Anda di halaman 1dari 52

LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING

AKUNTANSI PENANAMAN DANA BANK

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON


Jl. Pemuda No. 32 Telp. (0231) 206558 Cirebon 45132
Website : http://www.unswagati-crb.ac.id
Email : unswagati@unswagati-crb.ac.id
Tahun Akademik 2013-2014

Telah diperiksa dan disahkan pada tanggal :

...............................................

Mengetahui,
Dosen Bank & Lembaga Keuangan

Irwan Sutirman, S.E.,M.M.,Ak

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN Hlm. 1


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan


rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Sehingga kami dapat menyelesaikan
penulisan buku laporan Bank dan Lembaga Keuangan ini dengan baik. Dan kami
juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang berada di kampus.

Khususnya kepada Bapak Irwan Sutirman Wahdiat sebagai dosen mata


kuliah Bank dan Lembaga Keuangan yang telah memberikan kesempatan kepada
kami untuk menjelaskan materi yang berjudul Penanaman Dana di Bank.

Tidak lupa juga, kami mengucapkan terima kasih kepada ketua jurusan
Akuntansi Ibu Rawi, S.E., M.Si,Akt, serta rekan-rekan yang telah membantu dalam
penulisan laporan ini.

Laporan ini disusun berdasarkan kegiatan yang dilakukan selama mengikuti


kegiatan belajar mengajar di kampus dengan berbagai masukan dan saran dari
semua pihak yang terkait, serta pengalaman yang semakin berkembang di
lingkungan pendidikan maupun di lingkungan kampus.

Tujuan laporan ini disusun adalah mahasiswa mampu mencari alternatif


pemecahan masalah Bank dan Lembaga Keuangan lebih luas dan mendalam,
melatih mahasiswa dalam berpikir aktif, aspiratif dan secara kritis.

Kami sebagai penyusun memohon maaf apabila dalam penyusunan buku


laporan ini terdapat kesalahan. Kami juga menyadari bahwa laporan ini masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami membuka saran dan kritiknya dari
berbagai pihak demi sempurnanya laporan ini. Kami sangat menghargai saran dan
kritik yang dapat membangun dalam penyusunan buku laporan untuk selanjutnya
yang lebih baik.

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN Hlm. 2


Semoga laporan ini bermanfaat bagi semua pihak dan dapat berguna di
kemudian hari. Atas perhatian dan masukannya kami ucapkan terima kasih.
Semoga Allah selalu memberikan yang terbaik bagi kita semua dan selalu dalam
lindungan-Nya.

Cirebon, 23 September 2013

PENYUSUN

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN Hlm. 3


DAFTAR ISI
Hal
Lembar Pengesahan Dosen Pembimbing…………………………………………. 1
Kata Pengantar.............................................................................................................. 2
Daftar isi....................................................................................................................... 4

A. Akuntansi Penanaman Dana Bank……………………………………………….. 6

B. Kas dan Bank……………………………………………………………………... 7


1.1. Remise…………………………………………...……………………. 7
1.2. Penanaman Alat Likuid Dalam Rekening Bank Lainnya…………..… 8

C. Surat Berharga……………………………………………………………………. 10
1.1. Jenis Surat Berharga……………………………...…………………… 10
1.2. Akuntansi Surat Berharga…………………………………...………… 10
1.3. Akuntansi Pembelian Surat Berharga………………………...……….. 11
1.4. Obligasi………………………………………………………...……… 11
1.5. Surat Berharga Dalam Pasar Uang……………………………...…….. 15
1.6. Penilaian Terhadap Surat Berharga……………………...……………. 16

D. Kredit Yang Diberikan…………………………………………………………… 18


1.1. Sistim Pencatatan Administrasi Kredit………………………...……… 18
1.2. Jenis Kredit Yang Diberikan Oleh Bank……………………...………. 19
1.3. Akuntansi Untuk Kredit………………………………………...…….. 19
1.4. Persetujuan Dan Pemberian Pagu Kredit………………………….. … 19
1.5. Penarikan Kredit……………………………….…………………….. 20
1.6. Perhitungan Bunga……………………………..……………………. 21
1.7. Pelunasan Pokok Pijaman…………………….……………………... 24
1.8. Wanprestasi Nasabah Debitur………………………………….……. 25
1.9. Penilaian Debitur Pada Neraca………………..…………………….. 26

E. Kartu Kredit……………………………………………………………………... 28
1.1. Akuntansi Untuk Credit Card………………….………………........ … 28
1.2. Penerbitan Credit Card………………………….…………………… 29
1.3. Pembebanan Annual Fee……………………….………………......... 30
1.4. Informasi Nasabah…………………………….…………………….. 30
1.5. Pembayaran Tagihan Credit Card…….……………………………..… 31
1.6. Bila Pembayaran Nasabah Credit Tidak Penuh………….................. … 31
1.7. Penambahan Pagu Kredit………………………………………......... 31

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN Hlm. 4


F. Penyertaan……………………………………………………………………….. 33
1.1. Perbedaan equity dan cost method………………………………… … 33
1.2. Penyertaan Dalam Saham………………………………………….... 34
1.3. Penyertaan Dari Pengalihan Kredit………………………………….… 36

G. Aktiva Tetap……………………………………………………………………... 38
1.1. Akuntansi Aktiva Tetap…………………………………………...… 38
1.2. Pembelian……………………………………………………..……… 39
1.3. Perbaikan………………………………………………………..…… 40
1.4. Penyusutan………………………………………………………..…. 41
1.5. Aplikasi Penyusutan………………………………………………… 43
1.6. Hibah…………………………………………………………………. 43
1.7. Penjualan Aktiva Tetap…………………………………………….... 44
1.8. Penyajian Dalam Neraca…………………………………………….. 45

H. Aktiva Lainnya…………………………………………………………………... 46
1.1. Kredit Bea Siswa………………..…………………………………… 46
1.2. Kredit Delegasi……………..………………………………………… 48

Daftar Pustaka……………………………………………………………………….. 52

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN Hlm. 5


AKUNTANSI PENANAMAN DANA BANK

Pada bagian ketiga telah dibahas akuntansi untuk sumber dana yang berada pada
sisi passiva neraca. Pada bagian ini akan dibahas mekanisme akuntansi pada sisi aktiva
yang menyangkut penanaman dana pada lembaga-lembaga keuangan, penanaman dana
dalam bentuk perkreditan, dan penanaman dana dalam aktiva tetap.

Penanaman dana yang harus dilakukan bertujuan untuk menciptakan pendapatan


bank melalui penciptaan aktiva produktif yang menghasilkan. Besarnya penempatan
dana harus selalu diperhitungkan oleh tiap bank agar pendapatan yang dihasilkan dapat
membayar biaya dana yang telah dipergunakan, menutupi kebutuhan biaya operasional
atau overhead, resiko yang diperhitungkan, dan sejumlah margin atau laba yang
dikehendaki.

Karena penanaman dana erat kaitannya dengan pendapatan bunga yang


dihasilkan, pembahasan dalam bagian ini menyangkut pos-pos aktiva dan pendapatan.

Jenis penanaman dana ini antara lain : remise atau pengiriman uang antar cabang
dalam suatu bank, penanaman pada bank-bank lain dalam bentuk giro, deposito
berjangka, call money, deposits on call, surat-surat berharga, serta penanaman dana
dalam bentuk kredit.

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN Hlm. 6


KAS DAN BANK

Penanaman uang kas untuk tujuan operasional harus diperhitungkan atas dasar
kebutuhan dana rata-rata uang tunai setiap hari. Kebutuhan uang tunai yang melonjak
pada hari-hari tertentu dapat disediakan dari persediaan dalam rekening penempatan
dana pada bank-bank lain. Dengan demikian besarnya penempatan alat likuid dalam
bentuk tunai maupun penempatan pada beberapa bank harus dilakukan dengan
memperhitungkan kebutuhan minimum dan syarat minimum yang harus dipelihara oleh
suatu bank.

Berkenaan dengan syarat minimum alat likuid yang harus ada, semua bank
diwajibkan untuk mempertahankan saldo giro minimal di Bank Indonesia sebesar 5 %
dari dana masyarakat yang dimiliki. Oleh sebab itu, setiap bank harus memiliki informasi
akuntansi yang akurat akan posisi dana masyarakat.

Tujuan dari memelihara minimum alat likuid ini adalah selain untuk memelihara
likuiditas juga untuk menghindari terjadinya over atau underliquid, memanfaatkan
kelebihan dana untuk dapat disalurkan kepada aktiva yang dapat menciptakan
pendapatan.

REMISE

Remise adalah pengiriman uang secara pisik dari suatu bank ke bank lain atau
dari satu cabang ke cabang lainnya. Lazimnya remise dilakukan antar cabang suatu bank.

Akuntansi Untuk Remise

Akuntansi untuk transaksi remise diperlukan pada saat pengiriman uang pisik ke
cabang atau pada saat penerimaan uang pisik di cabang.
Sebagai contoh Bank Omega – Jakarta mengirim uang secara pisik sebesar Rp.
500.000.000 tunai kepada Bank Omega – Bandung disebabkan kebutuhan alat likuid di
cabang tersebut. Oleh Bank Omega – Jakarta akan dibukukan :

D : RAK – Cabang Bandung..………….….………...…………......... Rp. 500.000.000


K : Kas……………….…….………...………………………………. Rp. 500.000.000

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN Hlm. 7


Oleh Bank Omega – Bandung, setelah menerima uang secara pisik tersebut akan
dibukukan :

D : Kas…...………….….………...…………..................................... Rp. 500.000.000


K : RAK – Cabang Jakarta….…….……..………………………….. Rp. 500.000.000

PENANAMAN ALAT LIKUID DALAM REKENING BANK LAINNYA

Akuntansi penanaman pada bank lain meliputi saat penanaman, saat penerimaan
atau perhitungan bunga, saat pencairan.

Sebagai contoh, apabila Bank Omega – Jakarta membeli deposito berjangka Bank
ABC sebesar Rp. 200.000.000 suku bunga 24% setahun, jangka waktu 3 bulan.
Disamping itu Bank Omega – Jakarta menempatkan sebagian dananya pada Bank XYZ –
Jakarta untuk call money sebesar Rp. 400.000.000 dengan suku Bunga sebesar 30 %
setahun, dana dapat ditarik sewaktu-waktu. Bank Omega juga menempatkan uangnya
pada Bank RST – Jakarta dalam bentuk deposits on call sebesar 450.000.000 suku bunga
26 % setahun, jangka waktu 2 bulan. Pembayaran kepada lembaga keuangan tersebut di
atas dilakukan atas beban rekening giro Bank Omega – Jakarta pada Bank Indonesia.
OLeh Bank Omega – Jakarta dibukukan sebagai berikut :

D : Bank-Bank Lain – Deposito Berjangka – Rekening Bank ABC –


Jakarta………………………………………………………………… Rp. 200.000.000
D : Bank-Bank Lain – Call Money – Rekening Bank XYZ – Jakarta
………………………………………………………………………… Rp. 400.000.000
D : Bank-Bank Lain – Deposits On Call – Rekening Bank RST –
Jakarta………………………………………………………………… Rp. 450.000.000
D : Bank Indonesia – Giro………………………………………………... Rp. 1.050.000.000

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN Hlm. 8


Penerimaan bunga secara berkala pada akhir bulan pertama diterima oleh Bank
Omega dan langsung dibukukan pada rekening giro Bank Omega – Jakarta di masing-
masing bank tersebut.

D : Bank Lain – Giro – Rekening Bank ABC……………………….… Rp. 4.000.000


D : Bank Lain – Giro – Rekening Bank XYZ…………………………. Rp. 10.000.000
D : Bank Lain – Giro – Rekening Bank RST…………………………. Rp. 9.750.000
K : Pendapatan Bunga Penempatan – Deposito Berjangka…………… Rp. 4.000.000
K : Pendapatan Bunga Penempatan – Call Money……………………. Rp. 10.000.000
K : Pendapatan Bunga Penempatan – Deposits On Call……………… Rp. 9.750.000

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN Hlm. 9


SURAT BERHARGA

Salah satu bentuk penanaman uang yang dilakukan uang yang dilakukan oleh
suatu bank adalah penanaman dalam bentuk surat-surat berharga yaitu instrument-
instrumen yang ada dalam pasar uang. Penanaman ini bersifat sementara dan
dimaksudkan untuk dijual kembali setelah diproyeksikan adanya keuntungan dari surat
berharga tersebut.

Standar Akuntansi Keuangan mengatur perlakukan akuntansi untuk surat-surat


berharga yang segera dapat dijual merupakan bentuk penyertaan sementara dalam rangka
pemanfaatan dana yang tidak digunakan. Karena sifatnya yang sementara ini, penyertaan
ini harus mempunyai sifat sebagai berikut : (i) mempunyai pasaran dan dapat
diperjualbelikan dengan segera; (ii) dimaksudkan untuk dijual dalam jangka waktu dekat
bila terdapat kebutuhan dana untuk kegiatan umum perusahaan; (iii) tidak dimaksudkan
untuk menguasai perusahaan lain.

Berbeda dengan penyertaan jangka panjang yang tujuannya adalah untuk


menguasai perusahaan lain, pada penyertaan sementara ini dimaksudkan hanyalah untuk
pemanfaatan dana berlebih yang belum dapat disalurkan kedalam sektor yang
menguntungkan yang menjadi usaha utama suatu bank.

JENIS SURAT BERHARGA

Jenis-jenis surat berharga yang dimiliki oleh suatu bank dalam jangka waktu yang
relatif pendek antara lain : surat pengakuan hutang, wesel, saham, obligasi, sekurites
kredit, atau setiap derivatif dari surat berharga atau kepentingan lain atau suatu
kewajiban dari penerbit, dalam bentuk yang lazim diperdagangkan dalam pasar uang dan
pasar modal.

AKUNTANSI SURAT BERHARGA

Akuntansi untuk surat berharga meliputi pembelian, penjualan, penilaian, dan


segi-segi khusus seperti pengungkapan (disclosure) dan lainnya.

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN Hlm. 10


Akuntansi Pembelian Surat Berharga

Pembelian setiap jenis surat berharga yang dilakukan ileh suatu bank harus
dicatat menurut harga beli yang telah disejutui dengan penjualan dan semua biaya-biaya
yang terjadi dalam transaksi pembelian tersebut, seperti komisi broker dan lainnya akan
termasuk dan dicatat dalam harga surat berharga.

Karena terdapat berbagai jenis surat berharga yang dimiliki oleh suatu bank, perlu
penjelasan lebih lanjut mengenai tata cara akuntansi pembeliannya.

Obligasi

Dalam hal pembelian Surat Berharga berupa Obligasi, yang dibeli diantara
tanggal pembayaran bunga, maka pembayaran bunga tersebut bukan merupakan bagi
dari harga perolehan, tetapi dimasukan dalam pos pendapatan bunga. Perbedaan antara
harga perolehan dengan nilai nominal obligasi diakui sebagai pendapatan atau beban
yang ditangguhkan dan diamortisasikan selama jangka waktu obligasi yang
bersangkutan.

Sebagai contoh, apabila pada tanggal 31 Juli Bank Omega membeli selembar
obligasi PT. Jasa Marga yang berjangka waktu 10 tahun dengan nilai nominal 10 juta
pada kurs sebesar 98 dan suku bunga sebesar 15 % setahun dibayarkan setiap tanggal 1
Juni dan 1 Desember. Perhitungan bunganya dilakukan sebagai berikut :

Bunga yang belum dibayar = 2/12 * 15% * Rp. 10 juta


= Rp. 250.000,-

Harga perolehan = 98% * Rp. 10 juta ……………………….. = Rp. 9.800.000


Harga Nominal ………………………………………………... = Rp. 10.000.000
Pendapatan Yang Ditangguhkan …………………………...... = Rp. 200.000

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN Hlm. 11


D : Surat Berharga – Obligasi……………………………………….… Rp. 10.000.000
D : Pendapatan Bunga Obligasi…………….…………………………. Rp. 250.000
K : Pendapatan Premi Obligasi Yang Ditangguhkan…….…………… Rp. 250.000
K : Kas…………………………………………...……………………. Rp. 10.050.000

Pembayaran untuk bunga sehubungan dengan obligasi yang diperoleh diantara


tanggal pembayaran bunga harus dinyatakan terpisah dari harga perolehannya.

Secara berkala sampai 10 tahun pendapatan premi obligasi yang ditangguhkan


tersebut akan diamortisasikan kedalam pendapatan. Rekening ini akan menjadi contra
account dineraca terhadap obligasi yang bersangkutan agar pencatatannya tetap
berdasarkan harga beli.

Pada tanggal 1 Desember, dimana terjadi pembayaran bunga oleh penerbit


obligasi, Bank Omega akan menerima bunga obligasi sebesar 6 bulan yakni Rp. 750.000
(dari Rp. 10 juta dikalikan bunga selama 6 bulan), dan akan dicatat dengan ayat jurnal
sebagai berikut.

D : Kas………………………………….….………...…………......... Rp. 750.000


K : Pendapatan Bunga Obligasi………………..…….………………. Rp. 750.000

Pengaruh bersih dari pendapatan bunga obligasi ini adalah sebesar Rp. 500.000
yang merupakan pendapatan bunga nyata ditahun berjalan (Rp. 750.000 dikurangi Rp.
250.000).

Pada akhir tahun, 31 Desember, obligasi tersebut harus disajikan pada neraca dan
amortisasi dari pendapatan yang ditangguhkan tersebut di atas harus dilakukan.Sebagai
contoh, amortisasi sebesar Rp. 200.000 untuk periode selama 10 tahun harus
diamortisasikan. Karena tenggang waktu antara pemberlian 31 Juli hingga 31 Desember
adalah 6 bulan, maka amortisasi pendapatan yang ditagguhkan adalah 6/12 * Rp. 20.000
= Rp. 10.000. Jumlah ini akan mengurangi pendapatan yang ditangguhkan dan dicatat
dengan ayat jurnal sebagai berikut.

D : Pendapatan Premi Obligasi Yang Ditangguhkan……..……......... Rp. 10.000


K : Pendapatan Premi Obligasi………………...…….………………. Rp. 10.000

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN Hlm. 12


Dengan demikian sisa rekening Pendapatan Premi Obligasi Yang Ditangguhkan
akan menjadi Rp. 190.000, dan dalam penyajiannya dalam neraca nilai obligasi menjadi
Rp. 9.810.000 seperti tampak sebagai berikut :

Surat Berharga – Obligasi ………………………………............ Rp. 10.000.000


Dikurangi : Pendapatan Premi Obligasi Yang Ditangguhkan….. Rp. 190.000
Nilai Perolehan …………………………………………………... Rp. 9.810.000

Apabila premi obligasi tersebut tidak dicatat, maka nilai yang disajikan dalam
neraca adalah langsung nilai perolehannya sebesar Rp. 9.800.000 (dari Rp. 10 juta
dikurangi Rp. 200.000). Dampak dari kedua pencatatan ini sama pada akhirnya, seperti
dijabarkan sebagai berikut :

Penyajian tanpa premi obligasi :


Nilai Perolehan ………………………………………………..... Rp. 9.800.000

Penyajian dengan premi obligasi :


Nilai Nominal …………………………………………………... Rp. 10.000.000
Dikurang Dengan Premi Obligasi ……………………………… Rp. 200.000
Nilai Perolehan …………………………………………………. Rp. 9.800.000

Setelah masa 10 tahun :


Nilai Nominal …………………………………………………... Rp. 10.000.000
Bila laku terjual sebesar………………………………………… Rp. 10.500.000
Keuntungan dari penjualan …………………………………….. Rp. 500.000

Keuntungan sebenarnya Rp. 700.000 ( harga jual Rp. 10.500.000 dikurangi nilai
perolehan Rp. 9.800.000) yang penyajiannya telah dilakukan dalam :

Akumulasi Pendapatan Premi Obligasi ……………………….. Rp. 200.000


Keuntungan dari penjualan ……………………………………. Rp. 500.000
Jumlah keuntungan sebenarnya ……………………………….. Rp. 700.000

Dengan demikian, pada akhirnya kedua cara pencatatan memperoleh hasil yang
sama.

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN Hlm. 13


Surat berharga yang hendak dijual memiliki harga pokok yang dapat dihitung
dengan mempergunakan metode first-in first out atau metode rata-rata. Hal ini dilakukan
terutama apabila terdapat lebih dari satu macam surat berharga obligasi atau portofolio.

Sebagai contoh, apabila obligasi PT. Jasamarga tersebut dijual setelah 8 bulan
dimiliki atau pada tanggal 1 Maret dengan harga 101, maka dilakukan penghitungan
sebagai berikut :

Harga jual = 101% * Rp. 10 juta ……………………………… Rp. 10.100.000


Bunga yang menjadi hak Bank Omega :
3/12 * 15% * Rp. 10 juta ……………………………………… Rp. 375.000
Jumlah Yang Harus Diterima ………………………………..... Rp. 10.475.000

Sisa premi obligasi :


Nilai Premi Awal ………………………………………………. Rp. 200.000
Jumlah Yang Telah Dialokasi :
8/12 * Rp. 20.000 ……………………………………………… Rp. 13.333

Sisa Premi Obligasi ……………………………………………. Rp. 186.667

Pengalokasian terakhir premi obligasi :


2/12 * Rp. 20.000 ……………………………………………... Rp. 3.333

Pengalokasian terakhir premi obligasi dicatat dengan ayat jurnal sebagai berikut :

D : Pendapatan Premi Obligasi Yang Ditangguhkan……..……......... Rp. 3.333


K : Pendapatan Premi Obligasi………………...…….………………. Rp. 3.333

Transaksi penjualan obligasi dicatat dengan ayat jurnal sebagai berikut :

D : Kas……………………...……………………………………….… Rp. 10.475.000


D : Pendapatan Premi Obligasi Yang Ditangguhkan…………………. Rp. 186.667
K : Pendapatan Premi Obligasi……………………..…….…………… Rp. 86.667
K : Surat Berharga – Obligasi..……………………..…………………. Rp. 10.000.000
K : Pendapatan Bunga Obligasi……………………………………….. Rp. 375.000
K : Keuntungan Dari Penjualkan Surat Berharga……………………... Rp. 100.000

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN Hlm. 14


Keuntungan riil dari penjualan obligasi dapat dihitung sebagai berikut :

Harga Jual ………………………………………………………… Rp. 10.100.000


Harga Perolehan ………………………………………………….. Rp. 9.800.000
Keuntungan Bersih ………………………………………………. Rp. 300.000

Yang dapat diperinci sebagai berikut :

Keuntungan dari penjualan surat berharga (diatas)…………….. Rp. 100.000


Alokasi keuntungan Premi Obligasi
31 Desember ………………. Rp. 10.000
1 Maret …………………….. Rp. 3.333 ……………….. Rp. 13.333

Sisa Premi Obligasi ……………………………………………... Rp. 186.667

Keuntungan Bersih ……………………………………………… Rp. 300.000

Surat Berharga Dalam Pasar Uang

Surat-surat berharga pasar uang yang dibeli dan dimiliki oleh suatu bank dapat
terdiri dari berbagai macam antara lain : Sertifikat Bank Indonesia, Surat Pengakuan
Hutang dari seorang nasabah yang kemudian dijual oleh bank kepada Bank Indonesia,
dan surat berharga lainnya.

Surat-surat berharga pasar uang yang dibeli dengan cara diskonto disajikan di
neraca sebesar nilai nominal dikurangi dengan bunga yang belum diamortisasi.

Sebagai contoh, apabila Bank Omega membeli Sertifikat Bank Indonesia(SBI)


dengan nominal Rp. 500 juta dengan suku bunga 12% setahun. Bunga SBI diterima
dimuka dan jangka waktu selama 2 bulan.Pembayaran dilakukan atas beban rekening
giro pada Bank Indonesia. Perhitungan diskonto bunga SBI ini dihitung sebagai berikut :

Pada waktu pembelian dicatat dengan ayat jurnal sebagai berikut.

Nominal SBI……………………………………………. Rp. 500.000.000


Diskonto SBI :
2/12 * Rp. 500.000.000 …………………………….…. Rp. 10.000.000
Dibayar ………………………………………………… Rp. 490.000.000

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN Hlm. 15


D : Surat Berharga – SBI……..……............................................... Rp. 500.000.000
K : Pendapatan Bunga SBI Yang Belum Diamortisasi…………... Rp. 10.000.000
K : BI – Giro………………………………………………………. Rp. 490.000.000

Pada saat akhir bulan pertama setelah pembelian SBI dilakukan pengalokasian
pendapatan bunga SBI sebagai berikut :

½ Rp. 10.000.000 …………………………………………… Rp. 5.000.000


D: Pendapatan Bunga SBI Yang Belum Diamortisasi ………. Rp. 5.000.000
K: Pendapatan Bunga SBI ……………………………………… Rp. 5.000.000

Dengan demikian, penyajian SBI dalam neraca setelah akhir bulan pertama
sebagai berikut L

Surat Berharga – SBI …………………………………………… Rp. 500.000.000


Dikurangi L
Pendapatan Bunga SBI yang Belum Diamortisasi ………..... Rp. 5.000.000
Nilai Bersih ……………………………………………………... Rp. 495.000.000

Bila pada waktu SBI jatuh tempo akan dicatat dengan ayat jurnal :

D : BI – Giro…………...……..……............................................... Rp. 500.000.000


D : Pendapatan Bunga SBI Yang Belum Diamortisasi…………... Rp. 5.000.000
K : Surat Berharga – SBI…………………………………………. Rp. 500.000.000
K : Pendapatan Bunga SBI……………………………………….. Rp. 5.000.000

Penilaian Terhadap Surat Berharga

Surat berharga yang dimiliki dalam portfolio haruslah dinilai menurut harga yang
nil. Surat berharga yang dapat segera dijual ini dinyatakan dalam neraca sebesar harga
perolehan atau harga terendah antara harga perolehan dan harga pasarnya (Cost or
market whichever is lower atau COMWIL). Selisih harga tersebut diakui sebagai
kerugian dengan mengkredit perkiraaan surat berharga yang bersangkutan atau perkiraan
penilaianya, yaitu “Penyisihan Untuk Penurunan Nilai Surat Berharga”. Peningkatan
harga pasar dikemudian hari akan mengurangi atau menghapus perkiraan penilaian
tersebut melalui koreksi terhadap perkiraan penilaiannya tersebut.

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN Hlm. 16


Penyisihan yang dibentuk untuk menutup kemungkinan terjadinya kerugian dari
penanaman tersebut disajikan sebagai pos pengurang (offsetting account) dari
penanaman tersebut.

Sebagai contoh, apabila Bank Omega memiliki portfolio surat berharga sebesar
harga perolehan Rp. 125.000.000 dan kemudian setelah dilakukan penilaian harga pasar
bernilai Rp. 115.000.000, maka kerugian ini akan dibukukan dengan ayat jurnal sebagai
berikut :

D : Biaya Kerugian Penurunan Nilai Surat Berharga……..……....... Rp. 10.000.000


K : Penyisihan Untuk Penurunan Nilai Surat Berharga……………. Rp. 10.000.000

Dengan demikian penyajian Surat Berharga dalam neraca akan disajikan dengan
nilai perolehannya dikurangui dengan sisa penyisihan akibat penurunan nilai dalam surat
berharga yang bersangkutan seperti tampak sebaga berikut :

Surat Berharga …………………………………………………… Rp. 125.000.000


Dikurangi :
Penyisihan Untuk Penurunan Nilai Surat Berharga ………...... Rp. 10.000.000
Surat berharga, Bersih …………………………………………… Rp. 115.000.000

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN Hlm. 17


KREDIT YANG DIBERIKAN

Hingga kini satu-satunya aktiva produktif yang sangat diandalkan oleh suatu bank yang
dapat menghasilkan pendapatan besar adalah Debitur atau lazim dikenal dengan kredit. Dari
neraca setiap bank umum dapat dijumpai bahwa kredit atau debitur merupakan komponen aktiva
terbesar dari seluruh jumlah aktiva yang dimiliki suatu bank. Dengan demikian, resiko yang
dihadapi oleh suatu bank sangat besar karena sangat mengandalkan aktiva dalam bentuk kredit ini.

Akuntansi untuk kredit atau debitur ini harus dilakukan dengan cermat agar mampu
memberikan infonmasi kredit kepada manajemen secara efektif. Setiap transaksi yang bersangkut
paut dengan debitur, seperti pembukaan rekening, penyetoran, penankan.perhitungan bunga.
perhitungan komisi atau provisi kredit, kemacetan maupun penyisihan debitur yang diragukan
haruslah dicatat dengan tepat waktu dan lengkap. Kesalahan dalam administrasi kredit dapat
menyebabkan informasi akuntansi yang keliru dan akan mengakibatkan pengambilan keputusan
yang keliru juga Ingat. Debitur merupakan aktiva terbesar yang dimiliki oleh suatu bank.

SISTIM PENCATATAN ADMINISTRASI KREDIT

Administrasi kredit harus ditata dengan sistim akuntansi yang cermat prinsipnya.
Manajemen harus dapat mengetahui berapa besar out stand- /hg kredit yang telah dibehkan
kepada nasabah dan berapa besar komitment kredit yang harus dibehkan kepada nasabah.
Komitment ini merupakan kewajiban bank kepada para nasabahnya. Sebagai ilustrasi,
benkui mi dijabarkan informasi yang harus disajikan oleh sistim administrasi kredit.

Disajikan dalam Disajika pada Disajikan dalam


Rekening Neraca Rekening
Administratif Administratif

Sisa Pagu
Besarnya Kredit
Kredit Yang Belum
Yang disetujui oleh
Manajemen Dipergunakan Oleh
(Pagu Kredit) Penarikan Debitur Nasabah

Komitmen Sisa Komitmen


Kredit Kredit

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN Hlm. 18


Besarnya komitment kredit harus selalu tampak dala administrasi. Sistim
akuntansi yang baik, akan mencatat komitment yang sudah dijalankan dan yang menjadi
sisa komitment tersebut dalam rekening administratif. Karena sisa komitment kredit
merupakan kewajiban bersyarat bagi bank, dimana akan menjadi aktiva apabila nasabah
mempergunakan fasilitas kredit ini, maka wajar apabila komitment ini dibukukan dalam
rekening administratif. Sebenarnya sisa komitment ini merupakan kelonggaran tarik
yang masih tersedia bagi nasabah kredit.

JENIS KREDITYANG DIBERIKAN OLEH BANK

Jenis kredit yang diberikan oleh suatu bank akan bergantung pada produk kredit
yang ditawarkannya. Bila dilihat dari segi penggunaanya, kredit dapat digolongkan
untuk keperluan investasi, modal kerja, profesi, dan sebagainya.Bila dilihat dari segi
jangka waktunya, kredit dapat digolonglan jangka pendek dan jangka panjang.

Setiap jenis kredit memiliki segi teknis administrasi yang berbeda. Akan tetapi
untuk akuntansi kredit, baik kredit untuk tujuan investasi atau modal kerja atau yang
lainnya, berlaku prinsip yang sama.

AKUNTANSI UNTUK KREDIT

Akuntansi untuk debitur meliputi beberapa prosedur pencatatan yang meliputi :


persetujuan dan pemberian pagu kredit, penarikan cek oleh nasabah debitur, pembeban
bunga debitur kepeda nasabah debitur, pelunasan pokok debitur, wanprestasi
pembayaran bunga oleh nasabah debitur, dan penilaian debitur pada neraca.

Khusus untuk pencatatan pendapatan bunga debitur, dapat dilakukan baik secara :
Cash basis maupun Accrual basis.Hal ini akn dibahas pada pembahasan pengakuan
pendapatan.

Persetujuan Dan Pemberian Pagu Kredit

Persetujuan untuk memberikan kredit dilakukan oleh manajemen dan harus


dicatat untuk memberikan informasi mengenai komitmen bank kepada nasabah. Pada
saat persetujuan untuk memberikan kredit ini harus pula diperhitungkan biaya-biaya
yang menjadi beban nasabah kredit.
Perhitungan pendapatan ini harus dibedakan dengan pendapatan bunga dari
kredit.Pendapatan ini lazim dikenal sebagai provisi kredit yang dihitung dari besarnya
ekspansi atau pagu kredit yang telah disetujui.
BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN Hlm. 19
Sebagai contoh, apabila manajemen Bank Omega - Jakarta telah menyetujui
pemberian kredit investasi kepada PT. Pizzaria sebesar Rp. 250.000.000 untuk rencana
expansi usaha dengan suku bunga sebesar Rp. 1.500.000, biaya materai dan lainnya Rp.
50.000, biaya notariat pada notary Andi sebesar Rp. 5.000.000 dibebankan dan dibayar
langsung oleh calon nasabah pada Bank Omega - Jakarta. Oleh Bank Omega - Jakarta,
komitmen ini segera dibukukan dengan ayat jurnal tunggal sebagai berikut:

K : Rek. Adm. Rupiah = Kredit Yang Telah Disetujui……………….. Rp. 50.000

Sedangkan untuk perhitungan provisi kreditnya akan dibukukan dengan ayat


jurnal sebagai berikut:

D : Giro – Rekening PT. Pizzaria…………………….……………. Rp. 250.000.000


K : Pendapatan Provisi Kredit……………………………………... Rp. 1.500.000
K : Persediaan Formulir Berharga………………………………… Rp. 50.000
K : Giro – Rekening Tn. Andi……………………………………… Rp. 5.000.000

Informasi komitmen kredit ini akan tetap outstanding pada neraca sebelum
seluruh kredit ditarik semua oleh nasabah yang bersangkutan.

Penarikan Kredit

Setiap kali terjadi penarikan debiturakan dibukukan dalam rekening efektif atau neraca dan
akan mengurangi komitmen yang telah dicatat dalam rekening administratif. Penjumlahan
rekening administratif dan saldo debet kredit yang diberikan akan merupakan besamya pagu kredit
yang telah disetujui oleh bank. Informasi ini senantiasa harus dipelihara oleh bank.

Sebagai contoh, apabila PT. Pizzaria kemudian menarik selembar cek debitur
yang telah disetujui sebesar Rp. 35.000.000 kepada PT. IVINA. Kemudian cek
disetorkan ke Bank Omega - Jakarta untuk keuntungan PT. MNA, nasabah Bank ABC -
Jakarta melalui kliring. Oleh Bank Omega - Jakarta dibukukan:

Transaksi ini akan mengurangi sisa komitmen Bank Omega kepada nasabah PT.
Pizzaria. Dengan demikian masih diperlukan ayat jurnal untuk mengurangi sisa
komitmen bank sebagai berikut.

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN Hlm. 20


D : Debitur – Rekening PT. Pizzario………………………….. Rp. 35.000.000
K : Bank Indonesia – Giro…………………………………….. Rp. 35.000.000

Transaksi ini akan mengurangi sisa komitmen Bank Omega kepada nasabah PT.
Pizzaria. Dengan demikian masih diperlukan ayat jurnal untuk mengurangi sisa
komitmen bank sebagai berikut :

D : Rek. Administratif Rupiah – Kredit


Yang Telah Disetujui……………………………………….. Rp. 35.000.000

Dengan demikian, sisa komitmen Bank Omega kepada nasabah PT. Pizzaria
adalah sebesar Rp. 215 juta (Rp. 250 juta dikurangi Rp 35 juta).

Bunga debitur yang harus diperhitungkan kepada nasabah PT. Pizzaria adalah
sebesar saldo kredit yang telah dipergunakan oleh nasabah bersangkutan dengan
memperhitungkan periode waktu atau lamanya waktu kredit yang telah dipergunakan.

Perhitungan Bunga.

Sebagaimana telah disinggung diatas, besarnya bunga yang harus diperhitungkan


kepada nasabah adalah lamanya hari kredit yang outstand-ing dan segera harus dicatat
dalam pembukukan bank.

Sebagai contoh apabila sampai akhir bulan, tidak ada mutasi lagi bagi PT.
Pizzaria, maka perhitungan bunga dilakukan sebagai berikut :

Saldo Outstanding ........................................... Rp. 35.000.000


Bunga :
(Rp. 35.000.000 x 28% x 30/360) ................. Rp. 816.667

Sekarang muncul masalah pencatatan bunga debitur. Dalam akuntansi


pendapatan bunga debitur, bank dihadapkan pada pemilihan pencatatn secara cash basis
atau accrual basis. Metode manapun yang akan diterapkan, setiap tanggai jauh bunga
haruslah diadakan pencatatan.
Pada prinsipnya pengakuan pendapatan bunga debitur dilakukan secara accrual
basis, kecuali untuk debitur yang diklasifikasikan sebagai non- performing loan, yakni
debitur yang digolongkan kurang lancar, diragukan, dan macet menurut kriteria Bank
Indonesia, akan diterapkan pengakuan sebara cash basis.

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN Hlm. 21


Yang dimaksudkan dengan cash basis adalah bahwa pencatatan bunga kedalam
rekening pendapatan baru dilakukan pada saat diterima pembayaran dan nasabah.
Sedangkan accrual basis adaiah pencatatan bunga kedalam rekening pendapatan
ditakukan pada saat jatuh waktu.

Sebenarnya tujuan penerapan cash basis ini dilakukan karena hendak


menerapkan prinsip keberhati-hatian dalam mencatat pendapatan. Prinsip keberhati-
hatian ini dikaitkan dengan sifat dan resiko dalam non-performing loan. Hal ini wajar,
karena mengingat dampaknya terhadap laba-rugi bank dan pajak yang harus dibayarkan
sementara pendapatan yang akan diterima masih belum tentu diterima sekalipun sudah
jatuh waktu.

Melalui penerapan cash atau accrual basis dapat mengukur kinerja debitur yang
bersangkutan. Dari sudut pendapatan bank, pada saat bunga debitur non-performing loan
jatuh waktu dan belum diterima pembayaran bunga metode pengakuan pendapatan
secara cash basis cenderung akan memperkecil pendapatan dan memperbesar rekening
administratif. Sedangkan metode pengakuan pendapatan secara accrual basis cenderung
memperbesar pendapatan bunga pada saat jatuh waktu sekalipun belum diterima
pembayaran.

Sebagai contoh, apabila pencatatan bunga secara acrrual basis, bunga dari PT.
Pizzaria dibukukan sebagai berikut:

D : Debitur – Tunggakan Bunga-


Rekening PT. Pizaaria……………………………………...... Rp. 816.667
K : Pendapatan Bunga Debitur…………….…………………….. Rp. 816.667

Dampak dari menerapkan accrual basis diatas adaiah bahwa (1) pendapatan bank
akan bertambah sebesar Rp. 816.66, dan (2) aktiva bertambah dengan jumlah yang sama.
Issue besar yang akan dihadapi Bank Omega adaiah kepastian akan diterimanya
pendapatan sebesar Rp. 816.667 tersebut. Hal ini juga akan membawa pengaruh
perhitungan rasio bank.

Sekalipun jurnal koreksi dapat dilakukan pada laba atau rugi bersih melalui prior
year adjusment di ikhtisar laba ditahan, tetapi sedikit banyak akan membawa
permasalahan dalam penyajian informasi kepada pihak ketiga.

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN Hlm. 22


Apabila debitur PT. Pizzaria tersebut merupakan non-performing loan maka
Bank Omega menerapkan metode pengakuan pendapatan bunga secara cash basis dan
akan dibukukan dengan ayat jurnal sebagai berikut.

D : Rekening Administratif – ………………………………………..


Nasabah Debitur Tunggakan Bunga-……………………….........
Rekening PT. Pizaaria……………………………………............ Rp. 816.667
K : Pendapatan Bunga Debitur…………….…………………….. Rp. 816.667

Tidak akan ada penambahan dalam aktiva maupun pendapatan bank. Hanyalah
rekening administratif yang akan bertambah sebagai akibat penerapan metode cash basis.
Rekening bersifat kontinjen yang akan berubah menjadi aktiva dan pendapatan bank
setelah nasabah debitur melunasi kewajibannya. Dengan demikian, perhitungan rasio dan
informasi yang disajikan mencerminkan keadaan yang sebenarnya, tidak over atau
understated.

Secara skematis hubungan penerapan accrual dan cash basis dapat dijabarkan
dalam gambar berikut ini.

Pelunasan Bunga.

Pelunasan bunga debitur akan dicatat oleh bank dan disesuaikan dengan
penerapan metode pencatatan yang dianut sewaktu mencatat bunga yang jatuh waktu.

Sebagai contoh, pada saat PT. Pizzaria melunasi hutang bunganya dengan
menyerahkan selembar cek dari Bank XYZ - Jakarta, oleh Bank Omega - Jakarta akan
dibukukan sebagai berikut:

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN Hlm. 23


Accrual Basis :

D : Bank Indonesia - Giro ……………………………………...... Rp. 816.667


K : Debitur Tunggakan Bunga –
Rekening PT. Pizzaria………..…………….……..………….. Rp. 816.667

Dengan demikian pendapatan akan memperlihatkan gambaran yang benar setelah


diterimanya pelunasan bunga dan aktiva tidak lagi overstated.

Cash Basis:
Penerimaan pelunasan bunga dengan penerapan metode cash basis akan
dibukukan sebagai berikut.

D : Bank Indonesia - Giro ……………………………………...... Rp. 816.667


K : Pendapatan Bunga - Debitur………..……………..………….. Rp. 816.667

Dengan diterimanya pelunasan bunga, terhadap penunggakan bunga dalam


rekening administratif harus segera dinihilkan dengan mengembalikan ayat jurnal semula
sebagai berikut.

K : Rekening Administratif – Nasabah


Debitur Tunggakan Bunga Rekening
PT. Pizzaria……………………………………………………. Rp. 816.667

Dengan ayat jurnal diatas, gambaran posisi keuangan dan hasil operasi tetap
mencerminkan keadaan yang sebenarnya.

Pelunasan Pokok Pinjaman.

Apabila terjadi pelunasan kredit, setelah bunga terhutang diperhitungkan dan


dilunasi oleh nasabah debitur, maka pelunasan pinjaman pokok juga dibukukan dengan
cara mengkredit rekening nasabah yang bersangkutan.

Sebagai contoh bila PT. Pizzaria melunasi hutangnya kepada Bank Omega
Jakarta Rp. 10.000.000 tunai, oleh Bank Omega - Jakarta dibukukan:

D : Kas……………………………..………………………….. Rp. 10.000.000


K : Debitur – Rekening PT. Pizzaria………………………….. Rp. 10.000.000

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN Hlm. 24


Wanprestasi Nasabah Debitur

Bila terjadi wanprestasi dalam pelunasan pokok debitur, oleh Bank Omega -
Jakarta harus dicatat dan dibedakan rekeningnya dari debitur yang masih aktif.

Praktek kredit yang berjalan hingga sekarang harus membeda-bedakan


penggolongan kredit berdasarkan kolektibilitas. Kolektibilitas terdiri dari yang lancar
(standard), kurang lancar (substandard), diragukan (doubtful), dan macet (uncollectible).

Suatu kredit akan tetap digolongkan lancar apabila nasabah yang bersangkutan
tidak pernah melakukan penunggakan atau membayar kewajibannya dalam bentuk bunga
atau pinjaman pokok tepat pada waktunya.

Suatu kredit digolongkan menjadi kurang lancar apabila nasabah yang


bersangkutan sudah menunggak pelunasan bunga atau pokok pinjamannya. Penunggakan
kewajiban nasabah ini akan menurunkan peringkat kolektibilitasnya. Kriteria
menurunnya kolektibilitas dari lancar menjadi kurang lancar biasanya diserahkan pada
masing-masing bank. Misalnya, setelah menunggak lebih dari satu bulan akan
digolongkan menjadi kurang lancar.

Suatu kredit digolongkan menjadi diragukan apabila nasabah yang bersangkutan


tidak melunasi pinjaman serta bunganya setelah beberapa lama, misalnya lebih dari 6
bulan. Kredit yang digolongkan macet biasanya dilakukan apabila nasabah yang
bersangkutan tidak pernah atau tidak mampu lagi melunasi kewajibannya baik bunga
atau pokok pinjamannya.

Akibat dari penurunan kolektibilitas ini, akan berpengaruh kepada penilaian


debitur di neraca, yang dicerminkan dari semakin besarnya Penyisihan Debitur Yang
Diragukan. Semakin menurun kolektibiiitas perkreditan, semakin besar persentase
penyisihan debitur yang diragukan yang harus diperhitungkan.

Sebagai contoh apabila PT. Pizzaria tidak sanggup melunasi hutangnya pada saat
jatuh tempo sebesar Rp. 35.000.000, oleh Bank Omega - Jakarta debitur PT. Pizzaria ini
harus dipisahkan dari debitur yang lancar. Apabila PT. Pizzaria digolongkan sebagai
debitur yang diragukan atau kurang lancar, maka akan dibukukan dengan ayat jurnal
sebagai berikut.

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN Hlm. 25


D : Debitur Tunggakan Angsuran
Pokok – Rekening PT. Pizzaria ……..………………………. Rp. 35.000.000
K : Debitur – Rekening PT. Pizzaria…………………………...... Rp. 35.000.000

Rekening Debitur Tunggakan Angsuran ini akan tetap outstanding pada neraca
dan akan tetap diperhitungkan bunga (bunga majemuk) hingga nasabah melunasinya.

Tujuan dari memisahkan kelompok debitur ini adalah untuk menyajikan


informasi kepada manajemen mengenai besarnya debitur yang kurang lancar dan
diragukan, yang akan bermanfaat dalam menunjang keputusan yang akan diambil.

Rekening debitur Tunggakan Bunga ini akan disajikan dalam neraca dibawah
kelompok aktiva lainnya, bukannya sebagai aktiva jangka lancar maupun jangka
panjang. Dengan demikian, akan memberikan gambaran perhitungan rasio yang lebib
wajar dibanding apabila rekening ini digolongkan sebagai aktiva lancar atau aktiva
jangka panjang.

Penilaian Debitur Pada Neraca

Sebagaimana teiah disinggung diatas, penilaian debitur pada neraca akan


dilakukan atas dasar kolektibilitas debitur yang outstanding. Penyisihan dibebankan
kedalam ikhtisar laba-rugi dalam rekening Biaya Penyisihan Debitur Yang Diragukan.

Sebagai contoh apabila saldo debitur Bank Omega - Jakarta sebesar Rp.
20.000.000.000. yang terdiri dari:

Kolektibilitas I...................................................... Rp. 18.000.000.000

Kolektibiltas II...................................................... Rp. 2.000.000.000

Rp. 20.000.000.000

Penyisihan debitur ragu-ragu ditetapkan dengan persentase sebagai berikut:

Kol. I = 1% (Rp. 18.000.000.000*50%) = Rp. 90.000.000

Kol.II = 5% (Rp. 2.000.000.000 * 50%) . = Rp. 50.000.000

Rp.140.000.000

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN Hlm. 26


Besarnya penyisihan debitur yang diragukan sebesar Rp. 140.000.000 tersebut
harus dicatat dengan ayat jurnal sebagai berikut.

D : Biaya Debitur Ragu Rp. 140.000.000

K : Penyisihan Debitur Diragukan Rp. 140.000.000

Biaya debitur ragu-ragu akan disajikan pada ikhtisar laba-rugi yang akan
mengurangi laba usaha periode bersangkutan. Sedangkan rekening Penyisihan Debitur
Diragukan akan disajikan dalam neraca sebagai contra account dari debitur.

Apabila disajikan daiam neraca, rekening debitur akan tampak sebagai berikut.

Debitur (pokok) Rp. 20.000.000.000


Penyisihan Debitur Ragu (Rp. 140.000.000)
Bersih Rp- 19.860.000.000

Bila manajemen hendak mengetahui berapa besar dari outstanding Rp.


19.860.000.000 tersebut yang dapat tertagih, akuntansi dapat langsung menyajikanya
dengan memperhitungkan berapa besar saldo rekening debitur tunggakan bunga.

Dengan demikian, akuntansi harus senantiasa dapat menyajikan informasi debitur


yang akurat dan tepat waktu.

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN Hlm. 27


KARTU KREDIT

Debitur umum dalam bentuk kartu kredit yang diberikan hingga dewasa ini
merupakan andalan dalam bisnis perbankan di Indonesia. Debitur atau kredit merupakan
aktiva dengan porsi terbesar terhadap totai aktiva yang dimiliki oleh suatu bank.

Debitur yang berasal dari penerbitan kartu kredit (credit card) sekarang mulai
meningkat perannya dalam perkreditan suatu bank. Nasabah debitur ini diberikan suatu
kartu kredit yang merupakan fasilitas yang diberikan oleh suatu bank kepada nasabahnya
untuk menggunakan kredit yang telah disetujui melalui pembelian barang atau
pembayaran lainnya yang pelunasannya kepada bank penerbit kartu dapat dilakukan
secara berkala.

Credit Card ini memiliki pagu tertentu yang akan didasarkan pada pertimbangan
tertentu yang dilakukan oleh bank. Credit Card ini diterbitkan kebanyakan kepada
individu-individu selain kepada perusahaan tertentu yang diwakili oleh beberapa
karyawannya.

Pelunasan hutang oleh si pemegang credit card dapat dilakukan secara berkala.
Terhadap saldo credit card yang masih outstanding atau belum dilunasi akan dikenakan
bunga. Dalam hal nasabah credit card tidak mampu membayar, penerbit credit card
berhak untuk menarik kembali kartu tersebut bila keadaan memaksa.

Manfaat dari penerbitan credit card ini adalah selain dari segi penciptaan
keuntungan juga unsur promosi dari bank yang menerbitkannya, sehingga dapat
diharapkan peningkatan pangsa pasar.

AKUNTANSI UNTUK CREDIT CARD

Mekanisme pengoperasian credit card memiliki aspek control yang ketat, yang
lazimnya dilakukan validator. Melalui validator ini, penerima pembayaran credit card
dapat melakukan konfirmasi kepada pusat pengolahan data untuk mendapatkan otonsasi
pembayaran. Otonsasi ini sangat diperlukan untuk menjamin keabsahan dari credit card
yang bersangkutan karena ia akan berfungsi sebagai pengecekan keabsahan nomor kartu
dan saldo.

Penggunaan credit card akan berstatus decline apabila pagu kredit sudah habis
atau penggunaan kartu melebihi pagu kredit yang diberikan.

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN Hlm. 28


Akuntansi credit card dibedakan untuk persetujuan pemberian kredit . penarikan,
pelunasan,dan pembayaran kepada beneficiery. Pemberian kredit untuk setiap nasabah
credit card bersifat bersyarat (contingent). Untuk penerbit credit card diadministrasikan
dalam rekening administratif yang berguna untuk tujuan control terhadap penggunaan
pagu kredit yang diadministrasikan dengan komputer. Rekening administratif harus
disesuaikan bila ada penggunaan dan penyetoran credit card.

Masing-masing pemegang credit card memiliki satu rekening khusus yang


diadministrasikan berdasarkan nomor credit card. Nomor ini akan dijadikan dasar untuk
tujuan evaluasi kredit, seperti control terhadap pagu dan saldo outstanding yang
dilakukan dengan mekanisme komputer.

Penerbitan Credit Card

Setiap kali bank menerbitkan credit card, kepada nasabah yang bersangkutan
dipelihara satu rekening dan ditentukan pagu kredit nasabah tersebut. Pagu ini
merupakan kewajiban bank terhadap nasabah bersangkutan untuk diberikan kredit.
Dengan demikian, pagu kredit akan diadministrasikan dalam rekening administratif.

Karena dalam akuntansi bank, menurut SKAPI, harus jelas terlihat kewajiban ini
yang dibukukan secara single entry, maka kewajiban yang bersyarat ini akan dibukukan
dalam rekening administratif sisi kredit.

Sebagai contoh, apabila Bank Omega - cabang Jakarta telah mengotorisasi untuk
menerbitkan credit card “VISA” atas nama Tn. Santoso depagu kredit sebesar Rp.
5.000.000. Suku bunga diasumsikan sebesar 22% setahun. Pada saat penerbitan credit
card, akan dibukukan sebagai berikut :

K : Rek. Administratif Rupiah –


Credit Card Yang Diterbitkan………………………………… Rp. 5.000.000

Rekening administratif ini akan tetap tidak berubah sepanjang saldo nasabah
credit card tidak berubah atau tidak dipergunakan. Rekening ini akan dibukukan untuk
setiap nasabah dan dibukukan kedalam buku besar secara berumpun.

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN Hlm. 29


Pembebanan Annual Fee.

Pada saat pembebanan annual fee sebesar Rp. 100.000 atas beban rekening Tn.
Santoso, oleh Bank Omega akan dibukukan sebagai berikut.

D : Debitur Credit Card – Tuan Santoso……………………….. Rp. 100.000


K : Pendapatan Annual Fee Credit Card…………….………….. Rp. 100.000

Pembebanan biaya annual fee ini akan mengurangi pagu kredit yang diberikan
dan akan mengakibatkan tagihan Bank Omega kepada nasabah yang bersangkutan.

D : Rek. Administratif Rupiah –


Credit Card Yang Diterbitkan……………………………… Rp. 100.000

Penggunaan Credit Card

Apabila Tn. Santoso mempergunakan credit card yang dimilikinya untuk


membeli barang di Toko SJR sebesar Rp. 240.000, dan kemudian Toko SJR menyetor
Slip pembelian barang beserta dengan bukti lainnya kepada Sank Omega Jakarta untuk
disetorkan bagi keuntungan rekening gironya dengan dipotorig-komisi sebesar Rp.
5.000, oleh Bank Omega Jakarta akan membukukan sebagai berikut.

D : Rekening Administratif Rupiah-


Credit Card Yang Diterbitkan…………………….…………… Rp. .240.000
D : Debitur Credit Card – Tn. Santosa…………………………...... Rp. 240.000
K : Giro – Rekening Toko SJR…..………………………………… Rp. 235.000
K : Pendapatan Komisi Credit Card…………..…………………… Rp. 5.000

Informasi Nasabah

Karena dengan media bantu komputer, saldo atau pagu setiap nasabah credit card
dapat diketahui dengan cepat dan pasti setiap saat diperlukan. Untuk mengetahui berapa
besar pagu kredit dapat langsung diambil dari saldo rekening administratifnya, seperti
tampak sebagai berikut.

Sisa pagu kredit (rekening administratif) Rp. 4.660.000


Tagihan kepada Tn. S Rp. 340.000
Total pagu kredit Rp. 5.000.000

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN Hlm. 30


Pembayaran Tagihan Credit Card

Apabila sebulan kemudian, Tn. S. dating hendak melunasi hutangnya sebesar Rp.
340.000 ditambah dengan bunga terhutang secara tunai, maka Bank Omega - Jakarta
akan membukukan sebagai berikut:

Pokok Debitur Rp. 340.000


Bunga : 30/360 * 22% * Rph. 340.000 Rp. 6.233
Jumlah Debitur Rp. 346.233

D : Kas…………………………..…………………….…………… Rp. 346.000


K : Debitur Credit Card…………………………............................. Rp. 235.000
K : Pendapatan Bunga Credit Card………………………………... Rp. 5.000

Bila Pembayaran Nasabah Credit Tidak Penuh

Dalam hal tagihan bank kepada nasabah credit card tidak dibayar penuh. maka
terhadap saldo yang outstanding akan diperhitungkan bunga dengan perhitungan bunga
majemuk. Cara perhitungan bunga majemuk (bunga berbunga), dilakukan dengan rumus
sebagai berikut.

(1 + i) * Sisa Debitur

Saldo rekening nasabah akan bertambah terus dengan sejumlah bunga yang
diperhitungkan atas dasar saldo terakhir dari rekening nasabah yang bersangkutan.

Penambahan Pagu Kredit.

Kepada nasabah dapat saja diberikan tambahan pagu credit card yang telah
didasarkan pada pertimbangan tertentu. Bila terjadi penambahan pagu kredit, yang harus
dilakukan adaiah menambah besarnya rekening administratif dan langsung
diadministrasikan kedalam komputer.

Sebagai contoh, apabila Tn Santoso mengajukan permohonan untuk


meningkatkan pagu credit card menjadi Rp. 7.000.000 dan disetujui oleh credit officer
Bank Omega - Jakarta, maka akan dibukukan sebagai berikut.

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN Hlm. 31


Pagu Awai Rp. 5.000.000
Kenaikan Pagu Rp. 2.000.000
Pagu Baru Rp. 7.000.000

Pencatatan kedalam rekening administratif hanya dilakukan pada penambahan pagu


kredit saja, yaitu sebesar Rp. 2.000.000. ayat jurnalnya menjadi sebagai berikut.

D : Rek. Administratif Rupiah –


Credit Card Yang Diterbitkan……………………………… Rp. 2.000.000

Dengan demikian informasi mengenai pagu kredit ini sangat penting untuk
dimiliki oleh bank yang menerbitkan credit card dalam memproses setiap transaksi.
Melalui prosedur otorisasi, bank akan segera dapat mengetahui saldo setiap nasabah.

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN Hlm. 32


PENYERTAAN

Salah satu kegiatan penanaman dana yang dilakukan oleh suatu bank adalah
menanamnya dalam bentuk penyertaan pada perusahaan lain, khususnya pada lembaga
keuangan. Bentuk penyertaan ini adalah penanaman dana bank dalam bentuk saham
perusahaan lain untuk tujuan investasi jangka panjang, baik dalam rangka pendirian, ikut
serta dalam lembaga keuangan lain, penyelamatan kredit aatu lainnya.

Penyertaan bank pada perusahaan-perusahaan sudah tidak boleh dilakukan


kecuali pada lembaga keuangan dan penyertaan yang berasal dari penyelamatan kredit.

Penanaman dalam saham ini akan dicatat oleh bank menurut harga beli ditambah
dengan sejumlah biaya-biaya yang terjadi dalam transaksi pembelian tersebut. Seluruh
harga yang telah dibayarkan oleh suatu bank dalam rangka memiliki saham suatu
perusahaan lazimnya disebut dengan harga perolehan.

Pencacatan penanaman dalam bentuk penyertaan ini dilakukan dengan dua cara :
(1) equity method, dan (2) cost method. Kedua cara pencatatan ini akan berbeda satu
sama lain. Pemilihan cara pencatatan ini akan dipengaruhi oleh besarnya investasi atau
penyertaan yang dilakukan.

PERBEDAAN EQUITY DAN COST METHOD.

Equity method.

Apabila suatu perusahaan mempunyai investasi dalam saham dengan hak suara
pada perusahaan lain dalam jumlah yang memungkinkan perusahaan pemodal menguasai
atau mempengaruhi perusahaan lain tersebut, maka equity method akan lebih
mencerminkan hubungan ekonomis antara kedua perusahaan tersebut dibandingkan
dengan cost method.

Dengan equity method, investasi dicatat sebebar harga perolehannya untuk


kemudian didebet atau dikredit dengan bagian laba atau rugi perusahaan anak secara
proporsional. Dividen yang diterima dicatat mengurangi perkiraan investasi yang
bersangkutan. Dividen dalam bentuk saham yang diterima tidak mempengaruhi nilai
penyertaan yang bersangkutan.

Penyertaan bank pada lembaga keuangan lain dengan pangsa lebih dari 20 %
serta penyertaan yang berasal dari pengalihan kredit dicatat dengan equity method.

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN Hlm. 33


Cost Method

Dengan cost method, investasi dicatat sebesar harga perolehannya, sedangkan


dividen yang diperoleh dicatat sebagai pendapatan lain-lain. Perkiraan investasi jangka
panjang akan dikredit dalam hal terdapat penerimaan dividen yang merupakan
pembagian keuntungan yang berasal dari laba yang ditahan dari periode sebelum
penyertaan tersebut dilakukan atau jika perusahaan anak menderita kerugian yang sangat
material yang menyebabkan penurunan aktiva dan rentabilitas investee.

Dalam hal dividen yang diterima dalam bentuk saham (dividen saham) tidak
boleh dicatat sebagai penambah harga perolehan penyertaan dan tidak diakui sebagai
pendapatan. Penyertaan bank pada lembaga keuangan lain dengan pangsa sampai dengan
20 % akan dicatat dengan cost method.

PENYERTAAN DALAM SAHAM


Contoh Cost Method

Berikut ini diberikan contoh aplikasi penyertaan bank dalam bentuk saham pada
lembaga keuangan lain. Apabila Bank Omega membeli 1000 lembar saham PT.Bank
ABC @ Rp. 15.000 yang dibayarkan dengan cek giro Bank Lain, dan penyertaan
tersebut mencerminkan penyertaan Bank Omega dengan pangsa 16 %. Biaya-biaya
untuk pembelian saham tersebut dikeluarkan sebesar Rp. 200.000 yang dibayar tunai.
Transaksi ini akan dicatat dengan menerapkan cost method sebagai berikut :
secara fisik dari satu bank ke bank lain atau dari satu cabang ke cabang lain.

D : Penyertaan – PT. Bank ABC………………………………………. Rp. 15.200.000


K : Bank-Bank Lain – Giro……………………………………………. Rp. 15.000.000
K : Kas…………………………………………………………………. Rp. 200.000

Dengan demikian, harga perolehan per lembar saham menjadi Rp. 15.200 (dari
Rp. 15.200.000 : 1.000). Apabila kemudian Pt. Bank ABC membagi dividen secara tunai
sebesar Rp 1.500 untuk setiap lembar saham, maka oleh Bank Omega akan dicatat
sebagai berikut :

D : Kas…………………………………………………………………. Rp. 1.500.000


K : Pendapatan Lainnya……………………………………………....... Rp. 1.500.000

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN Hlm. 34


Bila tahun depan PT. Bank ABC membagi saham dividen (stock dividen)
sebanyak satu lembar untuk setiap lima lembar saham yang dimiliki, maka Bank Omega
akan menerima saham dividen sebesar 200 lembar (dari 1000 : 5). Penerimaan saham
dividen ini akan tidak akan menambah harga perolehan penyertaan dan tidak diakui
sebagai pendapatan. Dengan demikian, banyak saham yang dimiliki atas penyertaan Bank
Omega pada Bank ABC sebanyak 1.200 lembar.

Karena harga perolehan tidak bertambah, maka nilai (dari 15.200 : 1.200) bukan
lagi Rp. 15.200 per lembar harga perolehan semula. Jadi, saham dividen tidak akan
menambah harga perolehan saham melainkan akan menurunkan harga per lembar
saham.

Contoh Equity Method

Apabila Bank Omega membeli saham PT. Bank XYZ sebanyak 2.000 lembar
yang mencerminkan pangsa sebesar 35 % yang dibayar sebesar @ Rp. 18.000 tunai
ditambah dengan biaya perantara Rp. 350.000. Transaksi ini akan dicatat dengan jurnal
sebagai berikut :

D : Penyertaan – Bank XYZ…………………………………………… Rp. 36.350.000


K : Kas…………………………………………………………………. Rp. 36.350.000

Apabila kemudian pada akhir tahun PT. Bank XYZ mengumumkan laba sebesar
Rp 210.000.000, maka oleh Bank Omega akan dicatat sebagai berikut :

Bagian laba = 35 % x Rp. 210.000.000 = Rp. 73.500.000

D : Penyertaan – Bank XYZ…………………………………………… Rp. 73.500.000


K : Pendapatan Lainnya……………………………………………….. Rp. 73.500.000

Apabila sebulan kemudian Bank XYZ membagi dividen tunai sebesar Rp. 3.000
untuk setiap lembar saham, maka oleh Bank Omega akan dicatat sebagai berikut :

D : Kas…………………….…………………………………………… Rp. 12.000.000


K : Penyertaan – Bank XYZ…………………..……………………….. Rp. 12.000.000

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN Hlm. 35


Apabila tahun depan Bank XYZ membagi saham dividen, maka tidak akan dicatat
sebagai pengurang nilai penyertaan tetapi akan memperkecil nilai penyertaan per saham
seperti cost method.

Apabila pada tahun selanjutnya Bank XYZ menderita kerugian sebesar Rp.
120.000.000, maka oleh Bank Omega akan dicatat sebagai berikut :

Pangsa kerugian = 35 % x Rp. 120.000.000 = Rp. 42.000.000

D : Beban Kerugian Lainnya….……….….…………………………… Rp. 42.000.000


K : Penyertaan – PT. Bank XYZ………………..…………………….. Rp. 42.000.000

Dengan demikian, menurut equity method, rekening penyertaan akan mengalami


perubahan setiap kali anak perusahaan mendapatkan keuntungan atau menderita
kerugian. Harga perolehan dan penyertaan sudah tidak menyajikan jumlah yang
sebenarnya.

PENYERTAAN DARI PENGALIHAN KREDIT

Dalam operasional suatu bank, merupakan hal yang lazim apabila terjadi
pengalihan kredit dalam bentuk saham karena debitur tidak sanggup, lagi melunasi
kwajibannya. Dalam kasus ini, maka harga atau nilai saham yang harus dicatat oleh bank
adalah sebesar nilai wajar saham yang diterima. Nilai wajar saham atau harta adalah
nilai yang disepakati oleh kedua belah pihak. Dengan demikian, kadangkala terjadi
selisih antara nilai wajar saham dengan besarnya kredit yang dialihkan. Dalam hal terjadi
selisih ini akan dibebankan sebagai laba-rugi pada periode pengalihan kredit tersebut
dilakukan.

Pencatatan penyertaan dari pengalihan kredit ini tetap dapat mempergunakan cost
atau equity method yang akan dipengaruhi pangsa saham yang diterima dari pengalihan
tersebut.

Sebagai contoh, apabila PT. Buana, nasabah Bank Omega, tidak dapat
mengembalikan kredit investasi sebesar Rp. 120 juta datang hendak memberikan 12.000
saham biasa yang mencerminkan pangsa sebesar 45 % dengan nilai wajar yang disetujui
sebesar Rp. 2.500 per lembar saham, akan dicatat oleh Bank Omega sebagai berikut.

D : Pernyertaan – PT. Buana….……….….………...………………… Rp. 30.000.000


D : Kerugian Pengalihan Kredit………………..……………………... Rp. 90.000.000
K : Debitur………………………………………….............................. Rp. 120.000.000

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN Hlm. 36


Apabila pada periode selanjutnya PT. Buana menderita kerugian akan
memperkecil nilai penyertaan Bank Omega pada PT. Buana dan sebaliknya, apabila PT.
Buana mendapatkan keuntungan akan memperbesar nilai penyertaan tersebut dengan
pangsa masing-masing sebesar 45 persen.

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN Hlm. 37


AKTIVA TETAP

Aktiva tetap merupakan sarana bank untuk menjalankan operasional sehari-hari.


Tanpa aktiva tetap, suatu bank tidak mungkin untuk beroperasi. Aktiva tetap yang
dipergunakan oleh suatu bank dapat diperoleh dengan cara membeli atau menyewa.

Pengertian

Aktiva tetap adalah yang dimiliki oleh bank yang pemilikannya ditujukan untuk
tidak dijual kembali, melainkan untuk dipergunakan dalam rangka menunjang
operasional perbankan sehari-hari.

Aktiva tetap yang dimiliki oleh suatu bank dapat meliputi jenis-jenis sebagai berikut :
1) Tanah
Tanah yang dipergunakan untuk membangun gedung bank atau tanah yang dibeli
oleh suatu bank yang belum sempat dipergunakan, atau tanah yang diambil alih
dari kredit.

2) Gedung
Gedung yang dikapaki oleh bank untuk operasional maupun gedung yang diambil
alih dari kredit.

3) Inventaris
Semua peralatan kantor seperti funiture, peralatan kerja, dan peralatan lainnya
yang dipakai dalam operasional sehari-hari

4) Kendaraan
Semua jenis kendaraan yang dipergunakan untuk operasional bank.

5) Komputer
Semua jenis komputer yang dipergunakan oleh bank dalam operasional sehari-
hari. Komputer yang dipergunakan dapat berasal dari pembelian dan sewa (lease)
yang dikapitalisir menjadi aktiva tetap.

Akuntansi Aktiva Tetap

Akuntansi aktiva tetap dilakukan untuk pembelian, penyusutan, perbaikan,


penjualan, dan hibah.

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN Hlm. 38


Lazimnya, untuk setiap jenis aktiva tetap diselenggarakan administrasi sendiri.
Karena begitu banyaknya ragam dan jenis untuk setiap aktiva, biasanya diselenggarakan
buku-buku pembantu yang dipelihara untuk setiap cabang.
Sebagai contoh dapat dijabarkan sebagai berikut

NERACA
Aktiva
Cabang
Tetap Rp. 80 Jt Cabang
Jakarta
Aktiva Surabaya
Tetap Aktiva
Rp. 500 Jt Tetap
Rp. 300 Jt

Cabang Jakarta
Perincian
Tanah Rp. 100 Jt
Per Cabang Gedung Rp. 100 Jt
Invent Rp. 100 Jt
Jkt
Inventaris Rp. 100 Jt

Perincian Furniture Rp. 78 Jt


Per Jenis Aktiva Office
Stationary Rp. 22 Jt

Pembelian

Setiap kali pembelian aktiva akan dicatat pada sisi debet dari aktiva tetap yang
bersangkutan. Rekening ini akan tetap outstanding sepanjang tidak ada penjualan aktiva
tetap atau habis disusutkan.

Sebagai contoh, Bank Omega – Jakarta membeli sebuah tanah dan gedung di
jakarta untuk dijadikan cabang pembantu. Harga gedung setelah ditambah dengan
sejumlah biaya pengurusan tanah dan notaris sebesar Rp. 900.000.000. Bank Omega
membayar pembelian gedung ini dengan bilyet giro Bank Indonesia kepada PT. Tofer.
Oleh Bank Omega – Jakarta akan dibubukan sebagai berikut :

D : Aktiva Tetap – Gedung Kantor…….….………...…………......... Rp. 900.000.000


K : Bank Indonesia – Giro…….………………..……………………. Rp. 900.000.000

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN Hlm. 39


Contoh lain, Bank Omega juga membeli inventaris kantor dari PT. Berlian berupa
mobil sebanyak 2 buah masing-masing Daihatsu seharga Rp. 60.000.000 dan Toyota Rp.
40.000.000. Pembayaran dilakukan dengan cara pemindah-bukuan untuk keuntungan
rekening giro PT. Berlian. Bank Omega – Jakarta akan membukukan.

D : Aktiva Tetap – Kendaraan………….….………...…………......... Rp. 900.000.000


K : Giro – Rekening PT. Berlian.…….………...……………………. Rp. 900.000.000

Perbaikan

Disamping pembelian aktiva tetap yang akan menambah jumlah-jumlah aktiva


tetap, ada pengeluaran lain yang akan mempengaruhi mutasi aktiva tetap. Pengeluaran
tersebut adalah berupa penambahan dan perbaikan.

Penambahan nilai aktiva tetap yang dilakukan akan menambah nilai aktiva tetap
yang bersangkutan. Sebagai contoh apabila terjadi penambahan bangunan atau perluasan
bangunan, maka sejumlah pengeluaran yang telah dilakukan sepanjang mengenai
penambahan tersebut akan digolongkan dan dicatat sebagai aktiva tetap.

Perbaikan aktiva tetap akan dilihat besar kecilnya pengeluaran tersebut dengan
mempertimbangkan dampak perbaikan tersebut terhadap umur aktiva tetap. Bila
pengeluaran tersebut hanya bersifat perbaikan rutin atau perbaikan kecil-kecil, akan
digolongkan dan dicatat sebagai biaya perbaikan (maintenance expenses).

Akan tetapi, apabila pengeluaran untuk perbaikan terlalu besar untuk


dikelompokkan ke dalam biaya dan perbaikan tersebut akan berpengaruh memperpanjang
umur aktiva yang bersangkutan, pengeluaran ini akan dicatat sebagai penambahan aktiva
tetap yang bersangkutan.

Sebagai contoh, Bank Omega – cabang Jakarta mengeluarkan sejumlah biaya


untuk perbaikan gedung kantor berupa penambahan bangunan sebesar Rp. 75.000.000
dan biaya perbaikan mobil Daihatsu sebesar Rp. 200.000. Pembayaran untuk gedung
kantor dibayarkan dengan bilyet giro Bank ABC – Jakarta, dan pembayaran mobil
dilakukan secara tunai oleh Bank Omega – Jakarta akan dibukukan dengan ayat jurnal
D : Aktiva Tetap – Gedung Kantor…….….………...………….......... Rp. 75.000.000
D : Biaya Pemeliharaan - Kendaraan…….……..……………………. Rp. 200.000
BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN Hlm. 40
K : Bank Lain – Giro…………………………………………………. Rp. 75.000.000
K : Kas………………………………………………………………... Rp. 200.000
Penyusutan

Penyusutan pada dasarnya adalah alokasi biaya atas aktiva tetap yang telah
dipergunakan dalam operasional perusahaan. Karena suatu perusahaan telah membeli
aktiva tetap yang semula telah dicatat sebagai aktiva, pemakaiannya harus dibebankan
sejumlah biaya yang merupakan alokasi sebagian dari biaya aktiva tetap yang telah dibeli
tersebut.

Penyusutan merupakan beban terhadap laporan laba-rugi bank selama periode


tertentu. Beban ini harus sudah diperhitungkan paling lambat pada akhir tahun ke dalam
perhitungan paling lambat pada akhir tahun ke dalam perhitungan beban dan pendapatan.
Prinsip matching atau periodity diterapkan dalam hal ini.

Cara perhitungan aktiva tetap bervariasi menurut jenis aktiva dan umurnya. Untuk
aktiva bergerak, seperti kendaraan, akan disusutkan lebih cepat dibanding dengan aktiva
tetap gedung yang tidak bergerak. Hal ini didasarkan pada sifat dari aktiva tetap tersebut
yang dipengaruhi oleh faktor keusangannya.

Metode Penyusutan

Cara menyusutkan aktiva tetap akan bergantung pada metode perhitungan yang
diterapkan. Beberapa metode penyusutan aktiva tetap dapat dijabarkan sebagai berikut.

Metode Garis Lurus


Dalam metode ini aktiva tetap akan disusutkan dengan jumlah sama setiap
tahunnya dari nilai yang dapat disusutkan. Besarnya nilai penyusutan per tahun dapat
dihitungkan dengan cara sebagai berikut:

Nilai Perolehan−Nilai Residu


Umur AktivaTetap

Metode Saldo Penurunan Ganda

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN Hlm. 41


Dalam metode ini besarnya penyusutan aktiva tetap dihitung dari besarnya nilai
buku (book value) dari aktiva tetap yang bersangkutan. Nilai buku adalah harga
perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan aktiva tetap yang bersangkutan.

Perhitungan besarnya penyusutan per tahun yang akan dibebankan ke dalam


laporan laba-rugi dapat dijabarkan dengan formula sebagai berikut.

Persentase Penyusutan = Nilai Perolehan – Akumulasi Penyusutan

Besarnya tarif atau persentase penyusutan merupakan tarif semula dikalikan


dengan dua atau dikenal dengan tarif ganda. Besarnya penyusutan setiap tahunnya akan
semakin kecil.

Metode Sum-Of-the-Years-Digit

Metode ini akan memperhitungkan beban penyusutan berdasarkan nilai-nilai


angka digit yang menurun setiap tahunnya, sehingga beban penyusutan akan menurun
setiap tahun.

Besarnya penyusutan setiap tahunnya akan diperhitungkan dengan cara sebagai


berikut :

Digit Tahun
(Nilai Perolehan – Residu x Jumlah Digit Tahunan )

Besarnya jumlah tahunan dapat dihitung dengan cara sebagai berikut :

N ! atau n [ ]
n+ 1
2

Besarnya penyusutan tahun pertama akan berjumlah sebagai berikut :

(Nilai Perolehan – Residu) x [ ]


n
N!

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN Hlm. 42


Besarnya penyusutan tahun kedua dilakukan dengan cara yang sama hanya saja
pembilangnya dikurangi dengan satu (n-1). Demikian juga seterusnya untuk tahun-tahun
selanjutnya.

Penyusutan menurut metode saldo penurunan ganda dan sum-of-years-digit


merupakan metode penyusutan dipercepat.

Aplikasi Penyusutan

Atas aktiva tetap yang telah dimiliki oleh Bank Omega cabang Jakarta diadakan
penyusutan dengan perincian sebagai berikut.

Besarnya Penyusutan/tahun :
- Gedung Kantor……………………………… 5%
- Kendaraan…………………………………… 20 %

Nilai Sisa :
- Gedung Kantor……………………………… Rp. 100.000.000
- Kendaraan (Daihatsu)………………………. Rp. 7.000.000
- Kendaraan (Toyota)………………………… Rp. 5.000.000

Harga Beli :

- Gedung kantor = (Rp. 975.000.000 –


RPH. 100.000.000) x 5 %)……………… Rp. 43.750.000
- Kendaraan = (RPH. 100.000.000 –
RPH. 12.000.000 x 20 %)………………. Rp. 17.600.000

Besarnya penyusutan tahun berjalan………… ... Rp. 61.350.000

Ayat jurnal yang dibuat untuk mencatat penyusutan ini adalah sebagai berikut :

D : Biaya Penyusutan – Gedung Kantor…….….…...…………........... Rp. 43.750.000


D : Biaya Penyusutan - Kendaraan…….……..………………………. Rp. 17.600.000
K : Akumulasi Penyusutan – Gedung Kantor………………..……….. Rp. 43.750.000
K : Akumulasi Penyusutan Kendaraan……………………...……….... Rp. 200.000

Hibah

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN Hlm. 43


Hibah adalah pemberian yang dilakukan oleh pihak ketiga atas aktiva tetap yang
dimiliki pada bank. Hisab akan dicatat sebagai penambahan aktiva tetap dengan nilai
taksiran pasar yang wajar. Penerimaan hibah dalam bentuk aktiva tetap juga akan
digolongkan ke dalam kelompok modal dengan rekening Modal Sumbangan.

Sebagai contoh, Bank Omega – cabang jakarta mendapat hibah berupa sebuah
Jeep Toyota dari Bank BCA. Nilai pasar ditaksir sebesar Rp. 3.000.000 oleh Bank
Omega – cabang Jakarta akan dibukukan sebagai berikut :

D : Aktiva Tetap – Kendaraan………….….………...…………......... Rp. 3.000.000


K : Modal Sumbangan.…….………...………………………………. Rp. 3.000.000

Rekening Modal Sumbangan ini akan turut diperhitungkan dalam sebagai kelompok
modal bank dalam perhitungan capital adequacy ratio (CAR).

Penjualan Aktiva Tetap

Penjualan aktiva tetap oleh suatu perusahaan tidak untuk diperjualbelikan. Akan
tetapi terhadap aktiva tetap yang dianggap sudah tidak produktif atau tidak ekonomis lagi
dapat saja dijual oleh bank yang bersangkutan.
Dalam hal penjualan aktiva tetap, seluruh akumulasi penyusutan dari aktiva tetap
yang bersangkutan akan dinihilkan dengan cara mendebetkan rekening tersebut. Selisih
antara harga jual dan nilai buku dari aktiva tetap yang dijual tersebut akan diakui sebagai
keuntungan atau kerugian dari penjualan aktiva tetap.

Sebagai contoh, setelah disusutkan selama setahun. Mobil Daihatsu diputuskan


untuk dijual sebesar Rp. 50.000.000 tunai. Ayat jurnal untuk membukukan transaksi ini
adalah sebagai berikut :

Harga beli mobil Daihatsu…………………...……. Rp. 60.000.000


Akumulasi Penyusutan :
(Rp. 60.000.000 – Rp. 7.000.000) x 20 % x 1…... Rp. 10.600.000

Nilai Sisa…………………………………………... Rp. 49.400.000


Harga Jual…………………………………………. Rp. 50.000.000

Keuntungan dari jual mobil………………………. Rp. 600.000

Ayat jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah sebagai berikut :

D : Kas……………………………………….….…...…………........... Rp. 50.000.000


D DAN
BANK : Akumulasi
LEMBAGA Penyusutan
KEUANGAN- Kendaraan…….……..………………….
Hlm. 44 Rp. 10.000.000
K : Aktiva Tetap – Kendaraan………………………………..……….. Rp. 60.000.000
K : Keuntungan dari Penjualan Aktiva Tetap…………….....……….... Rp. 600.000
Keuntungan dari penjualan aktiva tetap ini akan dibubukan dalam kelompok
pendapatan non-operasional karena sifat transaksinya bukan merupakan operasional
utama dari Bank Omega.

Penyajian Dalam Neraca

Aktiva tetap harus disajikan dalam neraca berikut akumulasi penyusutannya.


Rekening akumulasi penyusutan akan disajikan sebagai pengurang (control account)
terhadap rekening aktiva tetap. Penyajian dalam neraca dapat dilakukan sebagai berikut :

Aktiva tetap :

Gedung Kantor……………………… Rp. 900.000.000


Kendaraan…………………………… Rp. 118.000.000
Akumulasi Penyusutan……………... (Rp. 50.750.000)
Aktiva Bersih…………………………………Rp. 967.250.000

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN Hlm. 45


AKTIVA LAINNYA

Selain jenis-jenis aktiva yang telah dibahas, dalam bank ada beberapa jenis aktiva
yang dimiliki. Tidak semua bank memiliki jenis aktiva berikut ini, hal ini tergantung dari
jenis produk yang ditawarkan dan nasabah yang dimiliki. Pembahasan pada kali ini
ditujukan kepada aktiva dalam bentuk kredit bea siswa dan kredit delegasi.

KREDIT BEA SISWA

Merupakan kewajaran bagi bank untuk memberikan bantuan kepada seseorang


yang karena kehendaknya ingin melanjutkan pendidikan di salah satu sekolah atau
perguruan tinggi. Bagi mereka yang tidak memiliki dana untuk melanjutkan pendidikan
tersebut dapat saja mencari bank yang menjual produk kredit khusus untuk para siswa
dimana kreditnya harus dipergunakan untuk tujuan pendidikan lanjutan.

Kredit bea siswa merupakan satu produk yang dijual oleh suatu bank kepada
pihak ketiga, yaitu nasabah, selama nasabah tersebut menjalankan atau menikmati
pendidikan. Pelunasannya dilakukan pada saat nasabah tersebut tama pendidikan dan
telah bekerja sehingga memiliki kesanggupan untuk melunasi hutangnya. Pelunasan
lainnya dapat dilakukan secara berkala apabila kredit sekaligus diberikan dimuka.

Sifat Transaksi :

Transaksi kredit bea siswa memiliki cara pembayaran sebagai berikut

1. Pemberian kredit sekaligus dimuka


2. Pelunasan secara berkala setiap bulannya
3. Cicilan per bulan dihitung berdasarkan time value of money
4. Pembukuan dibedakan antara cicilan pokok dan bunga

Akuntansi Kredit Bea Siswa

Akuntansi untuk kredit bea siswa akan dibedakan saat pencatatannya untuk
pemberian kredit dan setiap kali terjadi pelunasan cicilan. Pada saat pelunasan harus
diakui adanya pendapatan bunga (revenue recognition) dan penerimaan cicilan yang akan
mengurangi hutang pokok nasabah.

Perhitungan bunga dilakukan dengan cara perhitungan bunga majemuk, yaitu


terhadap saldo hutang nasabah diperhitungkan bunga berbunga,

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN Hlm. 46


Sebagai contoh seorang mendapatkan kredit bea siswa sebesar Rp. 1.800.000
jangka waktu 3 tahun dengan suku bunga 12 % setahun. Cicilan per bulan sebesar :

Besarnya cicilan dihitung dengan cara sebagai berikut :

Rp. 1.800.00 = PVA (36,12%) x Cicilan


Rp. 1.800.00 = 30,1075 x cicilan
Cicilan = Rp. 59.785,77

Besarnya cicilan dan pokok bunga setiap bulannya diperhitungkan sebagai berikut.

Table 1 Cicilan per bulan Rp. 59.785,77/bulan

Cicilan Sisa
Bln  Cicilan  Bunga 
Pokok  Hutang
 1 Rp. 59.785,77  18.000 41.785,77 1.758.214,23
 2 Rp. 59.785,77  17.582,14 42.203,63 1.716.010,60
 3 Rp. 59.785,77  17.160,11 42.625,66 1.673.384,94
 4 Rp. 59.785,77  16.733,85 43.051,92 1.630.333,02
 5 Rp. 59.785,77  16.303,33 43.482,44 1.586.850,58
 6 Rp. 59.785,77  15.868,51 43.917,26 1.542.933,32
 7 Rp. 59.785,77  15.429,33 44.356,44 1.498.576,88
dst        

Tabel diatas harus dipersiapkan selama 3 tahun atau 36 bulan. Dari tabel tersebut
terlihat bahwa bunga yang dibayarkan setiap bulan akan semakin kecil sedangkan jumlah
cicilan pokok akan semakin besar setiap bulannya. Pada akhir bulan ke 36 besarnya
cicilan akan sama dengan cicilan pokok.

D : Debitur – Bea Siswa Rupiah……….….………...…………......... Rp. 1.800.000


K : Kas…………….....…….………...………………………………. Rp. 1.800.000

Pada bulan ke 1 yaitu pada saat menerima pelunasan cicilan pertama akan dicatat
dengan ayat jurnal sebagai berikut :

D : Kas……………….….………...…………..................................... Rp. 65.074


K : Debitur – Bea Siswa……….………………..……………………. Rp. 38.074
K : Pendapatan Bunga – Bea Siswa………………………………….. Rp. 27.000

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN Hlm. 47


Pada bulan ke 2 yaitu pada saat menerima pelunasan cicilan kedua akan dicatat
dengan ayat jurnal sebagai berikut :

D : Kas……………….….………...…………..................................... Rp. 65.074


K : Debitur – Bea Siswa……….………………..……………………. Rp. 38.645
K : Pendapatan Bunga – Bea Siswa………………………………….. Rp. 26.429

Ayat jurnal tersebut akan sama tetapi dengan jumlah rupiah yang berbeda.

KREDIT DELEGASI

Salah satu jenis produk kredit yang dijual oleh suatu bank adalah kredit delegasi.
Kredit delegasi merupakan pelimpahan wewenang penggunaan dana debitur yang telah
direalisasikan yang dipergunakan untuk tujuan tertentu oleh pihak yang ditunjuk oleh
nasabah debitur tersebut.

Transaksi kredit dibedakan antara :

1. Pemberian kredit langsung diberikan kepada seorang nasabah.


2. Penarikan dilakukan oleh nasabah lain.
3. Penarikan dapat dilakukan pada cabang pemberi kredit atau cabang lain sebagai
cabang pembayar.
4. Penarikan dapat berupa kas atau pemindah bukuan.

Akuntansi Kredit Delegasi

Akuntansi untuk kredit delegasi meliputi beberapa peristiwa sebagai berikut :


1. Pada saat persetujuan atau pemberian kredit.
2. Pada saat penarikan.
3. Pada saat pelunasan.
Sebagai contoh, Tuan Bambang mendapatkan kredit delegasi dari Bank Omega – cabang
Jakarta sebesar Rp. 5.000.000 dengan bungan sebesar 19 % setahun. Jangka waktu kredit
setahun. Biaya provisi kredit sebesar Rp. 50.000

Pada Saat Persetujuan Kredit

Pada saat pertujuan kredit akan dicatat penerimaan-penerimaan yang berasal dari
provisi, sedangkan pagu yang diberikan harus dicatat dalam rekening administratif. Ayat
jurnal untuk transaksi diatas adalah sebagai berikut.

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN Hlm. 48


D : Kas………………………………….….………...…………......... Rp. 50.000
K : Pendapatan Komisi Provisi Kredit Delegasi…….………………. Rp. 50.000

K : Rekening Administratif Rupiah –


Kredit Delegasi Yang Telah Disetujui…………………..………. Rp. 5.000.000

Penarikan Kredit Delegasi

Dalam kredit delegasi harus jelas tersurat pihak yang diberi wewenang untuk
menarik kredit yang telah disetujui atas nama nasabah tertentu. Setiap penarikan akan
menambah saldo debitur dari nasabah yang bersangkutan. Transaksi penarikan dapat saja
dilakukan pada cabang lain dilokasi nasabah mendapat kredit delegasi berada.

Sebagai contoh, Sdr. Hadi yang merupakan pihak yang diberi wewenang untuk
menarik kredit delegasi, kemudian menarik kredit secara tunai sejumlah Rp. 2.000.000 di
cabang Bandung. Oleh cabang Bandung akan dibukukan dengan ayat jurnal sebagai
berikut :

D : RAK – Cabang Jakarta………….….….………...…………......... Rp. 2.000.000


K : Kas……………………………………………….………………. Rp. 2.000.000

Oleh Cabang Jakarta, selaku cabang yang memberikan kredit, transaksi ini akan
dibubukan dengan ayat jurnal.

D : Debitur Delegasi – Tn. Bambang………….….....…………......... Rp. 2.000.000


K : RAK – Cabang Bandung..……………………….………………. Rp. 2.000.000

Pada saat ini rekening administratif juga harus dikurangi dengan jumlah sebesar
Rp. 2.000.000 karena pagu akan berkurang. Ayat jurnal yang dibuat adalah sebagai
berikut.

D : Rekening Administratif Rupiah –


Kredit Delegasi Yang Telah Disetujui………….…....….............. Rp. 2.000.000

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN Hlm. 49


Perhitungan Bunga Bulanan

Terhadap saldo kredit delegasi akan dikenakan bungan yang harus ditanggung
oleh nasabah yang menyetujui kredit tersebut. Bunga tersebut harus dicatat sebagai
pendapatan bungan untuk periode berjalan. Perhitungan dan ayat jurnal untuk mencatat
bunga bulanan dilakukan dengan cara sebagai berikut :

Bunga bulan pertama = Rp. 2.000.000 x 19 % x 1/12


= Rp. 31.667

D : Tagihan Bunga Debitur Delegasi………...……...…………......... Rp. 31.667


K : Pendapatan Bunga Debitur Delegasi…………………….………. Rp. 31.667

Pada saat nasabah melunasi bunga tersebut akan dicatat dengan ayat jurnal sebagai
berikut.

D : Kas……………………………...………...……...…………......... Rp. 31.667


K : Tagihan Bunga Debitur Delegasi…..…………………….………. Rp. 31.667

Pelunasan Kredit Delegasi

Kredit yang dilunasi akan mengurangi saldo kredit debitur nasabah yang
bersangkutan dan akan dicatat pada sisi kredit. Sisa bunga yang belum terbayar harus
diperhitungkan dan diterima oleh bank.

Sebagai contoh, diasumsikan seluruh kredit yang telah ditarik sebesar Rp.
5.000.000 dan hendak dilunasi secara tunai setelah pelriode satu tahun. Oleh Bank
Omega – cabang jakarta harus memperhitungkan jumlah yang harus diterima yang terdiri
dari hutang pokok dan bunga.

Rp. 5.000.000 + (Rp. 5.000.000 x 19 %) = Rp. 5.950.000

Oleh Bank Omega – cabang jakarta akan dicatat dengan ayat jurnal sebagai berikut.

D : Kas……………….….………...…………..................................... Rp. 5.950.000


K : Tagihan Bunga Debitur Delegasi……….…..……………………. Rp. 950.000
K : Debitur Delegasi – Tn. Bambang…………………………..…….. Rp. 5.000.000

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN Hlm. 50


Dengan diterimanya pelunasan ini, maka kredit tersebut dinyatakan lunas dan ayat
jurnal administratif tidak usah lagi dibuat karena sudah bersaldo nihil melalui penarikan-
penarikan yang dilakukan oleh nasabah.

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN Hlm. 51


DAFTAR PUSTAKA

Lapoliwa, N.,SE.,Ak.,MBA. AKUNTANSI PERBANKAN. 2000.Jakarta:Institut Bankir


Indonesia

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN Hlm. 52

Anda mungkin juga menyukai