Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

SINTESIS ORGANIK DAN ANORGANIK


Pembuatan Gas Hidrogen (H2) dengan Bahan Dasar NaOH secara Elektrolisis

Dosen Pembimbing : Iwan Ridwan, ST., MT.

Disusun Oleh :
Arya Wibisono (161411033)
Cahya Handayani (161411034)
Ditta Atsna Nuriya S (161411035)
Dwiki Abdurrahman (161411036)
Kelas : 1B D3 Teknik Kimia

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2017
Judul Praktikum : Pembuatan Gas Hidrogen (H2) dengan Bahan Dasar NaOH
secara Elektrolisis.
Dosen Pembimbing : Iwan Ridwan, ST., MT.
Tanggal Praktikum : 16 Maret 2017

I. TUJUAN PRAKTIKUM
II. DASAR TEORI
Hidrogen adalah unsur teringan di dunia. Gas hidrogen sangat mudah terbakar
dan akan terbakar pada konsentrasi serendah 4% di udara bebas. Entalpi pembakaran
hidrogen adalah -286 kJ/mol. Ketika hidrogen dicampur degan oksigen dalam berbagai
perbandingan, hidrogen meledak seketika disulut dengan api dan akan meledak sendiri
pada temperatur 560C. Lidah api hasil pembakaran hidrogen-oksigen murni
memancarkan gelombang ultraviolet dan hampir tidak terlihat dengan mata telanjang.
Oleh karena itu sangat sulit untuk mendeteksi kebocoran gas hidrogen secara visual.
Elektrolisis air adalah proses penguraian molekul air menjadi unsur-unsur
asalnya dengan mengalirinya arus listrik. Pada katoda, dua molekul air bereaksi dengan
menangkap dua elektron, tereduksi menjadi gas H2 dan ion hidroksida (OH-). Dan
pada anoda dua molekul air terurai menjadi gas O2 melepaskan 4 ion H+ serta
mengalirkan elektron menuju katoda. Ion H+ dan OH- mengalami netralisasi sehingga
terbentuk molekul air.
Prinsip ini dimanfaatkan untuk menghasilkan hidrogen dan hidrogen peroksida
yang dapat digunakan untuk bahan bakar kendaraan hidrogen. Air yang dielektrolisis
ditambahkan elektrolit. Elektrolit akan terurai menjadi ion-ion yang berfungsi sebagai
penghantar arus pada proses elektrolisis. Elektrolit yang dapat digunakan diantaranya
adalah NaOH, KOH, NaHCO3. Soda kue (NaHCO3) lebih mudah didapat, ramah
lingkungan, dan lebih murah.
MEKANISME REAKSI :
Katoda : 2H2O + 2e- H2 + OH- X 2 4H2O + 4e- 2H2 +2OH-
Anoda : 2H2O O2 + 4H+ + 4e- X 1 2H2O O2 + 4H+ + 4e-
Reaksi Sel : 2H2O O2 + 2H2

III. ALAT DAN BAHAN

No. Alat Bahan


1. Gelas Kimia 250 ml 3 buah
2. Gelas Ukur 100 ml 1 buah
3. Labu Takar 100ml 1 buah
4. Corong 1 buah
5. Bola Isap 1 buah
6. Rectifier 1 buah
7. Elektrolyser 1 buah
8. Elektroda Stainless Steel 2 buah
9. Kabel + Mulut Buaya 2 buah

No. Bahan
1. Aquades
2. Larutan NaOH (1N; 1,5N; 2N; 2,5N; 3N; 3,5N)
IV. PROSEDUR KERJA
4.1 Membuat Larutan NaOH (1N; 1,5N; 2N; 2,5N; 3N; 3,5N)

Larutkan NaOH
Timbang Lakukan hal
yang telah
2,3,4,5,6, & 7 yang sama pada
ditimbang
gram NaOH tiap gram
dengan 50ml
padat NaOH
aquades

4.2 Elektrolisis NaOH (Pembentukan gas H2)

Hubungkan alat
Masukkan ke Rectifier Kutub positif berarti
Larutan NaOH menggunakan anoda, kutub negatif
1N kedalam alat. kabel dan mulut berarti katoda
buaya.

Atur kuat arus (I)


yang digunakan Nyalakan Ukur laju alir
(Dalam Rectifier pembentukan gas
percobaan ini I = (Sumber Listrik) H2 setiap 5 menit
7A)

Lakukan hal
yang sama pada
konsentrasi
larutan NaOH
yang berbeda
V. MSDS
5.1 Senyawa NaOH (Natrium Hidroksida)
1) Sifat Kimia
berwarna putih atau praktis putih
berbentuk pellet, serpihan atau batang atau bentuk lain
Sangat basa dan mudah terionisasi membentuk ion natrium dan hidroksida
keras, rapuh dan menunjukkan pecahan hablur
Bila dibiarkan di udara akan cepat menyerap karbondioksida dan lembab
mudah larut dalam air dan dalam etanol tetapi tidak larut dalam eter
NaOH membentuk basa kuat bila dilarutkan dalam air
2) Sifat Fisik
Massa molar 39,9971 g/mol
Densitas 2,1 g/cm
Titik lebur 318 C (591 K)
Titik didih 1390 C (1663 K)
Kelarutan dalam air 111 g/100 ml (20 C)
Kebasaan (pKb) -2,43
3) Bahaya dan Penyebab
Penyebab kerusakan pada organ paru-paru.
Sangat berbahaya dalam kasus inhalasi (korosif paru-paru), kasus kulit kontak
(korosif, permeator), kontak mata (korosif), menelan.
Kulit : Menyebabkan iritasi kulit dan luka bakar parah. menyebabkan bisul
penetrasi.
Mata : Menyebabkan iritasi dan luka bakar yang parah, menyebabkan
kerusakan kornea
Inhalasi : Menyebabkan iritasi parah pada saluran pernafasan dan selaput
lendir dengan batuk, luka bakar, kesulitan bernapas, dan koma. Serta dapat
memicu pneumonitis kimia dan paru.
Tertelan: Menyebabkan kerusakan parah dan permanen, iritasi yang berat,
luka bakar, serta perforasi pada saluran pencernaan.
Menyebabkan korosi dan. penghancuran permanen pada kerongkongan
dan saluran pencernaan.
PENANGANAN :
Kontak Mata:
Periksa dan lepaskan jika ada lensa kontak. Dalam kasus terjadi kontak, segera siram
mata dengan banyak air sekurang-kurangnya 15 menit. Air dingin dapat digunakan.
Dapatkan perawatan medis dengan segera.
Kontak Kulit :
Dalam kasus terjadi kontak, segera basuh kulit dengan banyak air sedikitnya selama
15 menit dengan mengeluarkan pakaian yang terkontaminasi dan sepatu. Tutupi kulit
yang teriritasi dengan yg sesuatu melunakkan. Air dingin mungkin dapat digunakan
pakaian.cuci sebelum digunakan kembali. benar-benar bersih sepatu sebelum
digunakan kembali. Dapatkan perawatan medis dengan segera.
Kulit Serius :
Cuci dengan sabun desinfektan dan menutupi kulit terkontaminasi dengan krim anti-
bakteri. Mencari medis segera
Inhalasi:
Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan
buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan segera perhatian medis.
Serius Terhirup:
Evakuasi korban ke daerah yang aman secepatnya. Longgarkan pakaian yang ketat
seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. jika sulit bernapas, beri oksigen.
Jika korban tidak bernafas, lakukan pernafasan dari mulut ke mulut.
PERINGATAN:
Ini mungkin berbahaya bagi orang yang memberikan bantuan lewat mulut ke mulut
(resusitasi) bila bahan dihirup adalah racun, infeksi atau korosif. Cari bantuan medis
segera.
Tertelan:
JANGAN mengusahakan muntah kecuali bila diarahkan berbuat demikian oleh
personel medis. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada korban
yang sadar. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau
ikat pinggang. Dapatkan bantuan medis jika gejala muncul.
5.2 Gas Hidrogen (H2)

Sifat fisika
Warna tak berwarna
Fase gas
Titik lebur 13,99 K
(259,16 C,
434,49 F)
Titik didih 20,271 K
(252,879 C,
423,182 F)
Kepadatanpada sts (0 C 0,08988 g/L
dan 101,325 kPa)
saat cair, pada t.l. 0,07 (0,0763
padat)[4] g/cm3
Titik tripel 13,8033 K,
7,041 kPa
Titik kritis 32,938 K,
1,2858 MPa
Kalor peleburan (H2) 0,117 kJ/mol
Kalor penguapan (H2) 0,904 kJ/mol
Kapasitas kalor molar (H2)
28,836 J/(molK)

PENANGANAN :

Tindakan pertolongan pertama setelah terhirup: Hapus untuk udara segar dan
baringkan dengan posisi yang nyaman untuk bernafas. Jika tidak bernapas,
memberikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, personil terlatih harus
memberikan oksigen.
Tindakan pertolongan pertama setelah kontak dengan kulit: Efek samping tidak
diharapkan dari produk ini.
Tindakan pertolongan pertama setelah kontak mata: Segera basuh mata secara
menyeluruh dengan air selama minimal 15 menit. Tahan kelopak mata terbuka
dan jauh dari bola mata untuk memastikan bahwa semua permukaan memerah
secara menyeluruh. Hubungi Dokter Spesialis Mata segera. Dapatkan perhatian
medis segera.
Tindakan pertolongan pertama setelah menelan: Menelan tidak dianggap
sebagai ancaman karena wujud nya adalah gas

Efek kesehatan hidrogen


Pengaruh paparan hidrogen: Api: Sangat mudah terbakar. Banyak reaksi dapat
menyebabkan kebakaran atau ledakan. Ledakan: campuran gas / udara
eksplosif. Rute eksposur: Bahan dapat diserap ke dalam tubuh jika terhirup.
Inhalasi: Konsentrasi tinggi dari gas ini dapat menyebabkan lingkungan
kekurangan oksigen.
Individu bernapas suasana seperti itu mungkin mengalami gejala yang meliputi
sakit kepala, dering di telinga, pusing, mengantuk, tidak sadar, mual, muntah
dan depresi dari semua indera. Kulit korban mungkin memiliki warna biru.
Dalam kondisi tertentu, kematian dapat terjadi. Hidrogen diperkirakan tidak
akan menyebabkan mutagenik, embryotoxicity, teratogenik atau toksisitas
reproduksi. Kondisi pernapasan yang sudah ada dapat diperburuk oleh
overexposure ke hidrogen. Risiko terhirup: Pada hilangnya penahanan,
konsentrasi berbahaya dari gas ini di udara akan tercapai dengan sangat cepat.
Bahaya fisik: Gas bercampur dengan udara, campuran yang dapat meledak
mudah dibentuk. Gas lebih ringan dari udara.
Bahaya kimia: Pemanasan dapat menyebabkan pembakaran kekerasan atau
ledakan. Bereaksi hebat dengan udara, oksigen, halogen dan oksidan yang kuat
menyebabkan kebakaran dan ledakan bahaya. Katalis logam, seperti platinum
dan nikel, sangat meningkatkan reaksi ini.
Konsentrasi tinggi di udara menyebabkan kekurangan oksigen dengan risiko
pingsan atau kematian. Periksa kandungan oksigen sebelum memasuki daerah.
Tidak ada bau peringatan jika konsentrasi beracun yang hadir. Mengukur
konsentrasi hidrogen dengan detektor gas yang sesuai (detektor gas yang
mudah terbakar yang normal tidak cocok untuk tujuan).
Pertolongan pertama: Api: Matikan pasokan; jika tidak memungkinkan dan
tidak ada risiko bagi lingkungan, biarkan api membakar dirinya sendiri keluar;
dalam kasus lain memadamkan dengan semprotan air, serbuk, karbon dioksida.
Ledakan: Dalam kasus kebakaran tetap silinder dingin dengan penyemprotan
dengan air. Tempur api dari posisi terlindung. Terhirup: hirup udara segar,
istirahat. Nafas buatan mungkin diperlukan. Lihat untuk perawatan medis.
Kulit: Rujuk untuk perawatan medis.
Dampak lingkungan hidrogen
Hidrogen dalam lingkungan: Hidrogen membentuk 0,15% dari kerak bumi, itu
adalah unsur utama air. 0,5 ppm hidrogen H2 dan proporsi varial sebagai uap
air yang hadir di atmosfer. Hidrogen juga merupakan komponen majosr
biomassa, consituing 14% berat.
Stabilitas lingkungan: hidrogen terjadi secara alami di atmosfer. Gas tersebut
akan hilang dengan cepat di daerah yang berventilasi baik.
Efek pada tanaman atau hewan: Setiap efek pada hewan akan berhubungan
dengan oksigen lingkungan kekurangan. Tidak ada efek samping diantisipasi
terjadi menanam hidup, kecuali es yang diproduksi di hadapan gas berkembang
pesat.
Efek pada kehidupan air: Tidak ada bukti saat ini tersedia pada efek hidrogen
pada kehidupan air.

VI. DATA PENGAMATAN


Larutan NaOH : 1N, 2N dan 3N
Tegangan : 7.2 Volt
Arus listrik : 2 Ampere
Volume NaOH
Percobaan Konsentrasi Ampere
5 menit 10 menit 15 menit
1 1N 0.02 A 0.3 ml 0.4 ml 0.8 ml
2 1.5 N 0.1 A 2.6 ml 3.2 ml 2.8 ml
3 2N 0.1 A 3.5 ml 3.1 ml 3.3 ml
4 2.5 N 0.11 A 3.1 ml 3.5 ml 3.4 ml
5 3N 0.15 A 4.4 ml 4.6 ml 4.4 ml
6 3.5 N 0.16 A 4.4 ml 4.6 ml 4.7 ml

VII.PENGOLAHAN DATA

Reaksi yang terjadi pada katoda dan anoda


4NaOH(aq) 4Na(aq) + 4OH(aq)
Anoda : 4OH 2H2O(l) + O2(g) + 4e (Oksidasi)
Katoda : 4H2O(l) + 4e 2H2(g) + 4OH(aq) (Reduksi)
Total : 4NaOH(aq) + 2H2O(l) 4Na(aq) + 4OH(aq) + 2H2(g) + O2(g)
Perbandingan hasil percobaan 1, 2 dan 3
o Percobaan 1 (t = 5 menit)

laju H2 =
0.3
= 5

= 0.06

o Percobaan 1 (t = 10 menit)

laju H2 =
0.4
= 5

= 0.08

o Percobaan 1 (t = 15 menit)

laju H2 =
0.8
= 5

= 0.16

o Percobaan 2 (t = 5 menit)

laju H2 =
2.6
= 5

= 0.52

o Percobaan 2 (t = 10 menit)

laju H2 =

3.2
= 5

= 0.64

o Percobaan 2 (t = 15 menit)

laju H2 =
2.8
= 5

= 0.56

o Percobaan 3 (t = 5 menit)

laju H2 =
3.5
= 5

= 0.7

o Percobaan 3 (t = 10 menit)

laju H2 =
3.1
= 5

= 0.62
o Percobaan 3 (t = 15 menit)

laju H2 =
3.3
= 5

= 0.66

o Percobaan 4 (t = 5 menit)

laju H2 =
3.1
= 5

= 0.62

o Percobaan 4 (t = 10 menit)

laju H2 =
3.5
= 5

= 0.7

o Percobaan 4 (t = 15 menit)

laju H2 =
3.4
= 5

= 0.68

o Percobaan 5 (t = 5 menit)

laju H2 =
4.4
= 5

= 0.88

o Percobaan 5 (t = 10 menit)

laju H2 =
4.6
= 5

= 0.92

o Percobaan 5 (t = 15 menit)

laju H2 =
4.4
= 5

= 0.88

o Percobaan 6 (t = 5 menit)

laju H2 =
4.4
= 5

= 0.88

o Percobaan 6 (t = 10 menit)

laju H2 =
4.6
= 5
= 0.92

o Percobaan 6 (t = 15 menit)

laju H2 =
4.7
= 5

= 0.94

o Percobaan 1
0.06 + 0.04 + 0.053
Rata-rata laju H2 = = 0.051
3
o Percobaan 2
0.52 + 0.64 + 0.56
Rata-rata laju H2 = = 0.57
3
o Percobaan 3
0.7 + 0.62 + 0.66
Rata-rata laju H2 = = 0.66
3
o Percobaan 4
0.62 + 0.7 + 0.68
Rata-rata laju H2 = = 0.67
3
o Percobaan 5
0.88 + 0.92 + 0.88
Rata-rata laju H2 = = 0.89
3
o Percobaan 6
0.88 + 0.92 + 0.94
Rata-rata laju H2 = = 0.91
3

Perbandingan : 1N < 1.5 N < 2N < 2.5 N < 3N < 3.5 N

VIII. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, pembuatan gas hidrogen dengan metode elektrolisis air
,namun yang digunakan sebagai bahan larutannya adalah NaOH karena larutan
NaOH merupakan larutan elektrolit. Larutan elektrolit mengandung ion-ion bebas,
ion ion ini dapat memberikan atau menangkap electron sehingga electron dapat
mengalir di larutan oleh karena itu digunakan NaOH karena lebih bagus
menghantarkan electron dibandingkan air dan juga selisih Volumenya bisa lebih
terlihat jelas. Alat yang digunakan merupakan rangkaian alat untuk elektrolisis air
salah satunya capit buaya,power supply, Rectifier,elektrolyser, dan elektroda
Stainless Steel
Kabel + mulut buaya . Elektroda yang disambungkan dengan arus listrik positif
dianggap sebagai anoda dan elektroda yang disambungkan dengan arus listrik
negative dari power supply dianggap sebagai katoda. Saat reaksi berlangsung pada
katoda akan terjadi reduksi ion H pada H2O menjadi gas H2, sedangkan pada anoda
tejadi oksidasi ion OH menjadi gas O2. Reaksi lengkapnya sebagai berikut:
Anoda : 4OH 2H2O(l) + O2(g) + 4e (Oksidasi)
Katoda : 4H2O(l) + 4e 2H2(g) + 4OH(aq) (Reduksi)
Total : 4NaOH(aq) + 2H2O(l) 4Na(aq) + 4OH(aq) + 2H2(g) + O2(g)
Dari reaksi total tersebut terlihat bahwa gas hidrogen terbentuk pada katoda dan
gas O2 terbentuk pada anoda. Dari reaksi total tersebut juga dapat diketahui bahwa
pembentukan gas H2 lebih cepat daripada gas O2. Hal ini terbukti saat reaksi
berlangsung di katoda gelembung yang terbentuk lebih banyak dan juga terlihat dari
percobaan bahwa pembentukan gas H2 lebih dilihat dari volume yang cepat
berkurang dibanding O2
Berdasarkan proses pengamatan, proses elektrolisis NaOH pada pembuatan gas
hidrogen dipengaruhi oleh konsentrasi. Semakin besar konsentrasi maka laju
pembentukan gas nya akan semakin besar pula ini dapat dilihat pada pembentukan
gas H2 pada konsentrasi 1 N (percobaan 1), konsentrasi 1,5 N (percobaan 2),
konsentrasi 2 N (percobaan 3), konsentrasi 2,5 N (percobaan 4), konsentrasi 3 N
(percobaan 5), konsentrasi 3,5 N (percobaan 6) didapat data dari konsentrasi yang
bervariasi sebesar 0.051 mlmenit, 0.57 mlmenit, 0.66 mlmenit, 0.67 mlmenit, 0.89
mlmenit, 0.91 mlmenit ini membuktikan bahwa semakin besar konsentrasi maka laju
pembentukannya pun akan semakin besar
IX. KESIMPULAN
Konsentrasi berpengaruh terhadap peoses pembentukan gas H2 dengan
elektrolisis air. Dapat disimpulkan bahwa semakin besar konsentrasi maka
laju alir pembentukan gas H2 akan semakin besar
laju gas H2 yang terbentuk dikatoda lebih besar dari laju volume gas O2 yang
terbentuk di anoda
jenis larutan sangat berpengaruh yaitu larutan elektolit karena semakin banyak
jumlah ion yang terurai didalam suatu larutan semakin baik daya hantar
listriknya dan semakin sedikit jumlah ion yang terurai maka daya hantar
istriknya akan semakin menurun
dan didapatkan hasil
o Percobaan 1
Rata-rata laju H2 = 0.051
o Percobaan 2
Rata-rata laju H2 = 0.57
o Percobaan 3
Rata-rata laju H2 = 0.66
o Percobaan 4
Rata-rata laju H2 = 0.67
o Percobaan 5
Rata-rata laju H2 = 0.89
o Percobaan 6
0.88 + 0.92 + 0.94
Rata-rata laju H2 = = 0.91
3

X. DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai