Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MAKALAH INDIVIDU KIMIA DASAR

ELEKTROKIMIA DAN REAKSI REDOKS

Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Noor Erma S.

oleh
AISYIA

051711133231 / B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2018
ELEKTROKIMIA dan REAKSI REDOKS
A. ELEKTROKIMIA
Elektrokimia merupakan salah satu cabang ilmu kimia yang mempelajari perubahan
energi listrik dan energi kimia. Elektrokimia sendiri berupa sebuah proses oksidasi-
reduksi dimana:
- Energi yang dihasilkan oleh reaksi spontan diubah menjadi listrik
- Energi listrik dapat digunakan untuk menghasilkan suatu reaksi kimia tidak spontan
Sel elektrokimia terdiri dari elektrolit, elektrode yaitu, anoda dan katoda, serta
jembatan garam.

I. SEL GALVANIK

Sel Galvanik atau sel Volta adalah alat yang


digunakan untuk menghasilkan energi listrik
dari reaksi kimia. Contoh dari sel Galvanik
adalah aki dan baterai. Pada sel Galvanik anoda
merupakan kutub negatif, sedangkan katoda
merupakan kutub positif. Untuk melengkapi
rangkaian alat ini diperlukan adanya jembatan
garam, yaitu berupa tabung U terbalik yang
mengandung larutan inert, yang ion-ionnya
tidak akan bereaksi dengan ion lain dalam
larutan atau dengan elektroda. Terjadinya arus
listrik yang mengalir dari elektrode potensial
tinggi ke potensial yang lebih rendah pada satu
sel elektrokimia disebabkan karena adanya
perbedaan potensial elektroda. Alat yang
digunakan untuk mengukur perbedaan
potensial tersebut adalah Voltmeter.

Notasi konvensional untuk mewakili sel


Galvanik adalah diagram sel.

Zn (s) + Cu2+ (aq) →Cu (s) + Zn2+ (aq)


Zn (s) | Zn2+ (1 M) || Cu2+ (1 M) | Cu (s)
Garis vertikal tunggal mewakili batas fase. Garis vertikal ganda menunjukkan jembatan
garam. Anoda ditulis terlebih dahulu di sebelah kiri garis ganda dan katoda di sebelah kanan
garis ganda.

II. SEL ELEKTROLISIS


Elektrolisis adalah proses dimana energi listrik
digunakan untuk menghasilkan terjadinya
reaksi kimia tidak spontan. Contoh dari sel
elektrolisis adalah alat penyepuh. Pada sel
elektrolisis anoda merupakan kutub positif,
sedangkan katoda merupakan kutub negatif.
Prinsip kerja sel elektrolisis sama dengan
prinsip kerja sel Galvanik.

III. ELEKTRODA
A. POTENSIAL STANDAR REDUKSI (ELEKTRODA STANDAR)
Standar potensial reduksi (E0) adalah tegangan
yang terkait dengan reaksi reduksi pada
elektrode bila semua zat terlarut
konsentrasinya 1 M, semua gas berada pada
tekanan 1 atm, dan suhunya 25° C. Elektroda
hidrogen standar (SHE Standard Hydrogen
Elctrode)

Reaksi reduksi : 2e- + 2H+ (1 M) → H2 (1 atm) E0 = 0 V


B. ELEKTRODA KALOMEL (ELEKTRODA PEMBANDING)
Reaksi : Hg2Cl2(p) + 2 e  2 Hg (p) + 2 Cl-
 Kalomel 0,1 N ( Kalomel desinormal )
Diagram : Hg/Hg2Cl2 (p), KCl (0,1N) E0 = 0,3338 volt
 Kalomel 1 N ( Kalomel normal )
Diagram : Hg/Hg2Cl2 (p), KCl (1N) E0 = 0,2800 volt
 Kalomel jenuh (saturated)
Diagram : Hg/Hg2Cl2 (p), KCl (Jenuh) E0 = 0,2415 volt
C. ELEKTRODA Ag/AgCl (ELEKTRODA PEMBANDING)
Reaksi : AgCl (p) + e  Ag (p) + Cl-
Diagram : Ag.AgCl (p) / KCl (1M) E0 = 0,2225 volt

D. RUMUS NERNST
2,3026 RT
E = E0 – log (acC . adD ÷ aaA . abB)
nF
0,059
E = E0 – log (acC . adD ÷ aaA . abB) Pada T = 25° C
n
n = elektron yang terlibat dalam reaksi R = konstanta gas
F = 96.500 C T = suhu

E. HUKUM FARADAY
Jumlah zat yang dihasilkan pada reaksi elektroda adalah setara dengan jumlah listrik
yang mengalir pada reaksi elektrolisis
Berdasarkan percobaan :
1 Coulomb [ C ] ~ 0,00111797 gram Ag 1 F = 96.500 C
BA Ag = 107,870 gram 1 e ~ 1,602. 10 -19 C
1 BE Ag membutuhkan 1 F ~ 96.500/1,602 .
= 107,870/ 0,00111797 C 10 -19 e
= 96.487 C ~ 96.500 C

F. COULOMETER
Sel elektrolisis yang digunakan untuk BA x i x t
Rumus : Berat Zat = g
96.500
mengukur jumlah listrik yang melewati
BA : berat atom zat
suatu sirkuit atau rangkaian dengan
i : arus listrik
mengamati perubahan kimia yang terjadi.
t : waktu
Digunakan untuk analisis senyawa.
B. REAKSI REDOKS
Reaksi oksidasi yaitu :
 Reaksi pengikatan oksigen. Contoh : C2H5OH + O2  CH3COOH + H2O
 Reaksi pelepasan hidrogen. Contoh : C6H18O6  C6H16O6 + H2
 Reaksi pelepasan elektron. Contoh : Zn  Zn2+ + 2 e
 Reaksi peningkatan bilangan oksidasi. Contoh : MnO42-  MnO41- + e
Reaksi reduksi yaitu :
 Reaksi pelepasan oksigen. Contoh : C6H5NO2 + 3H2  C6H5NH2 + 2H2O
 Reaksi pengikatan hidrogen. Contoh : Fe(CN)63- + e  Fe(CN)64-
 Reaksi pengikatan elektron. Contoh : Ag+ + e  Ag
 Reaksi penurunan bilangan oksidasi. Contoh : Pb4+ + 2e  Pb2+
Reaksi redoks yaitu :
 Reaksi transfer elektron. Reaksi ini tidak dapat berlangsung sendiri – sendiri. Reaksi
ini tidak melibatkan elektron bebas. Reaksi reduksi dan oksidasi masing – masing
disebut reaksi paruh atau setengah reaksi sedangkan reaksi redoks disebut reaksi total
Contoh : 2 Fe3+ + Sn2+  2Fe2+ + Sn4+
5H2O2 + MnO41- + H+  2Mn2+ + 5O2 + 8H2O
C6H8O6 + I2  C6H6O6 + HI
Oksidator yaitu :
 Zat pengoksidasi zat lain. Zat ini mengalami proses reduksi. Zat ini merupakan
akseptor elektron.
Contoh : KMnO4 , K2Cr2O7, KBrO4, H2O2, HNO3, O2, I2, Cl2, Fe3+
Reduktor yaitu :
 Zat pereduksi zat lain. Zat ini mengalami proses oksidasi. Zat ini merupakan donor
elektron.
Contoh : Li, Na, Zn, H2C2O4, Vit E,Vit C, HNO2, Cl-, Fe2+, H2, NaBH4, LiAlH4
I. REAKSI SPONTANITAS REDOKS

n = jumlah mol elektron dalam reaksi


F = 96.500 C/mol
0,0257 V
E0sel = ln K
n
0,0592V
E0sel = log K
n
∆G0 = –RT ln K = –nFE0sel

II. PERHITUNGAN EMF


E0 = E anoda + E katoda (Reaksi redoks)
E0 = E anoda – E katoda (Reaksi oksidasi)
E0 = E katoda – E anoda (Reaksi reduksi)

DAFTAR PUSTAKA

J.E.Brady, F.A. Senese and N.D.Jespersen, 2010. Chemistry, 6 th Edition, John Wiley and
Sons Inc. Hal : 213, 918

Chang, Raymond. 2002. Chemistry, 10 th Edition, Williams College, Higher Education.

Maron S.H., Lando J.B., Fundamentals of Physical Chemistry, 2nd edition, The MacMillan
Company, New York, London.
Amsden P.J., Physical Chemistry for Premedical Students, 2nd edition, McGraw-Hill Book
Company, Inc., New York, Toronto, London

Anda mungkin juga menyukai