Anda di halaman 1dari 31

DINAMIKA KUALITAS AIR TAMBAK

YANG HARUS DIWASPADAI

SUPONO
PRINSIP DASAR BUDIDAYA UDANG
KESEIMBANGAN YANG DINAMIS

PENYAKIT UDANG

LINGKUNGAN

ECOLOGICAL
BALANCE
PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PATHOGEN DAN UDANG

WSSV

Virus IMNV
TSV
PATHOGEN
WFD
Bakteri/Vibrio AHPND
LINGKUNGAN
Oksigen terlarut
Suhu
pH
UDANG Pertumbuhan lambat
Alkalinitas - Nafsu makan turun
Hardness
Amonia - Stress Imunitas menurun
Nitrit
H2S
Plankton Mudah terserang penyakit
DINAMIKA KUALITAS AIR YANG HARUS DIWASPADAI

1. Suhu Rendah

- Spesies Poikilotermal

- Sulit dikontrol

- < 26° C, nafsu makan dan imunitas menurun

- Antisipasi : maksimalkan kincir/paddlewheel


2. Blooming Fitoplankton

Pertumbuhan fitoplankton diluar kendali

Menurut WHO, fitoplankton dianggap blooming


bila kepadatannya mencapai 100.000 sel/ml
(Perairan umum)

kecerahan air dengan menggunakan secchi disk <


30 cm (Stone and Daniels, 2014) (tambak udang)
Kecerahan < 20 cm : kepadatan
fitoplankton sudah mencapai
tingkatan yang berbahaya bagi
udang.

Standar untuk budidaya udang : 30-


60 cm
Secchi disk : piringan dengan diameter 20 cm
berwarna hitam dan putih
PENYEBAB

Input pakan yang tinggi

Manajemen pakan kurang baik

Kualitas pakan kurang baik


Tidak dilakukan ganti air

Sisa pakan dan kotoran


menumpuk di dasar tambak
EFEK BURUK
Oksigen pada siang hari tinggi (over saturasi), malam
hari turun drastis (depletion)

kenaikan pH pada siang hari yang memicu meningkatnya


konsentrasi NH3

mendorong munculnya kematian masal die off yang


membahayakan udang
PENCEGAHAN

Mengurangi input pakan (feeding rate)


menurunkan kepadatan penebaran
memperbaiki manajemen pakan

Menggunakan pakan yang berkualitas.

Menggunakan biofilter untuk menyerap amonia yang dihasilkan :


bakteri nitrifikasi, tanaman air, ikan nila, kerang hijau.
Aplikasi molase atau sumber karbon lainnya untuk merangsang
pertumbuhan bakteri heterotrof (kompetitor bagi fitoplankton)

Menggunakan “shading” untuk mengurangi penetrasi sinar


matahari ke dalam kolam, seperti fermentasi saponin dan
pewarna alami

Penggantian air secara rutin untuk menjaga kecerahan air


sekitar 30-60 cm.
3. Die off fitoplankton (mati masal)

Fitoplankton mati masal


Oksigen turun drastis
Terjadi penguraian bahan organik secara masive
PENYEBAB

(1) keterbatasan nutrien terutama nutrien primer seperti nitrogen, fosfor, dan kalium
(2) Fitoplankton terlalu padat (kecerahan <20 cm)
(2) Regenerasi fitoplankton terhambat
(3) oksigen terlarut rendah.

PENCEGAHANNYA
(1) menjaga kepadatan fitoplankton (30-60 cm),
(2) ganti air (water exchange) secara rutin
(3) aerasi untuk menjaga kandungan oksigen terlarut >4 mg/L
(4) pemupukan nitrogen dan fosfor
4. Oksigen rendah
Limbah
organik
tinggi
Kincir atau
Kepadatan paddlewheel
fitoplankton mati
tinggi
OKSIGEN
TERLARUT
RENDAH
Cuaca hujan Die off
lebat fitoplankton

konsentrasi CO2 yang tinggi (penguraian FP)


C6H12O6+ 6O2 → 6CO2 + 6H2O
Indikasi Oksigen rendah di Tambak

Udang naik ke permukaan/konvoi/ngambang

Nafsu makan turun

Terjadinya kematian di dasar tambak


MENGATASI UDANG
“NGAMBANG”

KEKURANGAN OKSIGEN TERLARUT

Aplikasi kapur (dolomit) untuk mengikat CO2

CaMg(CO3)2 + 2 H2O + 2CO2 →Ca2+ + Mg2+ + 4 HCO3

2 mg/l CaMg(CO3)2 menetralkan 1 mg/l CO2


0,84 mg/l Ca(OH)2 menetralkan 1 mg/l CO2

Ganti air jika memungkinkan

Perbaiki kincir jika mengalami kerusakan


PENCEGAHAN Oksigen Rendah

1. Biologis

Mempertahankan densitas Fitoplankton


(kecerahan 30-60 cm )
Menghindari Penumpukan Bahan Organik
- uneaten feed
- feces

2. Mekanis

Manajemen kincir yang baik yang dapat


mencegah timbulnya drop DO terutama
pada cuaca berawan/hujan dan pada malam
hari.
5. Amonia dan pH
Sumber amonia

1. Hidrolisis sisa pakan, dan ikan, plankton, bakteri yang mati

C-NH2 + H2O → C-OH + NH3

2. Sisa metabolisme dikeluarkan melalui insang dan urine

3. Pupuk (urea)

CO(NH2)2 + H2O → CO2 + 2NH3


BENTUK AMONIA DI AIR

1. Terionisasi NH4+ Tidak beracun

2. Tidak terionisasi NH3 Beracun

NH4+ + NH3 = Total ammonia nitrogen (TAN)


TOKSISITAS TAN

Dipengaruhi oleh:

1. Suhu

2. pH

NH3 + H2O ↔ NH4+ + OH-

Suhu dan pH naik, reaksi bergeser ke kiri (NH3 naik)

Suhu dan pH turun, reaksi bergeser ke kanan (NH4+ naik)


Persentase Amoniak tidak terionisasi (NH3) pada pH dan suhu
yang berbeda
Suhu (oC)
pH
26 28 30 32
7.0 0.60 0.70 0.81 0.95
7.2 0.95 1.10 1.27 1.50
7.4 1.50 1.73 2.00 2.36
7.6 2.35 2.72 3.13 3.69
7.8 3.68 4.24 4.88 5.72
8.0 5.71 6.55 7.52 8.77
8.2 8.75 10.00 11.41 13.22
8.4 13.20 14.98 16.96 19.46
8.6 19.42 21.83 24.45 27.68
8.8 27.64 30.G8 33.90 37.76
9.0 37.71 41.23 44.84 49.02
9.2 48.96 52.65 56.30 60.38
9.4 60.33 63.79 67.12 70.72
9.6 70.67 73.63 76.36 79.29
9.8 79.25 81.57 83.68 85.85
10.0 85.82 87.52 89.05 90.58
BAGAIMANA MENCEGAH pH TINGGI

1. Turunkan densitas 1. Ganti air


fitoplankton 2. Kontrol pakan

2. Tingkatkan kemampuan Aplikasi dolomit


buffer/alkalinitas air

3. Tingkatkan komposisi
1. Aplikasi fermentasi dedak
zooplankton dan bakteri
2. Aplikasi molase
Metode pengendalian amonia
1. Penyerapan amoniak oleh fitoplankton
(photoautotrophic)

16NH4+ + 92 CO2 + HPO42- + 92 H2O + 14 HCO3- → C106H263O110N16P + 106 O2

2. Ganti Air (flowthrough)

3. Sistem resirkulasi (aquaculture recirculating system


/RAS)
4. Nitrifikasi (autotrophic bacteria-nitrification)

55 NH4+ + 76 O2 + 109 HCO3- → 54 NO2- + C5H7O2N + 57 H2O


+ 104 H2CO3

400NO2- + NH4- + 195 O2 + 4H2CO3 + HCO3- → 400 NO3- +


C5H7O2N + 3H2O
5. Aktivasi bakteri heterotrof
Mengaktifkan
Karbon organik Bakteri Heterotrof

NH4+ + 1,18 C6H12O6 + HCO3- + 2.06 O2 → C5H7O2N + 6.06 H2O + 3.07 CO2
PENTING DILAKUKAN

KENDALIKAN pH AIR TAMBAK

< 8,5
6. KEKURANGAN MAKROMINERAL

Magnesium (Mg)
Tambak lama

Tambak salinitas rendah


Kalium/Potassium (K)

Anda mungkin juga menyukai