Anda di halaman 1dari 10

Tugas Oceanografi

"Rangkuman Teori Pergeseran Benua"

Nama : Moh Teguh Susanto


NPM : 0319013391

Teori Apung Benua (Continental Drift)

Alfred Lothar Wegener seorang ahli klimatologi dan geofisika menerbitkan buku yang berjudul “
The Origin of Continent and Oceans”, (Cut Meurah, h.56) dalam buku tesebut ia mengajukan
sebuah ide tentang “teori apung benua” sebagai dasar Teori Tektonik Lempeng.

Menurut Teori Apung Benua bahwa benua terdiri atas batuan sial (silikon aluminium) yang di
atas dan sima (silikon magnasium) yang berada di bawahnya karena berat jenisnya lebih
besar. Pada zaman Karbon (± 345 juta tahun yang lalu), hanya ada satu benua yaitu Benua
Pangea. Benua ini pecah menjadi dua yaitu gondwana dan lauratia. Seiring berjalannya waktu
wilayah ini terus bergerak menuju kahtulistiwa dan ke bagian barat sehingga terbentuk benua-
benua yang ada sekarang.

Bukti-bukti teori ini, diantaranya adalah adanya kesesuaian antara daratan Amerika Selatan
dan Afrika, baik dari segi paleoklimatik, fosil, maupun struktur batuan yang menunjukkan
bahwa kedua benua tersebut pernah menjadi satu.

Para ahli geologi memahami kebenaran pernyataan Wegener baru pada tahun 1980, yakni 50
tahun setelah kematiannya. Sebagaimana pernah dikemukakan oleh Wegener dalam sebuah
tulisan yang terbit tahun 1915, sekitar 500 juta tahun lalu seluruh tanah daratan yang ada di
permukaan bumi awalnya adalah satu kesatuan yang dinamakan Pangaea. Daratan ini terletak
di kutub selatan.

Sekitar 180 juta tahun lalu, Pangaea terbelah menjadi dua bagian yang masing-masingnya
bergerak ke arah yang berbeda. Salah satu daratan atau benua raksasa ini adalah Gondwana,
yang meliputi Afrika, Australia, Antartika dan India. Benua raksasa kedua adalah Laurasia,
yang terdiri dari Eropa, Amerika Utara dan Asia, kecuali India. Selama 150 tahun setelah
pemisahan ini, Gondwana dan Laurasia terbagi menjadi daratan-daratan yang lebih kecil.

Benua-benua yang terbentuk menyusul terbelahnya Pangaea telah bergerak pada permukaan
Bumi secara terus- menerus sejauh beberapa sentimeter per tahun. Peristiwa ini juga
menyebabkan perubahan perbandingan luas antara wilayah daratan dan lautan di Bumi.

Menurut Alfred wegener sebelum zaman carbon (+-300 juta tahun yang lalu),semua benua
yang ada sekarang ini bergabung menjadi satu benua.yang di sebut dengan benua
Pangenia.Benua Pangenia kemudian terpecah menjadi dua benua, yaitu laurasia (di bagian
utara) dan benua Gondwana (di bagian selatan).Proses pecahnya Benua Pangenia ini terjadi
kurang lebih 135 thn ya lalu. kemudian benua Laurasia menjauhi benua Gondwana kearah
utara yang akhirnya membentu benua AMERICA SERIKAT.Sedangkan benua Gondwana
diselatan terpacah menjadi beberapa benua yakni :

bagian barat bergeser terus ke arah barat menjadi benua america b.bagian timur bergarak ke
timur sehingga menjadi benua africa.
bagian yang kecil di sebelah timur terus bergerak kearah timur laut sehingga menjadi
benuaIndia.

satu bagian lagi terpecah menjadi dua, yaitu bagian timur bergerak ke arah timur laut dan
bagian barat bergerak kearahselatan.

perkembangan selanjutny, America utara bergabung menjadi stu dengan America


selatan,Eurisia menjadi benua Eropa dan Asia.Bagian paling selatan bergerak ke seltan
menjadi benua antartika dan bagian barat bergerak ke arah selatan menjadi benua australia.
Teori Pembentukan Benua
Bumi memiliki komposisi permukaan kurang lebih 1/3 bagiannya adalah
daratan dan 2/3 bagian lainnya adalah lautan. Proses pembentukan benua di
permukaan bumi dijelaskan ofeh para ahli dengan berbagai teori. Teori-teori
tersebut dipaparkan pada penjelasan berikut.
1. Teori limas (the tetrahedraltheory)
Teori ini dikemukakan oleh Lowthian Green (1875), yang
membandingkan bumi dengan tetrahedron, yaitu tiga sisi piramid dengan
dasar segitiga datar (limas segitiga). Green mengasumsikan bahwa sudut-
sudut limas menunjukkan benua dan sisi-sisi limas menunjukkan samudera.
Teori ini mengasumsikan bahwa benua selalu ada dalam keadaan stabil,
posisinya tetap, tetapi terpisah satu sama lain. Konsep ini dapat dilihat dalam
Gam bar 8.

Gambar 8, Konsep Limas Segitiga (Tetrahedron) menurut Green

2. Teori apungan benua (continentaldrift)


Dikemukakan oleh Taylor (1910), kemudian dikembangkan
olehWegener (1912; 1929). Teori ini kurang berhasil meyakinkan ilmuwan
lain,terutama yang terkait dengan mekanisme pergeseran benua-benua
tersebut.Pada teori ini, benua diumpamakan sebagai bahan yang
bersusunan
Si-AI yang mengapung di atas bahan yang memiliki densitas yang lebih
besar dan bersifat plastis yang membentuk kerak samudera. Gambaran teori
apungan benua dapat dilihat pada Gambar9.
3. Teori arus konveksi (convectioncurrent)
Dikemukakan oleh Holmes, yang menyatakan bahwa bongkah-
bongkah benua dapat bergeser satu sama lain karena adanya arus konveksi.
Bongkah-bongkah benua adalah benda-benda pasif yang menumpang di
atas mantel arus konveksi, sehingga dapat bergerak bebas. Bongkah-
bongkah tersebut menghubungkan punggung-punggung tengah samudera,
yaitutempataruskonveksinaikdarimanteldanmunculdipermukaan
melalui celah –celah. Parit/ palung (oceanic trench) dan jalur-jalur orogen
sebagai tempat di permukaan bumi yang memungkinkan arus konveksi
dapat dilihat dalam Gambar10.
4. Teori bumi yang mengembang (the expandingearth)
Teori ini dikemukakan oleh J.K.E. Halm (1935) dan diteruskan oleh
Bruce C. Heezen. Teori ini mengasumsikan bahwa pada awal-awal
pembentukannya, bumi berukuran jauh lebih kecil daripada ukuran saat ini,
kira-kira % ukuran bumi sekarang. Pada waktu bumi mendingin, kerak
terbentuk di permukaan, kemudian diikuti oleh berkembangnya ukuran bumi.
Saat berkembangnya bumi tersebut, kerak asli mengalami retak dan
membentuk benua-benua. Jika diasumsikan bahwa bumi berkembang seperti
balon yang mengembang, sedangkan benua yang asli secara kasar memiliki
ukuran yang sama, maka akan terbentuk kerak-kerak tambahan.
Penjelasan ini masih bersifat spekulasi, tetapi memberikan keterangan
yang masuk akal bagi sejumlah keberatan yang menghadang teori Wegener.
Gambaran teori ini dapat dilihat pada Gambar 11.
5. Teori kemagnetan purba(palaeomagnetism)
Palaeomagnetism dapat diartikan sebagai kajian kemagnetan bumi
sepanjang waktu geologi. Palaeomagnetism mengkaji arah medan magnet
batuan pada waktu batuan tersebut terbentuk pada awalnya. Arah ini dapat
terjadi melalui cara sebagai berikut: saat batuan beku dan sedirnen
terbentuk, partikel magnet yang ada pada batuan tersebut memiliki arah dan
dip yang sama sebagai medan geomagnetik lokal pada saat batuan tersebut
memadat. Kajian terakhir menunjukkan bahwa batuan yang ada pada benua
menunjukkan arah magnetik lapangan yang bervariasi antara usia geologis
satu dengan yang lain. Dengan kata lain, kemagnetan purba memberikan
arah ke mana posisi kutub magnetik bumi yang dapat ditunjukkan pada
waktu-waktu yang berbeda sepanjang sejarahgeologi.
Kajian kemagnetan menjadi penting, karena mendukung teori
pergerakan benua pada skala tertentu, dan mendukung pemikiran tentang
pembentukan kerak samudera yang baru secara terus-menerus. Posisi
kemagnetan berdasarkan teori ini dapat dilihat pada Gambar 12.
6. Konsep pemekaran dasar samudera (the concept of sea-
floor spreading)
Diajukan oleh Harry Hess (1962) yang merupakan pengembangan teori
arus konveksi. Konsep ini merupakan dasar untuk munculnya teori tektonik
lempeng. Pada punggung-punggung tengah samudera, tempat di mana arus
konveksi muncul, terbentuk kerak baru yang menumpang di atas arus
konveksi yang berasal dari dalam mantel. Kerak ini akan diangkut hingga
mencapai jarak yang cukup jauh. Jika kerak ini mencapai palung, maka akan
tenggelam atau turun kemudian masuk ke dalam mantel.
Pada teori ini, yang bergerak adalah benua bersama lantai samudera.
Keduanya menumpang secara pasif di atas arus konveksi yang ada di dalam
mantel. Gambaran teori ini dapat dilihat pada Gambar 13.

7. Teori tektonik lempeng (the theory of platetectonics)


Teori ini menghubungkan pemikiran tentang pemekaran dasar lautan
dengan hipotesis yang lebih tua, yaitu apungan benua. Teori ini mencakup
dua bagian sebagai berikut.
Pertama,bagian geometris, yang memandang bahwa kulit bumi memiliki
mosaik lempeng, berupa lempeng benua dan lempeng samudera. Kerak
bumi mirip dengan kulit telur yang mengalami retakan pada sejumlah tempat.
Kedua,bagian kinematik, yang berhubungan dengan aspek gerakan.Bagian-
bagian Irtosfer yang bervariasi (lempeng), besar maupun kecil, yang
ukurannya bervariasi, bergerak relatif konstan; lempeng-lempeng ini
bergerak di atas zona yang "mobile" pada mantel bagian atas. Zona "mobile"
ini disebut denganastenosfer.

Konsep Tektonik Lempeng


Teori tektonik lempeng memberikan pemikiran lebih lanjut bahwa kerak
bumi bagian luar dapat dibagi-bagi menjadi sejumlah lempeng dalam berbagai
ukuran dan masing-masing lempeng bersinggungan satu sama lain. Gerakan
lempeng dapat disebabkan oleh arus konveksi maupun pengaruh gravitasi, yang
mendorong dan menarik pergerakan tersebut. Lempeng utama yang berupa
bagian benua dunia ada enam buah. Lempeng utama di dunia tersebut adalah
sebagaiberikut:
1. LempengAmerika
2. LempengAntartika
3. LempengAfrika
4. LempengEurasia
5. LempengPasifik
6. LempengIndo-Australia
Distribusi lempeng utama di dunia dapat dilihat pada Gambar 15.
Jenis interaksi lempeng
1. Konvergen(convergent)
Dua lempeng saling mendekat/bertumbukan
2. Divergen(divergent)
Dua lempeng saling berpisah
3. Berpapasan(strike-slip/transform)
Dua lempeng saling bergeser, tidak berpisah atau bertumbukan
4. Kombinasi(triple-junction)
Pertemuan tiga lempeng, merupakan kombinasi dari ketiga interaksi lempeng
yang telah disebutkan sebelumnya
Gambaran interaksi antar lempeng dapat dilihat pada Gambar 16.

Anda mungkin juga menyukai