KIMIA DASAR
Reaksi kimia adalah perubahan kimia dimana zat-zat yang bereaksi (reaktan)
berubah menjadi zat-zat hasil reaksi (produk). Reaktan dan produk adalah zat yang
berbeda. Reaksi kimia dituliskan dalam persamaan reaksi kimia, dimana reaktan
diletakkan disebelah kiri anak panah dan produk disebelah kanan anak panah. Jika
terdapat satu atau lebih zat pada sisi yang sama (kiri atau kanan), maka zat-zat
tersebut dipisahkan dengan tanda (+). Dalam persamaan reaksi, zat-zat yang bereaksi
dan hasil reaksi ditulis dalam bentuk rumus kimiadan biasanya disertakan pula
wujud/keadaan zat dalam reaksi tersebut, yaitu (s) = solid (padat), (l) = liquid (cair),
(g) = gas, dan (aq) = aqueos (terlarut dalam air/larutan) (Chang,2005).
Tiga macam perubahan selalu menyertai reaksi kimia. Ketika reaksi
berlangsung, pereaksi berubah menjadi hasil-hasil reaksi yang mempunyai sifat,
susunan, dan energi dalam berlainan. Dalam beberapa hal ini perubahan itu begitu
dramatis sehingga tidak diragukan lagi bahwa telah terjadi suatu reaksi atau
perubahan kimia. Perubahan lain adalah reaksi yang terjadi dengan air atau dalam
larutan air. Dalam semua hal, kecuali satu, suatu perubahan warna atau pembentukan
zat padat yang tidak larut merupakan terjadinya reaksi kimia (Pudjaatmaka, l998).
Hubungan antara zat yang terlibat dalam reaksi kimia dapat diperlibatkan
dengan persamaan reaksi. Persamaan reaksi kimia tidak sama dengan persamaan
reaksi matematik. Karena itu, ruas kiri dan ruas kanan persamaan reaksi kimia
biasanya dihubungkan dengan tanda panah tunggal atau ganda. Cara
penulisannya persamaan reaksi-reaksi kimia atas kekebalan massa zat sebelum dan
sesudah reaksi adalah sama. Dengan demikian jumlah atom-atom yang
bereaksi harus sama dengan jumlah atom-atom zat hasil reaksi (Harrizal, l995).
Pada reaksi redoks, hilangnya elektron dari suatu zat tersebut disebut oksidasi,
sedangkan penambahan elektron suatu zat lain disebut reduksi. Karena transfer
elektron memerlukan penyumbang dan penerima elektron, oksidasi dan reduksi selalu
terjadi secara bersama-sama. Suatu reaksi dalam larutan tidak selalu dilihat dengan
terbentuk endapan. Dalam beberapa reaksi terbentuk gas, kadang-kadang yang terjadi
hanya perubahan warna dan bahkan ada yang kelihatannya tidak terjadi perubahan
sama sekali. Hal ini karena semua reaktan dan hasil reaksi dalam air tidak berwarna
(Brady, 1994 : 118).
Reaksi kimia adalah suatu perubahan dari suatu senyawa atau molekul
menjadi senyawa lain. Reaksi yang terjadi pada senyawa anorganik biasanya
merupakan reaksi antara ion, sedangkan reaksi pada senyawa organic biasanya dalam
bentuk molekul.Struktur organic ditandai dengan adanya ikatan kovalen antara atom-
atom molekulnya. Oleh karena itu, reaksi kimia pada senyawa organic ditandai
dengan adanya pemutusan ikatan kovalen dan pembentukan ikatan kovalen yang
baru. Pada proses pemutusan ikatan kovalen dan pembentukan ikatan yang baru
membutuhkan waktu yang sangat tergantung pada kondisi saat berlangsungnya suatu
reaksi. Proses ini mungkin terjadi secara berpisah, seperti pada reaksi yang
berlangsung secara bertahap dimana pemutusan ikatan mungkin mendahului
pembentukan ikatan baru, atom dapat berlangsung secara serentak (Riswujanto,
2010).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
Alat yang digunakan adalah gelas kimia, tabung reaksi, dan pipet tetes,gelas.
Bahan yang digunakan adalah lempengna Zn, logam Na, larutan K2CrO4
0,1 M,larutan K2Cr2O7 0,1 M, larutan Pb(NO3)2 0,1 M, larutan HCl 0,1 M, larutan
NaOH 0,1 M, larutan H2SO4 0,1 M, kertas saring, aquades,tepung
terigu,telur,betadine.
Berbahaya
3. Larutan K2CrO4 194,19 g/mol 1000°C 968°C
(Mengoksidasi)
Berbahaya
4. Larutan K2Cr2O7 294,19 g/mol 398°C >500°C
(Toksik)
Tidak mudah
7. Larutan NaOH 39,997 g/mol 1390°C 318°C
terbakar
Hasil
Hasil
bawah tabung
Hasil
2 ml larutan HCl 0,1 M
bawah tabung
Hasil
Hasil
diamati perubahan
Hasil
3.3.4 Reaksi yang Menghasilkan Gas
Hasil
Hasil
Tepung
Hasil
3.3.5 Reaksi yang menghasilkan gas
Telur
Hasil
BAB IV
DATA HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Reaksi kimia adalah peristiwa perubahan kimia dari zat-zat yang bereaksi
(reaktan) menjadi zat-zat hasil reaksi (produk). Pada reaksi kimia selalu dihasilkan zat-zat
yang baru dengan sifat-sifat yang baru. Reaksi kimia dituliskan dengan menggunakan
lambang unsur. Marilah kita lihat bagaimana cara menyatakan suatu reaksi dengan
menggunakan lambang.
Gabungan lambang yang menunjukkan suatu reaksi kimia dinamakan
persamaan kimia. Zat yang bereaksi di sebelah kiri anak panah disebut pereaksi
sedangkan zat di sebelah kanan anak panah disebut hasil reaksi. Jadi, HgO pada
persamaan kimia di atas adalah pereaksi. Hg dan O2 adalah hasil reaksi. Hukum
konservasi materi menyatakan bahwa dalam reaksi kimia biasa tidak ada materi yang
hilang meskipun mungkin berubah. Jumlah atom dalam pereaksi hams tetap sama dengan
yang dihasilkan, berapa pun atom-atom itu berubah untuk membentuk pola molekul yang
baru. Apabila suatu persamaan memenuhi syarat-syarat itu, dapat dikatakan persamaan
itu setimbang. Reaksi kimia memiliki 4 ciri yaitu, Reaksi kimia dapat membentuk
endapan, Reaksi kimia dapat menimbulkan perubahan warna, Reaksi kimia dapat
menimbulkan perubahan suhu, Reaksi kimia dapat menimbulkan gas.
Reaksi kimia dapat menimbulkan perubahan warna karena adanya warna pada
suatu senyawa menunjukkan bahwa reaksi kimia dapat menyebabkan terjadinya
perubahan warna. Warna pada sebuah senyawa berhubungan erat dengan energi yang
diserap oleh elektron-elektron suatu atom logam pada senyawa tersebut. Atom-atom yang
bermuatan listrik tersebut dinamakan ion.
Reaksi kimia mengalami perubahan suhu karena Pada reaksi kimia, reaktan
akan diubah menjadi produk. Perubahan yang terjadi dapat disebabkan oleh adanya
pemutusan ikatan-ikatan antar atom reaktan dan pembentukan ikatan-ikatan baru yang
membentuk produk. Untuk memutuskan ikatan maupun membentuk ikatan yang baru
diperlukan energi. Sehingga, pada reaksi kimia akan terjadi perubahan energi. Reaksi
kimia yang menghasilkan energi dalam bentuk panas disebut dengan reaksi eksoterm
(dari bahasa Yunani, exo = keluar dan thermos = panas). Sebagai contoh, 24 gram logam
magnesium apabila dibakar akan melepaskan panas sebesar 600 kJ. Reaksi kimia yang
menyerap energi panas disebut reaksi endoterm (dari bahasa Yunani, endo = ke dalam
dan thermos = panas). Contohnya adalah 12 gram karbon bereaksi dengan belerang,
diperlukan 88 kJ panas dari lingkungan. Pada umumnya, reaksi kimia yang terjai
termasuk dalam reaksi eksoterm. Pada reaksi eksoterm, terjadi perpindahan energi panas
dari sistem ke lingkungan, sehingga reaktan harus memiliki lebih banyak energi panas
daripada produk. Kelebihan energi panas inilah yang dikeluarkan ke lingkungan. Pada
reaksi endoterm, terjadi perpindahan energi panas dari lingkungan ke sistem, sehingga
produk harus memiliki energi panas lebih banyak daripada reaktan.
Reaksi kimia dapat membentuk endapan ketika kita mereaksikan dua larutan
dalam suatu tabung reaksi, terkadang terbentuk suatu senyawa yang tidak larut,
berbentuk padat, dan terpisah dari larutannya. Padatan tersebut dinamakan dengan
endapan (presipitat). Contohnya adalah pada saat mereaksikan larutan barium klorida dan
larutan natrium sulfat. Keduanya merupakan larutan yang tidak mempunyai endapan atau
jernih. Peristiwa pengendapan mirip dengan kristalisasi, karena pada keduanya tidak
terjadi pelarutan. Pada kristalisasi, terbentuknya padatan berlangsung secara perlahan-
lahan sampai padatan yang berbentuk kristas terbentuk. Sedangkan pada pengendapan,
terbentuknya padatan berlangsung dengan sangat cepat. Pengendapan dapat terjadi karena
adanya difusi dalam padatan. Ketika reaksi terjadi dalam larutan cair, padatan yang
terbentuk disebut sebagai endapan. Bahan kimia yang menyebabkan adanya padatan
disebut pengendap. Tanpa kekuatan energi gravitasi yang cukup untuk membawa
partikel-partikel padat ke bawah bersama-sama, maka endapan akan tetap sebagai
suspensi. Cairan yang sudah tidak mempunyai endapan disebut supernatant. Supernatant
didefinisikan sebagai senayawa hasil pemisahan yang memiliki berat jenis yang lebih
rendah.
Reaksi kimia dapat menimbulkan gas hal tersebut dapat dibuktikan dengan gas
yang terbentuk ditunjukkan dengan adanya gelembung-gelembung dalam larutan yang
direaksikannya. Adanya gas juga dapat diketahui dari bau yang khas, seperti gas asam
sulfida (H2S) dan amonia (NH3) yang berbau busuk. Gas pada reaksi kimia bisa saja
muncul dikarenakan pemanasan.Contohnya : Molekul/senyawa soda kue pada adonan
ketika mengalami pemanasan akan melepaskan gas sehingga kue mengembang.
BAB V
KESIMPULAN
1. Reaksi yang terjadi pada senyawa anorganik biasanya merupakan reaksi antara
ion, sedangkan reaksi pada senyawa organic biasanya dalam bentuk
molekul.Struktur organic ditandai dengan adanya ikatan kovalen antara atom-
atom molekulnya.
2. Hubungan antara zat yang terlibat dalam reaksi kimia dapat diperlibatkan dengan
persamaan reaksi.
3. ciri-ciri adanya reaksi kimia adalah adanya perubahan dari perncampuran dua
reaksi atau lebih, baik perubahan warna, suhu, bau, adanya endapan dan adanya
gas.
4. Dari hasil percobaan yang telah dilakukan maka kita dapat menuliskan persamaan
reaksi yang dapat digunakan untuk menentukan kandungan zat dalam suatu bahan
pangan dan menilai kadar mutu pangan.
5. Ada beberapa indikator yang paling umum dan sering terjadi dalam reaksi kimia,
yaitu terbentuk endapan pada dasar tabung reaksi, terjadi perubahan warna larutan
produk, terjadi perubahan suhu cenderung panas atau dingin serta terkadang
terdapat gelembung-gelembung gas dan timbul bau.
6. Dalam persamaan reaksi, zat-zat yang bereaksi dan hasil reaksi ditulis dalam
bentuk rumus kimiadan biasanya disertakan pula wujud/keadaan zat dalam reaksi
tersebut, yaitu (s) = solid (padat), (l) = liquid (cair), (g) = gas, dan (aq) = aqueos
(terlarut dalam air/larutan)
DAFTAR PUSTAKA
2. Percobaan menghasilkan