. Bank Omega
membayar pembelian gedung ini dengan bilyet giro Bank Indonesia kepada PT. Tofer.
Oleh Bank Omega – Jakarta akan dibubukan sebagai berikut :
Perbaikan
Penambahan nilai aktiva tetap yang dilakukan akan menambah nilai aktiva tetap
yang bersangkutan. Sebagai contoh apabila terjadi penambahan bangunan atau perluasan
bangunan, maka sejumlah pengeluaran yang telah dilakukan sepanjang mengenai
penambahan tersebut akan digolongkan dan dicatat sebagai aktiva tetap.
Perbaikan aktiva tetap akan dilihat besar kecilnya pengeluaran tersebut dengan
mempertimbangkan dampak perbaikan tersebut terhadap umur aktiva tetap. Bila
pengeluaran tersebut hanya bersifat perbaikan rutin atau perbaikan kecil-kecil, akan
digolongkan dan dicatat sebagai biaya perbaikan (maintenance expenses).
Penyusutan pada dasarnya adalah alokasi biaya atas aktiva tetap yang telah
dipergunakan dalam operasional perusahaan. Karena suatu perusahaan telah membeli
aktiva tetap yang semula telah dicatat sebagai aktiva, pemakaiannya harus dibebankan
sejumlah biaya yang merupakan alokasi sebagian dari biaya aktiva tetap yang telah dibeli
tersebut.
Cara perhitungan aktiva tetap bervariasi menurut jenis aktiva dan umurnya. Untuk
aktiva bergerak, seperti kendaraan, akan disusutkan lebih cepat dibanding dengan aktiva
tetap gedung yang tidak bergerak. Hal ini didasarkan pada sifat dari aktiva tetap tersebut
yang dipengaruhi oleh faktor keusangannya.
Metode Penyusutan
Cara menyusutkan aktiva tetap akan bergantung pada metode perhitungan yang
diterapkan. Beberapa metode penyusutan aktiva tetap dapat dijabarkan sebagai berikut.
Metode Sum-Of-the-Years-Digit
Digit Tahun
(Nilai Perolehan – Residu x Jumlah Digit Tahunan )
N ! atau n [ ]
n+ 1
2
Aplikasi Penyusutan
Atas aktiva tetap yang telah dimiliki oleh Bank Omega cabang Jakarta diadakan
penyusutan dengan perincian sebagai berikut.
Besarnya Penyusutan/tahun :
- Gedung Kantor……………………………… 5%
- Kendaraan…………………………………… 20 %
Nilai Sisa :
- Gedung Kantor……………………………… Rp. 100.000.000
- Kendaraan (Daihatsu)………………………. Rp. 7.000.000
- Kendaraan (Toyota)………………………… Rp. 5.000.000
Harga Beli :
Ayat jurnal yang dibuat untuk mencatat penyusutan ini adalah sebagai berikut :
Hibah
Sebagai contoh, Bank Omega – cabang jakarta mendapat hibah berupa sebuah
Jeep Toyota dari Bank BCA. Nilai pasar ditaksir sebesar Rp. 3.000.000 oleh Bank
Omega – cabang Jakarta akan dibukukan sebagai berikut :
Rekening Modal Sumbangan ini akan turut diperhitungkan dalam sebagai kelompok
modal bank dalam perhitungan capital adequacy ratio (CAR).
Penjualan aktiva tetap oleh suatu perusahaan tidak untuk diperjualbelikan. Akan
tetapi terhadap aktiva tetap yang dianggap sudah tidak produktif atau tidak ekonomis lagi
dapat saja dijual oleh bank yang bersangkutan.
Dalam hal penjualan aktiva tetap, seluruh akumulasi penyusutan dari aktiva tetap
yang bersangkutan akan dinihilkan dengan cara mendebetkan rekening tersebut. Selisih
antara harga jual dan nilai buku dari aktiva tetap yang dijual tersebut akan diakui sebagai
keuntungan atau kerugian dari penjualan aktiva tetap.
Aktiva tetap :
Selain jenis-jenis aktiva yang telah dibahas, dalam bank ada beberapa jenis aktiva
yang dimiliki. Tidak semua bank memiliki jenis aktiva berikut ini, hal ini tergantung dari
jenis produk yang ditawarkan dan nasabah yang dimiliki. Pembahasan pada kali ini
ditujukan kepada aktiva dalam bentuk kredit bea siswa dan kredit delegasi.
Kredit bea siswa merupakan satu produk yang dijual oleh suatu bank kepada
pihak ketiga, yaitu nasabah, selama nasabah tersebut menjalankan atau menikmati
pendidikan. Pelunasannya dilakukan pada saat nasabah tersebut tama pendidikan dan
telah bekerja sehingga memiliki kesanggupan untuk melunasi hutangnya. Pelunasan
lainnya dapat dilakukan secara berkala apabila kredit sekaligus diberikan dimuka.
Sifat Transaksi :
Akuntansi untuk kredit bea siswa akan dibedakan saat pencatatannya untuk
pemberian kredit dan setiap kali terjadi pelunasan cicilan. Pada saat pelunasan harus
diakui adanya pendapatan bunga (revenue recognition) dan penerimaan cicilan yang akan
mengurangi hutang pokok nasabah.
Besarnya cicilan dan pokok bunga setiap bulannya diperhitungkan sebagai berikut.
Cicilan Sisa
Bln Cicilan Bunga
Pokok Hutang
1 Rp. 59.785,77 18.000 41.785,77 1.758.214,23
2 Rp. 59.785,77 17.582,14 42.203,63 1.716.010,60
3 Rp. 59.785,77 17.160,11 42.625,66 1.673.384,94
4 Rp. 59.785,77 16.733,85 43.051,92 1.630.333,02
5 Rp. 59.785,77 16.303,33 43.482,44 1.586.850,58
6 Rp. 59.785,77 15.868,51 43.917,26 1.542.933,32
7 Rp. 59.785,77 15.429,33 44.356,44 1.498.576,88
dst
Tabel diatas harus dipersiapkan selama 3 tahun atau 36 bulan. Dari tabel tersebut
terlihat bahwa bunga yang dibayarkan setiap bulan akan semakin kecil sedangkan jumlah
cicilan pokok akan semakin besar setiap bulannya. Pada akhir bulan ke 36 besarnya
cicilan akan sama dengan cicilan pokok.
Pada bulan ke 1 yaitu pada saat menerima pelunasan cicilan pertama akan dicatat
dengan ayat jurnal sebagai berikut :
Ayat jurnal tersebut akan sama tetapi dengan jumlah rupiah yang berbeda.
KREDIT DELEGASI
Salah satu jenis produk kredit yang dijual oleh suatu bank adalah kredit delegasi.
Kredit delegasi merupakan pelimpahan wewenang penggunaan dana debitur yang telah
direalisasikan yang dipergunakan untuk tujuan tertentu oleh pihak yang ditunjuk oleh
nasabah debitur tersebut.
Pada saat pertujuan kredit akan dicatat penerimaan-penerimaan yang berasal dari
provisi, sedangkan pagu yang diberikan harus dicatat dalam rekening administratif. Ayat
jurnal untuk transaksi diatas adalah sebagai berikut.
Dalam kredit delegasi harus jelas tersurat pihak yang diberi wewenang untuk
menarik kredit yang telah disetujui atas nama nasabah tertentu. Setiap penarikan akan
menambah saldo debitur dari nasabah yang bersangkutan. Transaksi penarikan dapat saja
dilakukan pada cabang lain dilokasi nasabah mendapat kredit delegasi berada.
Sebagai contoh, Sdr. Hadi yang merupakan pihak yang diberi wewenang untuk
menarik kredit delegasi, kemudian menarik kredit secara tunai sejumlah Rp. 2.000.000 di
cabang Bandung. Oleh cabang Bandung akan dibukukan dengan ayat jurnal sebagai
berikut :
Oleh Cabang Jakarta, selaku cabang yang memberikan kredit, transaksi ini akan
dibubukan dengan ayat jurnal.
Pada saat ini rekening administratif juga harus dikurangi dengan jumlah sebesar
Rp. 2.000.000 karena pagu akan berkurang. Ayat jurnal yang dibuat adalah sebagai
berikut.
Terhadap saldo kredit delegasi akan dikenakan bungan yang harus ditanggung
oleh nasabah yang menyetujui kredit tersebut. Bunga tersebut harus dicatat sebagai
pendapatan bungan untuk periode berjalan. Perhitungan dan ayat jurnal untuk mencatat
bunga bulanan dilakukan dengan cara sebagai berikut :
Pada saat nasabah melunasi bunga tersebut akan dicatat dengan ayat jurnal sebagai
berikut.
Kredit yang dilunasi akan mengurangi saldo kredit debitur nasabah yang
bersangkutan dan akan dicatat pada sisi kredit. Sisa bunga yang belum terbayar harus
diperhitungkan dan diterima oleh bank.
Sebagai contoh, diasumsikan seluruh kredit yang telah ditarik sebesar Rp.
5.000.000 dan hendak dilunasi secara tunai setelah pelriode satu tahun. Oleh Bank
Omega – cabang jakarta harus memperhitungkan jumlah yang harus diterima yang terdiri
dari hutang pokok dan bunga.
Oleh Bank Omega – cabang jakarta akan dicatat dengan ayat jurnal sebagai berikut.