Anda di halaman 1dari 17

ANALISIS

EKONOMI
Materi
• Klasifikasi Biaya
• Struktur Biaya
• BEP
• Analisa Investasi
Klasifikasi Biaya
• Tangible – Intangible Cost
• Direct – Indirect Cost
• Variable – Fixed Cost
• Incremental – Marginal Cost
• Opportunity Cost
• Sunk Cost
• Depreciation
Tangible cost - Intangible cost
Tangible Cost (Biaya Berwujud):
• Tangible cost merujuk pada biaya yang dapat diukur secara fisik atau memiliki bentuk nyata
yang dapat diamati atau dirasakan.
• Contoh : biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya peralatan atau mesin, biaya sewa
tempat usaha, biaya transportasi, dan sejenisnya.
• Biaya berwujud dapat diperhitungkan secara langsung dan mudah diidentifikasi dalam
laporan keuangan, karena mereka memiliki nilai monete yang dapat diukur dalam unit mata
uang.
Intangible Cost (Biaya Tidak Berwujud):
• Biaya yang tidak memiliki bentuk fisik, tidak dapat diamati secara langsung atau memiliki
atribut yang sulit untuk diukur secara objektif.
• Contoh : biaya riset dan pengembangan, biaya pelatihan dan pengembangan karyawan, biaya
pemasaran dan promosi, biaya hak cipta atau paten, biaya merek dagang, biaya reputasi
perusahaan
• Biaya tidak berwujud sering kali lebih sulit untuk diukur secara akurat dan diidentifikasi
dalam laporan keuangan, dan cenderung mencerminkan investasi jangka panjang dalam
sumber daya immaterial yang memberikan manfaat pada masa depan.
Direct – Indirect Cost
Biaya Langsung (Direct Cost):
• Biaya yang dapat dengan langsung diatribusikan atau dihubungkan secara spesifik dengan
suatu produk, proyek, atau departemen tertentu.
• Mudah diidentifikasi dan diukur secara terpisah untuk setiap objek yang relevan. Misalnya,
biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik yang dapat diatribusikan
langsung ke suatu produk.
• Biaya langsung cenderung bervariasi sesuai dengan volume atau tingkat produksi.
Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost):
• Biaya yang tidak dapat secara langsung diatribusikan secara spesifik ke suatu produk, proyek,
atau departemen tertentu.
• Biaya ini umumnya terkait dengan fungsi umum atau aktivitas yang mendukung berbagai
kegiatan dalam organisasi, seperti biaya administrasi umum, biaya utilitas, biaya asuransi, dan
biaya penyusutan peralatan.
• Biaya tidak langsung biasanya diatribusikan ke objek biaya dengan menggunakan metode
alokasi atau estimasi berdasarkan faktor-faktor seperti jam kerja, biaya langsung terkait, atau
metode alokasi lainnya.
• Biaya tidak langsung cenderung tetap atau semi-tetap terlepas dari volume produksi atau
tingkat kegiatan.
Fixed – Variable Cost
Biaya Tetap (Fixed Cost):
• Biaya yang jumlahnya tetap atau tidak berubah dalam jangka waktu tertentu, terlepas dari volume
produksi atau tingkat kegiatan.
• Biaya ini biasanya berkaitan dengan sumber daya yang diperlukan untuk menjalankan operasi
bisnis, seperti biaya sewa gedung, gaji tetap karyawan, bunga pinjaman tetap, dan biaya asuransi
tetap.
• Biaya tetap bernilai konstan dalam jangka waktu yang ditentukan, meskipun volume produksi atau
tingkat kegiatan berubah.
• Biaya tetap dapat menjadi perhitungan penting dalam perencanaan anggaran dan analisis titik
impas (break-even analysis) karena mereka harus ditutupi sebelum laba dapat dicapai.
Biaya Variabel (Variable Cost):
• Biaya yang berubah sejalan dengan perubahan volume produksi atau tingkat kegiatan.
• Biaya ini berkaitan langsung dengan jumlah barang atau jasa yang diproduksi atau dijual. Contoh
biaya variabel termasuk bahan baku, tenaga kerja langsung per unit, biaya pemasaran, dan biaya
pengiriman.
• Biaya variabel meningkat atau menurun sejalan dengan peningkatan atau penurunan volume
produksi.
• Biaya variabel umumnya dianggap sebagai biaya yang dapat dihindari jika tidak ada kegiatan
produksi.
Incremental – Marginal Cost
Biaya Tambahan (Incremental Cost):
• Peningkatan total biaya yang terjadi akibat pengambilan keputusan tertentu atau perubahan dalam kegiatan.
• Biaya tambahan melibatkan perbandingan antara dua alternatif atau skenario untuk mengidentifikasi
perbedaan dalam biaya yang timbul karena perubahan tersebut.
• Biaya tambahan mempertimbangkan biaya yang ditambahkan atau dikurangi sebagai hasil langsung dari
tindakan atau keputusan yang diambil. Misalnya, biaya tambahan untuk memproduksi satu unit tambahan
produk, biaya tambahan untuk menambahkan satu pegawai baru, atau biaya tambahan untuk memperluas
fasilitas produksi.
• Perhitungan biaya tambahan dapat membantu dalam pengambilan keputusan yang informasinya didasarkan
pada perbedaan biaya antara pilihan yang tersedia.
Biaya Marjinal (Marginal Cost):
• Biaya tambahan yang timbul dari produksi atau penjualan satu unit tambahan dari suatu produk atau layanan.
• Biaya marjinal mencerminkan perubahan dalam biaya total ketika volume produksi atau tingkat kegiatan
ditingkatkan satu unit tambahan.
• Biaya marjinal sering kali dihubungkan dengan konsep utilitas marjinal, yaitu manfaat atau kepuasan
tambahan yang diperoleh dari unit tambahan tersebut.
• Perhitungan biaya marjinal dapat digunakan untuk membantu dalam pengambilan keputusan, seperti
menentukan tingkat produksi yang optimal atau mengevaluasi apakah peningkatan produksi lebih
menguntungkan daripada biaya tambahan yang dikeluarkan.
Opportunity Cost
• Opportunity cost (biaya kesempatan) , merujuk pada nilai atau manfaat yang
dikorbankan saat memilih satu alternatif dari alternatif terbaik lainnya. Secara
sederhana, opportunity cost adalah nilai yang hilang atau keuntungan yang
terlewatkan akibat memilih suatu pilihan daripada pilihan yang lain.
• Contoh : ketika perusahaan harus memilih antara menginvestasikan dana dalam
proyek A atau proyek B, opportunity cost-nya adalah manfaat yang hilang dari
proyek yang tidak dipilih. Selain itu, dalam konteks produksi, opportunity cost-nya
adalah nilai dari produk yang dapat diproduksi jika sumber daya dialokasikan
untuk produksi alternatif.
• Pemahaman tentang opportunity cost membantu dalam pengambilan keputusan
yang lebih rasional dan mempertimbangkan trade-off yang terlibat dalam setiap
pilihan. Dengan mempertimbangkan opportunity cost, kita dapat memperoleh
wawasan yang lebih baik tentang konsekuensi finansial dan nilai yang terkait
dengan pilihan yang diambil.
Sunk Cost
• Biaya atau investasi yang telah dikeluarkan dan tidak dapat dikembalikan atau diubah. Dalam
konteks keputusan bisnis, sunk cost adalah biaya yang sudah terjadi pada masa lampau dan tidak
dapat dipulihkan, terlepas dari tindakan atau keputusan yang diambil di masa depan.
• Karakteristik penting dari sunk cost adalah bahwa mereka sudah terjadi dan tidak dapat diubah,
sehingga tidak seharusnya menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan ke depan.
• Contoh : ketika seseorang membeli tiket pesawat untuk liburan, tetapi kemudian terpaksa
membatalkan perjalanan karena alasan yang tak terduga. Biaya tiket pesawat tersebut adalah
sunk cost karena uang telah dikeluarkan dan tidak dapat dikembalikan. Ketika
mempertimbangkan apakah harus tetap bepergian atau membatalkan perjalanan, seharusnya
tidak memperhitungkan biaya tiket pesawat yang sudah terjadi, karena biaya tersebut telah
menjadi "sunk" atau tenggelam.
• Dalam konteks bisnis, sunk cost dapat terkait dengan investasi modal, pengembangan produk,
proyek, atau strategi pemasaran. Jika suatu proyek atau investasi tidak berjalan sesuai rencana
dan telah menghabiskan banyak sumber daya dan dana, mengabaikan sunk cost dan fokus pada
manfaat dan biaya masa depan adalah pendekatan yang lebih rasional.
Depreciation
• Proses pengakuan dan alokasi biaya aset tetap selama masa manfaatnya. Ini mencerminkan
penurunan nilai aset tetap dari waktu ke waktu karena penggunaan, keausan, atau teknologi yang
kedaluarsa. Depresiasi merupakan konsep akuntansi yang penting dalam mencatat pengurangan
nilai aset dan mencerminkan kehilangan nilai tersebut dalam laporan keuangan.
• Beberapa poin penting tentang depreciation adalah:
1. Pengakuan Biaya: Depreciation mengakui biaya penggunaan aset tetap dan memperhitungkannya selama
periode waktu tertentu, seperti tahunan atau bulanan, sebagai pengurangan pendapatan.
2. Masa Manfaat: Depreciation dihitung berdasarkan estimasi masa manfaat aset. Masa manfaat mencerminkan
periode waktu yang diharapkan aset dapat memberikan manfaat ekonomi kepada perusahaan.
3. Metode Penyusutan: metode garis lurus (straight-line method), metode saldo menurun (declining balance
method), dan metode unit produksi (units of production method).
4. Pengaruh pada Laporan Keuangan: Depreciation mempengaruhi laporan keuangan dengan mengurangi laba
bersih dan nilai buku aset tetap dari waktu ke waktu. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk mencerminkan
penurunan nilai aset tetap dan menunjukkan biaya penggunaan mereka.
5. Tax Deduction: Depreciation juga memiliki implikasi pajak, di mana beberapa yurisdiksi memperbolehkan
perusahaan mengurangkan jumlah penyusutan dari pendapatan bruto mereka, yang mengurangi jumlah pajak
yang harus dibayarkan.
Struktur Biaya
1. Biaya Bahan Baku: Biaya bahan baku mencakup harga pembelian bahan baku yang digunakan dalam proses
produksi produk. Ini bisa termasuk biaya pembelian langsung dari pemasok, pengiriman, dan biaya lainnya
terkait dengan bahan baku tersebut.
2. Biaya Produksi: Biaya produksi mencakup semua biaya yang terkait dengan proses produksi barang. Ini
mencakup biaya tenaga kerja, biaya overhead pabrik, biaya mesin dan peralatan, biaya energi, dan biaya
pemeliharaan yang terkait dengan pembuatan produk.
3. Biaya Kualitas: Biaya kualitas meliputi biaya yang terkait dengan memastikan kualitas produk yang dihasilkan.
Ini meliputi biaya pengujian kualitas, biaya inspeksi, biaya perbaikan dan modifikasi produk yang tidak
memenuhi standar kualitas, serta biaya jaminan kualitas dan layanan pelanggan.
4. Biaya Penyimpanan dan Distribusi: Biaya penyimpanan dan distribusi meliputi biaya pergudangan, biaya
penyimpanan persediaan, biaya pengemasan, biaya pengiriman, biaya asuransi, dan biaya lainnya yang
terkait dengan proses penyimpanan dan pengiriman produk ke pelanggan.
5. Biaya Pemasaran dan Penjualan: Biaya pemasaran dan penjualan meliputi biaya promosi produk, biaya iklan,
biaya pemasaran digital, biaya saluran distribusi, biaya tim penjualan, biaya pelayanan pelanggan, dan biaya
lainnya yang terkait dengan pemasaran dan penjualan produk kepada pelanggan.
6. Biaya Administrasi dan Manajemen: Biaya administrasi dan manajemen meliputi biaya yang terkait dengan
manajemen perusahaan, termasuk gaji staf administrasi, biaya administrasi umum, biaya perencanaan
produksi, biaya pengelolaan keuangan, biaya pengadaan, dan biaya operasional kantor.
BEP
• BEP (Break-Even Point) adalah titik di mana pendapatan
atau hasil penjualan suatu produk atau layanan sama
dengan biaya total yang dikeluarkan untuk
memproduksinya. Perusahaan tidak menghasilkan
keuntungan maupun mengalami kerugian.
• Break-even point mengindikasikan titik di mana penjualan
mencukupi untuk menutupi semua biaya yang terkait
dengan produksi atau operasi bisnis.
• Faktor dalam perhitungan BEP :
• Biaya Tetap (Fixed Costs): Biaya yang tidak berubah dalam jangka
pendek, seperti sewa, gaji tetap, asuransi, dan biaya overhead
tetap lainnya.
• Biaya Variabel (Variable Costs): Biaya yang berubah sebanding
dengan volume produksi atau penjualan, seperti bahan baku,
tenaga kerja langsung, dan biaya produksi lainnya.
• Harga Jual Per Unit (Selling Price per Unit): Harga jual satu unit
produk atau layanan yang dihasilkan.
• Perhitungan BEP yang digunakan :
• BEP (dalam unit) = Total Biaya Tetap / (Harga Jual per Unit - Biaya
Variabel per Unit)
• BEP (dalam nilai uang) = (Total Biaya Tetap) / (1 - (Biaya Variabel
Total / Penjualan Total))
Evaluasi Investasi
1. Return on Investment (ROI):
Rasio yang mengukur keuntungan yang dihasilkan dari investasi dibandingkan dengan biaya investasi. Dalam penghitungan ROI,
keuntungan investasi dibagi dengan biaya investasi, kemudian hasilnya dikalikan dengan 100% untuk mendapatkan persentase
ROI. Semakin tinggi ROI, semakin menguntungkan investasi.
2. Net Present Value (NPV):
Metode yang menghitung nilai sekarang dari arus kas bersih yang diharapkan dari investasi. Dalam perhitungan NPV, arus kas
yang dihasilkan dikurangi dengan biaya investasi awal, dengan mempertimbangkan tingkat diskon yang sesuai. Jika NPV positif,
itu menunjukkan bahwa investasi menghasilkan nilai tambah.
3. Internal Rate of Return (IRR):
Tingkat pengembalian yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas masuk dan keluar dari investasi. IRR adalah tingkat diskon
yang membuat NPV investasi menjadi nol. Jika IRR melebihi tingkat diskon yang diterima atau target ROI perusahaan, maka
investasi dianggap layak.
4. Payback Period:
Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan kembali investasi awal. Ini adalah metode yang sederhana dan menghitung berapa
lama investasi akan menghasilkan arus kas yang sama atau melebihi biaya investasi. Semakin pendek periode pengembalian,
semakin baik investasi.
5. Sensitivity Analysis:
Variasi parameter penting yang dapat mempengaruhi hasil investasi, seperti tingkat pertumbuhan, harga, biaya produksi, dan
lainnya. Dengan melakukan analisis sensitivitas, Anda dapat memahami dampak perubahan dalam parameter ini terhadap hasil
investasi.
6. Risk Assessment:
Penilaian risiko yang terkait dengan investasi yang mengidentifikasi risiko potensial dan kemungkinan dampaknya terhadap
investasi. Dalam mengevaluasi investasi, penting untuk mempertimbangkan faktor risiko dan memastikan potensi keuntungan
sebanding dengan risiko yang dihadapi.
NPV
• Metode yang digunakan dalam analisis keuangan untuk mengevaluasi profitabilitas suatu
investasi atau proyek. NPV menghitung nilai bersih dari arus kas yang diharapkan dari
investasi dengan mempertimbangkan faktor waktu dan tingkat diskonto.
• Rumus dasar NPV adalah sebagai berikut:
NPV = Σ(CF_t / (1+r)^t) - C0
Keterangan:
• CF_t adalah arus kas yang dihasilkan pada periode waktu t.
• r adalah tingkat diskonto yang diterapkan.
• t adalah periode waktu yang relevan.
• C0 adalah biaya awal atau investasi awal yang dikeluarkan.
• Jika NPV positif, itu menunjukkan bahwa investasi atau proyek tersebut menghasilkan
nilai tambah atau keuntungan bersih setelah mempertimbangkan tingkat diskonto.
Semakin tinggi nilai NPV, semakin menguntungkan investasi tersebut.
• Sebaliknya, jika NPV negatif, itu menunjukkan bahwa investasi atau proyek tersebut
menghasilkan kerugian atau tidak menguntungkan secara finansial.
ROI
• Return on Investment (ROI) dapat dihitung dengan rumus sederhana:
ROI = (Keuntungan Bersih / Biaya Investasi) x 100%
• Biaya Investasi: biaya awal, biaya perawatan, biaya operasional, biaya
peningkatan, dan biaya lainnya yang terkait dengan investasi
• Keuntungan Bersih: keuntungan yang dihasilkan dari investasi selama
periode perhitungan, berupa pendapatan tambahan, penghematan
biaya, atau nilai penjualan aset.
• Hasil ROI akan berupa persentase. Semakin tinggi persentasenya,
semakin menguntungkan investasinya.
IRR
• IRR (Internal Rate of Return) adalah metode untuk mengukur tingkat pengembalian atau
tingkat suku bunga efektif dari suatu investasi atau proyek.
• IRR merupakan tingkat diskon yang membuat nilai sekarang dari aliran kas yang diterima
dari investasi sama dengan nilai investasi awal atau total pengeluaran kas.

Perhitungan Internal Rate of Return (IRR),


1. Menggunakan tools secara otomatis
2. Perhitungan manual dengan menguji diskon rate dari NPV. Nilai IRR didapatkan dari diskon
rate yang menghasilkan NPV = 0
Payback Periode
• Metode sederhana dalam analisis investasi yang digunakan untuk
menghitung waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan investasi
awal yang dikeluarkan dalam suatu proyek atau investasi.
• Payback periode mengukur periode waktu yang diperlukan bagi arus
kas masuk (pendapatan) untuk menyamai jumlah investasi awal atau
biaya investasi yang dikeluarkan.
• Payback period hanya memberikan gambaran tentang berapa lama
waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan investasi awal, tanpa
mempertimbangkan nilai waktu uang atau keuntungan jangka
panjang dari investasi.

Anda mungkin juga menyukai