Anda di halaman 1dari 5

 Infeksi tipoid untuk usia 8 tahun.

KI sehingga mengganggu pertumbuhan anak 


ciprofloxacin. Yang aman azitromisin
 Demam tipoid dewasa  kloramfenikol, klo alergi kloram pake amoxicillin. Bisa juga
pake ciprofloxacin, klo alergi cipro pake ceftriaxone
 positif T. Pallidum penyebab sifilis  benzatin penisilin g, jika alergi penisilin pake
doksisiklin atau pake eritromizin jika ibu hamil
 HAP  levofloxacin, makrolida
 CAP  amoxicillin, cefadroxil, eritromizin
 KI pada anak sehingga gigi warna kuning  tetrasiklin
 KI pada neonatus sehingga menyebabkan baby grey syndrome  kloramfenikol
 Terapi untuk bakteri shigella yaitu cotrimoxazole, fluorokuinolon, ampisilin
 positif meningococcal meningitis. Antibiotik yang aman  cefotaxime . Antibiotik 1st
line untuk meningitis pada neonates adalah sefalosporin generasi III
 infeksi osteomyelitis yang memiliki penetrasi yang sangat baik sampai ke tulang 
cefazolin
 Terapi bronchitis akut, rawat jalan antibiotik empiris yang direkomendasikan adalah
ampisilin/amoksisilin, makrolida generasi awal
 Pielonefritis akut akibat E.Coli.  ciprofloxacin
Kuinolon
1. Ciprofloxacin  KI dengan px anak tipoid, demam tipoid dewasa, pielonefritis akut (KI
pada ibu hamil)
Florokuinolon
2. Fluorokuinolon  shigella
3. Levofloxacin  HAP
Makrolida
4. Azitromisin  anak tipoid
5. Eritromisin  CAP, sifilis (ibu hamil)
6. Gentamisin  bronchitis akut
Spektrum kinerja luas
7. Kloramfenikol  demam tipoid dewasa, KI pada bayi grey baby syndrom
Penisilin
8. Amoksisilin  demam tipoid dewasa (alergi kloram), CAP, bronchitis akut, pielonefritis
akut (ibu hamil)
9. Ampisilin  shigella, bronchitis akut
10. Benzatin penisilin G  sifilis
Sefalosporin
11. Ceftriakson  demam tipoid dewasa (alergi cipro)
12. Cefadroxil  CAP
13. Cefotaxime  meningitis pada nenonatus
14. Cefazolin  osteomyelitis
Tetrasiklin
15. Tetrasiklin  KI pada anak gigi kuning, pielonefritis akut (KI pada ibu hamil)
16. Doksisiklin  sifilis
Sulfonamida
17. Cotrimoxazole  shigella, pielonefritis akut (KI pada ibu hamil)
Contoh Soal
1. Dokter berdiskusi dengan apoteker terkait obat yang akan diberikan kepada pasien.
Diagnosa nya yaitu infeksi thypoid dengan usia 8 tahun. Obat yang mempunyai resiko
terganggunya pertumbuhan pasien yaitu  ciprofloxacin
Ciprofloxacin  golongan flouroquinolone

2. Pasien pria berusia 21 tahun mengalami demam, mual muntah dan nyeri pada perutnya.
Demam terutama terjadi pada sore hari dan semakin meningkat seiring waktu. Hasil uji
darah menunjukkan widal positif dan pasien didiagnosis menderita demam thypoid.
Antibiotik yang tepat  kloramfenikol
Antibiotik yang direkomendasikan untuk demam thypoid:
a. Kloramfenikol (jika tidak ada laporan resistensi)
b. Amoxicillin (jika pasien adalah anak yang rentan mengalami masalah hematologic
akibat kloramfenikol)
c. Ciprofloxacin (hindari jika pasien anak, karena resiko dalam pertumbuhan anak)
d. Cefixime (jika pasien anak <15 tahun)
e. Azitromisin (aman untuk anak)
f. Ceftriaxone (direkomendasikan untuk pasien rawat inap dan resisten terhadap
ciprofloxacin)
Jadi 1st line nya itu kloram, kalo gak bisa kloram pake amox. Bisa juga pake cipro, kalo
gabisa cipro pake ceftri

3. Pasien pria berusia 21 tahun pelaku hubungan sex beresiko mengalami ulkus pada
kemaluan dan rektalnya, sisi batas tampak tegas dan mengalami limfadenopati. Diagnosis
dengan menggunakan RPR dan TPHA menunjukkan positif T. Pallidum. Pasien di
diagnose oleh dokter menderita sifilis. Dokter akan memberikan antibiotik primer 
benzatin penisilin G
Terapi sifilis primer/sekunder adalah dengan Benzatin penisilin G, jika pasien alergi
penisilin maka diganti jadi doksisiklin atau eritromisin (jika pasien adalah wanita hamil)

4. Pasien pria berusia 54 tahun menderita komplikasi gagal ginjal stage V, DM dan
hipertensi. Pasien mengalami penurunan kesadaran dan dirawat di ruang ICU. Pada hari ke 4
dokter mendiagnosis syok sepsis akibat Hospitals Accured Pneumonia. Antibiotik yang
direkomendasikan  levofloxacin
Terapi HAP antibiotik yang digunakan yaitu levofloxacin, makrolida

5. Pasien wanita berusia 27 tahun datang ke dokter dengan keluhan kesulitan nafas, batuk
dan dahak berwarna hijauh, demam sudah 5 hari dan telah mengkonsumsi obat flu dan batik.
Dokter mendiagnosa pasien mengalami Community Accured Pneumonia akibat
Streptococcuspneumoniae. Pasien alergi betalktam. Antibiotik yang sesuai 
eritromisin
Terapi CAP dengan menggunakan amoksisilin, cefadroksil, eritromisin
6. Pasien anak berusia 4 tahun didapati gigi yang tumbuh berwarna kekuningan. Anak tsb
sering mengkonsumsi antibiotik untuk diare. Apakah antibiotik tsb  tetrasiklin
Efek samping tetrasiklin yaitu gigi berwarna kuning pada anak dan bersifat permanen

7. Seorang dokter bertanya kepada apoteker terkait antibiotik yang beresiko menimbulkan efek
samping Grey Baby Syndrome. Antibiotik yang dimaksud  kloramfenikol
Efek samping kloramfenikol yaitu mendepresi sumsum tulang  anemia aplastic, anemia
hypoplastic, thrombositopenia dan gangguan hematologic lainnya  kulit pucat ke abu
abuan

8. Seorang wanita mengeluhkan diare disertai lendir parah pada feses. Hasil pemeriksaan
menunjukkan feses positif bakteri batang shigella. Diagnosisnya menderita disentri basiler
atau shigellosis. Antibiotik yang direkomendasikan  cotrimoxazole
Terapi untuk bakteri shigella yaitu cotrimoxazole, fluorokuinolon, ampisilin

9. Pasien anak berusia 5 bulan mengalami demam 40 C dan sempat kejang sebelum dibawa
ke RS. Pasien dirawat di ruang NICU. Uji sampel darah menunjukkan positif
meningococcal meningitis. Antibiotik yang aman  cefotaxime
Antibiotik 1st line untuk meningitis pada neonates adalah sefalosporin generasi III

10. Pasien diagnose menderita infeksi osteomyelitis. Dokter menanyakan pilihan antibiotik
yang memiliki penetrasi yang sangat baik sampai ke tulang  cefazolin
Cefazolin memiliki penetrasi yang baik sampai ke tulang rekomendasi untuk osteomyelitis

11. Pasien berusia 14 tahun mengeluh sesak, mengi dan batuk berdahak tak kunjung reda. Foto
thorax menunjukkan adanya infeksi pada paru. Dokter mendiagnosa pasien menderita
eksaserbasi bronchitis akut. Antibiotik yang direkomendasikan  amoksisilin
Terapi bronchitis akut, rawat jalan antibiotik empiris yang direkomendasikan adalah
1. Ampisilin/amoksisilin
2. Makrolida generasi awal

12. Pasien berusia 34 tahun mengeluh demam, nyeri pinggang dan nyeri saat BAK. Diagnosa
dokter yaitu mengalami Pielonefritis akut akibat E.Coli. Pasien memiliki riwayat alergi
obat golongan sulfa. Obat yang direkomendasikan  ciprofloxacin
Antibiotik pielonefritis akut akibat E.coli atau bakteri gram negative lainnya adalah untuk
pasien rawat: gentamisin (aminoglikosida lainnya), kotrimoksazol, parentral, sefalosporin
generasi III. Untuk pasien rawat jalan: kotrimoksazol oral, fluorokuinolon,
amoksisilin/asam klavulanat
Antibiotik adalah obat yang digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri  bakterisid atau
bakteriostatik
Berdasarkan Mekanisme kerja :
1. Menghambat sintesis atau menghancurkan dinding sel bakteri
2. Menghambat atau menghancurkan membrane sel bakteri
3. Menghambat metabolisme folat
4. Menghambat sintesis asam nukleat
5. Menghambat sintesis protein
Berdasarkan struktur :
1. Betalaktam  benzatin penisilin g
2. Sulfonamid  cotrimoxazole
3. Quinolone  ciprofloxacin
4. Glikopeptida
5. Polipeptida
6. Aminoglikosida
7. Makrolida  gentamisin
8. Atrasiklin
9. Amphenicol
Berdasarkan strategi dosis
Dose dependent : quinolone, aminoglikosida
1x1

Time dependent : betalaktam


3x1 atau 4x1

Berdasarkan lini terapi


Lini 1 : amoxicilin, ciprofoloksasin, aminosida
Lini 2 : sefalosporin
Lini 3 : vankomisin

PPRA (Pengendalian Resistensi Antibiotik)


Contoh soal:

Seorang pasien wanita hamil menderita infeksi pyelonephritis yang mengakibatkan pasien
tersebut mengalami nyeri pada panggul, nyeri saat berkemih dan kadang disertai adanya darah.
Obat apakah yang sesuai untuk pasien tersebut
a. Ciprofloxacin KI dg ibu hamil
b. Co-trimoxazole KI dg ibu hamil
c. Amoksisilin
d. Tetrasiklin KI dg ibu hamil
e. ceftriaxone

saluran kemih bagian atas


sensitive terhadap ISK

Florquinolon, tetrasiklin KI pada anak


Amphenicol KI pada neonates Anemia aplastic

Anda mungkin juga menyukai