COST BEHAVIOR
Contohnya : biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Misalnya,
produsen ponsel. Semakin banyak jumlah ponsel yang diproduksi oleh produsen, semakin
banyak biaya yang dikeluarkan untuk tampilan.
Pengamatan yang menarik ketika biaya variabel per unit tetap konstan meskipun
terjadi perubahan tingkat aktivitas bisnis. Misalnya, total biaya variabel Perusahaan ABCD
selama tiga kuartal berturut-turut adalah Rp 5.000.000.000, Rp 20.000.000.000, dan Rp
15.000.000.000. Perusahaan ABCD memproduksi masing-masing 5.000, 20.000, dan 15.000
unit. Biaya variabel per unit dalam ketiga kasus akan menjadi Rp 1.000.000.
2. Biaya Tetap
Biaya tetap (fixed cost) adalah Biaya yang jumlahnya tetap sama ketika keluaran
berubah. Biaya tetap adalah biaya yang dalam jumlah keseluruhan tetap konstan dalam rentan
yang relevan ketika tingkat keluaran aktivitas berubah. Biaya ini tidak berubah dengan adanya
perubahan aktivitas bisnis.
Contohnya sewa gedung, premi asuransi, pembayaran pinjaman, dll. Misalnya, bisnis
masih perlu membayar sewa meskipun tidak menghasilkan penjualan. Depresiasi adalah
contoh lain dari biaya tetap.
Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa biaya tetap per unit dapat meningkat atau menurun
seiring dengan perubahan tingkat aktivitas bisnis. Misalnya, anggaplah biaya tetap untuk
bisnis adalah Rp 15.000.000.000, tetapi unit yang diproduksi untuk tiga kuartal berturut-turut
adalah 3000, 5000, dan 1000. Biaya tetap per unit dalam tiga kasus adalah Rp 5.000.000, Rp
3.000.000, dan Rp 15.000.000, masing-masing.
3. Biaya Campuran atau Semi-variabel
Biaya campuran (mixed cost) adalah biaya yang memiliki komponen tetap dan
variabel atau biaya campuran adalah sejumlah biaya yang sampai jumlah tertentu adalah biaya
tetap, sedangkan selebihnya adalah biaya variabel. Biaya ini merupakan campuran dari biaya
tetap dan biaya variabel, dan dengan demikian, mengandung unsur-unsur keduanya.
Contohnya : biaya pemeliharaan rutin kendaraan seperti ganti ban, ganti oli adalah
biaya tetap sedangkan biaya yg terjadi karena musibah seperti tabrakan, penyok dst disebut
biaya variabel.
Misalnya, tagihan internet termasuk biaya bulanan tetap ditambah biaya variabel
berdasarkan penggunaan. Umumnya, biaya ini tidak terlalu berguna bagi perusahaan dalam
bentuk aslinya. Jadi, akuntan biasanya membaginya berdasarkan komponen tetap dan
variabelnya.
2.3 Keunggulan dan Kelemahan Job Order Costing dan Process Costing
Satu keunggulan dari job order costing yaitu memungkinkan manajemen menghitung
profit dari tiap pekerjaan yang sudah dilakukan, kemudian membantu menilai jenis pekerjaan
tertentu yang akan dicari untuk masa mendatang. Untuk satu ini, bidang paling memiliki
prospek yaitu kontraktor dan konsultan.
Process costing juga mempunyai nilai plus, yaitu memungkinkan manajemen
memperoleh informasi detail tentang statistik produksi dari tiap departemen dalam satu
lingkungan kerja. Karena sifatnya yang demikian, process costing tepat diterapkan
perusahaan membuat produk yang berkelanjutan.
Meski demikian, dua jenis perhitungan biaya ini juga punya sisi lemah masing-
masing. Kelemahan job order costing yaitu bahwa manajemen diharuskan mengetahui semua
material dan upah pekerja yang dikeluarkan selama pengerjaan berlangsung. Sementara
kelemahan process costing yaitu terlalu bergantung catatan statistik alih-alih data lapangan.
BAB III
ACTIVITY BASED COSTING
Dalam penerapannya, penentuan HPP dengan menggunakan system ABC mensyaratkan 3 hal:
1. Perusahaan mempunyai tingkat diversitas yang tinggi
2. Tingkat persaingan industry yang tinggi
3. Biaya pengukuran rendah
Manfaat dari Sistem ABC Serta Kelebihan & Kekurangannya
a) ABC dapat meyakinkan manajemen bahwa mereka harus mengambil sejumlah
langkah untuk menjadi lebih kompetitif, kemudian berusaha untuk meningkatkan
mutu sambil secara simultan memfokuskan pada pengurangan biaya.
b) Manajemen akan berada dalam suatu posisi untuk melakukan penawaran kompetitif
yang lebih wajar.
c) ABC dapat membantu dalam keputusan membuat atau membeli yang manajemen
harus lakukan.
d) Manajemen dapat melakukan analisis yang lebih akurat tentang volume yang
diperlukan untuk mencapai Break Even Point atas produk yang bervolume rendah.
e) Melalui analisis data biaya dan pola konsumsi sumber daya, manajemen dapat mulai
merekayasa kembali (reengineer) proses produksi untuk mencapai pola output mutu
yang lebih efisien dan lebih tinggi.
Activity Based Costing mempunyai kelebihan dan kekurangan dalam penerapannya. Salah
satu kelebihannya antara lain adalah membantu dalam perencanaan strategik dan
memperbaiki kredibilitas sistem biaya, karena dalam implementasinya ABC :
Mempunyai banyak elemen biaya yang digunakan untuk mengumpulkan biaya
overhead.
Mengubah dasar yang digunakan untuk membebankan biaya overhead kepada produk
menjadikan hampir setiap biaya dapat ditelusuri hubungannya dengan produk atau jasa
yang diberikan.
Mengubah persepsi para manajer tentang banyak biaya overhead sehingga tiap
aktivitas dapat diikuti hubungannya dengan tiap produk.
Sedangkan kekurangannya yaitu dalam pelaksanaannya, ABC masih tetap memerlukan
aturan penetapan alokasi biaya dan mengharuskan pengukuran biaya yang tinggi sehubungan
dengan multiple activity center dan banyaknya cost drivers yang digunakan, selain itu :
Implementasi biaya belumlah dikenal secara baik.
Masalah “join cost” tetap tidak dapat diatasi.
Bukti yang sedikit tentang akurasi klasifikasi biaya
BAB IV
ACTIVITY BASED MANAGEMENT
JIT Tradisional
Sistem tarikan Sistem dorongan
Persediaan tidak signifikan Persediaan signifikan
Basis pemasok sedikit Basis pemasok banyak
Kontrak jangka panjang dengan Kontrak jangka pendek dengan
pemasok pemasok
Pemanufakturan berstruktur seluler Pemanufakturan berstruktur
Karyawan berkeahlian ganda departemen
Jasa terdesentralisasi Karyawan terspesialisasi
Keterlibatan karyawan tinggi Jasa tersentralisasi
Gaya manajemen sebagai penyedia Keterlibatan karyawan rendah
fasilitas Gaya manajemen sebagai pemberi
Total Quality Control (TQC) perintah
Acceptable Quality Level (AQL)
BAB VI
BUDGETING
2. Informasi Asimetris
Informasi asimetris dapat dinyatakan sebagai konsep yang merupakan teori yang
paling mendasar yang melibatkan dua pihak, yaitu atasan dan bawahan (Macintosh
& Quattrone, 2010) Merchant & Van der Stede (2012) menyatakan bahwa
informasi asimetris terjadi ketika atasan memiliki pengetahuan yang tidak lengkap
tentang apa yang bisa dicapai bidang tertentu. Menurut Chandra (2011), kondisi
ini terjadi ketika prinsipal (manajer) tidak memiliki informasi yang cukup tentang
aktivitas agen (bawahan), prinsipal tidak dapat memastikan kontribusi yang
diberikan agen untuk hasil perusahaan.
3. Motivasi Karyawan
Motivasi didefinisikan sebagai seperangkat kekuatan energik yang berasal dari
dalam dan dari luar karyawan, inisiatif bisnis terkait pekerjaan, dan menentukan
arah, kekuatan, dan ketekunan (Colquitt et al., 2017). Motivasi berkaitan dengan
serangkaian proses yang membangkitkan, mengarahkan, dan memelihara perilaku
menuju suatu tujuan (Greenberg, 2011). Newstrom (2015) menjelaskan bahwa
motivasi kerja adalah hasil dari serangkaian kekuatan internal dan eksternal yang
menyebabkan karyawan memilih tindakan yang tepat dan terlibat dalam perilaku
tertentu.
4. Penganggaran Partisipatif
Shim et al. (2012) menjelaskan bahwa penganggaran partisipatif adalah sistem
penganggaran yang melibatkan seluruh pegawai dalam proses penyusunan
anggaran organisasi. Manajemen puncak dapat memulai proses anggaran dengan
pedoman anggaran umum, tetapi unit tingkat bawahlah yang mendorong
pengembangan anggaran di unit mereka (Walther & Skousen, 2009). Hansen dkk.
(2009) menambahkan bahwa penganggaran partisipatif mengomunikasikan rasa
tanggung jawab dan menumbuhkan kreativitas bagi manajer tingkat bawah.
Daftar Pustaka
Adnan, N.L., & Ali, R. 2014. How Prevalent is Dysfunctional PMS Behaviour
among Malaysian Bankers? Journal of Applied Environmental and Biological
Sciences, 4(6S), 41-49.
Alamsyah, W. 2018. ICW: Korupsi Pengadaan Barang 2017 Meningkat, Negara Rugi Rp
1T. Retrieved July 9, 2018, from detiknews: https://news.detik.com/berita/d-
3885311/icw-korupsi-pengadaan-barang-2017-meningkat-negara-rugi-rp-1-t
Anthony, R.N., & Govindarajan, V. 2007. Management Control Systems.
Singapore: McGraw-Hill Education (Asia).
Aprila, S., & Hidayani, S. 2012. The Effect of Budgetary Participation, Asymmetry
Information, Budget Emphasis and Comitment Organization to Budgetary Slack at
SKPD Governmental of Bengkulu City. The 13th Malaysia Infonesia Conference
on Economics, Management and Accounting. Malaysia: MICEMA.
Baerdemaeker, J.D., & Bruggeman, W. 2015. The Impact of Participation Strategic
Planning on Managers' Creation of Budgetary Slack: The Mediating Role of
Autonomous Motivation and Affective Organizational Commitment. Management
Accounting Research, xxx-xxx.
Barki, H., & Hartwick, J. 1989. Rethinking the Concept of User Involvement. MIS
Quaterly, 13(1), 53-63.
Basuki, F.H. 2015. Participatory Budgeting and Managerial Performance in
Conditions of Information Asymmetry. IJABER, 13(6), 4529-4555.
Brink, A.G., Coats, J.G., & Rankin, F.W. 2018. Who’s the boss? The economic and
behavioral implications of various characterizations of the superior in participative
budgeting research. Journal of Accounting Literature, 89-105.
Anggraini SE.,M.Si, Wahyu. Akuntansi Biaya Activity Accounting: Activity Based Costing
dan Activity Based Management. Diakses : 18 September 2021.
IAI. 2019. Akuntansi Biaya dan Manajemen. Jakarta : IAI
IAI. 2015. Akuntansi Manajemen Lanjutan. Jakarta : IAI
Garrison dan Noreen. 2000. Akuntansi Manajerial. Jakarta: Salemba Empat
http://riskymahira.blogspot.com/2013/05/makalah-manajemen-persediaan-just-in.html
http://materi-sisfo.blogspot.com/2012/06/makalah-just-in-time-jit.html
Mowen, Hansen. 2009. Akuntansi Manajerial Buku 2 Edisi 8. Jakarta: Salemba Empat.
http://rolandalpario.wordpress.com/2013/05/11/metode-just-in-time-dalam-akuntansi-
manajemen/
http://www.scribd.com/doc/96156634/Makalah-Akuntansi-Manajemen-Just-in-Time-
Kelompok2#scribd
http://andindwitugas.blogspot.com/2015/01/makalah-sistem-activity-based-costing.html
http://d2bnuhatama.blogspot.com/2012/06/activity-based-management-abm.html
http://indriramadhaniekonomi.blogspot.com/2013/02/activity-based-management-
abm_1718.html
https://belajarekonomi.com/perilaku-biaya-cost-behavior/
https://jagoakuntansi.com/2019/04/10/cost-behavior/
https://www.yrnrn.com/2015/02/proses-costing-dan-job-order-costing.html
https://ukirama.com/blogs/perbedaan-mendasar-tentang-job-order-costing-dan-process-
costing