Anda di halaman 1dari 7

1.

M4 teori biaya

Biaya adalah nilai suatu pengorbanan yang dikeluarkan (dipakai) untuk memperoleh suatu hasil
dalam mencapai tujuan tertentu, dengan demikian disini pengorbanan itu dapat diukur dengan uang
(Depkes, 1977). Pengorbanan itu dapat berupa uang, barang, tenaga, waktu maupun kesempatan.

Untuk menetapkan biaya produksi memerlukan kecermatan karena ada yang mudah
diidentifikasikan, tetapi ada juga yang sulit diidentifikasikan hitungannya sehingga untuk
memudahknnya terdapat unsur-unsur sebagai faktor yang mempengaruhi usaha untuk
meminimalkan biaya produksi (Pindyck, 2014). Biaya produksi dapat meliputi beberapa unsur
sebagai berikut:

1. Bahan baku atau bahan dasar termasuk bahan setengah jadi

2. Uang modal sewa

3. Bahan-bahan pembantu atau penolong

4. Biaya penunjang seperti biaya angkut, biaya administrasi, pemeliharaan, biaya listrik, biaya
keamanan dan asuransi

5. Upah tenaga kerja dari tenaga kerja kuli hingga direktur

6. Penyusutan peralatan produksi

7. Biaya pemasaran seperti biaya iklan


8. Pajak

Secara umum unsur biaya tersebut dapat kelompokan atas tiga komponen biaya sebagai berikut
(Sari, 2014).

1. Komponen biaya bahan, meliputi semua bahan yang berkaitan langsung dengan produksi.

2. Komponen biaya gaji / upah tenaga kerja

3. Komponen biaya umum (biaya over head pabrik) meliputi semua pengorbanan yang
menunjang terselenggaranya proses produksi.

Terkait dengan biaya produksi, ada beberapa konsep biaya yang perlu diperlu diketahui, antara lain
sebagai berikut (Soeharno, 2006.)

1. Biaya Langsung dan Biaya Tak langsung

Biaya langsung adalah biaya yang dapat dihitung untuk setiap unit output yang dihasilkan. Termasuk
biaya langsung misalnya adalah biaya membeli bahan baku, biaya tenaga kerja, yang langsung
menangani produksi. Adapun biaya tak langsung adalah biaya yang dikeluarkan, tetapi tidak bisa
dihitung untuk setiap unit produk yang dihasilkan karena adanya unsur-unsur biaya penggunaan
fasilitas bersama.

2. Biaya Eksplisit dan Biaya Implisit

Biaya ekslplisit adalah biaya yang secara nyata dikeluarkan perusahaan, misalnya pengeluran untuk
membeli bahan baku untuk produksi, untuk membayar tenaga langsung yang berkaitan dengan
produksi atau sebagainya. Adapun biaya implisit adalah nilai dari input yang dimiliki perusahaan
yang digunakan dalam proses produksi, tetapi tidak sebagai pengeluaran yang nyata yang
dikeluarkan perusahaan
3. Biaya Kesempatan dan Biaya Historis

Biaya kesempatan(Oppoturnity Cost) adalah nilai dari sumber-sumber ekonomi dalam penggunaan
alternative yang paling baik. Sumber-sumber ekonomi termasuk factor produksi, misalnya bahan
baku, tenaga kerja, dapat digunakan secara alternative. Biaya historis adalah biaya yang dikeluarkan
perusahaan pada waktu membeli factor produksi (input). Misalkan input tersebut disimpan lalu
dikemudian hari digunakan dalam proses produksi makamenurut biaya historis adalah sama pada
waktu factor produksi itu dibeli.

4. Biaya Incremental 14

Biaya incremental adalah biaya yang timbul sebagai akibat adanya keputusan yang telah dibuat.
Dengan melihat adanya perubahan biaya total dengan demikian, biaya incremental dapat berupa
biaya tetap atau biaya variabel, atau kedua-duanya. Sma halny dengan biaya relevan yakni
merupakan biaya-biaya yang akan dibebankan bila suatu keputusan telah dilakukan. Dengan
demikian, biaya relevan adalah incremental cost

5. Biaya Variabel dan Biaya Tetap

Biaya variabel adalah biaya yang besarnya tergantung pada output yang dihasilkan. Misalnya, biaya
bahan untuk menghasilkan suatu produk. Semakin banyak produk yang dihasilkan maka semakin
banyak nahan yan digunakan sehingga biayanya semakin besar. Biaya tetap adalah biaya yang tidak
tergantung pada banyak sedikitnya produk yang dihasilkan. Misalnya, biaya penyusutan mesin, biaya
penysutan ini tidak bergantung apakah mesin digunkan pada kapasitas penuh, setengah kapasitas,
atau bahkan tidak digunakan, biaya tetap harus dikeluarkan sebesar penyusutan yang ditetapkan
pertahunnya.

Pembagian Biaya Berdasarkan Pengaruhnya pada Skala Produksi Menurut Pindyck, 2014, berikut
adalah pembagian biaya berdasarkan pengaruhnya pada skala produksi adalah sebagai berikut

1. Biaya tetap (fixed cost = FC )

Biaya tetap (fixed cost = FC), yaitu biaya yang nilainya secara relatif tidak dipengaruhi oleh besarnya
jumlah produksi (output). Biaya ini harus tetap dikeluarkan walaupun tidak ada pelayanan. Contoh
FC adalah nilai dari 15 gedung yang digunakan, nilai dari peralatan (besar) kedokteran, ataupun nilai
tanah.

2. Biaya variabel (variabel cost = VC)

Biaya variabel (variabel cost = VC), adalah biaya yang nilainya dipengaruhi oleh banyaknya output.
Contoh yang termasuk dalam VC adalah biaya obat, biaya makan, biaya alat tulis kantor, biaya
pemeliharaan. Biaya obat dan makanan dimasukan dalam VC karena jumlah biaya tersebut secara
langsung dipengaruhi oleh banyaknya pelayanan yang diberikan.

3. M4 perencanaan keuangan

A. Pengertian Perencanaan Keuangan

Perencanaan Keuangan adalah berisi pernyataan tentang apa yang akan dilakukan pada masa yang
akan datang. Dalam kondisi tidak pasti, keputusan tentang rencana keuangan harus dibuat jauh
sebelum rencana tersebut diimplementasikan.

B. Tujuan Perencanaan Keuangan

1. Examining interactions

Rencana keuangan harus merancang suatu hubungan yang eksplisit antara berbagai usulan investasi
untuk aktivitas operasi perusahaan yang berbeda-beda dan alternatif pendanaan yang tersedia bagi
perusahaan.
2. Exploring options R

Rencana keuangan memberikan peluang bagi perusahaan untuk mengembangkan, menganalisis,


dan membandingkan berbagai skenario yang berbeda-beda secara konsisten.

3. Avoiding Surprises

Perencanaan keuangan harus mengidentifikasi apa dampak yang mungkin terjadi terhadap
perusahaan jika terjadi keadaan yang berbeda dengan yang diasumsikan.

4. Ensuring feasibility and internal consistency

Perencanaan keuangan tidak hanya mampu menjelaskan keterkaitan antara berbagai tujuan yang
berbeda, tetapi juga mengupayakan adanya penyatuan struktur untuk rekonsiliasi tujuan dan
sasaran yang berbeda-beda.

C. Model-model Perencanaan Keuangan

1. Sales Forecast

Hampir semua rencana keuangan dimulai dari rencana penjualan, terutama pada perusahaan
yang memiliki masalah pada bidang pemasaran. Bagi perusahaan yang memiliki masalah dibidang
produksi, rencana keuangan dimulai dari rencana produksi. Rencana penjualan didasarkan pada
informasi ramalan penjualan dimasa yang akan datang dan rencana incvestasi maupun pendanaan
diperlukan untuk mendukung rencana tersebut.

2. Proforma Statements

Suatu rencana keuangan terdiri dari ramalan neraca, laporan laba rugi dan, dan laporan Arus
kas. Model perencanaan keuangan paling tidak menghasilkan berbagai laporan tersebut yang
didasarkan atas ramalan beberapa faktor yang penting, seperti ramalan penjualan.

3. Asset Requirement
Rencana keuangan mendeskripsikan proyeksi pengeluaran modal. Proyeksi neraca paling tidak berisi
tentang perubahan total aktiva tetap dan modal kerja bersih. Perubahan ini merupakan jumlah
penganggaran modal perusahaan yang efektif. Pengeluaran modal yang diusulkan ditempat-tempat
yang berbeda harus direkonsiliasikan dengan total kenaikan yang terdapat pada rencana jangka
panjang.

4. Financial Requirement

Rencana keuangan akan memuat kebutuhan pendanaan yang diperlukan. Bagian dari rencana ini
akan membahas tentang kebijakan dividen sebagai bagian dari keputusan pendanaan internal, dan
kebijakan utang sebagai salah satu sumber dana yang bersal dari luar perusahaan.

5. Plug

Setelah perusahaan menyusun ramalan penjualan dan mengestimasi pengeluaran untuk aktiva,
sejumlah pendanaan baru sering diperlukan karena total aktiva perusahaan akan melebihi jumlah
modal dan utang perusahaan. Plug adalah sumber yang dirancang dari pendanaan eksternal yang
diperlukan berhubung ada kekurangan atau kelebihan dalam pendanaan, sehingga neraca
perusahaan menjadi seimbang.

6. Economic Assumption

Rencana harus menyatakan secara eksplisit asumsi kondisi ekonomi yang menjadi dasar dalam
penyusunan rencana tersebut. Diantara asumsi ekonomi yang penting yang harus ditentukan adalah
tingkat bunga dan tarif pajak perusahaan

D. Dimensi-dimensi dari Perencanaan Keuangan

1. Kondisi terburuk (wort case)

Perencanaan keuangan ini memerlukan asumsi-asumsi yang relatif pesimis mengenai produk-produk
perusahaan dan kondisi ekonomi. Perencanaan jenis ini akan menekankan pada kemampuan divisi
untuk bertahan dalam kondisi ekonomi yang buruk dan memerlukan rincian terkait dengan
pemangkasan biaya bahkan divestasi serta likuidasi.
2. Kondisi normal (normal case)

Rencana keuangan ini akan memerlukan penyusunan asumsi-asumsi yang paling mungkin terjadi
tentang perusahaan dan kondisi ekonomi.

3. Kondisi terbaik (best case)

Setiap divisi akan diminta untuk membuat kondisi yang berdasarkan asumsi yang optimistis. Rencana
keuangan peluncuran produk baru dan pengembangan usaha serta rencana pendanaan yang
diperlukan untuk mendanai pengembangan usaha tersebut.

Anda mungkin juga menyukai