Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA

KOROSI GALVANIK

Dosen Pembimbing

Disusun Oleh :

1. Axl Argasurya (211411037)


2. Besty Lovianda (211411038)
3. Desti Fitriani (211411039)
4. Dewi Nur Fadilah (211411040)

Kelas
2B - D3 Teknik Kimia

JURUSAN TEKNIK KIMIA


PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA
2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Korosi adalah peristiwa kerusakan atau kehancuran material akibat adanya reaksi
kimia di sekitar lingkungannya. Peristiwa korosi dapat terjadi dengan penyebab yang
berbeda-beda. Korosi disebabkan adanya faktor kimia fisika, metalurgi, elektrokimia dan
termodinamika. Korosi dapat digolongkan menjadi delapan, salah satunya yaitu korosi
galvanik.
Untuk penggunaan konstruksi logam yang berbeda jenis dalam industri dapat
menimbulkan korosi galvanik akibat perbedaan potensial dari kedua logam tersebut. Dengan
mempelajari korosi galvanic, kita dapat memahami proses anodik dan katodiknya serta
memprediksi logam yang akan terkorosi lebih dulu.

1.2 Tujuan Percobaan


- Mahasiswa dapat menjelaskan prinsip korosi galvanik
- Mahasiswa dapat menentukan logam yang berperan sebagai katodik dan anodik pada
peristiwa galvanik
- Mahasiswa dapat menghitung laju korosi logam dalam lingkungan yang berbeda.

BAB II
LANDASAN TEORI

Korosi galvanic merupakan peristiwa yang terjadi ketika adanya reaksi atau kontak
listrik antara dua logam yang berbeda dalam larutan elektrolit. Dalam korosi galvanic logam
yang potensialnya lebih positif akan lebih bersifat katodik, sedangkan logam yang
potensialnya lebih negative akan bersifat lebih anodic. Apabila dua buah logam yang berbeda
yang saling kontak dan terbuka kemedia yang korosif, laju korosi akan berbeda satu dengan
yang lainnya. Contoh logam besi yang berkontak dengan seng dan logam besi yang berkontak
denganl ogam Cu, dalam lingkungan yang sama akan terkorosi dengan laju yang berbeda.
Untuk laju korosi besi yang berkontak dengan seng akan lebih rendah dibandingkan dengan
laju korosi besi yang berkontak dengan tembaga karena sifat seng lebih anodic dibandingkan
dengan besi. Sehingga seng akan lebih parah terkorosi dibandingkan dengan besi. Sedangkan
untuk besi yang dikontakkan dengan tembaga.
Dapat dilihat pada gambar dibawah jika sel logam memiliki kecenderungan nilai ionisasi
besar disebut sebagai elektroda negative sedangkan yang memiliki kecenderungan nilai
ionisasi rendah disebut elektroda positif.
Gambar 1. Diagram Skematik Sel

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat Praktikum
Na Na
Gambat Gambar
ma ma
Al Al
at at

Gel Kertas
as pH
ki meter
mia
Nera Batan
ca g
analit pengad
ik uk

Elektro Kabel
da
CSE

Multimet Jang
er ka
soro
ng

Gel
as
Plast
ik

Nama Bahan Gambar


Logam baja (Fe)
Logam seng (Zn)

Logam tembaga (Cu)

Larutan NaCl 3,56 g/l

Larutan HCl 1M
Air keran

3.1.2 Bahan Praktikum

Prosedur Kerja
3.2.1 Persiapan Benda Kerja

3.2.2Persiapan Larutan
3.2.3 Proses Utama

Mulai

Mengamplas Samp
el
Logam

Mencuci Logam Aquade


st

Memasang kawat setiap


Logam

Mengisolasi Logam
dengan Alat
Penghubung

Mengukur Luas
Permukaan Logam Menimbang Berat
awal

Membuat Media
Korosi

Mengukur Potensial
sel
Menghubungkan Fe-Cu
dan Fe-Zn

Mengkorosikan selama 7
hari

Setelah 7 hari
Cuci Dengan Air
kran
Menimbang Berat Akhir

Seles
ai

3.3 Keselamatan Kerja dan MSDS


3.3.1 Keselamatan Kerja
1. Selama praktikum menggunakan jas lab, dan melakukan pembuatan
larutan di lemari asam.
2. Melakukan hati-hati saat pembersihan benda kerja,dan menggunakan
amplas yang kasar kemudian disusul dengan yang halus.
3. Melakukan secara hati-hati saat mengukur potensial logam karena
elektroda standar mudah pecah.

3.3.2 MSDS

1. NaOH

● Sifat Fisika dan Kimia


Keadaan fisik & penampilan : Solid. (Deliquescent padat.)
Bau : Berbau.

Molekul Berat : 40 g / mol

Warna : Putih.
pH (1% soln / air) : 13,5
Titik Didih : 1388 ° C (2530,4 ° F)
Melting Point : 323 ° C (613,4 ° F)
Spesifik Gravity : 2.13 (Air = 1)
Properti Dispersi : Lihat kelarutan dalam air.
Kelarutan : Mudah larut dalam air dingin.
● Peringatan
Ini mungkin berbahaya bagi orang yang memberikan bantuan lewat mulut ke
mulut (resusitasi) bila bahan dihirup adalah racun, infeksi atau korosif. Cari
bantuan medis segera.

● Tertelan:

JANGAN mengusahakan muntah kecuali bila diarahkan berbuat demikian


oleh personel medis. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada
korban yang sadar. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat
pinggang atau ikat pinggang. Dapatkan bantuan medis jika gejala muncul.

2. NaCl

● Sifat Fisika & Sifat Kimia

Keadaan fisik dan penampilan: Solid. (Bubuk kristal padat.) Bau


: Sedikit.
Rasanya : Garam.

Berat Molekul : 58,44 mol


Warna : Putih.
pH (1% soln / air) : Netral 7
Titik Didih : 1413 ° C (2575,4 ° F)

Melting Point : 801 ° C (1473,8 °F)


Spesifik Gravity : 2.165 (Air = 1)
Properti Dispersi : Lihat kelarutan dalam air.

● Peringatan

Ini mungkin berbahaya bagi orang yang memberikan bantuan lewat mulut ke
mulut (resusitasi) bila bahan dihirup adalah racun, infeksi atau korosif. Cari
bantuan medis segera.
Jika tertelan : Jangan mengusahakan muntah kecuali bila diarahkan berbuat
demikian oleh personel medis. Jangan pernah memberikan apapun melalui
mulut kepada korban yang sadar. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah,
dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. Dapatkan bantuan medis jika gejala
muncul.

3. HCl

● Sifat Fisik & Kimia

Rumus kimia : HCl dalam air (H2O)


Massa molar : 36,46 g/mol (HCl)
Penampilan Pucat : Cairan tak berwarna sampai dengan kuning
Densitas : 1,18 g/cm3 (variable)
Titik lebur : −27,32 °C (247 K) larutan 38%
Titik didih : 110 °C (383 K) larutan
20,2% Kelarutan dalam air : Tercampur penuh

Keasaman (pKa) : −6,3

Viskositas : 1,9 mPa·s pada 25 °C, larutan 31,5%


● Pengenalan Bahaya

Dapat menyebabkan iritasi dan terbakar.Berbahaya jika tertelan.Hindari uap


atau asapnya. Gunakan dalam ventilasi cukup.Hindari kontak dgn mata, kulit
dan pakaian.Cuci tangan dengan bersih setelah memegang. Simpan rapat-rapat.
3.4 Data Pengamatan
3.4.1 Tabel Pengamatan Larutan Terhadap Logam yang Dicelupkan
Logam
Kondisi yang
Larutan Setelah 8 hari Setelah 7 hari
Awal
digunakan

Hampir diseluruh
Fe permukaan logam ditutupi
karat warna kuning

Hampir di seluruh
Larutan menjadi berwarna Zn permukaan logam menjadi
Larutan coklat keruh dan terdapat
berwarna hitam
NaCl berwarna banyak endapan berwarna
bening coklat
Hampir diseluruh
Fe permukaan logam ditutupi
lapisan kuning kecoklatan

Cu Tidak terjadi perubahan


apa-apa

HCl Larutan larutan tetap berwarna bening


berwarna namun terdapat banyak Terdapat gelembung dari
bening gelembung Fe logam Fe, logam menjadi
berwarna hitam

Zn Terkorosi

Fe
Terdapat gelembung dari
logam Fe, logam menjadi
berwarna hitam
Cu Terdapat goresan hitam di
permukaan logamnya

Fe Tidak terjadi apa-apa

Zn Hampir diseluruh
permukaan berwarna hitam
Larutan larutan menjadi berwarna
Air Keran berwarna coklat dan terdapat sedikit
bening endapan berwarna coklat Fe Terdapat lapisan coklat di
permukaan logamnya

Cu Terdapat goresan hitam


pada permukaan logamnya

3.4.2 Tabel Pengukuran

3.4.3 Pengolahan Data

A. Konversi CSE menjadi SHE


E0 Sel SHE = E0 Sel CSE + 0,318 V
Contoh Konversi logam besi
E0 Sel SHE Fe = E0 Sel CSE Fe + 0,318 V
= - 0,44 V + 0,318 V
= - 0,122 V
Diketahui : Contoh perhitungan Fe-Zn pada larutan NaCl
W1 = 10,4 gram = 10.400 mg
W2 = 9,5 gram = 9.500 mg
P = 50 mm
L = 20 mm
t = 168 jam (7 hari)
ρ = 7,86
Ditanya : ΔW ..?
Jawab :
ΔW = Berat awal logam (W1) - berat akhir logam (W2)
= 10.400 -9.500
= 900 mg
Luas Permukaan = 2 (PL)
= 2 (50x20)
= 2000 mm^2
Perhitungan Laju Korosi = 534*ΔW/(A.t.ρ)
= 534*900/ (2000x168x7,86)
= 117,41 mpy

BAB IV
PEMBAHASAN
Axl Argasurya (211411037)
Besty Lovianda (211411038)
Desti Fitriani (211411039)
Dewi Nur Fadhilah (211411040)

BAB V
KESIMPULAN
1. Axl Argasurya (211411037)
2. Besty Lovianda (211411038)
3. Desti Fitriani (211411039)
4. Dewi Nur Fadhilah (211411040)
Daftar Pustaka
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai