Kualitas air adalah gabungan dari semua ciri-ciri fisika, kimia, biologi
serta estetika air yang mempengaruh kegunaannya (Boyd and Tucker, 1998)
Sebagian besar
parameter kualitas air
menentukan
keberhasilan atau
kegagalan operasi
budidaya
Apa yang mempengaruhi Kualitas Air?
• Temperatur/suhu
• Total Suspended Solids
• Turbidity/transparency
• Odour (bau)
• Taste (rasa)
• Warna air
Parameter Fisika
1. Temperatur (◦C)
> 33◦C
> 31◦C Penyakit bacterial, viral (IMNV) (Evans et al, 2006;
32◦C Amal et al, 2008)
31◦C
29-31 ◦ Pertumbuhan optimal untuk grow-out (Popma &
30◦C Masser, 1999) ---- metabolisme meningkat
29◦C
Temperatur 28◦C > 27◦C Optimum reproduksi
27◦C
26◦C 26-26◦C Penyakit bacterial, viral (WSSV) (Lo, 2006; Flegel,
2008), -- metabolisme menurun.
25◦C
< 24◦C Reproduksi menurun drastis - Subtropik
24◦C
20◦C Reproduksi tidak terjadi
Hubungan Temperatur dengan tingkat Infeksi IMNV
Nilai diantara tanda kurung adalah kisaran suhu untuk pertumbuhan tercepat. Kisaran Nilai
terendah dan tertinggi menyebabkan gangguan metabolisme selama ikan tidak mampu
beradaptasi.
Parameter Fisika
2. Transparansi
– Menunjukkan kejernihan air (dalam cm dengan secchidisk)
– Refleksi sinar matahari penetrasi ke dalam air
– Menunjukkan bahan partikel air
3. Warna Air
– Refleksi kelimpahan phytoplankton/material terlarut
– Bio indicator WQ baik/buruk
Parameter Fisika
4. Total Suspended Solids (TSS) /Padatan tersuspensi
– Apabila air di saring, hasil saringan di keringkan dan ditimbang lalu
dibandingkan dengan sample awal
– Satuan part per million (ppm)
Parameter Fisika
5. Turbiditas*)
– Diukur dengan sejumlah cahaya yang dipendarkan oleh sample
– Satuan NTU – Nephelometric Turbidity Units
* http://learnweb.harvard.edu/ent/gallery/pop4/Turbidity_MWRA.pdf
Parameter Kimia
• pH • Nitrit
• Salinitas • Nitrat
• Oksigen Terlarut (DO) • Phosphat
• Alkalinitas • H2S
• Kesadahan • Etc……..
• Ammonia
Davis et al.(2005)
1. pH
pH mengukur keasaman
(konsentrasi ion hydrogen) dalam air /tanah
pH = - log [ H+ ]
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Pertumbuhan
dan survival
udang
2. Salinitas
2. Salinitas dan osmoregulasi krustasea
2. Salinitas dan kandungan mineral
Pengaruh suhu, salinitas dan pH terhadap proliferasi WSSV
3. DO (Dissolved Oxygen)
Oksigen Terlarut
Pertumbuhan
dan survival
udang
3. Dissolved Oxygen (DO)
DO dan temperatur bervariasi dalam
siklus 24 jam DO meter
15 31
10 29
summer
5 27
0 25
alkalinity hardness
Total titratable bases Total divalent salts
bicarbonate carbonate calcium magnesium
HCO3- CO23- Ca2+ Mg2+
6 mg/L
5 mg/L
> 2 mg/L mortality karena Streptococcus (Popma &
4 mg/L Masser, 1999)
3 mg/L
2 mg/L
NH3
1 mg/L > 1 mg/L , predisposisi untuk Streptococcus outbreak
0,5 mg/L
0,2 mg/L 0,2 mg/L , terpapar sangat lama membahayakan
kesehatan dan pertumbuhan
0 mg/L
< 0 mg/L
6. Hidrogen Sulfida (H2S)
Small species (0,5 - 20 m) with high growth rates adapted to important light variations
Solar energy
Potosintesis
Algae, bakteri fotosintetilk
1. Bakteri
2. Virus
3. Fungi
• Fotosintetik Oksigenik
- Cyanobacteria
D. J. Des Marais
Science, 8 September 2000
Mode of living in Bacteria
Dilihat dari mode of nutrition, bakteri dibagi menjadi 2:
1. Autotrophs.
Bakteri yang mampu membangun organik kompleks seperti Karbohidrat dari sumber unorganik
yang sederhana (CO2 dan water).
2. Heterotrophs.
Bakteri yang tidak mampu membangun karbohidrat dari sumber unorganik yang mudah.
Bakteri yang tergantung pada ready made organic materials turunan dari tanaman, hewan dan
manusia. Mereka hanya mampu hidup dari komponen yang sudah dipecah menjadi sederhana
dengan proses enzimatik. Proses pemecahan tersebut menghasilkan energi yang dapat
digunakan untuk membangun material protoplasma yang kompleks dari zat-zat sederhana yang
sudah diserapnya.
Siklus Carbon
Nitrification and Denitrification Bacteria
Kondisi Optimal Proses Nitrifikasi
Inhibitor Proses Nitrifikasi
Brown oxidized soil
Terima Kasih