Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN0PRAKTIKUM

KIMIA ANALITIK

JUDUL0PERCOBAAN
PERCOBAAN VIII : PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN ZnSO4
SECARA POTENSIOMETRI

Disusun oleh :

Namaa : Mutiara Rengganis

NIMa : 24030120130086

Kelompoka : 4

Haria : Rabu

Tanggala : 6 Oktober 2021

Asistena : Jauhar Indriani Novita

DEPARTEMEN0KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS0DIPONEGORO
SEMARANG
2021
LEMBAR0PENGESAHAN

Kab. Bandung, Oktober 2021


Mengetahui,
Asisten Praktikan

Jauhar Indriani Novita Mutiara Rengganis


24030118140082 24030120130086
ABSTRAK

Keyword : AAS, Kalibrasi, Adisim Absorbansi, Atomik


PERCOBAANaVIII
PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN ZnSO4 SECARA
POTENSIOMETRI

I. TUJUAN PERCOBAANa
1. Menyususn sel Potensiometer untuk analisa
2. Melakukan prosedur analisa dengan metoda Potensiometri.
3. Penerapan Hukum yang berlaku dalam analisa dengan metoda
Potensiometri
4. Menentukan konsentrasi larutan sampel secara Potensiometri.
a. Cuplikan ZnSO4
b. Cuplikan Al2(SO4)3
c. Cuplikan campura Ferro-Ferri
II. TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Potensiometri
Potensiometri merupakan metode analisis kimia berdasarkan
hubungan antara potensial elektroda relative dengan konsentrasi larutan
dalam satu sel kimia. Metode ini berguna untuk menentukan titik setara
suatu titrasi secara instrumental sebagai pengganti indikator visual,
sebagai contoh pada titrasi-titrasi asam basa, redoks, kompleksiometri
dan pengendapan. Alat yang digunakan untuk melakukan percobaan ini
adalah potensiometri atau pH meter dengan elektroda kerja dan referensi
yang tercelup dalam larutan yang diukur. Hasil pengukuran berupa harga
potensial elektroda yang dibuat kurva hubungan antara potensial (E) dan
volume pereaksinya.
(Hendayana, 1994)
II.2 Sel Elektrokimia
Elektrokimia adalah bidang yang luas dalam aspek terluarnya
mencakup sel bahan bakar, pengubahan energi listrik, korosi. Dalam
suatu sel elektrokimia suatu sumber luar dari energi listrik digunakan
untuk memaksa reaksi kimia agar berlangsung dengan arah berlawanan
arah sementara.
Katoda Anoda
Sel galvani + -
Sel elektrolisis - +
(Day & Underwood, 1999)
II.3 Sel Galvani
Persamaan NerstSuatu sel galvani adalah suatu sel dimana reaksi
kimia muncul secara spontan, melepaskan energi listrik yang dapat
digunakan untuk berbagai keperluan.
Elektroda dimana oksidasi muncul disebut anoda. Elektroda
reduksi muncul disebut katoda. Pada sel galvani anoda adalah negatif dan
katoda adalah positif.
(Underwood, 2002)
II.4 Persamaan Nerst
Potensial arus dihubungkan dengan aktivitas zat yang ikut serta
dalam reaksi sel. Fungsi Gibbs :
∆G = ∆G0 + RT ln Q
Sehingga :
0
∆ G RT
E=- - Ln Q
VF VF
Sebuah persamaan Nerst untuk potensial sel arus nol pada segala
komposisi adalah :
RT
E = E0- = Ln Q
VF
Keterangan:
∆G : Energi bebas gibss
R : Tetapan gas universal (0.082 L.atm/mol Kelvin)
T : Suhu (K)
Q : Hasil bagi reaksi
E : Potensial reduksi (Volt)
E0 : Potensial standar reduksi (volt)
F : Konstanta faraday (96485,3 s A/ mol)
V : Tegangan
(Atkins, 1994)
II.5 Deret Volta
Deret volta adalah urutan logam-logam berdasarkan kenaikan
potensial elektroda standarnya. Pada deret volta unsur logam dengan
potensial elektroda lebih negatif ditempatkan di bagian kiri, sedangkan
unsur dengan potensial elektroda yang lebih positif ditempatkan di bagian
kanan.
Reduktor kuat sampai lemah :
Li, K, Ba, Ca, Na, Mg, Al, Mn, H2O2, Zn, Cr, Fe, Cd, Co, Ni, Sn,
Pb, H+, Sb, Br, Au, Hg, Ag, Pb, Au
(Rivai, 1995)
II.6 Potensial Elektroda
Potensial elektroda Ɛº dapat diukur dalam larutan yang
mengandung bentuk pengoksidasi dan pereduksi dalam konsentrasi yang
ekuimolar. Elektroda standar yakni yang bersentuhan dengan larutan-
larutan yang kadar ionya 1M dan tekanan 1 atm. Pengukuran suatu sel
volta adalah pengukuran gaya dorong dari reaksi redoks. Elektroda
hydrogen standar digunakan sebagai elektroda pembanding standar
karena harga voltanya nol. Potensial elektroda standar diukur secara
langsung, namun potensial antara dua elektroda standar ideal dapat
dihitung dari pengukuran yang dilakukan terhadap larutan yang lebih
encer.
Voltage sel keseluruhan diberikan kepada elektode disebut
potensial reduksistandar. Reaksi katode(reduksi) kebalikan dan elektroda
yang sebagai anode dan menjalankan oksidasi.

Tabel 1 Tabel Potensial Reduksi


(Keenan, 1980)
II.7 Jembatan Garam
Jembatan garam biasanya berupa tabung berbentuk U yang diisi
dengan agar-agar yang dijenuhkan dengan KCl. Jembatan garam
berfungsi untuk menjaga kenetralan muatan listrik pada larutan. Karena
konsentrasi larutan elektrolit pada jembatan garam lebih tinggi dari pada
konsentrasi elektrolit di kedua bagian elektroda, maka ion negative dari
jembatan garam masuk ke salah satu setengah sel yang kelebihan muatan
positif dan ion positif dari jembatan garam berdifusi kebagian lain yang
kelebihan muatan negatif.
Dengan adanya jembatan garam terjadi aliran electron yang
kontinu melalui kawat pada rangkaian luar dan aliran ion-ion melalui
larutan sebagai akibat dari reaksi redoks yang spontan yang terjadi pada
kedua elektroda.
Penggunaan agar-agar mempunyai keuntungan, diantaranya
menjaga agar larutan elektrolit di satu bagian elektroda tidak mengalir
kebagian elektroda lainnya saat permukaan kedua larutan elektrolit di
kedua elektrolit berbeda.
(Underwood, 2002)
II.8 Larutan Elektrolit
Larutan elektrolit adalah larutan yang terdapat zat terlarut elektrolit
yang merupakan zat yang dapat menghantarkan arus listrik ketika
dilarutkan kedalam pelarut air. Larutan elektrolit dapat berupa asam, basa
maupun garam. Larutan elektrolit di kategorikan sebagai larutan elektrolit
kuat dan lemah.
(Chang, 2004)
II.9 Analisa Bahan
II.9.1 Larutan CuSO4
 Sifat Fisika
 Bentuk : Padatan kristal
 Warna : Biru
 Berat molekul : 159,61
 Massa jenis : 3,5 g/ml
 Sifat Kimia
 Bersifat higroskopis
 Digunakan sebagai fungisida
(Dainith, 1994)
II.9.2 Batang logam Cu
 Sifat Fisika
 Titik leleh : 1083,340C
 Titik didih : 25820C
 Merupakan Unsur transisi berwarna cokelat kemerahan
 Sifat Kimia
 Tidak bereaksi dengan H2SO4 dan asam hidroklorida
encer
 Cu hanya dapat berekasi dengan asam yang sangat kuat
seperti HNO3 dengan reaksi :
Cu + 4H+ + 2NO3- → Cu+2 + 2NO2 +H2O
(Sheet, 2018)
II.9.3 Batang logam Zn
 Sifat Fisika
 Titik leleh : 419,570C
 Titik didih : 9070C
 Unsur logam putih kebiruan
 Sifat Kimia
 Bereaksi dengan asam encer membebaskanhidrogen, larut
dalam alkali menghasilkan zinkat.
 Dalam asam
Zn(s) + 2H+ (aq) → Zn+2 (aq) + H2 (g)
 Dalam alkali
ZnO + H2O + 2OH- → [Zn(OH)4]2-
(Dainith, 1994)
II.9.4 KCl
 Sifat Fisika
 Bentuk : Padatan kristal
 Warna : Putih
 Berat molekul : 74,55 g/mol
 Densitas : 1,987 g/cm3
 Sifat Kimia
 Larut dalam air
(Dainith, 1994)
II.9.5 Agar-agar
 Sifat Fisika
 Tekstur : Kenyal
 Bentuk : Berupa butiran-butiran sebelum
dimasak
 Sifat Kimia
 Karbohidrat kompleks yang diperoleh dari algae tertentu,
diolah untuk membuang substansi yang tidak
dikehendaki
(Khiqmah, 2015)
II.9.6 Larutan ZnSO4
 Sifat Fisika
 Bentuk : Padatan kristal
 Warna : Putih
 Berat molekul : 74,55 g/mol
 Massa jenis : 1,987 g/ml
 Sifat Kimia
 Larut dalam air
 Digunakan sebagai mordan atau zat untuk merendam kain
dan benang sebelum diberi warna
(Dainith, 1994)
III. METODOLOGI PERCOBAAN
III.1 Alat
 Multimeter
 Gelas beaker
 Labu ukur
 Gelas ukur
 Set jembatan garam
 Pengaduk
 Pipet
III.2 Bahan
 Larutan CuSO4 1M
 Batang logam Cu, Zn, Al, Pt
 Larutan cuplikan ZnSO4 (I, II, III)
 Larutan cuplikan Al2(SO4)3 (I, II, III)
 Jembatan garam KCl/ NH4NO3
III.3 Skema Kerja
III.3.1 Pembuatan Jembatan Garam
3 gr Agar-agar
Gelas Beker

Penambahan 0,7 g KCl


Penambahan aquades 50 mL
Pengadukan

Pemanasan dan pengadukan hingga mendidih

Pendinginan hingga hangat

Pemasukan campuran agar dan KCL dalam pipa


U
Hasil
Pendiaman
III.3.2 Pembuatan Larutan CuSO4 dan ZnSO4

12,5 gr CuSO4
Gelas Beker

Penambahan aquades
Pengadukan
Hasil

0,8 gr ZnSO4
Gelas Beker

Penambahan aquades
Pengadukan
Hasil

2 gr ZnSO4
Gelas Beker

Penambahan aquades
Pengadukan
Hasil
III.3.3 Reaksi Sel Galvani

50 mL CuSO4 1M 50 mL CuSO4 1M
Gelas Beker Gelas Beker

Penambaha dengan jembatan garam


Pemasukkan logam Cu dalam CuSO4

Pemasukan logam Zn dalam Zn SO4


Penghubung kedua logam dengan
multimeter
Pencatatan
Penggantian larutan ZnSO4

Hasil

III.4 Gambar Rangkaian Alat

Larutan CuSO4 1 M 50 mL Larutan ZnSO4 50 mL 0,8 gram


Larutan Cu.SO4 1 M 50 mL Larutan ZnSO4 50 mL 2 gram

Larutan CuSO4 1 M 50 mL Larutan ZnSO4 50 mL 4 gram


IV. DATAaPENGAMATAN
IV.1
V. HIPOTESIS
Percobaan 8 dengan judul “Penentuan Konsenterasi Larutan Znso4
Secara Potensiometri” bertujuan untuk menyusun sel Potensiometer untuk
analisa, melakukan prosedur analisa dengan metoda Potensiometri,
Penerapan Hukum yang berlaku dalam analisa dengan metoda Potensiomet,
dan untuk menentukan konsentrasi ZnSO4 dan cuplikan ZnSO4 secara
potensiometri. Prinsip percobaan ini yaitu pengukuran beda potensial dalam
suatu larutan untuk menentukan konsentrasi ion logamnya melalui reaksi
redoks pada system galvani dengan metode yang digunakan untuk
mengukur beda potensial listrik dengan cara menyeimbangkan dua buah
potensial yang berlawanan (positif atau negatif) sehingga tidak ada arus
yang melewati galvanometer. Hasil yang akan diperoleh adalah potensial sel
yang akan semakin kecil ketika konsentrasi besar.
VI. PEMBAHASAN

VI.1
VII. PENUTUPa
VII.1 Kesimpulana
VII.2 Saran
1. Karena praktikum dilakukan secara online, maka praktikan harus
sangat memperhatikan saat asistensi agar tidak terjadi
kesalahpahaman materi.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai