Costing Aktual : Biaya tidak langsung didasarkan pada tarif biaya tak
langsung aktual dikalikan aktivitas konsumsi aktual
Costing Normal : Biaya tidak langsung didasarkan pada tarif biaya tak
langsung yang dianggarkan dikalikan aktivitas konsumsi actual.
Setelah mengetahui tentang pengertian Job Costing dan pendekatan
dari job costing itu sendiri. berikut kami simpulkan juga tentang 5
karakteristik dari Job Costing.
Karakteristik perusahaan yang
menggunakan job order costing
Perusahaan memproduksi berbagai macam produk sesuai dengan spesifikasi
pemesanan.
Biaya produksi langsung terdiri biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
Beban pokok produksi per unit dihitung pada saat pesanan selesai diproduksi
dengan cara membagi jumlah biaya produksi yang dikeluarkan untuk pesanan
tersebut dengan jumlah unit produk yang dihasilkan dalam pesanan yang
bersangkutan.
Langkah – langkah dalam perhitungan
job costing
Identifikasi pekerjaan yang dipilih sebagai obyek biaya. Agar rincian
dari perhitungan biaya berdasarkan pesanan sesuai dengan pekerjaan
yang dilakukan, maka harus diidentifikasi pekerjaan sesuai dengan
obyek biaya.
Hitung tarif per unit dari setiap dasar alokasi biaya yang digunakan untuk
mengalokasikan biaya tidak langsung ke pekerjaan.
Hitung biaya total pekerjaan dengan menambahkan seluruh biaya langsung dan
tidak langsung yang dibebankan ke pekerjaan.
2. Process Costing
Process costing merupakan metode untuk menghitung biaya produksi massal
dari suatu barang atau jasa. Satu contoh, bank menyediakan jumlah deposit
yang sama untuk tiap konsumen. Dalam hal ini, bank menyediakan banyak
produk dan menjualnya secara seimbang pada semua konsumen.
Dari cara menghitungnya, job order costing menghitung semua biaya yang dikeluarkan,
sedang process costing hanya menghitung biaya tiap proses yang dijalani kemudian dibagi
dengan banyaknya produk yang dihasilkan untuk mengetahui biaya tiap unit.
Dapat dikatakan dalam hal perbedaan cakupan biaya, bahwa job order costing menghitung
pekerjaan dan process costing menghitung proses. Tak ada perpindahan uang dalam job order
costing, tapi dalam process costing uang kerap berpindah tangan sesuai proses yang ditangani
tiap departemen.
Lanjutan
Perhitungan biaya job order costing umumnya dilakukan setelah
pengerjaan selesai, sementara untuk process costing perhitungan
dilakukan setelah semua proses selesai. Oleh karena itu, job
costing banyak dipraktikkan di industri yang melayani
permintaan konsumen. Untuk process costing, penerapannya
lebih tepat digunakan industri dengan skala produksi besar.
Process costing juga mempunyai nilai plus, yaitu memungkinkan manajemen memperoleh
informasi detail tentang statistik produksi dari tiap departemen dalam satu lingkungan kerja.
Karena sifatnya yang demikian, process costing tepat diterapkan perusahaan membuat
produk yang berkelanjutan.
Meski demikian, dua jenis perhitungan biaya ini juga punya sisi lemah masing-masing.
Kelemahan job order costing yaitu bahwa manajemen diharuskan mengetahui semua
material dan upah pekerja yang dikeluarkan selama pengerjaan berlangsung. Sementara
kelemahan process costing yaitu terlalu bergantung catatan statistik alih-alih data lapangan.
Lanjutan
Ambil contoh jika kontraktor menggunakan sistem job order costing.
Dengan sistem ini, kontraktor diharuskan paham alur pengadaan
material, teknik konstruksi, instalasi listrik, termasuk mengelola makan
siang dan jam kerja semua pekerja yang terlibat.
Contoh :
Misal pada tahun lalu telah dihitung bahwa setiap 1 jam, maka overhead yang
terjadi adalah 100.000 rupiah.
Dari dasar ini, setiap kali melakukan aktivitas produksi maka akan dihitung
overheadnya sebesar 100.000 dikalikan jumlah jam yang digunakan.
Manajemen biasanya menghitung cost setiap akhir periode. Dari informasi ini,
kita menentukan alokasi base dalam pembebanan overhead. Alokasi base ini
yang akan digunakan dalam normal costing untuk setiap aktivitas produksi
yang sedang terjadi. Dengan menggunakan normal costing manajemen akan
mendapatkan informasi biaya dari setiap aktivitas produksi secara tepat.