Anda di halaman 1dari 17

PENANGANAN HASIL PERIKANAN (IKAN

TUNA)

Dosen Pengampu :
Puspitasari Purnama Putri, S.Pi, M.Si

Fakultas Perikanan
Universitas Pekalongan
I. PENANGANAN IKAN TUNA
• Standar Kompetensi
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan Penanganan Tuna Longline
• Kompetensi Dasar
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan cara penanganan Tuna Longline, alat
Tuna Longline, jenis ikan Tuna untuk Olahan dan komposisi kimia Ikan.
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan cara penanganan Tuna diatas kapal,
penanganan Tuna segar di pabrik mulai dari penerimaan bahan baku, proses sampai
pengemasan hasil akhir.
II. PENANGANAN IKAN SEGAR DAN UNDANG SEGAR
• Standar Kompetensi
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan Penanganan Ikan Segar dan Udang Segar
• Kompetensi Dasar
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan pengujian organoleptik ikan segar, cara
fillet ikan segar, fillet udang (Head On, Head Less, Peeled, Peeled Tail On, Peeled
Deveined Tail On, Peeled and Deveined, Peeled Undeveined, Butterfly, Value Added
Product) dan edible portion.
ALAT TANGKAP
TUNA LONG LINE
TALI UTAMA (Main line)
• Tali utama: multifilamen (berserat banyak) yang
dipintal menjadi tali. Contoh : Polyester
multifilament rope / tali sintetis polyester (PES)
densitasnya lebih tinggi dari densitas air laut
sehingga tenggelam di dalam laut. PA (Polyamide
multifilament / tali Polyamida (nylon, amilan) dan
monofilament (nylon / tali senar (diameter kecil
mampu menahan bobot dan hentakan ikan pelagis
besar seperti marlin, cucut, tuna)
• Kili-kili (swivel) untuk memperkecil pengaruh hempasan ombak
maupun hentakan ikan. Berat 30 -60 gr untuk menambah kecepatan
tenggelam tali cabang, agar ikan umpan tidak dimangsa burung laut.
• Pelampung (buoy) berbentuk bola yang memiliki daya apung. Daya
apung tersebut berguna untuk mempertahankan kedudukan rawai
agar tidak tenggelam oleh pengaruh bobot dan hentakan ikan, serta
pengaruh arus dan gelombang. Di Benoa Bali pelampung jenis
plastik HI-zex tipe ABS buoy (tidak mudah pecah, tahan terhadap
benturan dan gesekan, tahan terhadap tekanan air laut.
• Tali pelampung : penghubung antara tali utama dengan pelampung
panjang 20 – 60 m.
• Snap ( peniti rawai) berbentuk menyerupai peniti
terbuat dari logam tahan karat, sebagai pengait tali
pelampung kepada tali utama. Swivel snap
mempunyai peranan pada tali pelampung agar
pintalan tali tidak terurai. Ukuran peniti rawai
panjang 125 – 150 mm.
• Tali cabang (branch line) merupakan tali
penghubung antara tali utama dan pancing. Panjang
20 – 30 m.
• Sakite (adaptor) hanya digunakan pada rawai tuna multifilamen,
merupakan penghubung antara kili-kili kepada pangkal tali
cabang. Panjangnya 40 -60 cm berdiameter 4 -6 mm.
• Sekiyama (midle wire) berupa tali baja yang dibungkus dengan
lilitan tali sintetis, panjang berkisar 5 – 10 m. Sekiyama hanya
digunakan padarawai tuna multifilamen. Berbagai jenis sekiyama
digunakan pada rawai tuna antara lain sekiyama wire, dimana
salah satu ujung tali sekiyama dibuat simpul mata dilengkapi
armor spring dan lock tip diikat ke sakite. Sedangkan ujung
lainnya dibuat simpul mata dilengkapai lock tip dan armor spring
diikat ke wire leader.
• Wire leader : tali baja yang menghubungkan antara
sekiyama dan pancing. Panjangnya 1 -2 m. Pada
salah satu ujungnya dibuat simpul mata dilengkapai
armor spring dan lock tip.
• Pancing : pancing tuna (tuna hook) terbuat dari besi
dilapisi bahan galvanis, adapula diberi tambahan
timah pemberat sebagai penambahan kecepatan
tenggelam tali cabang.
• Ikan umpan : pemilihan ikan umpan disesuaikan
dengan faktor kebiasaan makan (feeding habit) dari
jenis ikan yang menjadi sasaran penangkapan.
Kriteria : warna sisik mengkilat, kondisi tubuhnya
segar, punggung kuat, panjang 15 – 20 cmlebar 2,5
– 5 cm, tersedia dalam jumlah banyak, mudah
diperoleh, harga terjangkau dan mempunyai daya
tahan di air cukup lama.
TUNA LONG LINE

1. Ordinary Tuna Long line


• Tuna 30 – 100 kg : Blue fin tuna
Yellowfin tuna / madidihang
Big eye tuna / mata besar
2. Tuna long line untuk Albacore, Cakalang ukuran 10 -
20 kg.
3. Tuna long line untuk tuna ukuran kecil
Ukuran 3-10 kg seperti Cakalang (Katsuwonus pelamis),
Tongkol (Auxis thazard)
JENIS IKAN TUNA UNTUK OLAHAN
• Thunnus alalunga : albacore tuna (tuna albacore)
• Thunnus albacores : yellowfin tuna (madidihang)
• Thunnus obesus : Bigeye tuna (tuna mata besar)
• Thunnus maccoyil : Southern bluefin (
Tuna sirip biru)
• Thunnus tongol : Longtail tuna (tuna abu-abu)
• Berat : 20 – 400 kg panjang 75 cm – 2 m
• Asal : Selat Bali, Laut Banda, Ujung Pandang
- Tuna kecil diwakili oleh Skipjack
- Tuna besar diwakili oleh Madidihang,Tuna Mata Besar,
Tuna Sirip Biru.
• Tuna di pasaran dalam bentuk
- Segar
- Beku
- Kaleng
• Sashimi : daging tuna segar yang dimakan dalam
keadaan mentah. Diiris tipis dicelupkan ke dalam
bumbu saus kedele.
• Sushi : bola nasi yang dibungkus irisan daging tuna
segar (tipis-tipis).
• Bahan yang digunakan:
-Bigeye dan Bluefin karena berat bisa sampai
300 kg, dagingnya berlemak.
- Yellowfin dan Bigeye: canned tuna
Komposisi Kimia Ikan
Spesies Air Protein Lemak KH
Bluefin Daging merah 68.7 28.3 1.4 0.1
(akami)
Daging
berlemak 52.6 21 24.6 0.1
(toro)
Southern Daging merah 65.6 23.6 9.3 0.1
bluefin Daging 63.9 23.1 11.6 0.1
berlemak
Yellowfin Daging merah 74.2 22.2 2.2 0.1
(akami)
Skipjack 70.4 25.8 2.0 0.4
Kriteria mutu : kandungan lemak daging
1. warna daging merah tua, jernih berkilau lemak tampak jelas pada
lapisan luar (memuaskan, terletak pada bagian perut/ lemak
tertinggi (24%)
2. Warna daging merah, agak jernih, kurang berkilau. Lemak tampak
pada lapisan luar (baik/lemak tinggi)
3. Warna daging agak merah, agak jernih kurang berkilau, lemak tidak
tampak pada lapisan luar (kandungan lemak sedang)
4. Warna daging agak pucat, tidak berkilau lemak tidak tampak pada
lapisan luar (kandungan lemak kurang)
5. Warna daging pucat, lemak tidak tampak pada lapisan luar
(kandungan lemak buruk – 0,4 %)
Puspitasari Purnama Putri, S.Pi, M.Si

Sekian

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai