CABANG PEKALONGAN
TAHUN 2017
HANDBOOK
LATIHAN KADER 1
HANDBOOK BASIC TRAINING
KATA PENGANTAR
Billahittaufiq walhidayah,
Wassalamu 'alaikum Wr. Wb.
Pengurus
Himpunan Mahasiswa Islam
Cabang Pekalongan
TARYONO
Ketua Umum
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................... ii
1. SEJARAH PERJUANGAN HMI ....................................... 1
Pengantar ................................................................................. 1
Misi Kelahiran Islam ................................................................ 2
Latar Belakang Berdirinya HMI ........................................... 3
Latar Belakang Pemikiran ..................................................... 9
Peristiwa bersejarah 5 Februari 1947 ............................... 14
Tokoh-tokoh Pendiri HMI ........................................................ 14
Faktor-fakor Pendukung .........................................................15
Faktor-faktor Penghambat .................................................... 15
Fase-fase Perkembangan HMI ............................................. 16
Masa Depan HMI .................................................................... 25
Sejarah Perjuangan
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
A. PENGANTAR ILMU SEJARAH
1. Pengertian
Sejarah adalah suatu kebetulan terjadi di masa yang telah lalu
dan benar-benar terjadi, dan kebetulan pula dicatat, biasanya
kebenaran sejarah didukung buktibukti yang membenarkan
peristiwa itu benar-benar terjadi. Menurut kamus besar bahasa
Indonesia, ilmu sejarah adalah suatu pengetahuan atau uraian
mengenai peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian yang benar-
benar terjadi di masa lampau. Dari pengertian atau definisi di atas
maka dapatlah dibedakan antara sejarah dan ilmu sejarah, sejarah
adalah kejadian atau peristiwanya, sedangkan ilmu sejarah adalah
ilmu yang mempelajari kejadian atau peristiwa tersebut.
b. Fase Madinah
Fase Madinah dimulai sejak hijrahnya Muhammad s.a.w dari
Makkah ke Madinah, karena Madinah dianggap baik untuk
pembenihan Islam. Kaum muslimin yang berada di Madinah terbagi
menjadi dua kelompok, yaitu Anshar (kaum muslimin tuan rumah) dan
Muhajirin (kaum muslimin pendatang dari Makkah), maka langkah
pertama yang dilakukan adalah mempertalikan hubungan
C. LATAR BELAKANG
Sejarah Berdirinya HMI Kalau ditinjau secara umum ada 4
(empat) permasalahan yang menjadi latar belakang sejarah
berdirinya HMI, yaitu :
1. Situasi Dunia Internasional
Berbagai argumen telah diungkapkan sebab-sebab
kemunduran ummat Islam. Tetapi hanya satu hal yang mendekati
2. Situasi NKRI
Tahun 1596 Cornrlis de Houtman mendarat di Banten. Maka sejak
itu pulalah Indonesia dijajah Belanda. Imprealisme Barat selama ±
350 tahun membawa paling tidak 3 (tiga) hal :
a. Penjajahan itu sendiri dengan segala bentuk implikasinya;
b. Missi dan Zending agama Kristiani;
c. Peradaban Barat dengan ciri sekulerisme dan liberalisme.
9. Fase Reformasi
Apabila dicermati dengan seksama secara historis HMI sudah
mulai melaksanakan gerakan reformasi dengan menyampaikan
beberapa pandangan yang berbeda serta kritik maupun evaluasi
secara langsung terhadap pemerintahan Orde Baru di bawah
kepemimpinan Presiden Soeharto pada tahun 1995. Sesuai dengan
kebijakan PB HMI, bahwa HMI tidak akan melakukan tindakan-
tindakan inkonstitusional dan konfrontasi terhadap Pemerintah. HMI
melakukan dan menyampaikan kritik secara langsung yang bersifat
konstruktif. Koreksi dan kritik yang dimaksud, pertama, disampaikan
M. Yahya Zaini Ketua Umum PB HMI Periode 1992-1995 ketika
memberikan sambutan pada pembukaan Kongres ke-20 HMI di
Istana Negara Jakarta tanggal 21 Januari 1995. Koreksi itu antara
lain, bahwa menurut penilaian HMI, pembangunan ekonomi kurang
diikuti dengan pembangunan politik. Masih dirasakan tingkat
perubahan di tingkat politik tidak sebanding dengan apa yang
terjadi di bidang ekonomi. Dalam pembangunan politik institusi-
KONSTITUSI HMI
A. PENGERTIAN
Pengertian Konstitusi adalah bentuk peraturan perundangan
yang tertinggi yang menjadi dasar dan sumber semua peraturan
perundangan yang dibawahnya dalam suatu organisasi/negara.
Konstitusi : - Aturan pokok
- Hukum pokok
Qur'an & Hadist Islam
Pancasila & UUD 1945 Indonesia
AD/ART Organisasi
2. Isinya
Merupakan peraturan yang bersifat fundamental; artinya tidak
semua masalah yang penting harus dibuat, melainkan hal-hal yang
bersifat pokok, dasar atau azas-azasnya saja.
3. Sifatnya
a. Universal
b. Fleksibel
c. Luwes
PIAGAM MADINAH
(Untuk perbandingan)
MUKADDIMAH
Sesungguhnya Allah Subhanahu wata'ala telah mewahyukan
Islam sebagai ajaran yang haq lagi sempurna untuk mengatur umat
manusia berkehidupan sesuai dengan fitrahnya sebagai khalifah di
muka bumi dengan kewajiban mengabdikan diri semata-mata
kehadirat-Nya.
Menurut iradat Allah Subhanahu wata'ala kehidupan yang sesuai
dengan fitrah-Nya adalah panduan utuh antara aspek duniawi dan
ukhrawi, individu dan sosial serta iman, ilmu, dan amal dalam
mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Berkat rahmat Allah Subhanahu wata'ala Bangsa Indonesia telah
berhasil merebut kemerdekaan dari kaum penjajah, maka umat Islam
berkewajiban mengisi kemerdekaan itu dalam wadah Negara
Kesatuan Republik Indonesia menuju masyarakat adil makmur yang
diridhoi Allah Subhanahu wata'ala.
Sebagai bagian dari umat Islam dunia, maka umat Islam
Indonesia memiliki kewajiban berperan aktif dalam menciptakan
Ukhuwah Islamiyah sesama umat Islam sedunia menuju masyarakat
adil makmur yang diridhoi Allah Subhanahu wata'ala.
Mahasiswa Islam sebagai generasi muda yang sadar akan hak
dan kewajibannya serta peran dan tanggung jawab kepada umat
manusia, umat muslim dan Bangsa Indonesia bertekad memberikan
dharma bhaktinya untuk mewujudkan nilai-nilai keislaman demi
terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhai Allah Subhanahu
wata'ala.
Meyakini bahwa tujuan itu dapat dicapai dengan taufiq dan
hidayah Allah Subhanahu wata'ala serta usaha-usaha yang teratur,
terencana dan penuh kebijaksanaan, dengan nama Allah kami
Mahasiswa Islam menghimpun diri dalam satu organisasi yang
BAB I
NAMA, WAKTU DAN TEMPAT
Pasal 1
Nama
Organisasi ini bernama Himpunan Mahasiswa Islam, disingkat HMI.
Pasal 2
Waktu dan Tempat kedudukan
HMI didirikan di Yogyakarta pada tanggal 14 Rabiul Awal 1366 H
bertepatan dengan tanggal 5 Februari 1947 untuk waktu yang tidak
ditentukan dan berkedudukan di tempat Pengurus Besar.
BAB II
A Z A S
Pasal 3
HMI berazaskan Islam
BAB III
TUJUAN, USAHA DAN SIFAT
Pasal 4
Tujuan
Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan
Islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil
makmur yang diridhoi Allah Subhanahu wata'ala.
Pasal 5
Usaha
a. Membina pribadi muslim untuk mencapai akhlaqul karimah.
Pasal 6
Sifat
HMI bersifat independen.
BAB IV
STATUS FUNGSI DAN PERAN
Pasal 7
Status
HMI adalah organisasi mahasiswa
Pasal 8
Fungsi
HMI berfungsi sebagai organisasi kader.
BAB V
KEANGGOTAAN
Pasal 10
a. Yang dapat menjadi anggota HMI adalah Mahasiswa Islam yang
terdaftar pada perguruan tinggi dan/atau yang sederajat yang
ditetapkan oleh Pengurus Cabang HMI /Pengurus Besar HMI.
b. Anggota HMI terdiri dari :
1. Anggota Muda.
2. Anggota Biasa.
3. Anggota Kehormatan.
c. Setiap anggota memiliki hak dan kewajiban.
d. Status keanggotaan, hak dan kewajiban anggota HMI diatur
lebih lanjut dalam ART HMI
BAB VI
KEDAULATAN
Pasal 11
Kedaulatan berada di tangan anggota biasa yang pelaksanaannya
diatur dalam Anggaran Rumah Tangga dan ketentuan
penjabarannya.
BAB VII
STRUKTUR ORGANISASI
Pasal 12
Kekuasaan Kekuasaan dipegang oleh Kongres,
Konferensi/Musyawarah Cabang dan Rapat Anggota Komisariat.
Pasal 14
Majelis Pengawas dan Konsultasi
1. Dalam rangka pengawasan dan sebagai wadah konsultasi
kepengurusan HMI, maka dibentuklah Majelis Pengawas dan
Konsultasi Himpunan Mahasiswa Islam yang disingkat dengan
MPK HMI
2. MPK HMI dibentuk disetiap tingkatan.
Pasal 15
Badan–Badan Khusus
Dalam rangka memudahkan realisasi usaha mencapai tujuan HMI
maka dibentuk Korp-HMI-Wati, Lembaga Pengembangan Profesi,
Badan Pengelola Latihan dan Badan Penelitian Pengembangan.
BAB VIII
KEUANGAN DAN HARTA BENDA
Pasal 16
Keuangan dan Harta Benda
a. Keuangan dan harta benda HMI dikelola dengan prinsip
transparansi, bertanggungjawab, efektif, efisien dan
berkesinambungan.
b. Keuangan dan Harta benda HMI diperoleh dari uang pangkal
BAB IX
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN PEMBUBARAN
Pasal 17
a. Perubahan Anggaran Dasar dan pembubaran organisasi
hanya dapat dilakukan oleh Kongres.
b. Harta benda HMI sesudah dibubarkan harus diserahkan
kepada Yayasan Amal Islam.
BAB X
PENJABARAN ANGGARAN DASAR DAN PENGESAHAN
Pasal 18
Penjabaran Anggaran Dasar HMI
a. Penjabaran pasal 3 tentang azas organisasi dirumuskan dalam
Memori Penjelasan tentang Islam sebagai Azas HMI.
b. Penjabaran pasal 4 tentang tujuan organisasi dirumuskan dalam
Tafsir Tujuan HMI.
c. Penjabaran pasal 5 tentang usaha organisasi dirumuskan dalam
Program Kerja Nasional.
d. Penjabaran pasal 6 tentang sifat organisasi dirumuskan dalam
Tafsir Independensi HMI.
e. Penjabaran pasal 8 tentang fungsi organisasi dirumuskan dalam
Pedoman Perkaderan HMI.
f. Penjabaran pasal 9 tentang peran organisasi dirumuskan dalam
Nilai Dasar Perjuangan HMI.
g. Penjabaran Anggaran Dasar tentang hal-hal di luar point a
hingga f di atas dirumuskan dalam Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 20
Pengesahan
Pengesahan Anggaran Dasar HMI ditetapkan pada Kongres III di
Jakarta, tanggal 4 September 1953, yang diperbaharui pada :
Kongres IV di Bandung, tanggal 4 Oktober 1955,
Kongres V di Medan, tanggal 31 Desember 1957,
Kongres VI di Makassar, tanggal 20 Juli 1960,
Kongres VII di Jakarta, tanggal 14 September 1963,
Kongres VIII di Solo, tanggal 17 September 1966,
Kongres IX di Malang, tanggal 10 Mei 1969,
Kongres X di Palembang, tanggal 10 Oktober 1971,
Kongres XI di Bogor, tanggal 12 Mei 1974,
Kongres XII di Semarang, tanggal 15 Oktober 1976,
Kongres XIII di Ujung Pandang, tanggal 12 Februari 1979,
Kongres XIV di Bandung, tanggal 30 April 1981,
Kongres XV di Medan, tanggal 25 Mei 1983,
Kongres XVI di Padang, tanggal 31 Maret 1986,
Kongres XVII di Lhokseumawe, tanggal 6 Juli 1988,
Kongres XVIII di Jakarta, tanggal 24 September 1990,
Kongres XIX di Pekanbaru, tangal 9 Desember 1992,
Kongres XX di Surabaya, tanggal 29 Januari 1995,
Kongres XXI di Yogyakarta, tanggal 26 Agustus 1997,
Kongres XXII di Jambi, tanggal 3 Desember 1999,
Kongres XXIII di Balikpapan, tanggal 30 April 2002,
Pasal 2
Anggota Biasa
Anggota Biasa adalah Anggota Muda atau Mahasiswa Islam yang
telah dinyatakan lulus mengikuti Latihan Kader I (Basic Training).
Pasal 3
Anggota Kehormatan
a. Adalah orang yang berjasa kepada HMI.
b. Mekanisme penetapan Anggota Kehormatan diatur dalam
ketentuan tersendiri.
BAGIAN II
SYARAT – SYARAT KEANGGOTAAN
Pasal 4
a. Setiap Mahasiswa Islam yang ingin menjadi anggota harus
mengajukan permohonan serta menyatakan secara tertulis
kesediaan mengikuti Anggaran dasar, Anggaran Rumah Tangga
BAGIAN III
MASA KEANGGOTAAN
Pasal 5
Masa Keanggotaan
a. Masa keanggotaan Anggota Muda berakhir 6 (enam) bulan sejak
Maperca.
b. Masa keanggotaan Anggota Biasa adalah sejak dinyatakan lulus
LK I (Basic Training) hingga 2 (dua) tahun setelah berakhirnya
masa studi S0 dan S1, dan hingga 1 tahun untuk S2 dan S3.
c. Anggota Biasa yang habis masa keanggotaannya saat menjadi
pengurus diperpanjang masa keanggotaannya sampai selesai
masa kepengurusannya (dinyatakan demisioner), setelah itu
dinyatakan habis masa keanggotaannya dan tidak dapat
menjadi pengurus lagi.
d. Anggota Biasa yang melanjutkan studi ke strata perguruan tinggi
yang lebih tinggi atau sama lebih dari dua tahun sejak lulus dari
studi sebelumnya dan tidak sedang diperpanjang masa
keanggotaan karena menjadi pengurus (sebagaimana dimaksud
ayat c) maka masa keanggotaan tidak diperpanjang lagi
(berakhir).
e. Masa keanggotaan berakhir apabila :
1. Telah berakhir masa keanggotaannya.
BAGIAN IV
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 6
Hak Anggota
a. Anggota muda mempunyai hak bicara dan hak partisipasi.
b. Anggota Biasa memiliki hak bicara, hak suara, hak partisipasi
dan hak untuk dipilih.
c. Anggota Kehormatan memiliki hak mengajukan saran/usul dan
pertanyaan kepada pengurus secara lisan dan tulisan.
Pasal 7
Kewajiban Anggota
a. Setiap anggota berkewajiban menjaga nama baik HMI.
b. Setiap anggota berkewajiban menjalankan Misi Organisasi.
c. Setiap anggota berkewajiban menjunjung tinggi etika, sopan
santun dan moralitas dalam berperilaku dan menjalankan
aktifitas organisasi.
d. Setiap anggota berkewajiban tunduk dan patuh kepada AD dan
ART serta berpartisipasi dalam setiap kegiatan HMI yang sesuai
dengan AD dan ART.
e. Setiap anggota bisa berkewajiban membayar uang pangkal dan
iuran anggota.
f. Setiap anggota berkewajiban menghormati symbol-simbol
organisasi.
Pasal 8
a. Mutasi anggota adalah perpindahan status keanggotaan dari
satu cabang ke cabang lain.
b. Dalam keadaan tertentu, seorang anggota HMI dapat
memindahkan status keanggotaannya dari satu cabang ke
cabang lain atas persetujuan cabang asalnya.
c. Untuk memperoleh persetujuan dari cabang asal, maka seorang
anggota harus mengajukan permohonan secara tertulis untuk
selanjutnya diberikan surat keterangan.
d. Mutasi anggota hanya dapat dilakukan jika yang bersangkutan
pindah studi dan/pindah domisili.
e. Apabila seorang anggota HMI studi di 2 (dua) perguruan tinggi
yang berbeda wilayah kerja cabang, maka ia harus memilih salah
satu cabang.
BAGIAN VI
RANGKAP ANGGOTA DAN RANGKAP JABATAN
Pasal 9
a. Dalam keadaan tertentu anggota HMI dapat merangkap menjadi
anggota organisasi lain atas persetujuan Pengurus Cabang.
b. Pengurus HMI tidak dibenarkan untuk merangkap jabatan pada
organisasi lain sesuai ketentuan sesuai ketentuan yang berlaku.
c. Ketentuan tentang jabatan seperti dimaksud pada ayat (b) di
atas diatur dalam ketentuan tersendiri
d. Anggota HMI yang mempunyai kedudukan pada organisasi lain
di luar HMI, harus menyesuaikan tindakannya dengan Anggaran
Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan ketentuan-ketentuan
organisasi lainnya.
Pasal 10
Sanksi Anggota
a. Sanksi adalah bentuk hukuman sebagai bagian proses
pembinaan yang diberikan organisasi kepada anggota yang
melalaikan tugas, melanggar ketentuan organisasi, merugikan
atau mencemarkan nama baik organisasi, dan/atau melakukan
tindakan kriminal dan tindakan melawan hukum lainnya.
b. Sanksi dapat berupa teguran, peringatan, skorsing, pemecatan
atau bentuk lain yang ditentukan oleh pengurus dan diatur dalam
ketentuan tersendiri.
c. Anggota yang dikenakan sanksi dapat mengajukan pembelaan di
forum yang ditunjuk untuk itu.
BAB II
STRUKTUR ORGANISASI
A. STRUKTUR KEKUASAAN
BAGIAN I
KONGRES
Pasal 11
Status
a. Kongres merupakan musyawarah utusan cabang-cabang.
b. Kongres memegang kekuasaan tertinggi organisasi.
c. Kongres diadakan 2 (dua) tahun sekali.
d. Dalam keadaan luar biasa, Kongres dapat diadakan
menyimpang dari ketentuan pasal 11 ayat (c).
Pasal 12
Kekuasaan / Wewenang
a. Meminta laporan pertanggungjawaban Pengurus Besar.
b. Menetapkan AD, ART, Pedoman-Pedoman Pokok dan Pedoman
Kerja Nasional.
c. Memilih Pengurus Besar dengan jalan memilih Ketua Umum yang
sekaligus merangkap sebagai formateur dan dua mide formateur.
d. Memilih dan Menetapkan Anggota Majelis Pengawas dan
Konsultasi Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (MPK PB
HMI)
e. Menetapkan calon-calon tempat penyelenggaraan Kongres
berikutnya.
f. Menetapkan dan mengesahkan pembentukan dan pembubaran
Badan Koordinasi (Badko)
Pasal 13
Tata Tertib
a. Peserta Kongres terdiri dari Pengurus Besar (PB), Utusan/Peninjau
Pengurus Cabang, Kohati PB HMI, Bakornas Lembaga
Pengembangan Profesi, Badan Pengelola Latihan (BPL), Badan
Penelitian Pengembangan (Balitbang), Badko, Anggota MPK HMI
dan Undangan Pengurus Besar HMI.
b. Kohati PB HMI, Bakornas Lembaga Pengembangan Profesi, Badan
Pengelola Latihan, Balitbang, Badko, Anggota MPK HMI dan
Undangan Pengurus Besar merupakan peserta peninjau.
c. Peserta Utusan (Cabang Penuh) mempunyai hak suara dan hak
bicara, sedangkan peninjau mempunyai hak bicara.
Pasal 14
Status
a. Konferensi Cabang (Konfercab) merupakan musyawarah utusan
komisariat.
b. Konfercab/muscab merupakan forum pengambilan keputusan
tertinggi di tingkat Cabang.
c. Bagi Cabang persiapan diselenggarakan Musyawarah Anggota
Cabang (Muscab)
d. Konfercab/Muscab diselenggarakan satu kali dalam setahun.
Pasal 15
Kekuasaan dan Wewenang
a. Meminta Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) kepada Pengurus
Cabang.
b. Menetapkan Pedoman Kerja Pengurus Cabang.
c. Memilih Pengurus Cabang dengan jalan memilih Ketua Umum
yang merangkap sebagai Formateur dan dua Mide Formateur.
d. Mengusulkan dan menetapkan Majelis Pengawas dan Konsultasi
Pengurus Cabang (MPK PC).
Pasal 16
Tata Tertib Konferensi Cabang/Musyawarah Anggota Cabang
a. Peserta Konfercab terdiri dari Pengurus Cabang, Utusan/Peninjau
Komisariat, Kohati Cabang, Badan Pengelola Latihan, Lembaga
Pengembangan Profesi, BALITBANG, Koordinator Komisariat
(Korkom), Anggota MPK PC dan undangan Pengurus cabang.
b. Pe n g u r u s C a b a n g a d a l a h p e n a n g g u n g j a w a b
Konferensi/Musyawarah Anggota Cabang; Komisariat Penuh
BAGIAN III
RAPAT ANGGOTA KOMISARIAT
Pasal 17
Status
a. Rapat Anggota Komisariat (RAK) merupakan musyawarah
Anggota Biasa Komisariat.
b. RAK dilaksanakan satu kali dalam satu tahun.
Pasal 18
Kekuasaan/Wewenang
a. Meminta Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) kepada Pengurus
Komisariat.
b. Menetapkan Pedoman Kerja Pengurus Komisariat.
c. Memilih Pengurus Komisariat dengan jalan memilih Ketua Umum
yang merangkap sebagai Formateur dan dua Mide Formateur.
d. Memilih dan menetapkan Anggota Majelis Pengawas dan
Konsultasi Pengurus Komisariat (MPK PK)
B. STRUKTUR KEPEMIMPINAN
Pasal 20
Status
a. Pengurus Besar (PB) adalah Badan/Instansi kepemimpinan
tertinggi organisasi.
b. Masa jabatan PB adalah dua tahun terhitung sejak
pelantikan/serah terima jabatan dari PB demisioner.
Pasal 22
Tugas dan Wewenang
a. Menggerakan organisasi berdasarkan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga
b. Melaksanakan ketetapan-ketetapan Kongres
Pasal 23
Status
a. Badan Koordinasi (Badko) HMI adalah badan pembantu Pengurus
Besar
b. Badko HMI dibentuk untuk mengkoordinir HMI cabang dibawah
koordinasinya.
c. Masa jabatan Pengurus Badko disesuaikan dengan masa jabatan
Pengurus Besar.
Pasal 24
Personalia Pengurus Badko
a. Formasi Pengurus Badko sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua
Umum, Sekretaris umum, dan Bendahara Umum.
b. Yang dapat menjadi personalia Pengurus Badko adalah :
1. Bertaqwa kepada Allah SWT
2. Dapat membaca Al Qur`an
3. Tidak sedang dijatuhi sanksi organisasi
4. Dinyatakan lulus mengikuti Latihan Kader III
5. Pernah menjadi pengurus Komisariat, pengurus Cabang
dan/atau Badko
6. Tidak menjadi personalia Pengurus Badko untuk periode
ketiga kalinya kecuali jabatan Ketua Umum
c. Yang dapat menjadi Ketua Umum/Formateur Pengurus Badko
adalah :
1. Bertaqwa kepada Allah SWT
2. Dapat membaca Al Qur`an
3. Tidak sedang dijatuhi sanksi organisasi
4. Dinyatakan lulus mengikuti Latihan Kader III
Pasal 25
Tugas dan Wewenang
a. Melaksanakan dan mengembangkan kebijaksanaan Pengurus
Besar tentang berbagai masalah organisasi di wilayahnya.
b. Mewakili Pengurus Besar dalam mengawasi proses
Konferensi/Musyawarah ditingkat cabang.
c. Mewakili Pengurus Besar dalam menyelesaikan persoalan intern
dan menunjang kinerja Pengurus Besar HMI di wilayah
koordeinasinya tanpa meninggalkan keharusan konsultasi dengan
Pengurus Besar. Dan Apabila Badko tidak mampu menyelesaikan
persoalan internal diwilayahnya, maka dilaporkan ke Pengurus
Besar untuk menyelesaikan dan secepat mungkin menjalankan
hasil keputusan Pengurus Besar.
d. Melaksanakan segala ketetapan Musyawarah Daerah (Musda)
e. Melaksanakan Sidang Pleno setiap Semester.
f. Membantu menyiapkan draft materi kongres.
g. Meminta laporan perkembangan Cabang-cabang dalam
wilayah koordinasinya.
h. Menyampaikan laporan kerja semester kepada Pengurus Besar.
i. Menyelenggarakan Musda selambat-lambatnya 3 (Tiga) bulan
setelah Kongres.
j. Memberikan laporan pertanggungjawaban kepada Musda
k. Melaksanakan LK III minimal 1 Tahun sekali.
Pasal 27
Pembentukan Badan Koordinasi
a. Membentuk Badko direkomendasikan di Kongres dan disahkan
di pleno 1 PB HMI
b. Satu Badan Koordinasi mengkoordinir minimal 5 (Lima) Cabang
Penuh.
BAGIAN VI
CABANG
Pasal 28
Status
a. Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, Cabang merupakan
satu kesatuan organisasi yang dibentuk di Kota Besar atau
ibukota Propinsi/Kabupaten/Kota yang terdapat perguruan
tinggi.
Pasal 29
Personalia Pengurus Cabang
a. Formasi Pengurus Cabang sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua
Umum, Sekretaris umum, dan Bendahara Umum.
b. Yang dapat menjadi personalia Pengurus Cabang adalah:
1. Bertaqwa kepada Allah SWT
2. Dapat membaca Al Qur`an
3. Tidak sedang dijatuhi sanksi organisasi
4. Dinyatakan lulus mengikuti Latihan Kader II
5. Pernah menjadi pengurus Komisariat, pengurus Koorditaor
Komisariat dan/atau pengurus Cabang
6. Tidak menjadi personalia Pengurus Cabang untuk periode
ketiga kalinya kecuali jabatan Ketua Umum
c. Yang dapat menjadi Ketua Umum/Formateur Pengurus Cabang
adalah:
1. Bertaqwa kepada Allah SWT
2. Dapat membaca Al Qur`an
3. Tidak sedang dijatuhi sanksi organisasi
4. Dinyatakan lulus mengikuti Latihan Kader II
5. Pernah menjadi pengurus Komisariat, pengurus Korkom
dan/atau pengurus Cabang
6. Tidak sedang diperpanjang masa keanggotaannya karena
sedang menjadi pengurus
7. Sehat secara jasmani maupun rohani
Pasal 30
Tugas dan Wewenang
a. Melaksanakan hasil-hasil ketetapan Konferensi/Musyawarah
Cabang, serta ketentuan/kebijakan organisasi lainnya yang
Pasal 31
Pendirian dan Pemekaran Cabang
a. Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, pendirian Cabang
Persiapan dapat diusulkan oleh sekurang-kurangnya 200 (Dua
Pasal 32
Penurunan Status dan Pembubaran Cabang
a. Cabang Penuh dapat diturunkan statusnya menjadi Cabang
Persiapan apabila memenuhi salah satu atau seluruh hal berikut :
1. Memiliki anggota biasa kurang dari 150 (seratus lima puluh)
BAGIAN VII
KOORDINATOR KOMISARIAT
Pasal 33
Status
a. Koordinator Komisariat (korkom) adalah instansi pembantu
Pengurus Cabang.
b. Pada perguruan tinggi yang dianggap perlu, Pengurus Cabang
dapat membentuk Korkom untuk mengkoordinir beberapa
Pasal 34
Personalia Pengurus Korkom
a. Formasi Pengurus Korkom sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua
Umum, Sekretaris umum, dan Bendahara Umum.
b. Yang dapat menjadi personalia Pengurus Korkom adalah :
1. Bertaqwa kepada Allah SWT
2. Dapat membaca Al Qur`an
3. Tidak sedang dijatuhi sanksi organisasi
4. Dinyatakan lulus mengikuti Latihan Kader II
5. Pernah menjadi pengurus Komisariat.
6. Tidak menjadi personalia Pengurus Korkom untuk periode
ketiga kalinya kecuali jabatan Ketua Umum
c. Yang dapat menjadi Ketua Umum/Formateur Pengurus Korkom
adalah :
1. Bertaqwa kepada Allah SWT
2. Dapat membaca Al Qur`an
3. Tidak sedang dijatuhi sanksi organisasi
4. Dinyatakan lulus mengikuti Latihan Kader II
5. Pernah menjadi pengurus Komisariat
6. Tidak sedang diperpanjang masa keanggotaannya karena
sedang menjadi pengurus
7. Sehat secara jasmani maupun rohani
8. Berwawasan keilmuan yang luas dan memiliki bukti nyata
sebagai insan akademis.
9. Ketika mencalonkan diri, mendapat rekomendasi tertulis dari
Pengurus Komisariat Penuh.
d. Selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari setelah Musyawarah
Pasal 35
Tugas dan Wewenang
a. Melaksanakan dan mengembangkan kebijaksanaan Pengurus
Cabang tentang berbagai masalah organisasi di wilayahnya.
b. Mewakili Pengurus Cabang menyelesaikan persoalan intern di
wilayah koordinasinya dan berkonsultasi serta berkoordinasi
dengan Pengurus Cabang.
c. Melaksanakan Ketetapan-ketetapan Musyawarah Komisariat.
d. Menyampaikan laporan kerja di Sidang Pleno Pengurus Cabang
dan di waktu lain ketika diminta Pengurus Cabang.
e. Membantu menyiapkan draf materi Konferensi Cabang.
f. Mengkoordinir dan mengawasi kegiatan Komisariat dalam
wilayah koordinasinya.
g. Meminta laporan Komisariat dalam wilayah koordinasinya.
h. Menyelenggarakan Musyawarah Komisariat selambat-
lambatnya dua bulan setelah Konferensi Cabang.
i. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada Pengurus
Cabang melalui Rapat Harian Pengurus Cabang selambat-
lambatnya 1 minggu sebelum Musyawarah Komisariat dan
menyampaikan laporan kerja selama periode kepengurusan di
Musyawarah komisariat
j. Mengusulkan kenaikan dan penurunan status Komisariat di
wilayah koordinasinya berdasarkan evaluasi perkembangan
Komisariat.
k. Mengusulkan kepada Pengurus Cabang pembentukan Komisariat
Persiapan.
BAGIAN VIII
KOMISARIAT
Pasal 37
Status
a. Komisariat merupakan satu kesatuan organisasi di bawah
Cabang yang dibentuk disatu perguruan tinggi atau
satu/beberapa fakultas dalam satu perguruan tinggi.
b. Masa jabatan Pengurus Komisariat adalah satu tahun semenjak
pelantikan/serah terima jabatan setelah Pengurus Demisioner.
c. Setelah satu tahun berdirinya dengan bimbingan dan
pengawasan Korkom/Cabang yang bersangkutan serta syarat-
Pasal 38
Personalia Pengurus Komisariat
a. Formasi Pengurus komisariat sekurang-kurangnya terdiri dari
Ketua Umum, Sekretaris umum, dan Bendahara Umum.
b. Yang dapat menjadi personalia Pengurus Komisariat adalah :
1. Bertaqwa kepada Allah SWT
2. Dapat membaca Al Qur`an
3. Tidak sedang dijatuhi sanksi organisasi
4. Dinyatakan lulus mengikuti Latihan Kader I minimal 1 (satu)
tahun setelah lulus.
5. Tidak menjadi personalia Pengurus Komisariat untuk periode
ketiga kalinya kecuali jabatan Ketua Umum
c. Yang dapat menjadi Ketua Umum/Formateur Pengurus Komisariat
adalah :
1. Bertaqwa kepada Allah SWT
2. Dapat membaca Al Qur`an
3. Tidak sedang dijatuhi sanksi organisasi
4. Dinyatakan lulus mengikuti Latihan Kader I minimal 1 tahun.
5. Pernah menjadi pengurus Komisariat
6. Tidak sedang diperpanjang masa keanggotaannya karena
sedang menjadi pengurus
7. Sehat secara jasmani maupun rohani
8. Berwawasan keilmuan yang luas dan memiliki bukti nyata
sebagai insan akademis.
Pasal 39
Tugas dan Wewenang
a. Melaksanakan hasil-hasil Rapat Anggota Komisariat dan
ketentuan/kebijakan organisasi lainnya dan diberikan oleh
Pengurus Cabang.
b. Membentuk dan mengembangkan Badan-Badan Khusus.
c. Melaksanakan Rapat Harian Pengurus Komisariat minimal satu
bulan 1 (satu) kali.
d. Melaksanakan Rapat Presidium Pengurus Komisariat minimal 1
dalam seminggu
e. Menyampaikan laporan kerja pengurus 4 (empat) bulan sekali
kepada Pengurus Cabang.
f. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada Anggota
biasa melalui Rapat Anggota Komisariat.
Pasal 41
Penurunan Status dan Pembubaran Komisariat
a. komisariat penuh dapat diturunkan statusnya menjadi komisariat
persiapan apabila memenuhi salah satu atau seluruh hal berikut :
1. Memiliki anggota biasa kurang dari 50 (lima puluh) orang.
2. Dalam satu periode kepengurusan tidak melaksanakan Rapat
Anggota Komisariat selambat-lambatnya selama 18 (delapan
belas) bulan.
3. Tidak melaksanakan Latihan Kader I sebanyak 2 kali dalam 2
periode kepengurusan berturut-turut atau tidak melaksanakan 3
(tiga) kali Maperca dalam 2 periode kepengurusan berturut-turut.
4. Tidak melaksanakan Rapat Harian minimal 10 (sepuluh) kali
selama 2 periode kepengurusan berturut-turut atau Rapat
Presidium minimal 10 (sepuluh) kali 2 periode kepengurusan
berturut-turut.
b. Apabila Komisariat penuh yang diturunkan menjadi Komisariat
Persiapan dalam waktu 2 (dua) tahun tidak dapat meningkatkan
statusnya menjadi Komisariat Penuh maka Komisariat tersebut
dinyatakan bubar melalui keputusan pengurus cabang.
BAGIAN IX
MAJELIS PENGAWAS DAN KONSULTASI HIMPUNAN
MAHASISWA ISLAM
Pasal 42
Status, Fungsi, Keanggotaan dan Masa Jabatan
a. Majelis Pengawas Dan Konsultasi Himpunan Mahasiswa Islam
adalah Majelis Pengawas Dan Konsultasi HMI di semua tingkatan.
b. Majelis Pengawas Dan Konsultasi Himpunan Mahasiswa Islam
berfungsi melakukan pengawasan terhadap kinerja Pengurus
Besar dalam melaksanakan AD/ART dan aturan di bawahnya dan
memberikan penilaian konstitusional bersifat final dan mengikat
atas perkara konstitusional di tingkat Pengurus Besar.
c. Anggota Majelis Pengawas Dan Konsultasi berjumlah 15 (lima
belas) yang dipilih dan ditetapkan oleh Kongres.
d. Anggota Majelis Pengawas Dan Konsultasi adalah anggota atau
alumni HMI yang memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Bertaqwa kepada Allah SWT.
2. Dapat membaca Al Qur`an.
3. Tidak sedang dijatuhi sanksi organisasi karena melanggar
AD/ART
4. Dinyatakan lulus mengikuti Latihan Kader III.
5. Minimal pernah menjadi Presidium Pengurus Besar Himpunan
Mahasiswa Islam atau Presedium Pengurus Badan Khusus di
tingkat Pengurus Besar dalam kurun waktu dua periode
sebelum ditetapkan sebagai anggota MPK PB HMI.
6. Sehat secara jasmani maupun rohani.
7. Berwawasan keilmuan yang luas dan memiliki bukti nyata
sebagai Insan Akademis yakni karya tulis ilmiah.
Pasal 43
Tugas dan Wewenang MPK HMI
a. Menjaga tegaknya AD/ART HMI di tingkat Pengurus Besar.
b. Menyampaikan hasil pengawasannya dalam Sidang MPK HMI
kemudian disampaikan dalam Pleno Pengurus Besar dan dalam
Kongres.
c. Mengawasi pelaksanaan AD/ART dan ketetapan-ketetapan
Kongres oleh Pengurus Besar.
d. Memberikan masukan dan saran kepada Pengurus Besar dalam
melaksanakan AD/ART dan ketetapan-ketetapan Kongres baik
diminta maupun tidak diminta.
e. Menyampaikan hasil pengawasannya dalam Sidang Pleno
Pasal 44
Struktur, Tata Kerja dan Persidangan MPK HMI
a. Struktur MPK HMI terdiri dari 1 (satu) orang Koordinator dan
komisi-komisi.
b. Koordinator, dan ketua komisi dipilih dari dan oleh anggota MPK
HMI dalam rapat MPK HMI.
c. Komisi-komisi ditetapkan berdasarkan pembagian bidang
Pengurus Besar dan di pimpin oleh seorang ketua komisi yang di
pilih dari dan oleh anggota komisi tersebut.
d. Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, MPK HMI
difasilitasi oleh Pengurus Besar.
e. MPK HMI bersidang sedikitnya 4 (empat) kali dalam 1 (satu)
periode.
f. Sidang MPK HMI dianggap sah bila dihadiri oleh minimal 2/3
anggota MPK HMI dan dipimpin oleh Koordinator MPK HMI.
g. Putusan MPK HMI diambil secara musyawarah mufakat dan bila
tidak dapat dipenuhi dapat di ambil melalui suara terbanyak
(50%+1).
BAGIAN X
Pasal 45
Status, Sifat dan Fungsi Badan Khusus
a. Badan Khusus adalah lembaga yang dibentuk/disahkan oleh
struktur pimpinan sebagai wahana beraktifitas di bidang tertentu
secara professional di bawah koordinasi bidang dalam struktur
pimpinan setinggkat.
b. Badan Khusus bersifat semi otonom terhadap struktur pimpinan.
c. Badan Khusus dapat memiliki pedoman sendiri yang tidak
bertentangan dengan AD/ART dan ketetapan-ketetapan
Kongres lainnya.
d. Badan Khusus berfungsi sebagai penyalur minat dan bakat
anggota dan wahana pengembangan bidang tertentu yang
dinilai strategis.
Pasal 46
Jenis Badan Khusus
a. Badan Khusus terdiri dari korps HMI-Wati (Kohati), Badan
Pengelola Latihan, Lembaga Pengembangan Profesi (LPP) dan
Badan Peneliti dan Pengembangan (Balitbang).
b. Badan Khusus dapat dibentuk di semua tinggkat struktur HMI.
c. Badan Khusus sebagaimana yang tersebut dalam point a dan b di
atas memiliki pedoman sendiri yang tidak bertentangan dengan
AD/ART HMI dan ketetapanketetapan Kongres lainnya.
d. Badan Khusus berfungsi sebagai wadah pengembangan minat
dan bakat anggota di bidang tertentu.
e. Di tingkat Pengurus Besar dibentuk Kohati PB HMI, badan
Pengelola Latihan (BPL), Bakornas Lembaga Pengembangan
Pasal 47
Korps HMI – Wati
a. Korps HMI-Wati yang disingkat Kohati adalah badan khusus HMI
yang berfungsi sebagai wadah membina, mengembangkan dan
meningkatkan potensi HMI-Wati dalam wacana dan dinamika
gerakan keperempuanan.
b. Di tingkat internal HMI, Kohati berfungsi sebagai bidang
keperempuanan. Di tinggkat ekternal HMI, berfungsi sebagai
organisasi keperempuanan.
c. Kohati terdiri dari Kohati PB HMI, Kohati Badko, Kohati HMI
Cabang, Kohati HMI Korkom dan Kohati HMI Komisariat.
d. Kohati bertugas :
1. Melakukan pembinaan, pengembangan dan peningkatan
potensi kader HMI dalam wacana dan dinamika
keperempuanan.
2. Melakukan advokasi terhadap isu-isu keperempuanan.
e. Kohati memiliki hak dan wewenang untuk :
1. Memiliki Pedoman Dasar Kohati.
2. Kohati berhak untuk mendapatkan informasi dari semua
tingkatan struktur kepemimpinan HMI untuk memudahkan
Kohati menunaikan tugasnya.
3. Dapat melakukan kerjasama dengan pihak luar, khususnya
dalam gerakan keperempuanan yang tidak bertentangan
dengan AD/ART dan pedoman organisasi lainnya.
f. Personalia Kohati :
1. Formasi Pengurus Kohati sekurang-kurangnya terdiri dari
Ketua, Sekertaris Umum dan Bendahara Umum.
2. Struktur pengurus Kohati berbentuk garis Fungsional.
3. Pengurus Kohati disahkan oleh struktur kepemimpinan HMI
Pasal 48
Lembaga Pengembangan Profesi
a. Lembaga Pengembangan Profesi (LPP) adalah lembaga
pengkaderan untuk pengembangan profesi di lingkungan HMI.
b. Lembaga Pengembangan Profesi terdiri dari :
Pasal 49
Badan Pengelola Latihan
a. Badan Pengelola Latihan (BPL) adalah lembaga yang mengelola
aktivitas pelatihan di lingkungan HMI.
b. Badan Pengelola Latihan terdiri dari Badan Pengelola Latihan
yang terdapat di tingkat Pengurus Besar dan yang terdapat di
tingkat Badko/Cabang.
c. Badan Pengelola Latihan bertugas :
1. Mengelola aktivitas pelatihan di lingkungan HMI.
2. Memberikan laporan secara berkala kepada struktur
kepemimpinan HMI setempat.
d. Badan Pengelola Latihan (BPL) memiliki hak dan wewenang untuk
:
1. Memiliki pedoman dasar dan pedoman rumah tangga
2. Badan Pengelola Latihan (BPL) berwenang untuk melakukan
akreditasi Badan Pengelola Latihan di tingkat
Badko/Cabang.
3. Dapat melakukan kerjasama dengan pihak luar, khususnya
yang di bidang perkaderan yang tidak bertentangan
dengan AD/ART dan pedoman organisasi lainnya.
Pasal 50
Badan Penelitian dan Pengembangan
a. Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) adalah
lembaga yang mengelola aktivitas penelitian dan pengembangan
di lingkungan HMI.
b. Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) hanya terdapat
di tingkat Pengurus Besar.
c. Badan Penelitian dan Pengembangan bertugas :
1. Melaksanakan dan mengelola aktivitas pelatihan di
lingkungan HMI.
BAGIAN XI
ALUMNI HMI
Pasal 51
Alumni
a. Alumni HMI adalah anggota HMI yang telah habis masa
keanggotaannya.
b. HMI dan alumni HMI memiliki hubungan historis, aspiratif.
c. Alumni HMI berkewajiban tetap menjaga nama baik HMI,
meneruskan misi HMI di medan perjuangan yang lebih luas dan
membantu HMI dalam merealisasikan misinya.
BAGIAN XII
KEUANGAN DAN HARTA BENDA
Pasal 52
Pengelolaan Keuangan dan Harta Benda
a. Prinsip halal maksudnya adalah setiap satuan dana yang
diperoleh tidak berasal dan tidak diperoleh dengan cara-cara
yang bertentangan dengan nilai-nilai islam.
b. Prinsip transparansi maksudnya adalah adanya keterbukaan
tentang sumber dan besar dana yang diperoleh serta kemana
dan besar dana yang sudah dialokasikan.
c. Prinsip bertanggungjawab maksudnya adalah setiap satuan
dana yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan sumber
dan keluarannya secara tertulis dan bila perlu melalui bukti
nyata.
d. Prinsip efektif maksudnya adalah setiap satuan dana yang
BAGIAN XIII
LAGU, LAMBANG DAN ATRIBUT ORGANISASI
Pasal 53
Lagu, Lambang dan Atribut organisasi lainnya diatur dalam
ketentuan tersendiri yang ditetapkan Kongres.
BAGIAN XIV
PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 54
a. Perubahan Anggaran Rumah Tangga hanya dapat dilakukan
pada Kongres.
b. Perubahan Anggaran Rumah Tangga hanya dapat dilakukan
melalui Kongres yang pada waktu perubahan tersebut akan
dilakukan dan disahkan dihadiri oleh 2/3 peserta utusan Kongres
dan disetujui oleh minimal 50%+1 jumlah peserta utusan yang
BAGIAN XV
ATURAN TAMBAHAN
Pasal 55
Struktur kepemimpinan HMI berkewajiban melakukan sosialisasi
Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga kepada seluruh
anggota HMI.
Pasal 56
a. Pasal tentang Rangkap Anggota kehormatan/Jabatan dan
Sanksi Anggota dalam Anggaran Rumah Tangga dijabarkan
lebih lanjut dalam Penjelasan Rangkap Anggota/Jabatan dan
Sanksi Anggota.
b. Pasal-pasal tentang Struktur Kepemimpinan dalam ART
dijabarkan lebih lanjut dalam Pedoman Kepengurusan HMI,
Pedoman Administrasi Kesekertariatan, dan Penjelasan
Mekanisme Pengesahan Pengurus HMI.
c. Pasal-pasal tentang Badan Khusus dalam ART dijabarkan lebih
lanjut dalam Pedoman Dasar Kohati, Pedoman tentang Lembaga
Pengembangan Profesi, Pedoman Badan Pengelola Latihan dan
Kode Etik Pengelolaan Latihan, dan Pedoman Balitbang.
d. Pasal-pasal tentang Keuangan dan Harta Benda dalam ART
dijabarkan lebih lanjut dalam Pedoman Keuangan dan Harta
Benda HMI.
BAGIAN XVII
Aturan Peralihan
Pasal 57
a. Pedoman-Pedoman Pokok Organisasi Dibahas Pada Forum
PENJELASAN RANGKAP
ANGGOTA/JABATAN DAN
SANKSI ANGGOTA
I. PENDAHULUAN
Dalam rangka mengatur rangkap anggot/jabatan maka
diperlukan adanya penjelasan khususnya apa yang dijelaskan
pada pasal 9 art HMI tentang rangkap anggota dan rangkap
jabatan. Untuk itu adanya penjelasan mengenai hal ini, khususnya
apa yang telah digariskan pada pasal 10 ART HMI tentang
keanggotaan dan rangkap jabatan. Himpunan Mahasiswa Islam
(HMI) yang berstatus sebagai organisasi mahasiswa berfungsi
sebagai organisasi kader berperan sebagai sumber insani
pembangunan bangsa. Mengantarkan HMI pada kenyataan :
1. Besarnya produk pengkaderan baik secara kualiattif maupun
secara kuantitatif yang tidak seimbang dengan penyediaan
lapangan kegiatan/aktifitas.
2. Kecenderungan output yang lebih berorientasi kepada struktur
3. Akibat Skorsing
IV. PENUTUP
Peraturan ini disusun untuk menjadi pegangan dalam mengambil
keputusan. Keputusan dimaksud diambil melalui forum musyawarah
untuk mufakat sebagai upaya pertama. Peraturan ini hendaknya
dipatuhi secara kreatif dan dimanis serta memperhatikan dan
mengutamakan azas kepentingan organisasi HMI.
PENJELASAN
SANKSI ANGGOTA
A. SANKSI
1. Sanksi Anggota
Dalam rangka mengatur tentang sanksi anggota maka
diperlukan adanya penjelasan sebagaimana yang
tercantum didalam pasal 10 ART.
Sanksi adalah bentuk hukuman sebagai bagian proses
pembinaan yang diberikan organisasi kepada anggota
yang melalaikan tugas, melanggar ketentuan organisasi,
merugikan atau mencemarkan nama baik organisasi,
dan/atau melakukan tindakan kriminal dan tindakan
melawan hukum lainnya.
a. Sangsi dapat berupa teguran, peringatan, skorsing,
pemecatan atau bentuk lain yang ditentukan oleh
pengurus.
B. PEMBELAAN DIRI
1. Ketentuan Umum
a. Anggota yang dikenakan skorsing/ pemecatan diberikan
C. PENUTUP
Prosedur ini dilakukan penyelesaian dengan musyawarah
dengan berdasarkan ukhuwah Islamiyah tidak menghasilkan
keputusan.
PENJELASAN MEKANISME
PENGESAHAN PENGURUS
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
PENDAHULUAN
Dalam rangka menyeragamkan/menertibkan aparat
organisasi khususnya berkenaan dengan penerbitan surat
keputusan, maka diperlukan adanya suatu pedoman/tata cara
pengesahan pengurus HMI hendaknya memperhatikan aspek
kebutuhan organisasi, dokumentasi dan dapat dipertanggung
jawabkan keabsahannya
I. PENGURUS CABANG
1. Periodesasi kepengurusan HMI Cabang adalah 1 (satu)
tahun terhitung semenjak diterbitkannya Surat Keputusan PB
HMI dan setelah itu Pengurus HMI Cabang menyelengarakan
Konferensi/Musyawarah Anggota Cabang. Selambat-
lambatnya 30 (Tiga Puluh) hari setelah Pelaksanaan
Konferensi Cabang/Musyawarah Anggota Cabang
Pengurus Cabang Demisioner harus menyampaikan hasil-
hasil Konferensi Cabang/Musyawarah Anggota Cabang
Kepada PB HMI yang terdiri dari :
IV. PENUTUP
Demikianlah pedoman ini dibuat agar menjadi pegangan
setiap aparat Pengurus HMI dalam rangka menyelenggarakan
penyeragaman pengurus HMI.
A. Pengantar
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang dilahirkan pada
tanggal 14 Rabi'ul awal 1366 H yang bertepatan dengan
tanggal 5 Februari 1947, mempunyai motivasi dasar untuk
mempertahankan negara kesatuan Republik Indonesia ini
mempunyai derajat rakyat Indonesia serta menegakkan dan
mengembangkan ajaran Islam. Motivasi dasar inilah yang
menjadi wawasan dan komitmen kebangsaan dan ke-Islaman
bagi pengembangan organisasi.
Sebagai organisasi berasas Islam maka setiap gerak
langkah HMI senantiasa dilandasi oleh ajaran Islam baik dalam
kehidupan organisasi maupun yang tercermin dalam sikap pola
pikir, sikap dan tindak kader HMI sehingga ajaran Islam tidak
hanya menjadi sumber inspirasi dan motivasi tetapi sekaligus
menjadi tujuan yang harus diwujudkan.
Ajaran Islam bagi HMI harus diwujudkan dalam
kehidupannya, baik dalam rangka mengabdi kepada Allah
B. Pengertian
1. Program Kerja Nasional (PKN) adalah penjabaran Pasal
Usaha dalam Anggaran Dasar yang penyusunannya
ditujukan untuk mencapai tujuan HMI dan diselimuti oleh asas
Islam, status organisasi mahasiswa, sifat independen, dan
peran sebagai organisasi perjuangan.
2. Program Kerja Nasional (PKN) berfungsi sebagai pedoman
bagi penyusunan program kerja seluruh struktur HMI dan
merupakan inspirasi seluruh anggota HMI.
3. Program Kerja Nasional (PKN) terdiri dari program jangka
panjang yang ditinjau paling cepat empat tahun sekali dan
jangka pendek yang ditinjau tiap dua tahun sekali.
D. Landasan
Program Kerja Nasional ini didasarkan pada: a. Anggaran
Dasar HMI khususnya pasal 5 tentang usaha b. Anggaran Dasar
HMI pasal 3, 4, 6, 7, 8, dan 9 beserta penjabarannya
E. Modal Dasar
Modal dasar Program Kerja Nasional adalah potensi yang
dimiliki HMI yaitu :
1. Ide dasar kelahiran HMI Pertama mempertahankan Negara
Republik Indonesia dan mempertinggi harkat dan martabat
Rakyat Indonesia; Kedua, menegakkan dan mengembangkan
ajaran Islam.
2. Status dan kedudukan HMI yang dijamin oleh pasal 28 UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
3. Modal rohaniah (iman, spiritual) dan mental, yaitu ajaran
Islam yang bersumber pada Al-Qur'an dan Sunnah yang
merupakan pedoman bagi kader HMI dalam berpikir,
bersikap dan berperilaku dalam melaksanakan aktivitasnya.
4. Potensi dalam tubuh HMI, yaitu ke-kaderan anggota HMI dari
berbagai disiplin ilmu, segenap perangkat organisasi serta
budaya organisasi yang telah ditanamkan sejak
kelahirannya.
5. Potensi alumni HMI yang tersebar di berbagai sektor
masyarakat.
BAB II
PROGRAM JANGKA PANJANG
Program Kerja Nasional (PKN) Jangka Panjang meliputi kurun
waktu 4 tahun sebagai arah dan landasan bagi penyusunan
program HMI secara keseluruhan.
A. Pengertian
1. Program jangka panjang pada dasarnya adalah program
umum HMI yang disusun untuk jangka waktu tertentu (empat
tahun) guna memberi arah bagi penyusun program jangka
pendek (per periode).
2. Program jangka panjang merupakan rangkaian program
HMI yang disusun sejak tahun 2010 untuk jangka waktu 2
kali periode kepengurusan dari tahun 2010 sampai tahun
2014.
A. Pengertian
1. Program Kerja Nasional (PKN) Jangka Pendek meliputi kurun
waktu 2 (dua) tahun sebagai arah dan landasan bagi
penyusunan program struktur HMI secara keseluruhan.
2. Program jangka pendek merupakan rangkaian program HMI
yang disusun untuk kepengurusan seluruh struktur HMI
(periode PB HMI).
D. Program Bidang
1. Program Kerja Bidang Internal
a. Bidang Pembinaan Anggota
1) Konsolidasi pelaksanaan Pedoman Perkaderan
hasil Lokakarya tahun 2010 yang telah disahkan
Kongres XXVIII
2) Sosialisasi materi terurai LK I dan membuat materi
terurai untuk LK II dan LK III
3) Membuat LK I, LK II, dan LK III percontohan dengan
memanfaatkan media audio visul dan
disosialisasikan kepada seluruh tingkat struktur HMI
sebagai upaya standarisasi kualitas LK di HMI secara
nasional.
4) Menyusun Silabus dan menyelenggarakan Pusdiklat.
5) Menertibkan pelaksanaan pelatihan dan pembinaan
anggota di semua jenjang.
6) Inovasi dalam masifikasi penghayatan Islam versi HMI (NDP)
kepada anggota.
7) Menyusun silabus pembinaan atau follow up LK I dan LK II.
8) Bekerjasama dengan bidang terkait untuk menyusun data
base anggota
9) Meningkatkan dan pelaksanaan AD/ART dan
penjabarannya hasil Kongres kepada anggota
TAFSIR INDEPENDENSI
(Pasal 6 AD HMI)
A. PENDAHULUAN
Menurut fitrah kejadiannya, maka manusia diciptakan
bebas dan merdeka. Karenanya kemerdekaan pribadi adalah
hak yang pertama. Tidak ada sesuatu yang lebih berharga dari
pada kemerdekaan itu. Sifat dan suasana bebas dan
kemerdekaan seperti diatas, adalah mutlak diperlukan
terutama pada fase/saat manusia berada dalam pembentukan
dan pengembangan. Masa/fase pembentukan dari
pengembangan bagi manusia terutama dalam masa remaja
atau generasi muda.
Mahasiswa dan kualitas-kualitas yang dimilikinya
menduduki kelompok elit dalam generasinya. Sifat
kepeloporan, keberanian dan kritis adalah ciri dari kelompok
elit dalam generasi muda, yaitu kelompok mahasiswa itu sendiri.
Sifat kepeloporan, keberanian dan kritis yang didasarkan pada
NILAI-NILAI DASAR
PERJUANGAN
PENGANTAR PENGURUS BESAR
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Bismillahir-Rahmanir-Rahiem.
Anggaran Dasar Himpunan Mahasiswa Islam pasal III
menjebutkan “Organisasi ini berdasarkan Islam”.
Dasar organisasi merupakan Sumber motivasi, pembenaran dan
ukuran bagi gerak-langkah organisasi itu. Karena kwalitas inilah
maka HMI selain merupakan oganisasi kemahasiswaan jang
memperhatikan “students need & students interest” djuga
meruapakan suatu organisasi perdjuangan jang mengemban suatu
“mission sacree”. Setjara ringkas dapat dikatakan bahwa tugas sutji
HMI ialah berusaha mentjiptakan masjarakat jang adil dan
sedjahtera. Secara ringkas jang mendjadi dasar perdjuangannja
memuat adjaran pokok bahwa “Sesungguhnja Allah memerinahkan
Wabillahit-taufiq wal-hidajah,
Pengurus Besar
Himpunan Mahasiswa Islam
I. Dasar-dasar Kepercayaan
Manusia memerlukan satu bentuk kepercayaan. Kepercayan itu
akan melahirkan tata nilai guna menopang hidup budayanya. Sikap
tanpa percaya atau ragu yang sempurna tidak mungkin dapat
terjadi. Tetapi selain kepercayaan itu dianut karena kebutuhan
dalam waktu yang sama juga harus merupakan kebenaran. Demikian
pula cara berkepercayan harus pula benar. Menganut kepercayaan
yang salah atau dengan cara yang salah bukan saja tidak
dikehendaki, akan tetapi bahkan berbahaya.
Disebabkan kepercayaan itu diperlukan, maka dalam
kenyataan kita temui bentuk-bentuk kepercayaan yang beraneka
ragam di kalangan masyarakat. Karena bentuk-bentuk kepercayaan
itu berbeda satu dengan yang lainnya, maka sudah tentu ada dua
kemungkinan: kesemuanya itu salah atau salah satu saja di antaranya
yang benar. Disamping itu masing-masing bentuk kepercayaan
mungkin mengandung unsur-unsur kebenaran dan kepalsuan yang
campur baur.
Sekalipun demikian kenyataan menunjukkan bahwa
kepercayaan itu melahirkan nilai-nilai. Nilai-nilai itu kemudian
melembaga dalam tradisi-tradisi yang diwariskan turun-temurun dan
mengikat anggota masyarakat yang mendukungnya. Karena
kecenderungan tradisi untuk tetap mempertahankan diri terhadap
kemungkinan perubahan nilai-nilai, maka dalam kenyataan ikatan-
ikatan tradisi sering menjadi penghambat perkembangan
peradaban dan kemajuan manusia. Di sinilah terdapat kontradiksi
kepercayaan diperlukan sebagi sumber tata nilai guna menopang
peradaban manuisia, tetapi nilai-nilai itu melembaga dalam tradisi
yang membeku dan mengikat, maka justru merugikan peradaban.
KEPEMIMPINAN
DAN MANAJEMEN
ORGANISASI
KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan (leadership) telah didefinisikan dengan berbagai
cara yang berbeda oleh berbagai orang yang berbeda pula.
Menurut Stoner, Kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai suatu
proses pengarahan dan pemberian pengaruh pada kegiatan-
kegiatan dari sekelompok anggota yang saling berhubungan
tugasnya.
Tujuan Kepemimpinan
Nampaknya sukar dibedakan antara tujuan dan fungsi
kepemimpinan, lebih-lebih kalau dikaji secara praktis kedua-duanya
mempunyai maksud yang sama dalam menyukseskan proses
kepemimpinan namun secara definitif kita dapat menganalisanya
secara berbeda. Tujuan kepemimpinan merupakan kerangka ideal /
Fungsi kepemimpinan
Agar kelompok berjalan dengan efektif, seseorang harus
melaksanakan dua fungsi utama ; (1) fungsi-fungsi yang
berhubungan dengan tugas (“task-related”) atau pemecahan
masalah, dan (2) fungsi-fungsi pemeliharaan kelompok
(“groupmaintenance”) atau sosial.
Fungsi pertama menyangkut pemberian saran penyelesaian,
informasi dan pendapat. Fungsi kedua mencakup segala sesuatu
yang dapat membantu kelompok berjalan lebih lancar- persetujuan
dengan kelompok lain, pnengahan perberdaan pendapat, dan
sebagainya.
2) Organisasi
Menurut Chester Bernard, Organisasi adalah sistem kegiatan
kerjasama (cooperative activities) dari dua orang atau lebih.
Menurut Dwight Waldo, Organisasi adalah struktur antar
hubngan pribadi yang berdasarkan atas wewenang formal
dan kebiasaan-kebiasaan di dalam suatu system adminstrasi.
Menurut G.R. Terry, Organisasi adalah berasal dari kata
organism yaitu suatu struktur dengan bagian-bagian yang
demikian dintegrasi hingga hubungan mereka satu sama lain
dipengaruhi oleh hubungan mereka dengan keseluruhan orang
terdiri dua bagian pokok yaitu bagian-bagian dan hubungan-
Fungsi-Fungsi Organisasi :
§ Mengatur tugas dan kegiatan kerjasama sebaik-baiknya ;
§ Mencegah kelambatan-kelambatan kerja serta kesulitan
yang dihadapi ;
§ Mencegah kesimpangan kerja ;
§ Menentukan pedoman-pedoman kerja.
Keuntungan-keuntungan Organisasi :
Organisasi yang baik memberikan keuntungan sebagai berikut :
§ Setiap orang akan mengerti tugasnya masing-masing ;
§ Memperjelas hubungan kerja para anggota organisasi ;
KHARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN
Tipe-tipe Kepemimpinan
Dilihat bagaimana pemimpin itu menggunakan kekuasaannya,
ditentukan tiga buah tipe dasar, yakni :
1) Tipe Otoriter (autocratic)
Pemimpin yang bertipe demikian dipandang sebagai orang
yang memberikan perintah dan mengharapkan
Tingkatan Manajemen
Manajemen dalam organisasi, Pemimpin (manajer) dapat dibedakan
menurut tingkatan dan jenis pekerjaannya, yakni :
1) Menurut tingkatannya (hierarchie), pimpinan dalam organisasi
dapat dikelompokkan sebagai berikut :
§ Manajemen Puncak (Top Management)
§ Manajemen Media (Middle Management)
§ Manajemen Rendah (Lower Management)
BENTUK-BENTUK ORGANISASI
Ada berbagai macam bentuk organisasi, yang umum dikenal yakni :
a. Bentuk Lini
Yang pertama ini sering pula dinamakan : bentuk lurus”,
“bentuk jalur” dan “bentuk militer”. Bentuk lini ini mula-mula
diperkenalkan oleh seorang ahli adminstrasi berkebangsaan
Perancis, Henry Fayol. Bentuk lini dipandang sebagai bentuk
yang paling tua dan dipergunakan secara luas pada masa
perkembangan industri pertama. Organisasi ini banyak
dipergunakan di lingkungan militer dan perusahaan-
Kebaikan-kebaikannya :
§ Adanya pembagian tugas yang jelas antara kelompok lini
yang melaksanakan tugas pokok organisasi, dan kelompok
staf yang melaksanakan kegiatan penunjang.
§ Asas spesialisasi dapat dijalankan, menurut bakat bawahan
yang berbedabeda
Keburukannya :
§ Pemimpin lini sering mengabaikan advis staf.
§ Pimpinan staf sering mengabaikan gagasan-gagasan.
§ Ada kemungkinan pimpinan staf melampaui kewenangan
stafnya.
§ Perintah-perintah lini, nasihat-nasihat dan perintah-perintah
staf sering agak membingungkan anggota. Hal ini dapat
terjadi, karena kedua jenis hirarki ini tidak selalu seirama
dalam memandang sesuatu.
Meskipun terdapat kelemahan -kelemahan organisasi tipe lini
dan staf ini, namun untuk organisasi yang semakin kompleks
seperti dewasa ini lebih cenderung menggunakan bentuk lini
dan staf.
c. Bentuk Fungsional
Organisasi Fungsional adalah suatu organisasi dimana
kekuasaan dari pimpinan dilimpahkan kepada para pejabat
yang memimpin satuan-satuan dibawahnya dalam suatu bidang
pekerjaan tertentu. Tiap-tiap kepala dari satuan ini mempunyai
kekuasaan untuk memerintah semua pejabat bawahan
sepanjang mengenai bidangnya (The Liang Gie, dkk., 1981, hal.
136). Ciri lain dari organisasi demikian adalah bahwa didalam
Kelemahannya :
§ Sulit mengadakan pertukaran tugas, karena terlalu
menspesialisasikan diri dalam satu bidang saja.
§ Koordinasi yang bersifat menyeluruh sukar diadakan,
karena orang-orang yang bergerak dalam satu bidang
mementingkan fungsi saja.
§ Inisiatif perorangan mudah tertekan, karena sudah dibatasi
pada suatu fungsi.
Kelemahannya :
§ Proses pengambilan keputusan agak lambat karena segala
sesuatunya harus dibicarakan lebih dulu dengan para
anggota organisasi.
MISSION
Mission merupakan tugas dan tanggung jawab yang diemban,
sehingga mission HMI dapat diartikan sebagai tugas dan tanggung
jawab yang diemban oleh kader HMI. Sebagai organisasi kader
yang memiliki platform yang jelas, sejak awal berdirinya HMI
mempunyai komitmen asasi yang disebut dengan dua komitmen
asasi, yakni
(1) Mempertahankan negara Republik Indonesia dan
mempertinggi derajat bangsa Indonesia, yang dikenal
dengan komitmen kebangsaan, dan
(2) Menegakkan dan mengembangkan ajaran Islam, yang
dikenal dengan wawasan keislaman/keumatan.
PENDAHULUAN
Tujuan yang jelas diperlukan untuk suatu organisasi, hingga
setiap usaha yang dilakukan oleh organisasi tersebut dapat
dilaksanakan dengan teratur. Bahwa tujuan suatu organisasi
dipengaruhi oleh suatu motivasi dasar pembentukan, status dan
fungsinga dalam totalitas dimana ia berada. Dalam totalitas
kehidupan bangsa Indonesia, maka HMI adalah organisasi yang
menjadikan Islam sebagai sumber nilai. Motivasi dan inspirasi bahwa
HMI berstatus sebagai organisasi mahasiswa, berfungsi sebagai
organisasi kader dan yang berperan sebagai organisasi perjuangan
serta bersifat independen.
TATA CARA
PERSIDANGAN
A. Pendahuluan
Setiap persekutuan (perkumpulan) dua orang atau lebih
yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dan terikat
dalam suatu ikatan hirarkis, di mana senantiasa terdapat
hubungan antar sesama (atasan dan bawahan) disebut
organisasi. Karena itu, secara hirarkis organsasi merupakan
wadah kegiatan administrasi. Manajemen dan proses antar
personil yang ada didalamnya.
Dalam melaksanakan seluruh aktivitasnya, sebagai upaya
untuk mencapai tujuan yang bersama organisasi itu, senantiasa
bertitik tolak pada peraturan-peraturan (hasil keputusan
musyawarah) yang telah ditanamkan dalam organisasi dan
dijiwai oleh seluruh anggotanya. Keputusan-keputusan yang
diambil dalam persidangan tentunya merupakan
kebijaksanaan organisasi yang harus ditaati oleh anggotanya.
B. Teknik persidangan
a. Pengertian Persidangan
Sidang adalah pertemuan formal suatu organisasi guna
membahas masalah tertentu dalam upaya untuk
menghasilkan keputusan sebagai sebuah kebijakan.
b. Macam-Macam Sidang
Ditinjau dari segi pesertanya (Instansi Pengambilan
keputusan) Sidang, Sebagai Berikut:
§Sidang Pleno
§Sidang Komisi
§Sidang Sub Komisi
2) Waktu sidang
Sebelum sidang dilaksanakan, faktor waktu sudah
menjadi pertimbangan. Karena itu, disiplin waktu bagi
semua pihak (majelis sidang) merupakan salah satu faktor
yang turut menentukan kelancaran tercapainya tujuan
dalam sidang.
Oleh sebab itu, waktu sidang hendaknya ditentukan
sebaik mungkin, sehingga tidak memberatkan dan
menjenuhkan para peserta sidang, seperti lamanya
sidang, waktu istirahat, waktu sholat, dan lain sebagainya.
3) Acara sidang
4) Peserta sidang
5) Perlengkapan sidang
Dalam melaksanakan persidangan, yang harus
diperhatikan adalah beberapa perlengkapan yang sering
dilakukan dalam persdiangan antara lain sebagai berikut :
d. Pengambilan Keputusan
Agar keputusan tidak bertentangan dengan kehendak dan
tujuan organisasi, maka keputusan harus diambil dengan jalan
musyawarah dan mufakat. Karena itu langkah-langkah untuk
mengambil keputusan bisa dilakukan dengan sistem demokrasi
(suara terbanyak), prinsip aklamasi dan berdasarkan kompromi
(Lobying), yaitu dimana para peserta dan pimpinan sidang
terdapat kesepakatan. Untuk mengacu kearah prinsip-prinsip
diatas, dalam siding dilakukan proses :
§ Kualifikasi : Saling menyatakan pendapat diantara
peserta
§ Interpretasi : Penafsiran pendapat agar diperoleh kejelasan
§ Motivikasi : penggunaan alasan yang logis
§ Integrasi : Pernyataan semua pendapat, sebagai
kesimpulan yang dapat diterima oleh peserta
sidang, serta dijadikan sebagai keputusan
sidang
e. Move-Move Persidangan
Dalam persidangan bisa muncul move-move yang dapat
meramaikan persidangan, bahkan digunakan sebagai alat
untuk memenangkan siding, seperti:
1) Schorsing (Penundaan) untuk sementara atau dalam waktu
tertentu
ATRIBUT ORGANISASI
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
II. BENDERA
Gambar : Lihat lampiran.
Bentuk : Panjang : Lebar = 3 : 2
Warna : Hijau dan Hitam dalam perbandingannya yang
seimbang
Isi : Lambang HMI sepenuhnya (lihat gambar)
III. STEMPEL
Gambar : Lihat lampiran
V. KARTU ANGGOTA
Gambar : Lihat gambar
Bentuk : Empat persegi panjang
Ukuran : 9,5 x 6,5 cm
Warna : Kertas (dasar) : putih, tulisan : hitam
Isi : Halaman muka :
a. Lambang HMI sebelah kiri atas
b. Tulisan kartu anggota dan nama Cabang
sebelah tengah atas
c. Kalimat syahadat, sebelah bawah dan
dikurung dengan segi empat
d. Nomor anggota
e. Masa berlaku
Halaman belakang :
a. Nama
b. Tempat / Tanggal Lahir
c. Alamat
d. Perguruan Tinggi / Komisariat
GAMBAR 1
LAMBANG HMI
GAMBAR 3
BENDERA
GAMBAR 4
STEMPEL HMI
keterangan :
A. Panjang samping kiri : hujau : hitam = 1:2
B. Panjang samping kanan : hijau : hitam = 1:2
C. Sama dengan ukuran peci sembahyang. Ukuran : S-M-L
D. Rumbai-rumbai : warna putih dengan arah ke belakang
GAMBAR 6
KARTU ANGGOTA
Catatan :
1. Papan nama untuk institusi yang lebih rendah ukurannya
disesuaikan : misalnya untuk Badan Koordinasi (BADKO) HMI,
pnjangnya berubah menjadi 180 cm dan lebar 130,5 cm dan untul
Cabang, panjangnya 160 cm dan lebar 120 cm.
2. Ukuran papan nama organisasi ini sesuai dengan UU No. 8 tahun
1985 dan lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 5 tahun
1986
GAMBAR 8
GORDON (SELEMPANG) HMI
MARS KOHATI
Cipt. Ida Ismail
Wahai hmi-wati semua
Sadarlah kewajiban mulia
Pembina, pendidik tunas muda
Tiang negara jaya
Himpunkan kekuatan segera
Jiwai semangat pahlawan
Tuntut ilmu serta amalkan
Untuk kemanusiaan
Jayalah kohati
Pengawal panji islam
Derapkan langkah perjuangan
Kuatkan iman
Majulah tabah hmi-wati
HIJAU HITAM
Sang hijau hitam
Kini kembali
Tebarkan panji
Panji keadilan
Sang hijau hitam
Tak akan hilang
Tak kan tenggelam
Akan selalu menang
Lawan penindasan
Lahir perdamaian
Perangi tirani
Wujudkan kemakmuran
HMI JUANG
Mengenangkan nasib perjuangan
Sebangsa dan setanah airku
Kami meninggalkan kemewahan
Kami maju terus menyerbu
Jangan kembali pulang hmi
Sebelum kita yang menang
Meski jasad terbujur di medan juang
Itulah hmi berjuang
Wahai kalian mahasiswa jaya
Dimanapun kau berada
Teruskan perjuangan para pahlawan
Demi kejayaan