Anda di halaman 1dari 5

http://danjhu.deezclan.com/2013/02/baku-mutu-air-laut-untuk-budidaya.

html

Baku Mutu Air untuk Budidaya


Tweet
Filled under: My diary
Baku Mutu Air Laut untuk Budidaya biota laut

Parameter dan Satuan Nilai


Faktor Fisika
1. Suhu °C ±2° variasi alami
2. Warna CU ≤50
3. B a u alami
4. Kecerahan/secchi m alami
5. Kekeruhan JTU ≤30
6. Sampah terapung --
7. Minyak mineral tidak ada lapisan minyak

Faktor Kimia
1. pH 6,5–8,5
2. Salinitas 18–32/±10 variasi alami
3. Daya hantar listrik umho/cm ±10 variasi alami
4. BOD ≤6,0
5. COD mg/ ≤11
6. Nilai Permanganat ≤9,0
7. N – NH3 ≤0,30
8. p PO3 1
9. N – NO3 1
10. H2S ≤0,01
11. Sianida ≤0,01
12. Senyawa ≤0,02
13. Hidrokarbon minyak mineral total ≤2
14. Oksigen terlarut ≤5
15. Pestisida 1

Faktor Biologi
1. MPN E. coli cel/100 ml ≤1000
2. patogen -
http://danjhu.deezclan.com/2013/02/baku-mutu-air-laut-untuk-budidaya.html

Baku Mutu Air Tawar untuk Budidaya

Kualitas air yang direkomendasikan untuk budidaya ikan air tawar (Aquaculture SA, 1999).
Parameter Kisaran optimal DO 5.0-15.0 ppm, CO2 1.0-10.0 ppm, pH 7.0-9.0, Clorida 1-100
ppm, Kalium 1-10 ppm, Natrium 2-100 ppm, Kesadahan total (CaCO3) ≥ 150 ppm,
Kesadahan Ca (CaCO3) 5-100 ppm, Kesadahan Mg (CaCO3) 5-100 ppm, Amonium (NH4+)
0.2-2 ppm, Unionisasi ammonia (NH3) ≤ 0.1 ppm, Nitrit (NO2-) < 0.3 ppm, Nitrat (NO3-)
0.2-10 ppm, Sulfat 5-100 ppm, H2S Ttd Bikarbonat (HCO3-) 50 -300 ppm, Karbonat
(CO32-) ≤ 10 ppb, Fosforus (PO42-) 0.005-0.2 ppm, Besi (Fe2-) ≤ 25 ppb, Total Fe 0.005-0.5
ppm, Seng (Zn) <0.01 mg/L.

Baku Mutu Air Payau untuk Budidaya

Nilai yg
Parameter Acuan
disarankan
Suhu (0C) 25-31 Boyd, 1990
Residu terlarut (mg/l) 1.000 Pescod, 1973/NTAC, 1968
pH 6,5-8,5 Pescod, 1973/ NTAC, 1968/ Swingle, 1968
Oksigen terlarut (mg/l) >4 PPRI No. 82, 2001/ Swingle, 1968/Sylvester,
1958
Karbondioksida (mg/l) < 12 Pescod, 1973/NTAC, 1968
Alkalinitas (mg/l) 50-300 Swingle, 1968
Amoniak (mg/l) <1 Pescod, 1973/PPRI No. 82, 2001
Nitrit (mg/l) 0,06 PPRI No. 82, 2001
Nitrat (mg/l) 0,227-1,129 Gunawati, 1984
Pospat (mg/l) <1 PPRI No. 82, 2001
H2S (mg/l) 0,002 PPRI No. 82, 2001
COD (mg/l): indikator <20 UNESCO/WHO/UNEP, 1992
pencemaran
BOD (mg/l): indikator 3-6 UNESCO/WHO/UNEP, 1992
blooming
Kekeruhan (mg/l) <5 PPRI No. 82, 2001
Fe (mg/l) 0,3 PPRI No. 82, 2001
Hardness (mg/l) 12-500 Swingle, 1968
Klorin bebas (mg/l) < 0,1 Klein, 1962/PPRI No. 82, 2001
Sianida (mg/l) 0,02 PPRI No. 82, 2001
Pestisida (mg/l) 0,002-0,004 PPRI No. 82, 2001
Tembaga (mg/l) 0,002 PPRI No. 82, 2001/UNESCO/WHO
Timbal (mg/l) 0,001-0,007 UNESCO/WHO/UNEP, 1992
Merkuri (mg/l) 0,0001 UNESCO/WHO/UNEP, 1992
Cadmium (mg/l) 0,0002-0,0018 UNESCO/WHO/UNEP, 1992

PARAMETER PENGUKURAN KUALITAS AIR


Parameter Fisika-Kimia
http://danjhu.deezclan.com/2013/02/baku-mutu-air-laut-untuk-budidaya.html

1.Suhu
2.pH
3.Oksigen Terlarut (Dissolved Oxygen/ DO)
4.Salinitas
5.Kandungan Nitrogen Inorganik: Amonia
6.Kesadahan (kekerasan / hardness)
7.Alkalinitas
8.Kecerahan
SUHU
-variabel lingkungan penting untuk organisme akuatik
-rentang toleransi serta suhu optimum kultur berbeda untuk setiap
jenis / spesies ikan, hingga stadia pertumbuhan yang berbeda
-suhu dapat mempengaruhi aktivitas makan ikan
peningkatan aktivitas metabolisme ikanà-peningkatan suhu
penurunan gas (oksigen) terlarutà
efek pada proses reproduksi ikanà
ekstrim: kematian kulturà
Suhu~ peningkatan selera makan ikan
~ pertumbuhan ikan
~ kekentalan / viskositas air
~ berkaitan dengan DO (berbanding terbalik)
~ berkaitan dengan konsumsi O2(berbanding lurus)
Pergantian / pencampuran air –mengurangi pengaruh suhu tinggi
pH
-derajat keasaman air
pH = -log (H)+
-ukuran konsentrasi ion Hidrogen (mol per Liter)
-menunjukkan suasana asam atau basa suatu perairan
Berkaitan dengan proses fotosintesis dan respirasi organisme
2H++ CO32-àH++ HCO3àH2CO3àCO2 + H2O
Semakin banyak CO2 yang dihasilkan dari respirasi
reaksi bergerak ke kananà
pH air turun (cenderung asam)àpelepasan ion H+ à
Penurunan / penggunaan CO2 dalam fotosintesis oleh fitoplankton
pH air naik (cenderung basa)à
pH rendah (keasaman tinggi)
penurunan oksigen terlarutà
konsumsi oksigen menurunà
peningkatan aktivitas pernapasanà
penurunan selera makanà
Rentang toleransi pH : 6.5 –9.0
pH optimal: 7.0 –8.5
Fotosintesis (siang hari) menggunakan CO2
Respirasi (siang –malam) menghasilkan CO2
CO2 terlarut tinggi pada malam hari (pH cenderung rendah)à
Oksigen Terlarut (Dissolved Oxygen/ DO)
–Kelarutan suatu gas pada cairan merupakan karakteristik dari gas
tersebut sendiri dan dipengaruhi oleh tekanan, ketinggian suatu
tempat, suhu dan salinitas.
http://danjhu.deezclan.com/2013/02/baku-mutu-air-laut-untuk-budidaya.html

–Setiap kenaikan 100 m dpl, tekanan atmosfer menurun 8-9 mmHg,


dan kelarutan gas menurun 1,4 %.
–Kelarutan oksigen di medium cair menurun seiring dengan naiknya
suhu dan banyaknya mineral yang terlihat di medium tersebut.
Kelarutan oksigen dalam air dipengaruhi oleh:
1.Suhu air
2.Tekanan atmosfir
3.Kandungan garam-garam terlarut
4.Kualitas pakan
5.Aktivitas biologi perairan
(Reid & Wood,1976 dalamKoestawa,1989).
Oksigen dalam perairan berasal dari difusi O2 dari atmosfer serta aktivitas fotosintesis oleh
fitoplankton maupun tanaman lainnya.
Kebutuhan oksigen pada ikan bergantung:
Kebutuhan lingkungan bagi spesies tertentuà
Kebutuhan konsumtif ~ metabolisme tubuh ikanà
Fungsi oksigen:
1.Peranan dalam pembakaran bahan bakarnya (makanan)
2.Untuk dapat melakukan aktivitas (berenang, reproduksi, pertumbuhan)
Ketersediaan oksigen bagi ikan menentukan:
-Aktivitas ikan
-Konversi pakan
-Laju pertumbuhan
Pada kondisi DO <4 ppm, ikan masih mampu bertahan hidup namun pertumbuhan menurun
(tidak optimal)
Rentang tingkat DO optimal: ≥5 ppm
Rentang tingkat DO untuk pemeliharaan intensif: 5-8 ppm
SALITASI
-Konsentrasi seluruh larutan garam yang diperoleh dalam air laut
-Konsentrasi garam-garam dalam air laut jumlahnya relatif sama
-Beberapa jenis ikan memiliki kisaran toleransi salinitas yang luas
(bandeng, kakap, nila, mujair)
-Pengubahan salinitas air dengan penggantian air atau penambahan air tawar
Kisaran salinitas pada budidaya ikan dalam tambak:
kisaran salinitas optimal pada 12-20 pptà
dibutuhkan untuk mengatur keseimbangan cairan tubuh dan air tambak (proses
osmoregulasi)à
energi yang didapat dari pakan digunakan secara maksimal untuk pertumbuhanà
Pengukuran tingkat salinitas menggunakan refraktometer
AMONIA
●Hewan akuatik umumnya mengekskresikan amonia (NH3) sebagai hasil dari proses
metabolisme dan sebagai produk ekskretori (dari ginjal, jaringan insang).
●Amonia juga sebagai hasil dekomposisi protein dari sisa pakan atau plankton yang mati
●Di perairan, amonia umumnya terlarut dalam bentuk NH4+.
●Kadar amonia di perairan akan meningkat seiring dengan peningkatan suhu dan pH (Cole,
1994).
●Toksisitas amonia lebih besar pada suhu dan pH tinggi (lebih beracun dan berbahaya bagi
ikan)
●Pergantian air dapat dilakukan untuk mengatasi konsentrasi amonia yang tinggi dalam
kultur
http://danjhu.deezclan.com/2013/02/baku-mutu-air-laut-untuk-budidaya.html

●Konsentrasi maksimal amonia dalam tambak ~ 0,1 ppm


Pengukuran kadar ammonia dengan metode spektrofotometri atau test kit(alat tes cepat)
KESADAHAN (kekerasan / hardness)
berkaitan dengan kadar keasaman (pH)à
air asam umumnya menunjukkan reaksi lunakà
air basa umumnya merupakan air sadah (keras)à
Klasifikasi tingkat kesadahan yang umum dipakai memiliki satuan unit dGH (degrees of
German total Hardness)
Tingkat kesadahan air ditentukan oleh banyaknya kandungan kalsium karbonat dalam air.
Air yang lunak akan menyebabkan busa sabun melimpah dan tangan akan terasa licin;
sedangkan, air sadah sulit menghasilkan busa sabun dan tangan terasa kasat.
Untuk budidaya ikan, rentang tingkat kesadahan: 3 –8 dGH.
ALKALINITAS
-Konsentrasi total dari unsur basa-basa yang terkandung dalam air
-Umumnya dinyatakan dalam satuan mg/L (ppm)
-Basa terkandung dalam bentuk ion karbonat dan bikarbonat
-Mempengaruhi tingkat kesadahan dan pH air
-Efek terhadap pertumbuhan dan produksi ikan budidaya
-Untuk pertumbuhan optimal plankton, diperlukan total alkalinitas dengan kisaran 80 –120
ppm
-Unsur-unsur alkalinitas (karbonat dan bikarbonat) juga berperan sebagai buffer (penyangga
pH) untuk menjaga kestabilan pH.
-Pengapuran dengan penambahan kapur dolomit pada tambak umum dilakukan untuk
menyuplai unsur basa (karbonat), serta meningkatkan pH (dilakukan pada sore hari).
KECERAHAN
Tingkat kecerahan menyatakan tingkat cahaya yang diteruskan ke dalam kolom air dan
dinyatakan dalam persentase (%), dari beberapa panjang gelombang yang ada yang jatuh
agak lurus pada permukaan air.
Kemampuan penetrasi cahaya matahari dipengaruhi kekeruhan air:
-suspensi dalam air (lumpur)
-planktonik ; jasad renik
-warna air
Fitoplankton terdiri dari berbagai spesies dengan karakter morfologis (warna) masing-masing
1. Warna air hijau tua, didominasi Cyanophyceae, Microcystis, Anabaena
2. Warna air hijau muda, didominasi Chlorophyta
3. Warna air hijau kecoklatan, didominasi diatom (kelas Bacillariophyta)
4. Warna air coklat kemerahan, didominasi diatom (kelas Dinoflagellata)
Pergantian air dilakukan jika Kecerahan <25 cm
(kultur plankton dapat mati; penurunan DO secara drastis)
Pengukuran tingkat kecerahan air menggunakan ‘Secchi disc’
Sumber : STIH.2009.Teknologi Pengelolaan Kualitas Air. ITB

Anda mungkin juga menyukai