Anda di halaman 1dari 20

PAPER

ALAT TANGKAP GILL NET PERMUKAAN SEBAGAI

ALAT PENANGKAPAN IKAN

Oleh :

LA ODE ISWANTO / 57211113549

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENANGKAPAN IKAN

POLITEKNIK AHLI USAHA PERIKANAN

JAKARTA

2023
PAPER

Tugas ini diajukan sebagai salah satu syarat

Mengikuti Ujian Akhir Semester IV

Oleh:

LA ODE ISWANTO / 57211113549

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENANGKAPAN IKAN

POLITEKNIK AHLI USAHA PERIKANAN

JAKARTA

2023
LEMBAR PENGESAHAN

PAPER

Judul : Alat Tangkap Gill Net Permukaan Sebagai

Alat Penangkapan Ikan

Penyusun : La Ode Iswanto

NRP : 57211113549

Program Studi : Teknologi Penangkapan Ikan

Mengetahui; Menyetujui;
Ketua Program Studi, Dosen Pembimbing,

Rahmat Mualim,S.St.Pi.,M.Si. Dr. Danu Sudrajat, A.Pi, MAP


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji serta syukur kita panjatkan kepada Allah SWT dan
sholawat serta salam kita curahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW karena
dengan rahmat dan hidayah-Nya. Paper yang berjudul Alat Tangkap Gillnet
Permukaan Sebagai Alat Penangkapan Ikan ini bisa diselesaikan dalam waktu
yang telah ditentukan dan memotivasi saya supaya bisa menyelesaikan. Paper ini
sebagai salah satu tugas akhir semester IV. Paper merupakan tugas meringkas
dari beberapa literatur.

Besar harapan saya agar pembuatan Paper ini bermanfaat untuk pembaca
dan khususnya saya sebagai penyusun. Walaupun saya sadari banyak sekali
kekurangan yang terdapat dalam penyusunan ini mohon untuk dimaklumi.

i
UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Paper
I yang berjudul “ALAT TANGKAP GILLNET PERMUKAAN SEBAGAI ALAT
PENANGKAPAN IKAN” tepat pada waktunya, sehingga penulis dapat memenuhi
syarat untuk mengikuti Ujian Akhir Semester IV

Pada kesempatan ini tak lupa penulis sampaikan, terima kasih yang
teramat dalam kepada pihak-pihak yang telah membantu dan membimbing penulis
dalam penulisan paper ini, yaitu kepada yang terhormat :

1. Muhammad Dr. Hery Riyadi Alauddin, S.Pi., M.Si. selaku Direktur Politeknik
Ahli Usaha Perikanan Jakarta

2. Rahmat Muallim, S.St.Pi, M.Si. selaku Ketua Program Studi Teknologi


Penangkapan Ikan,

3. Dr. Danu Sudrajat, A.Pi. MAP. selaku dosen pembimbing yang selalu
memberi arahan dan masukan selama pembuatan Paper I ini.

4. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan penulisan ini.

Dalam menyusun Paper, penulis telah berusaha dengan segala daya dan
upaya, namun demikian penulis menyadari bahwa penulisan Paper ini masih jauh
dari sempurna. Hal ini disebabkan karena keterbatasan waktu dan literatur yang
penulis miliki maupun karena kemampuan penulis sendiri yang masih jauh dari
memuaskan. Akhir kata, penulis mengharapkan kritik dan saran yang positif dan
membangun. Semoga penulisan Paper ini dapat memberikan manfaat.

Jakarta, Juni 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ i


UCAPAN TERIMA KASIH .......................................................................................ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1

1.2 Tujuan ..................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASA ............................................................................................ 3


2.1 Deskripsi Gill Net ......................................................................................... 3

2.2 Gill Net Permukaan ...................................................................................... 4

2.3 Konstruksi Gill Net Permukaan .................................................................... 5

2.4. Pengoperasin Gill Net Permukaan.............................................................. 6

2.5 Alat Bantu Penangkapan ............................................................................. 8

2.6 Daerah Pengoperasian Gill Net Permukaan ................................................ 9

2.7 Hasil Tangkapan Gill Net permukaan........................................................ 10


BAB III KESIMPULAN ......................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 13

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Gill Net …………………………………………………………………..…..3


Gambar 2. Jaring Insang .………………………………………………………………3
Gambar 3. Gill Net Permukaan …...……………………………………………………4
Gambar 4. Konstruksi Gill Net Permukaan………………………………..…….…….5
Gambar 5. Pengoperasian Gill Net Permukaan ………………………...…….….…..6
Gambar 6. Pelampung ……………………………………………………………...…..8
Gambar 7. Kayu Penanda ……………...…………………………………………..…..9
Gambar 8. Ikan Layang ………………………...………………………………….….10
Gambar 9. Ikan Tuna …………………………………………………………………..11

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemanfaatan potensi sumberdaya laut di Indonesia telah mengalami


berbagai peningkatan pada beberapa aspek, namun secara signifikan belum dapat
memberi kekuatan dan peran yang lebih kuat terhadap pertumbuhan
perekonomian dan pendapatan masyarakat nelayan Indonesia. Oleh karena itu
diperlukan pengembangan perikanan tangkap untuk dapat memberi kekuatan dan
peran dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan Indonesia
(Notanubun et al., 2022)
Tersedianya potensi sumberdaya perikanan di laut, maka pemanfaatan
sumberdaya perikanan telah banyak dilakukan oleh nelayan setempat, baik
berupa budidaya ikan dengan menggunakan kerambah terapung maupun
penangkapan ikan. Hal ini berhubungan erat dengan pengetahuan dan
ketrampilan manusia terhadap alat-alat dan perlengkapan perlengkapan
(Notanubun et al., 2022).
Sumber daya ikan termasuk salah satu sumberdaya yang dapat
diperbaharui (renewable resources) tapi terbatas dan bersifat milik umum
(common property), sehingga ketika ada seseorang dapat menangkap ikan di
suatu tempat, maka cenderung mengundang orang lain untuk ikut melakukan
kegiatan penangkapan ikan di tempat tersebut (Sidik, 2018). Kegiatan
penangkapan ikan pada suatu tempat dibiarkan terus menerus, maka
menimbulkan permasalahan padat tangkap yang mengakibatkan gejala tangkap
lebih (over fishing) dan pada akhirnya akan mengancam kelestarian sumberdaya
ikan. Oleh karena itu diperlukan pengelolaan sumberdaya ikan dengan
menerapkan pengaturan yang dilaksanakan secara bertanggung jawab dan
berkelanjutan berdasarkan amanat Code of Conduct for Responsible Fisheries
(CCRF) (Falich, 2019).

1
1.2 Tujuan

1. Mengetahui apa itu alat tangkap Gill Net Permukaan


2. Mengetahui Kontruksi alat tangkap Gill Net
3. Mengetahui Pengoperasian alat tangkap Gill Net
4. Mengetahui Daerah Penangkapan GilNet
5. Mengetahui Hasil Tangkapan Gill Net

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Deskripsi Gill Net

Gill net atau jaring insang merupakan salah satu dari jenis alat tangkap ikan
yang desainnya menyerupai persegi panjang. Pada bagian atas dilengkapi dengan
pelampung (float) dan bagian bawah dilengkapi dengan pemberat (sinker).
Sehingga dengan adanya dua arah gaya yang berlawanan akan membuat jaring
insang dapat dioperasikan pada daerah penangkapan dengan posisi tegak
menghadang arah renang ikan target (Falich, 2019).

Gambar 1. Gill Net (Falich, 2019)

Besar mata jaring pada alat tangkap Gill Net bervariasi, disesuaikan dengan
sasaran yang akan ditangkap (selektif) seperti untuk ikan , udang. Jaring ini terdiri
dari satuan–satuan jaring disebut tinting / piece. Dalam operasi penangkapannya
terdiri dari beberapa tinting yang digabung menjadi satu unit yang panjangnya (300
– 500 m). Ikan –ikan yang ditangkap gill net umumnya tersangkut/ terjerat pada
tutup insangnya, jika ikannya besar maka akan terpuntal / terbelit – belit
(entangled) pada tubuh jaring.(Gery Purnomo, 2019)

Gambar 2. Jaring Insang (Gery Purnomo, 2019)

3
2.2 Gill Net Permukaan

Jaring insang permukaan surface gill net salah satu alat tangkap yang sangat
selektif dan mudah dikontrol penggunaannya, disamping itu jaring insang
permukaan dapat dipakai dengan menggunakan perahu sederhana tanpa
menggunakan perahu motor. Ini merupakan suatu hal yang penting untuk negara
yang sedang berkembang, dimana modal nelayan biasanya masih kecil. Secara
umum metode pengoperasian gill net terdiri atas beberapa tahap Pratiwi (Numfor
et al., 2021), yaitu:
1. Persiapan yang dilakukan nelayan meliputi pemeriksaan alat tangkap, kondisi
mesin, bahan bakar kapal, perbekalan, es dan tempat untuk menyimpan hasil
tangkapan.
2. Pencarian daerah penangkapan ikan, hal ini dilakukan nelayan berdasarkan
pengalaman-pengalaman melaut, yaitu dengan mengamati kondisi perairan
seperti banyaknya gelembung-gelembung udara di permukaan perairan, warna
perairan, serta adanya burung-burung di atas perairan yang mengindikasikan
adanya schooling ikan.
3. Pengoperasian alat tangkap yang terdiri atas pemasangan jaring (setting),
perendaman jaring (soaking) dan penangkatan jaring (hauling).
4. Tahap penanganan hasil tangkapan adalah pelepasan hasil tangkapan dari
jaring untuk kemudian disimpan pada suatu wadah atau tempat.

Gambar 3. Gill Net Permukaan (Rustadi, 2019)

4
2.3 Konstruksi Gill Net Permukaan

Gambar 4. Konstruksi Gill Net Permukaan

Menurut Hudring (2012), gill net merupakan alat tangkap yang dilengkapi
dengan pelampung, pemberat dan tali ris atas serta dengan atau tanpa tali ris
bawah untuk menghadang arah renang ikan, sehingga ikan sasaran akan terjerat
pada mata jaring atau terpuntal pada jaring. Konstruksi gill net permukaaan seperti
gambar di atas, terdiri dari:
1. Pelampung (float), yaitu sesuatu benda yang mempunyai daya apung dan
dipasang pada jaring bagian atas dan berfungsi sebagai pengapung jaring.
2. Tali pelampung yaitu selembar untuk mengangkat tali ris atas agar jaring
dapat terentang sempurna dalam perairan.
3. Tali ris atas (head rope), yaitu seutas tali yang dipergunakan untuk
menggantungkan tubuh jaring.
4. Serampat atas (upper selvedge), yaitu lembaran jaring yang terpasang di
atas tubuh jaring dan berfungsi sebagai penguat tepi jaring bagian atas.
5. Tubuh jaring (net body), yaitu lembaran jaring yang berbentuk empat
persegi panjang dengan ukuran mata jaring (mesh size) yang sama.
6. Serampat bawah (lower selvedge), yaitu lembaran jaring yang terpasang
dibawah tubuh jaring dan berfungsi sebagai penguat tepi jaring bagian
bawah.
7. Tali ris bawah (ground rope), yaitu seutas tali yang dipergunakan untuk
mengikatkan badan jaring bagian bawah.
8. Tali pemberat yaitu selembar tali yang terpasang di bawah Bersatu dengan
pemberat.

5
9. Pemberat (sinker), yaitu benda yang mempunyai daya tenggelam dan
dipasang pada jaring bagian bawah dan berfungsi sebagai penenggelam
jaring.

Alat tangkap jaring insang (gill net) memiliki kontruksi yang berbeda karena
disesuaikan dengan tujuan hasil tangkapan dan kondisi perairan pada daerah
penangkapan ikan. Satu pis jaring, satuan lembaran jaring dari hasil pabrikan
dengan ukuran 70 MD x 80 yard; 100 MD x 200 yard; 100 MD x 100 yard atau 100
MD x 100 meter..Gill net sendiri memiliki mesh size atau bukaan mata jaring. Hal
ini sangat bermanfaat untuk pengaturan ukuran ikan yang tertangkap, misalnya
dengan membatasi ukuran bukaan mata jaring (mesh size) ukuran minimal ikan
yang ditangkap dapat ditentukan, sehingga ikan-ikan berukuran kecil tidak
tertangkap. Gill net dioperasikan secara vertikal dengan mengandung arus laut,
sehingga dapat memotong alur gerakan renang ikan yang kerap menantang arus
(Notanubun et al., 2022).

2.4. Pengoperasin Gill Net Permukaan

Pengoperasian jaring insang permukaan diawali dengan persiapan,


penebaran jaring (setting) dan penarikan jaring (hauling) (Y Rumkorem et al.,
2021).

Gambar 5. Pengoperasian Gill Net Permukaan

a. Persiapan
Sebelum operasi penangkapan dilakukan maka persiapan alat yang
digunakan, logistik maupun penentuan daerah penangkapan harus diketahui
terlebih dahulu dengan memanfaatkan burung secara jarak jauh dan percikan-
percikan air pada jarak dekat. Pada waktu persiapan operasi yang harus

6
diperhatikan adalah cara menyusun jaring yang baik agar pada saat operasi
penangkapan dilakukan dapat membantu kelancaran jalannya pengoperasian
yaitu pada saat "setting" yang dilakukan. Jaring harus disusun rapi dan diletakkan
pada tengah perahu/tempat yang sudah disiapkan, Setelah penyusunan jaring,
maka hal kedua adalah persiapan menuju daerah penangkapan (fishing ground).
segala persiapan operasi penangkapan selesai, perahu mulai digerakkan menuju
daerah penangkapan (fishing ground) dengan 3 orang nelayan dan tepatnya pada
pukul 17.00 WIT dan tiba di daerah penangkapan sekitar pukul 17.30 WIT,
selanjutnya dilakukan penurunan jaring.(Palo et al. 2019)

b. Penebaran Jaring
Dalam penebaran jaring ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu:
1. Angker diturunkan lalu pelampung tanda diturunkan sebagai tanda bahwa jaring
sedang dioperasikan.
2. Apabila dalam penurunan jaring ada arus, harus diketahui arah arus dan haluan
perahu agar pada saat jaring diturunkan dalam air dengan kedudukan jaring
tetap melintang. Apabila angin datangnya dari sebelah kiri perahu atau kanan
perahu maka jaring diturunkan (setting). Sedangkan, Apabila angin dari
belakang dan arus dari kanan perahu maka jaring dibuang dari sebelah kiri
perahu begitu sebaliknya. Penurunan penebaran jaring dilakukan secara
bersamaan dengan pemberat/jangkar dan pelampung dipegang bersama-sama
kemudian diturunkan disebarkan (setting) setelah motores diarahkan foret maju
dan apabila sudah sampai pada ujung jaring maka dipasang pelampung
keduanya bersamaan dengan pemberat/jangkar. Pengoperasian jaring dapat
dilakukan dari belakang sisi kiri maupun sisi kanan dan memperhatikan arah
arus dan angin agar jaring tidak dapat tersangkut pada baling-baling motor. Hal
ini diharapkan agar dapat mempermudah pada saat pengoperasian jaring
dilakukan. Dalam Praktek Kerja Lapangan penebaran jaring dilakukan pada
pukul 17.30 sampai 18.00 WIT dan lama perendaman jaring 1-12 jam.(Falich
et al. 2020)
c. Menunggu (towing)
Proses menunggu (towing) dilakukan setelah penurunan jaring insang
selesai. Waktu yang dibutuhkan selama proses ini berlangsung adalah 11- 12 jam
(Y Rumkorem et al., 2021).

7
d. Penarikan Jaring (hauling)
Hauling atau penarikan jaring dilakukan pada pagi hari pukul 06.00 (pagi).
Penarikan jaring dimulai dari ujung pangkal jaring atau pelampung tanda dan
pemberat. Kemudian pada saat penarikan Jaring harus mengarah ke pelampung
tanda dan ditarik bersama-sama seperti awalnya penurunan jarring yaitu
pelampung jaring dan pemberat jaring singker dinaikkan dan ditempatkan pada
bagian dalam perahu, dan juga apabila ada kotorankotoran yang tersangkut pada
jaring sekaligus dibersihkan agar tidak membuat kerusakan pada jaring, Kernudian
jaring ditarik dan disusun rapi seperti semula guna mempermudahkan atau
memperlancar pengoperasian selanjutnya (Y Rumkorem et al., 2021).

2.5 Alat Bantu Penangkapan

• Pelampung
Adapun pelampung tanda yang digunakan pada penelitian di perairan Pulau
Samalona terdiri dari bahanStyrofoam

Gambar 6. Pelampung

• Kayu Penanda
Kayu penanda yang digunakan pada jaring insang permukaan berfungsi untuk
mengikat kedua ujung tali ris atas agar jaring yang terpasang dapat terentang
dengan baik, selain itu sebagai penanda pada kapal-kapal lain untuk memberi
informasi bahwa terdapat alat tangkap yang sedang dioperasikan didaerah
tersebut (Dermawati et al., 2019).

8
Gambar 7. Kayu Penanda

2.6 Daerah Pengoperasian Gill Net Permukaan

Pada umumnya yang menjadi daerah penangkapan (fishing ground) untuk


alat tangkap jaring insang adalah daerah pantai, teluk, dan muara-muara yang
mengakibatkan pula jenis ikan yang tertangkap berbagai jenis. Setelah semua
kebutuhan operasional kegiatan penangkapan tersusun rapi maka kapal dapat
dilayarkan menuju ke daerah penangkapan. Syarat-syarat daerah penangkapan
yang baik untuk penangkapan ikan menggunakan alat tangkap gill net yaitu bukan
merupakan daerah alur pelayaran umum, arus arahnya beraturan, paling kuat
sekitar 4 knots, dan dasar perairan yang tidak berkarang (Falich, 2019).

Jaring insang permukaan melakukan operasi penangkapan di area fishing


ground yang sudah ditentukan. Jaring insang dioperasikan pada bagian
permukaan kolom perairan (0-200 meter). Sebaiknya daerah penangkapan
mengikuti keberadaan ikan dan perhitungan ekonomi kegiatan penangkapan,
kemudian diperhitungkan juga jarak dan kekuatan kapal dalam melakukan proses
penangkapan tersebut. Daerah yang ideal untuk pengoperasian jaring insang
adalah perairan luas tidak berkarang, yang merupakan tempat gerombolan ikan
bermigrasi baik untuk mencari makan ataupun untuk berpijah. Lamanya
pemasangan jaring insang di daerah penangkapan disesuaikan dengan jenis ikan
yang akan dijadikan target tangkapan atau menurut kebiasaan nelayan yang
mengoperasikannya. (Falich, 2019)

9
2.7 Hasil Tangkapan Gill Net permukaan

Menurut Nelwan et al. (2015), dilihat dari prespektif ekologi armada


penangkapan akan terdistribusi pada berbagai lokasi penangkapan dan target
penangkapan mengikuti ketersediaan stok ikan untuk mendapatkan keuntungan
ekonomi. Target tangkapan pada suatu daerah dapat berubah mengikuti
perubahan musim penangkapan.

Kombinasi ukuran mata jaring dan nilai kerutan tidak berpengaruh nyata
terhadap banyaknya hasil tangkapan ikan layang Decapterus macarelus akan
tetapi ukuran mata jaring dan nilai kerutan secara parsial berpengaruh terhadap
hasil tangkapan. Jaring berukuran mata 1,75 inci lebih efisien dari jaring berukuran
mata 1,5 inci dan 2,0 inci.

Gambar 8. Ikan Layang

Menurut Setiawati et al. (2015), faktor yang menentukan jumlah hasil


tangkapan adalah waktu dalam proses perendaman (immersing) jaring. Warna
jaring seharusnya tidak kontras dengan warna perairan sehingga ikan akan sulit
mengetahui keberadaan jaring tersebut, dan ikan akan berenang menabrak jaring
dan ikan akan terjerat. Bahan jaring haruslah mempunyai daya rangsang sekecil
mungkin terhadap indra penglihatan ikan. Bila ikan dapat melihat jelas jaring
didalam air, ikan tersebut akan berusaha untuk menghindari obyek penghalang
jaring tersebut. Jenis ikan yang terjerat pada mata jaring seperti ikan saury,
sardine, jenis-jenis salmon, layang, tembang, kembung dan lain-lain sebagainya.
Ikan-ikan tersebut membentuk gerombolan dan dapat dikatakan setiap individu
dari gerombolan tersebut mempunyai ukuran yang hampir sama. Jenisjenis ikan
cucut, tuna yang mempunyai ukuran tubuh sangat besar sehingga tak mungkin
terjerat pada mata jaring ataupun ikan-ikan seperti flat fish yang mempunyai

10
bentuk tubuh gepeng lebar, yang bentuk tubuhnya sukar terjerat pada mata jaring,
ikan-ikan tersebut tertangkap dengan cara terpuntal. (Falich, 2019)

Gambar 9. Ikan Tuna

11
BAB III

KESIMPULAN

Jaring insang adalah salah satu dari jenis alat tangkap ikan yang desainnya
menyerupai persegi panjang. Pada bagian atas dilengkapi dengan pelampung
(float) dan bagian bawah dilengkapi dengan pemberat (sinker). Jaring Insang
Permukaan merupakan alat tangkap yang selektif dan mudah dikontrol
penggunaannya, disamping itu jaring insang permukaan dapat dipakai dengan
menggunakan perahu sederhana tanpa menggunakan perahu motor. konstruksi
jaring insang permukaan yang digunakan berbentuk empat persegi panjang yang
dilengkapi dengan tali ris atas, tali pelampung, pelampung serta tubuh jaring, tali
ris bawah atau tali pemberat dan pemberat dengan teknik pengoperasian terdiri
dari beberapa tahapan yaitu persiapan yang meliputi persiapan alat dan bahan
bakar, penurunan alat tangkap (setting) menunggu (towing) dengan lama
perendaman dalam perairan selama 12 jam dan penarikan jaring (hauling). Hasil
tangkapan yang diperoleh selama 8 trip penangkapan terdiri atas ikan tembang,
ikan barakuda, kembung lelaki, teri, layur, layang, dan balo. Daerah penangkapan
(fishing ground) pada wilayah pesisir dengan dasar perairan berpasir, dimana pada
derah tersebut dengan ombak dan angin tidak begitu kuat, dimana keberhasilan
penangkapan ikan dengan alat tangkap jaring insang permukaan (Surface gill net)
dipengaruhi beberapa faktor yakni kecepatan arus, ukuran mata jaring dan
shortening.

12
DAFTAR PUSTAKA

Dermawati, Palo, M., & Najamuddin. (2019). Analysis On Construction And Fish
Catch Of Surface Gill Nets In Maros Regency Waters, South Sulawesi
Province. Jurnal Ipteks Psp, 6(11).

Falich, A. (2019). Tingkat Keramahan Lingkungan Alat Tangkap Gill Net


Permukaan Di Kampung Mandar Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur I
Skripsi.

Gery Purnomo. (2019). Alat Tangkap Jaring Insang Atau Gillnet (Metode
Penangkapan Ikan (MPI)) - Melek Perikanan.

Notanubun, J., Ngamel, Y. A., Bukutubun, S., Pendayagunaan, J. T., Laut, S.,
Perikanan, P., Tual, N., & Raya, J. (2022). Keragaman Jenis Hasil Tangkapan
dan Sinkronisasi Waktu Tangkap Jaring Insang Permukaan di Perairan Ohoi
Tuburngil Kabupaten Maluku Tenggara The Diversity of The Kinds Caught
and The Synchronization of Surface Gill Net Catching Time in The Waters of
Ohoi T. https://doi.org/10.46252/jsai-fpik-unipa.2022.Vol.6.No.3.230

Rustadi. (2019). Alat Tangkap Gill Net (Jaring Insang) - Penyuluh Perikanan.

Sidik, fajar. (2018). Hubungan Karakteristik Hasil Tangkapan Terhadap Alat


Tangkapjaring Insang Permukaan Pada Kawasan Rumpon Permanen Di
Perairan Pulau Samalonakota Makassar.

Y Rumkorem, O. L., Pattiasina, S., & Rumbaibab, T. N. (2021). Teknik


Pengoperasian Jaring Insang Permukaan (Surface Gillnet) The Operation
technique of Surface Gillnet for Pelagic Fish Catching in Mnupisen Village,
District of Aimando in Biak Numfor Regency. Jurnal Perikanan Kamasan,
2(1), 48–55.

13

Anda mungkin juga menyukai