Anda di halaman 1dari 52

eFarm:

Solusi Untuk
Menghadapi Musim
Penghujan
Pada pulau dengan curah hujan yang tinggi perlu diperhatikan
penanganan dan pencegahan penurunan kualitas air ketika
datang musim hujan sehingga proses budidaya tetap dapat
berjalan dengan baik.
Komposisi Air Hujan
Komposisi

Air hujan memiliki komposisi kimia kompleks yang bervariasi dari satu tempat ke tempat lain.
Air hujan merupakan elektrolit campuran yang mengandung berbagai ion. Natrium, kalium,
magnesium, kalsium, klorida, bikarbonat, dan ion sulfat beserta ammonia, nitrat, nitrit,
nitrogen, dan senyawa nitrogen lainnya adalah konstituen utama, sedangkan konstituen
minor adalah yodium, bromin, boron, besi, alumina, dan silika (Carrol, 1962).
Jenis Hujan
Hujan Alkalin (Basa)

Hujan basa terjadi ketika kalsium oksida atau natrium hidroksida


dilepaskan ke atmosfer, lalu diserap oleh tetesan air di awan, dan
kemudian jatuh sebagai hujan. Hujan alkali imi dapat terjadi secara
alami dan antropogenik. Pada kondisi alami, debu mineral yang
didominasi bikarbonat dari tanah gurun terangkat ke udara dan
bercampur dengan uap air, dibawa oleh hujan dan dilepaskan
dalam bentuk rain dust.

Dampak terhadap lingkungan yaitu adanya gangguan terutama


pada ekosistem perairan dan fisiologis kehidupan hewan akuatik
Hujan Asam
Hujan asam mencakup segala bentuk presipitasi
dengan komponen asam seperti asam sulfat atau
nitrat yang jatuh ke tanah dari atmosfer dalam
bentuk basah seperti hujan atau kering seperti
debu/dust.

Sumber utama SO2 dan NOX yaitu dari pembakaran


bahan bakar fosil untuk menghasilkan listrik,
kendaraan dan alat berat, menufaktur, oil refineries
dan industri lainnya ( EPA, 2021)
Komponen hujan menurut Pusat Krisis Kesehatan
(Kementerian Kesehatan RI):
Aktivitas industri manusia menghasilkan senyawa pembentuk
Keasaman air hujan berasal dari keberadaan alami tiga
asam dalam jumlah besar dari pada sumber asam alami,
zat yaitu CO2 , NO, dan SO 2 yang terdapat di troposfer. CO2
dapat dilihat pada tabel dibawah. Konsentrasi NO dan SO2
merupakan konsentrasi terbesar sehingga memberikan
secara signifikan mempengaruhi pH air hujan, meskipun kedua
kontribusi paling besar terhadap keasaman alami hujan.
gas tersebut berada pada konsentrasi yang jauh lebih rendah
daripada CO2 .

Gas Sumber alami Konsentrasi Gas Sumber non alami Konsentrasi

Karbondioksida penguraian/dekom 355 ppm


(CO2) posisi alami Nitrogen oksida Pembakaran 0.2 ppm
(NO) kendaraan
Nitrogen oksida Electric discharge/ 0.01 ppm
(NO) pelepasan listrik Sulfur dioksida ( Pembakaran bahan 0.1-2.0 ppm
SO2) bakar fosil di industri
Sulfur dioksida Gas vulkanik 0-0.01 ppm
(SO2)
Komponen hujan menurut Pusat Krisis Kesehatan
(Kementerian Kesehatan RI):

- Uap air/ H2O : kandungan utama dari air hujan yaitu uap air sebesar 99.9%

- Asam nitrat : kandungan asam nitrat yang berlebihan tidak baik dan bisa
membahayakan serta dapat menyebabkan hujan asam. Kandungan
asam dapat dinyatakan dalam pH. Hujan normal memiliki pH 6,
sementara hujan asam memiliki pH<5,7

- Karbon : zat karbon dlm bentuk debu ini berperan dalam mengikat
molekul-molekul pada air hingga terbentuklah hujan. Kedua zat ini juga
berperan dalam proses terjadinya hujan.

- Asam sulfat : Asam sulfat adalah zat yang ada pada air hujan jika berlebihan maka
bisa menyebabkan gangguan pada pernapasan manusia.

- Garam : air hujan yang mengandung banyak garam adalah hujan yang terjadi
di daerah dekat pantai. Hal ini karena proses terjadinya hujan akibat dari
penguapan air laut oleh matahari.
Pengaruh Air Hujan Terhadap
Tambak Udang
Manfaat Air Hujan
Terhadap Tambak Udang
1. Menurunkan pH tambak
Air hujan bersifat asam lemah ( pH 5.6-6 ) yang terdiri dari asam karbonat, asam sulfat dan
asam nitrat, merupakan senyawa kimia ini sangat berpengaruh terhadap penurunan pH di
tambak akibat hujan, terutama asam sulfat dan nitrat. Reaksi yang dibentuk dari ketiga
senyawa kimia tersebut yaitu:

- Karbondioksida
Karbon dioksida bereaksi dengan air
membentuk asam karbonat yang
kemudian terdisosiasi menghasilkan
ion hidrogen (H + ) dan ion hidrogen
karbonat (HCO 3 - )
Manfaat Air Hujan
Terhadap Tambak Udang
- Nitrogen Oksida
Nitrogen oxide (NO) terbentuk selama badai petir oleh reaksi
nitrogen dan oksigen, dua gas atmosfer yang umum. Di udara,
NO dioksidasi menjadi nitrogen dioksida (NO2), yang kemudian
bereaksi dengan air menghasilkan asam nitrat (HNO3).. Asam
ini berdisosiasi dalam air untuk menghasilkan ion hidrogen dan
ion nitrat (NO3- ) yang dapat menurunkan pH larutan

- Sulfur dioksida
Sulfur dioksida, bereaksi dengan air membentuk asam sulfat.
Asam sulfat adalah asam kuat, sehingga lebih mudah
terdisosiasi dalam air, menghasilkan ion H+ dan ion HSO4 - . Ion
HSO4 - selanjutnya berdisosiasi menghasilkan H+ dan SO4 2- .
Keberadaan H2SO4 menyebabkan konsentrasi ion H+ meningkat
secara drastis sehingga pH air hujan turun ke tingkat yang
berbahaya.
Manfaat Air Hujan
Terhadap Tambak Udang
1. Menurunkan pH tambak

2. Menimbulkan aluminium di permukaan tambak


Kandungan asam pada air hujan mampu bereaksi/berikatan dengan aluminium di dasar
tambak sehingga alumunium naik ke permukaan. Alumunium sangat membahayakan
udang karena dapat menyebabkan kematian. Selain itu, ion hidronium yang asam juga
mampu memobilisasi racun seperti alumunium dan melepaskan mineral penting seperti
magnesium
1. Menurunkan salinitas
Air tambak apabila tercampur dengan air hujan yang bersifat tawar dalam jumlah yang
banyak maka akan menurunkan salinitas. Hal ini dapat menyebabkan udang mengalami
stres.

1. Menurunkan suhu
Hujan bersifat dingin sehingga dapat menurunkan suhu hingga 5-6oC yang berdampak
pada penurunan metabolisme hewan budidaya dan nafsu makan juga berkurang.Pada saat
terjadi hujan akan terbentuk stratifikasi/lapisan suhu dimana air tambak yang lebih asin
berada di bawah sedangkan air hujan yang dingin di atas, untuk mengatasi ini bisa
mengoperasikan kincir air sehingga atas dan bawah tambak menjadi sama suhunya.
Dampak Hujan terhadap
Kualitas air budidaya

Parameter Efek Curah Hujan

Suhu Menurun 3-5 oC

pH Menurun

Salinitas Menurun bergantung volume

Hardness Menurun bergantung volume

Turbiditas Meningkat

Oksigen terlarut Awalnya meningkat lalu menurun tajam

Hidrogen sulfida dan amonia Dapat meningkat setelah 2-3 hari


Efek hujan secara langsung
- Umumnya menurunkan suhu 5-6⁰ Csehingga terjadi penurunan metabolisme hewan budidaya dan
nafsu makan juga berkurang. Selain itu, juga dapat menyebabkan stratifikasi termal

- Hujan merupakan larutan asam karbonat yang lemah dengan pH 6,2 hingga 6,4 sehingga dapat
menurunkan pH perairan. Respirasi juga menghasilkan karbon dioksida

- Salinitas dan kesadahan/hardness juga menurun karena penurunan konsentrasi ion dalam larutan.
Hal ini bisa memicu dominasi cyanobacteria di bawah kondisi salinitas rendah.

- Peningkatan padatan tersuspensi akibat bercampurnya material tanah dan air akibat agitasi hujan
menyebabkan kekeruhan yang tinggi di kolam berdampak pada terhambatnya penetrasi cahaya
matahari yang tidak menguntungkan bagi organisme autotrof/fototrof
Efek hujan secara tidak langsung
- Penurunan populasi mikroalga, hal ini karena penurunan pH, penurunan konsentrasi mineral dan
mikro, peningkatan kekeruhan dan berkurangnya intensitas matahari menyebabkan banyak
mikroalga yang mati
- Populasi bakteri heterotrof meningkat karena meningkatnya ketersediaan nutrisi dari sel alga mati
yang mengendap dan bahan organik dari dasar tambak yang tercampur. Hal ini dapat memicu
peningkatan bakteri patogen dan menurunkan nilai ORP menjadi negatif/ terjadi kondisi reduksi di
dasar tambak yang dapat menghasilkan senyawa toksik seperti H2S.
- Tingginya biological oxygen demand (BOD) oleh bakteri heterotrofik dan kurangnya produksi oksigen
oleh organisme autotrof (sudah mati), dapat menyebabkan kondisi anoksik dalam waktu yang sangat
singkat pada rambak jika tidak ada tindakan penanganan.Semakin tinggi BOD maka hasil respirasi
berupa karbondioksida semakin meningkat dan semakin menurunkan pH
Penyebab dan dampak hujan
terhadap kolam
1. Hujan deras menyebabkan banjir di tambak
❏ Puluhan hektar (ha) tambak di Kecamatan Kalitengah, Kabupaten Lamongan
terendam banjir
❏ Penyebab: Banjir akibat hujan deras menyebabkan sungai meluap dan
mengalir ke lahan tambak miliki warga
❏ Dampak : Petambak mengalami kerugian yang sangat besar akibat
udang/ikan mengalami kematian dan hanyut terbawa banjir
❏ Data yang dihimpun dari BPBD Lamongan memperkirakan, kerugian banjir ini
mencapai lebih Rp 29,7 miliar

1. Hujan deras menyebabkan tanggul kenp


❏ Hujan deras menyebabkan tanggul kenp
❏ Tambak udang di kulonprogo jebol akibat hujan deras (28/5/2013)
❏ Penyebab : Hujan turun sangat deras
❏ Dampak : Air yang berada di dalam kolam penampung miliknya langsung
meluap dan dinding kolam jebol hingga seluruh air di dalam tambak tumpah
dan mengalir ke arah sungai, padahal udang tersebut sudah siap panen
Dampak hujan asam dan basa
terhadap udang
- terhambatnya pertumbuhan hingga kematian.
- terhambatnya mekanisme sodium dan chloride uptake
- peningkatan influx ion hidrogen dan terhambatnya pertukaran gas
melewati insang,
- hewan budidaya stres
- kerusakan lapisan epitel pada insang.
- Perubahan perilaku berenang yang abnormal
- Meningkatkan lendir pada permukaan insang yang menandakan adanya
stres
- Berdasarkan penelitian penurunan pH dari 8.2 - 6.5 atau peningkatan
menjadi 10.1 (optimum pH udang 7-9) selama budidaya L. vannamei
membuat udang lebih rentan terhadap Vibrio alginolyticus dibandingkan
udang yang dibudidayakan pada pH 8.2
- Perubahan pH menciptakan produksi reactive species oxidative (ROS) di
dalam sel yang dapat menyebabkan stres oksidatif, kerusakan struktur
seluler ( membran lipid, protein dan DNA)
Pengaruh pH rendah pada udang
- Kadar pH yang rendah akan menyebabkan cangkang udang menjadi lunak. Hal ini disebabkan
cangkang udang terdiri dari kalsium karbonat yang dapat bereaksi dengan asam.
- Perubahan pH menjadi asam secara tiba- tiba dapat membuat udang stres, kaget, lemas lalu
mengalami kematian.
- Memicu penyakit pada udang akibat penurunan sistem imun
- Proses molting menjadi terganggu
- Memicu kerusakan sel epitel pada insang
- Memicu peningkatan toksisitas amonia sehingga lingkungan perairan beracun bagi udang
- Keseimbangan mikrobiota usus di udang terganggu sehingga memberikan kesempatan bagi
pathogen untuk menginvasi

Pengaruh pH basa pada udang


- Pada paparan kondisi alkali/basa ringan, sel-sel lendir di dasar filamen insang menjadi
hipertrofik
- Kerusakan pada lensa, kornea dan insang
- Terganggunya proses osmoregulasi, respirasi dan kesimbangan asam-basa dalam darah
Treatment jika terdapat
hujan
Sebelum hujan (pencegahan)
- Mengoperasikan semua aerator dengan mencapai kecepatan putar 80-85
putaran/menit sehingga kandungan oksigen lebih tinggi dari biasanya
- Mengeluarkan air hujan melalui sistem pembuangan atas
- Menahan pemberian pakan ketika cuaca sudah mendung/tanda”hujan sudah terlihat
- Untuk mengurangi penurunan pH saat huan diberikan kapur di sepanjang tepi kolam
dengan konsentrasi 10 g kapur/100 m2
- Pertahankan kualitas air seperti pH, alkalinitas, salinitas, DO dan suhu dalam kondisi
yang selalu optimum
- Menjaga kondisi pH di 7.8-8.2
- Melakukan sifon untuk membuang kotoran di dasar kolam
Saat hujan
- Drain air permukaan/ mengeluarkan air hujan melalui sistem pembuangan atas
- Tidak memberi pakan saat hujan
- Nyalakan semua aerator yang tersedia dan pertahankan level DO di atas 4 ppm
- Pantau mikroalga di dalam tambak, jika kematian alga akan terjadi, terkadang dapat
dicegah dengan pertukaran air kolam untuk mengurangi kepadatan sel alga dan dengan
menaikkan pH
- Saat hujan deras, air kolam harus dibuang sedikit demi sedikit untuk mencegah
penurunan salinitas secara tiba-tiba dan mencegah kolam jebol
Setelah hujan
- Tambahkan vitamin C sebanyak 5 mg/kg pakan untuk meningkatkan sistem imun,
garam kalium, natrium dan magnesium ke dalam aquafeed sebelum memberi pakan
- Kurangi pemberian pakan hingga 10-20% dari dosis sebelumnya
- Pertahankan tingkat aerasi yang tinggi sampai ada populasi mikroalga baru yang stabil di
tambak
- Cek dasar kolam untuk memonitor adanya kematian udang
- Mengecek kualitas air secara rutin dan lebih sering sehingga ketika ada penurunan kualitas
air bisa langsung di antisipasi
- Tambahkan kapur sebanyak 10-20 kg/ha setelah hujan
eFishery Hadir Sebagai Solusi!
Pendampingan Teknis Alat Cek Kualitas Air

Laporan & Rekomendasi Konsultasi Penyakit


Fasilitas Pendampingan

Fasilitas Keterangan

Biosecurity Scoring Pengecekan biosecurity pada tambak

Penyediaan alat kualitas air 6 Parameter Utama

Laporan Rutin! Laporan kualitas air secara rutin

Akun aplikasi eFarm Rekomendasi dan visualisasi Parameter

Pendampingan & Konsultasi Kunjungan secara rutin atau pendampingan


intensif secara online
Water Quality Monitoring

Monitoring Kualitas Air Rutin dan Terpantau


Dashboard

● Web Based Apps


● Visualisasi Data
● Historikal Data
● Rekomendasi
● Treatment & Dosis

Periksa Kolam Kapanpun Dimanapun


Fitur Terbaru

Cerita Budidaya
Laporan
Parameter Kualitas Air
Laporan
Progress Budidaya
Rekomendasi
Produk Tambahan Lainnya
eFisheryFeeder
Supported By

Aman Bagi Udang Dosis Rutin


Terbuat dari H202 dan Asam Pemberian dosis sesuai dengan
Peracetic dapat digunakan di kolam kebutuhan dan dinamika kualitas air
aktif dan tidak meninggalkan residu

Pengendali Kualitas Air Outbreak Protocol


Meningkatkan DO dan juga Garansi penambahan dosis
mengoksidasi H2S, NH3, dan racun gratis saat terjadi wabah
alga penyakit pada kolam
Bagaimana Kata Mereka?
Grafik Peningkatan Pendampingan eFarm

Subang Subang Tasikmalaya Tasikmalaya Banten


Cerita Petambak Purworejo

Lokasi : jetis,
Purworejo
Jumlah kolam : 1 petak DPS
1 petak
control
Luas kolam : 1.200 m2
Tebaran : 83 / m2

Terlihat data perbandingan 2 kolam yang menggunakan DPS dan non- DPS bahwa terdapat peningkatan SR
sebesar 100% dengan nilai SR 106,28% jauh dibandingan SR sebelumnya yang hanya 49,09%
“Melalui pendampingan eFishery DPS, kini lebih yakin dalam berbudidaya di tengah outbreak karena adanya
laporan harian dan penggunaan aqualisan yang menekan angka kematian.”
Pak Agus - Purworejo

Total Panen
Tonase : 1513,03 Kg
Name : Agus Sugiarto SR : 106 %
Area : 1.200 M2 FCR : 1.38
Density : 83 pl /M2 Panen Akhir DOC 86
Water Lever : 1 meter Size 52
Salinity level : 14 ppt
Rearing system : Heterotrof
Location : Purworejo - Central Java
Pak Tahang - Lampung Timur

Name : Ambo Tahang


Area : 1.000 M2
Density : 80 pl /M2
Rearing system : Autotrof
Location : Lampung Timur

SR : 110 %

Panen DOC 86
Size 62
Tertinggi dalam Sejarah!
556 Kolam dari 193 Petambak
Telah berlangganan ekosistem eFarm!
PROMO HARI INI!!!

Gratis
Pendampingan
Klik Daftar Gratis!
Farm.eFishery.com
Thank You
Priyandaru Agung E. T. S.Pi. MP | Aquaculture Scientist
PT. Multidaya Teknologi Nusantara | eFishery
Jalan Bukit Pakar Timur IV Kav B1, Bandung, Phone: +62 22 2046 2178

Anda mungkin juga menyukai