Anda di halaman 1dari 9

JURNAL PRAKTIKUM KI402

PRAKTIKUM KIMIA SEKOLAH

PENGAMATAN REAKSI REDOKS PADA BEBERAPA REAKSI

Tanggal Awal Praktikum: 06 Oktober 2023


Tanggal Akhir Praktikum:

Dosen Pengampu:
Dr. Wawan Wahyu, M.Pd.
Dr. Asep Suryatna, M.Si.

Kelompok 7 - Pendidikan Kimia B


Anggota:
Gina Sajida 2108872
Rekan Kerja
Dewinta Padma Sahda 2108810
Fatma Hanifatuzahra 2109624
Riza Anggraini Zahra 2109705

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2023
A. Tujuan
1. Mengamati terjadinya reaksi redoks pada beberapa reaksi kimia
B. Dasar Teori

Reaksi redoks merupakan reaksi yang terjadi perubahan pada bilangan


oksidasinya. Reaksi reduksi adalah reaksi yang terjadi penurunan bilangan oksidasi
melalui penangkapan elekton, contohnya adalah sebagai berikut.

C. Cu2+ (aq) + 2e Cu (s)

Sedangkan reaksi oksidasi adalah reaksi yang terjadi peningkatan bilangan oksidasi
melalui pelepasan elektron, contohnya adalah sebagai berikut.
D. Zn Zn2+(aq) + 2e

(Suyanta, 2013: 1)

Reaksi oksidasi-reduksi adalaah reaksi yang melibatkan transfer elektron.


Elektron yang dilepaskan oleh zat yang mengalami oksidasi akan diterima oleh zat yang
mengalami reduksi. Zat yang dioksidasi disebut agen preduksi dan zat yag direduksi
disebut agen pengoksidasi. Pada pengoksidasi, partikel akan bersifat pengoksidasi bila ia
mempunyai kecendrungan menarik elektron dari partikel lain, yaitu unsur elektronegatif
(seperti oksigen, halogen, dan H) dan senyawa yang mengandung unsur elektronegatif
(seperti HNO3). Sedangkan pada pereduksi, partikel bersifat pereduksi bila mempunyai
elektron yang terikat lemah, sehingga mudah lepas dan ditarik oleh partikel lain. Dari sifat
periodik unsur diketahul bahwa unsur yang demikian adalah unsur elektropositif atau
logam.

(Syukri, 1999: 516-517).


Reaksi kimia dapat dituliskan dalam bentuk dua setengah-reaksi. Salah satu
setengah- reaksi adalah satu dan dua proses reaksi redoks, satu persamaaan melibatkan
pelepasan elektron dan yang lainnya melibatkan penerimaan elektron. Aspek transfer
elektron dalam reasksi redoks ditandai dengan perubahan bilangan oksidasi. Oksidasi
didefinisikan sebagai spesi dalam reaksi redoks yang mengalami kehilangan elektron atau
spesi yang mengalami kenaikan biloks. Reduksi spesi dalam reaksi redoks yang menerima
electron atau spesi yang mengalami penurunan biloks. Pada umumnya, jika reaksi
oksidasi terjadi, maka reaksi reduksi juga terjadi.
(Sunarya, 2011:249)
Terdapat tiga cara dalam menyelesaikan perasamaan reaksi redoks, yaitu melalui
metode pengikatan dan pelepasan oksigen, metode pemindahan elektron, dan metode
perubahan bilangan oksidasi. Pada proses perubahan bilangan oksidasi, yaitu kenaikan
dan penurunan bilangan oksidasi, harus dipahami terlebih dahulu ketentuan-ketentuan
yang ada pada bilangan oksidasi, hal ini untuk memudahkan di dalam menyelesaikan
suatu reksi redoks. Ketentuanya adalah, bilangan oksidasi atom oksigen dalam senyawa
= -2 kecuali dalam H2O2 = -1, bilangan oksidasi nitrogen, hidrogen dan oksigen dalam
senyawa adalah +1 kecuali dalam bentuk unsur bebasnya, yaitu N2; O2; dan H2, bilangan
oksidasi suatu ion = jumlah muatannya, contohnya pada Na+ muatannya adalah +1, Ba2+
muatannya adalah +2, Cl- muatannya adalah -1, dan S2- muatannya adalah -2. bilangan
oksidasi unsur golongan IA, IIA, IIIA dalam sistem periodik unsur masing-masing +1, +2
dan +3. Jumlah bilangan oksidasi dalam suatu senyawa sama dengan nol.
(Bukhari, 2017)
E. Alat dan Bahan
1. Alat
No. Nama Alat Spesifikasi Alat Jumlah
1. Tabung reaksi - 3 buah

2. Gelas ukur 10 mL 3 buah

3. Pipet tetes - 3 buah

4. Rak tabung reaksi - 1 buah

5. Gelas kimia 100 mL 4 buah

6. Kaca arloji - 1 buah

7. Batang pengaduk - 1 buah

8. Corong kaca - 1 buah

9. Spatula - 1 buah

10. Neraca analitik - 1 set


2. Bahan
No. Nama Alat Warna Jumlah

1. Larutan HCl 3 M Tidak berwarna 6 mL

2. Serbuk CuSO4 Biru 1,6 gram

3. Logam Mg Putih keperakan 1 potong

4. Logam Zn Putih kebiruan 1 potong

5. Aquades Tidal berwarna Secukupnya

F. Material Safety Data Sheet


No Nama Bahan Spesifikasi Bahan
Sifat Fisika Sifat Kimia
• Mr: 36.46 g/mol • Tidak mudah meledak
• Bentuk: cair
• Warna: tidak berwarna
Hidrogen Klorida
• Bau: Tak berbau
(HCl)
1 • pH: 1,2 pada 20 °C
Bahaya Penanggulangan
• Menyebabkan Jika terkena kulit atau mata,
gangguan pada kulit bilas dengan air mengalir yang
• Menyebabkan banyak.
gangguan mata berat
Tembaga(II) Sulfat Sifat Fisika Sifat Kimia
Pentahidrat • Mr: 249.6 g/mol • Tidak mudah meledak
(CuSO4.5H2O) • Bentuk: padat
• Warna: biru
2
• Bau: Tak berbau
• pH: 3,5 - 4,5 pada 50 g/l
20 °C Titik lebur 147
°C
Bahaya Penanggulangan
• Berbahaya jika Jika terkena kulit atau mata,
tertelan. bilas dengan air mengalir yang
• Menyebabkan banyak.
kerusakan mata yang
serius.
• Sangat toksik pada
kehidupan perairan
dengan efek jangka
panjang.
Magnesium Sifat Fisika Sifat Kimia
(Mg) • Mr: 24,31 g/mol • Mudah terbakar
• Bentuk: serutan
• Warna: metalik
• Titik lebur: 648 °C
3
• Titik didih: 1.090 °C
Bahaya Penanggulangan
• Menjadi panas sendiri Jika terkena kulit atau mata,
• Dapat menyebabkan bilas dengan air mengalir yang
kebakaran banyak.
Zing Sifat Fisika Sifat Kimia
(Zn) • Mr: 65.39 g/mol • Stabil secara kimiawi di
• Bentuk: serbuk bawah kondisi ruangan
• Warna: metalik abu- standar (suhu kamar)
abu • Tidak mudah meledak
4
• Bau: Tak berbau
• Titik lebur: 420 °C
• Titik didih: 908 °C pada
1.013 hPa
Bahaya Penanggulangan
• Sangat toksik pada Jika terkena kulit atau mata,
kehidupan perairan bilas dengan air mengalir yang
dengan efek jangka banyak.
panjang.

G. Prosedur dan Hasil Pengamatan


Prosedur Kerja Pengamatan

Larutan HCl
• Diukur sebanyak 6 mL
menggunakan gelas ukur
• Dimasukkan ke dalam tabung
reaksi 1
• Ditambahkan 1 potong logam Mg.

Hasil

Serbuk CuSO4

• Ditimbang sebanyak 1,6 gram


• Dilarutkan dengan aquades
• Diencerkan sebanyak 10Ml
• Dimasukkan dalam gelas ukur
sebanyak 6 mL
• Dituangkan ke dalam tabung reaksi
2
• Ditambahkan 1 potong logam Zn
Hasil

H. Data Pengamatan

No. Reaksi Hasil yang diharapkan Pengamatan dan Analisis

1. HCl + Mg Terbentuknya gelembung


Ada padatan (endapan Cu
2. CuSO4 + Zn
berwarna merah kecoklatan)

I. Persamaan Reaksi

HCl (aq) + Mg (aq) MgCl2 + H2(g)


CuSO 4 + Zn (s) ZnSO 4 (aq) + Cu (s)
J. Analisis dan Pembahasan
K. Kesimpulan
L. Daftar Pustaka
Bukhari. 2017. Pendekatan Ilmu Fisika dan Kimia dalam Pembelajaran IPA. Jakarta: PT.

Prestasi Pustakarya.

Sunarya, Yayan. (2011). Kimia Dasar 2. Bandung: Yrama Widya, halaman 249.

Suyanta. (2013). Reaksi Redoks Dan Elektrokimia. Modul PGMP Kimia.

Syukri. (1999). Kimia Dasar 3. Bandung: Institut Teknologi Bandung, halaman 516 -517

Smartlab. (2019). Material Safety Data Sheet. Diakses dari: smartlab.co.id

M. Pralab
1. Apa tujuan dari eksperimen ini?
Jawab
Tujuan dari eksperimen ini adalah untuk mengamati terjadinya reaksi redoks pada beberapa
reaksi kimia, diantaranya ialah larutan HCl dengan logam Mg dan larutan CuSO4 dengan
logam Zn.
2. Jelaskan apa itu reduksi!
Jawab
Reaksi reduksi adalah reaksi yang terjadi penurunan bilangan oksidasi melalui
penangkapan elekton atau dapat dikatakan bahwa reduksi merupakan reaksi dimana suatu
zat kehilangan oksigen.
3. Jelaskan apa itu oksidasi!
Jawab
Reaksi oksidasi adalah reaksi yang terjadi peningkatan bilangan oksidasi
melalui pelepasan elektron atau dapat dikatakan bahwa oksidasi adalah reaksi dimana
suatu zat mengikat oksigen
4. Mengapa perlu menggunakan larutan HCl 3M dan larutan CuSO4 0,1 M dalam
eksperimen ini?
Jawab
Karena larutan HCl 3M ini akan bereaksi dengan larutan CuSO4 0,1 M, yaitu mengalami
reaksi redoks. Larutan HCl 3M akan memberikan ion H+ dalam jumlah yang cukup untuk
memfasilitasi reaksi redoks, dimana HCl akan bereaksi dengan logam Mg sehingga terjadi
reaksi redoks dengan persamaan reaksi berikut:
Mg(s) + 2HCl(l) → MgCl2(s) + H2(g)
0 +1 -1 +2 -1 0
Logam Mg mengalami reaksi oksidasi dan ion H+ dalam HCl mengalami reaksi reduksi.
Larutan CuSO4 0,1 M akan memberikan ion Cu2+ yang akan berperan sebagai agen
oksidator agar terjadinya reaksi reduksi dalam eksperimen ini, dengan persamaan reaksi
berikut:
Zn(s) + CuSO4(aq) ⇋ ZnSO4(aq) + Cu
0 +2 +2 0
5. Apa yang Anda ketahui tentang reaksi antara logam seng (Zn) dengan larutan tembaga
sulfat (CuSO4)?
Jawab
Reaksi antara logam seng (Zn) dan larutan tembaga sulfat (CuSO4) merupakan suatu
reaksi redoks. Dalam reaksi ini, seng teroksidasi menjadi ion seng (Zn2+), sedangkan ion
tembaga (Cu2+) dalam larutan tereduksi menjadi tembaga padat (Cu). Berikut adalah
persamaan reaksinya:
Zn(s) + CuSO4(aq) ZnSO4(aq) + Cu(s)
Dalam reaksi ini, Zn bertindak sebagai reduktor karena ia kehilangan elektron
(teroksidasi), sementara Cu2+ bertindak sebagai oksidator karena menerima elektron
(tereduksi). Hal tersebut merupakan contoh reaksi penggantian logam, di mana Zn
menggantikan Cu (tembaga) dalam senyawa CuSO4.
6. Apa yang akan Anda lakukan jika terjadi perubahan yang tidak diharapkan selama
eksperimen?
Jawab
• Memeriksa ulang semua langkah dan pengukuran yang telah dilakukan, dan
memastikan kembali apakah prosedur percobaan yang telah dilakukan sudah sesuai
dengan prosedur dalam panduan ataupun jurnal
• Mengidentifikasi faktor-faktor yang mungkin menyebabkan perubahan tidak
diharapkan, seperti kesalahan dalam pengukuran, bahan kimia yang telah
kadaluwarsa, atau perubahan suhu yang tidak terkontrol.
• Mengulang eksperimen untuk memastikan bahwa perubahan tersebut bukan hasil
percobaan
• Mendiskusikan perubahan tersebut dengan laboran atau dosen
• Mencari informasi mengenai peruahan tersebut dari literatur yan terpercaya
7. Tuliskan reaksinya dan tentukan bilangan redoksnya!
Jawab
Mg(s) + 2HCl(l) → MgCl2(s) + H2(g)
0 +1 -1 +2 -1 0
Zn(s) + CuSO4(aq) ⇋ ZnSO4(aq) + Cu
0 +2 +2 0

Anda mungkin juga menyukai