Anda di halaman 1dari 25

JURNAL PRAKTIKUM KI203

KIMIA DASAR
IDENTIFIKASI ZAT BERDASARKAN SIFATNYA
Tanggal: 20 Oktober 2021
Dosen Pengampu:
Drs. Hokcu Suhanda, M.si.
Dra. Wiwi Siswaningsih, M.si.

Disusun Oleh
Andita Handayani (2108803)
Dewi Nudlrotul Uyun (2107609)
Gita Indahcahyani Eka Putri (2107725)
Hafifah Nur Hasanah (2106832)
Izzah Sabillah (2105863)
Muthia Kamila (2103945)
Tuti Nursadiah (2108918)

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG, 2021
A. Tujuan Praktikum
• Mengenalkan prosedur identifikasi zat berdasarkan sifat fisika dan kimia
• Mengidentifikasi zat berdasarkan sifat fisiknya meliputi kelarutan, densitas ,
titik didih dan uji nyata
• Mengidentifikasi warna nyata kristal garam
• Mengidentifikasi sifat fisik senyawa yang tidak diketahui

B. Dasar Teori

Sifat zat adalah karakteristik dari suatu zat yang memungkinkan kita untuk
mengidentifikasi dan membedakannya dari zat lain. Identifikasi langsung suatu zat
dapat dilakukan dengan mengamati wujud, warna, ukuran, bentuk, tekstur, dan bau.
Misalnya, tembaga dapat terbedakan dari logam lainnya berdasarkan warnanya.

Sifat zat adalah karakteristik dari suatu zat yang memungkinkan kita untuk
mengidentifikasi dan membedakannya dari zat lain. Identifikasi langsung suatu zat
dapat dilakukan dengan mengamati wujud, warna, ukuran, bentuk, tekstur, dan bau.
Misalnya, tembaga dapat terbedakan dari logam lainnya berdasarkan warnanya (Tim
PKD, 2021).

Kelarutan didefinisikan sebagai jumlah maksimum zat terlarut yang akan


melarut dalam sejumlah tertentu pelarut pada suhu tertentu. Untuk kebanyakan zat,
suhu mempengaruhi kelarutannya.

Titik didih adalah suhu pada saat tekanan uap larutan sama dengan
tekanan atmosfer diluar. Pada titik didih terbentuk gelembung-gelembung pada
cairan. Kemudian, ketika tekanan uap cairan sama dengan tekanan luar, gelembung
kemudian naik ke permukaan dan pecah. Oleh karena itu, titik didih agar bergantung
pada tekanan luar (R.Chang, 2004)

Massa jenis dapat didefinisikan sebagai jumlah materi yang ada volume zat
tertentu. Artinya, massa jenis adalah massa per satuan volume, rasio massa suatu
benda terhadap volumenya:
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
Densitas = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒

Pengukuran massa jenis juga digunakan untuk menentukan besarannya


antibeku, dan dengan demikian tingkat perlindungan terhadap pembekuan, dalam
pendinginan sistem mobil. Air dan antibeku memiliki massa jenis yang berbeda,
sehingga diukur kepadatan campuran memberi tahu kita berapa banyak masing-
masing yang ada (Steven S. Zumdahl, 2013).

Titik leleh (titik beku) suatu zat adalah suhu di mana zat itu padat dan fase
cair hidup berdampingan dalam kesetimbangan.

Titik leleh zat padat sama dengan titik beku zat cairnya. Ini adalah suhu di
mana kecepatan leleh suatu padatan sama dengan kecepatan pembekuannya cairan di
bawah tekanan yang diberikan. Titik leleh normal suatu zat adalah titik lelehnya pada
satu tekanan atmosfer. Perubahan tekanan memiliki efek yang sangat kecil pada titik
leleh, tetapi memiliki efek yang besar efek pada titik didih (Whitten, 2010).

C. Alat dan Bahan


1. Alat

No Nama Alat Jumlah Ukuran


1 Neraca Analitik 1 -
2 Gelas Ukur 1 10 mL
3 Pipet Gondok 1 10 mL
4 Gelas Kimia 2 50 mL
5 Pembakar Bunsen/Pemanas 1 -
6 Kassa Pembakar 1 -
7 Tabung Reaksi 6 -
8 Rak Tabung 1 -
9 Ring Besi 1 -
10 Statif 1 -
11 Kawat Nikrom 1 -
12 Plat Tetes 1 -
2. Bahan

Wujud
No Nama Bahan Rumus Kimia Jumlah
Zat
1 Heksana C6H14 Cair 13 mL
2 Kloroform CHCl3 Cair 13 mL
3 Metanol CH3OH Cair 13 mL
4 Etil Alkohol C2H5OH Cair 13 mL
5 Sikloheksana C6H12 Cair 20 mL
Kristal Garam KCl, LiNO3, NaCl, BaCl2,
6 Cair Secukupnya
untuk uji nyala Sr(NO3)2, CaCl2, dan CuSO4
7 HCl Pekat HCl Cair Secukupnya
8 Air H2O Cair Secukupnya

D. Spesifikasi Bahan

No Nama Zat
Sifat Fisika Sifat Kimia
• Densitas : • Stabil dibawah
0,66 g/cm3 suhu kamar
• Kelarutan • Tidak bersifat
dalam air : oksidator
0,0095 g/c • Tidak mudah
n-heksana • Titik didih meledak

: 69 °C
Bahaya Penanggulangan
• Mudah • Terhirup :
menyala Hirup udara
• Beracun segar
• Kontak kulit :
1 • Iritan
Basuh dengan
• Bahaya air
untuk • Tertelan : Jaga
lingkungan
aliran udara
tetap bebas
Sifat Fisika Sifat Kimia
• Densitas : • Mudah
2
1,48 g/cm3 menguap
• Kelarutan • Stabilisator
dalam air :
• Tidak korosif
tidak larut
• Titik didih

Kloroform : 61,2°C
Bahaya Penanggulangan
• Iritan • Mata : Basuh
dengan air
• Mutagenik
• Terhirup :
• Toksik
Hirup udara
segar
• Tertelan : Jaga
aliran udara
tetap bebas

Sifat Fisika Sifat Kimia


• Densitas : • Mudah
0,7918 menguap
g/cm3 • Gugus alkohol
• Larut
Metanol • Mudah
dalam air
terbakar
• Titik didih

: 64,7°C
Bahaya Penanggulangan
• Mudah • Mata : Basuh
terbakar dengan air
• Mudah • Terhirup :
3
menguap Hirup udara
• Iritan segar
• Kontak kulit :
Basuh dengan
air

4 Sifat Fisika Sifat Kimia


• Densitas : • Mudah
0,79 g/cm3 menguap
Etil Alkohol
• Larut • Bukan
dalam air Oksidator
• Titik didih • Tidak mudah
meledak
: 78,37°C

Bahaya Penanggulangan
• Mudah • Hindari dari api
terbakar dan panas
• Mudah • Gunakan
menguap googles
• Gunakan
masker dan
sarung tangan

Sifat Fisika Sifat Kimia


• Densitas : • Mudah
0,779 terbakar
g/cm3 • Iritan
• Tidak larut
dalam air
Sikloheksana
• Titik didih

: 80,74°C
Bahaya Penanggulangan
• Iritan • Mata : Basuh
dengan air
• Beracun
• Terhirup :
5
Hirup udara
segar
• Kontak kulit :
Basuh dengan
air
6 Air Sifat Fisika Sifat Kimia
• Densitas : • Bereaksi
1 g/cm3 dengan logam
• Pelarut reaktif
polar
• Titik didih

: 100°C
Bahaya Penanggulangan
• Hindari • Jauhkan dari
dari logam logam yang
yang reaktif
reaktif
Sifat Fisika Sifat Kimia
• Densitas : • Korosif
1,98 g/cm3
• Ion Netral
• Larut
dalam air
• Titik didih

: 1420 °C
Bahaya Penanggulangan
• Iritan • Mata : Basuh
Kristal KCl
dengan air
• Korosif
• Terhirup :
• Infeksi
7 Hirup udara
segar
• Tertelan :

Hubungi dokter

Sifat Fisika Sifat Kimia


• Densitas : • Stabil pada
2,16 g/cm3 suhu kamar
• Larut • Padatan ion
dalam air
8 • Ion netral
• Titik didih

: 1465°C
Bahaya Penanggulangan
• Mata : Basuh
Kristal NaCl
dengan air
• Terhirup :
Hirup udara
segar

- • Kontak kulit :
Basuh dengan
air

Sifat Fisika Sifat Kimia


• Densitas : • Stabil pada
2, 68 g/cm3 suhu kamar
• Larut • Padatan ion
dalam air
• Titik didih

: 1560 °C
Bahaya Penanggulangan
• Mata : Basuh
Kristal BaCl2
dengan air
• Terhirup :
9 • Iritan Hirup udara
• Beracun segar
• Kontak kulit :
• Toksik
Basuh dengan
air

Sifat Fisika Sifat Kimia


• Densitas : • Tidak mudah
1,95 g/cm3 meledak
• Larut • Stabil dalam
Kristal Sr(NO3)2
dalam air suhu ruangan

10 • Titik didih • Bukan

: 654°C oksidator
Bahaya Penanggulangan
• Toksik • Mata : Basuh
dengan air
• Iritan
• Terhirup :
• Korosi
Hirup udara
segar
• Kontak kulit :
Basuh dengan
air
Sifat Fisika Sifat Kimia
• Densitas : • Ion terner
1,85 g/cm3
• Tidak mudah
• Larut
tebakar
dalam air
• Bukan
• Titik didih
oksidator
: 176°C
Bahaya Penanggulangan
• Iritan • Mata : Basuh
Kristal CaCl2
dengan air
• Toksik
• Terhirup :
11
Hirup udara
segar
• Kontak kulit :
Basuh dengan
air

Sifat Fisika Sifat Kimia


• Densitas : • Oksidator kuat
1,85 g/cm3
• Korosif
• Larut
Kristal CuSO4
dalam air

12 • Titik didih

: 110°C
Bahaya Penanggulangan

• Iritan • Mata : Basuh


dengan air
• Toksik
• Terhirup :
• Korosif
Hirup udara
segar
Sifat Fisika Sifat Kimia
• Densitas : • Ion terner
2,38 g/cm3
• Oksidator kuat
• Larut
• Tidak mudah
dalam air
meledak
• Titik didih

: 600°C
Bahaya Penanggulangan
• Iritan • Mata : Basuh
Kristal LiNO3
dengan air
• Toksik
• Terhirup :
13
Hirup udara
segar
• Kontak kulit :
Basuh dengan
air
Sifat Fisika Sifat Kimia
• Densitas : • Asam kuat
1,19 g/cm3
• Oksidator kuat
• Larut
• Korosif
dengan air

HCl pekat • Titik didih

: 110°C

14 Bahaya Penanggulangan
• Korosif • Mata : Basuh
dengan air
• Reaktif

• Iritan

• Terhirup :
Hirup udara
segar
• Kontak kulit :
Basuh dengan
air

Sumber : Merck. 2020. Material Safety Data Sheet. Dapat diakses di


https://www.merckmillipore.com/ID/id/support/safety/safety-data-sheets/
E. Set Alat

Set alat untuk kelarutan

Set alat penentuan titik didih

Set alat uji nyala


F. Prosedur dan Hasil Pengamatan

Cara Kerja :

A) Kelarutan

1. Kelarutan relatif dari sikloheksana, heksana, metanol, kloroform


dan etil alkohol dalam air dapat ditentukan dengan cara berikut.
Satu milliliter(mL) zat terlarut ditambahkan pada 3 mL pelarut air
dalam tabung reaksi yang bersih dan kering. Kemudian tabung
reaksi ditutup dan dikocok dengan kuat, sesuai dengan (Gambar 4).
Lalu mengamati keadaan larutan yang terbentuk, dan dapat
disimpulkan bahwa kelarutan tiap-tiap zat terlarut dalam pelarut air
menggunakan kode:
➔ s (soluble/larut).
➔ sp (sparingly soluble/larut sebagian).
➔ i (insoluble/tidak larut).
2. Prediksikan hasil pengamatan yang akan diperoleh, lalu tuliskan
data yang
diperoleh
dalam bentuk
tabel
pengamatan.
Prosedur Hasil dan Pengamatan

Kelarutan relatif

• Ditambahkan 1
mL zat terlarut
pada 3 mL pelarut
air dalam tabung
reaksi yang bersih
Tabung reaksi dan kering.

-
• Tabung reaksi ditutup
dan dikocok dengan
kuat.
• Diamati keadaan
larutan yang
terbentuk.

Hasil

B) Densitas

Berikut adalah salah satu cara untuk mencari densitas dari suatu cairan :
1. Timbang gelas kimia 25 mL yang bersih dan kering sampai skala
0,01g.
2. Pipet tepat 10 mL cairan menggunakan pipet seukuran/pipet
gondok.
3. Masukkan cairan yang ada pada pipet ke dalam labu Erlenmeyer
yang sudah diketahui beratnya.
4. Timbang gelas kimia dan cairan sampai skala 0,01 g.
5. Hitunglah densitas dari cairan tersebut. Catat hasilnya beserta
satuannya.
6. Tuliskan data yang diperoleh dalam bentuk tabel pengamatan.

Prosedur Hasil dan Pengamatan

Densitas suatu • Timbang gelas


cairan kimia 25 mL yang
bersih dan kering
sampai skala 0,01
g.
• Pipet tepat 10 mL
cairan
menggunakan
Gelas kimia pipet
seukuran/pipet
gondok.

• Cairan yang ada -


pada pipet
dimasukkan ke
dalam labu
Erlenmeyer yang
sudah diketahui
beratnya.
• Timbang gelas kimia
dan cairannya
sampai skala 0,01 g.
• Hitunglah densitas
dari cairan tersebut.
• Cata hasil.
Hasil
C) Titik Didih
Teknik berikut dapat digunakan untuk menentukan titik didih dari
suatu zat cair.
1. Masukkan cairan yang akan ditentukan titik didihnya dalam sebuah
tabung reaksi.
2. Tempatkan tabung reaksi ini disebelah termometer, ikat dengan
karet gelang, seperti ditunjukkan pada (Gambar 5). Karet gelang
harus ditempatkan di ujung tabung reaksi.
3. Masukkan pipa kapiler sepanjang 5-10 cm ke dalam tabung reaksi
dengan posisi terbalik (bagian tertutup di atas).
4. Simpan set alat ini ke dalam gelas kimia berisi air/cairan parafin
(water bath). Tinggi air harus lebih tinggi dari cairan di dalam
tabung reaksi.
5. Masukkan batu didih ke dalam water bath, lalu panaskan perlahan
sambil mengaduk air dalam water bath. Pengadukan ditujukan
untuk memastikan pemanasan yang seragam.
6. Ketika gelembung-gelembung mulai banyak terbentuk dan secara
masif terlepas meninggalkan pipa kapiler, hentikan pemanasan.
Pada suhu ini tekanan uap cairan sudah melampaui tekanan
atmosfer. Catat suhu ini sebagai T1.
7. Gelembung-gelembung gas akan melambat saat cairan mendingin.
Saat aliran gelembung tepat berhenti, catatlah suhu pada
termometer sebagai T2. Ingat: saat titik didih cairan tercapai, suhu
cairan akan konstan. Titik didih dihitung menggunakan rumus:
1+2/2
8. Hitunglah titik didih pada 1 atm (760 mmHg) menggunakan
koreksi tekanan.
9. Ulangi eksperimen ini dengan menambah air dingin pada water
bath. Tetap gunakan cairan yang sama, namun gantilah pipa kapiler
dengan yang baru.
10. Tuliskan data yang diperoleh dalam bentuk tabel pengamatan.

Prosedur Hasil dan


Pengamatan
• Masukkan cairan ke dalam
Titik didih suatu tabung reaksi.
cairan • Tempatkan tabung disebelah
thermometer dan ikat dengan
karet gelang(karet gelang
ditempatkan diujung tabung
reaksi.
• Masukkan pipa kapiler 5-10
cm ke dalam tabung reaksi
Water bath
dengan posisi terbalik.
• Simpan set ke dalam gelas
kimia berisi cairan paraffin.
-
• Masukkan batu didih ke dalam
water bath, lalu panaskan
Hasil perlahan sambil mengaduk
untuk meratakan panas.
• Ketika gelembung mulai
banyak, hentikan pemanasan
dan catat suhu ini sebagai T1.
• Gelembung gas akan
melambat, saat aliran
gelembung tepat berhenti.
Catat sebagai T2 (dihitung
dengan rumus: 1-2/2).
• Hitunglah titik didih pada 1 atm
menggunakan koreksi tekanan
lalu ulangi dengan menambah
air dingin pada water bath
tetapi tetap menggunakan
cairan yang sama (pipa kapiler
ganti dengan yang baru).

D) Uji Nyala

Teknik berikut dapat digunakan sebagai prosedur uji nyala dari suatu
zat.

1. Menggunakan spatula, masukkan sedikit kristal garam yang akan


diuji ke dalam plat tetes kemudian beri label.
2. Siapkan sedikit larutan asam kloroda (HCl) pekat pada gelas kimia
50 mL.
3. Set pembakar Bunsen dan atur struktur nyala api.
4. Bersihkan kawat nikrom dengan cara mencelupkan ujung loop
kawat nikrom ke dalam larutan HCl pekat, lalu bakar hingga
membara (Gambar 6).
5. Celupkan kembali ujung kawat nikrom ke dalam laruatn HCl
pekat, kemudian celupkan ke dalam kristal yang kesatu yang akan
diuji, sehingga ada kristal yang menempel.
6. Masukkan ujung kawat tersebut ke dalam nyala api, kemudian
catat warna nyala yang dihasilkan pada table pengamatan.
7. Ulangi langkah 3-6 untuk kristal uji lainnya.
8. Tuliskan data yang diperoleh dalam bentuk table pengamatan.

Prosedur Hasil dan


Pengamatan
Uji nyala suatu • Masukkan sedikit Kristal garam ke
zat dalam plat tetes menggunakan
spatula lalu beri label.
• Siapkan HCl pekat pada gelas kimia
50 mL.
• Set pembakar Bunsen dan atur
nyala api.
• Bersihkan kawat nikrom dengan
Water bath cara ujung loop kawat nikrom
dicelup pada HCl pekat lalu bakar
hingga membara.

-
• Celupkan kembali ujung kawat pada
HCl pekat kemudian celupkan ke
dalam Kristal pertama sehingga ada
Hasil Kristal yang menempel.
• Lalu masukkan ke dalam nyala api
kemudian catat warna nyala yang
dihasilkan.
• Ulangi langkah 3-6 untuk Kristal uji
lainnya.

G. Persamaan Reaksi dan Rencana Pengelolaan Data

1. Persamaan Reaksi
• Kelarutan
C6H12 + H2O → insoluble
C6H14 + H2O → insoluble
CH3OH + H2O → CH3OH + H2O (soluble)
CH3Cl + H2O → insoluble
CH3CH2OH + H2O → CH3CH2OH + H2O (soluble)
• Uji nyala
KCl(s) + O2(g) → K+(g) + Cl-(g) + O2(g) ( ungu)
KNO3(s) + O2(g) → K+(g) + NO3-(g) + O2(g) ( ungu)
NaCl(s) + O2(g) → Na+(g) + Cl-(g) + O2(g) ( kuning)
BaCl2(s) + O2(g) → Ba2+(g) + Cl-(g) + O2(g) ( hijau)
Sr (NO3)2(s) + O2(g) → Sr2+(g) + NO3-(g) + O2(g) ( ungu)
CaCl2(s) + O2(g) → Ca2+(g) + Cl-(g) + O2(g) ( merah bata)
CuSO4(s) + O2(g) →Cu2+(g) + SO4-(g) + O2(g) ( hijau kebiruan)
2. Rencana Pengolahan Data

Densitas
𝑚
𝜌= 𝑣

Perbandingan percobaan
𝜌 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛 ∆𝐻 1 1
= (𝑇 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 − )
𝜌 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 𝑅 𝑇 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
% 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖− % 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
% Kesalahan = | |x 100%
% 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖

Titik didih
𝑇1 + 𝑇2
2

H. Pertanyaan Sebelum Praktikum

Pertanyaan Sebelum Praktikum

Sebelum memulai eksperimen, jawablah terlebih dahulu pertanyaan berikut.

1. Tuliskan minimal 5 sifat fisik suatu zat

Jawaban : warna, bau, wujud zat, kerapatan, ttik didih, titik lebur,
viskositas, densitas, daya hantar, kemagnetan dan kelarutan

2. Sebanyak 8,692 ml sampel cairan memiliki berat 10,02 gr. Berapakah


densitasnya?

Jawaban : ρ = m/v = 10,02 gr/8,692 ml = 1,153 gr/ml


3. Mengapa pipet dan termometer harus dikalibrasi?

Pipet dan termometer harus dikalibrasi supaya hasil pengukuran yang


didapat optimal dan akurat, serta konsisten dengan isntrumen lainnya.

4. Apakah bromoform larut dalam air? Bagaimana dengan sikloheksana?

Jawaban : Bromoform sedikit larut dalam air dan mudah menguap ke


udara, sedangkan sikloheksana tidak larut dalam air.

5. Ketika air dan toluen dicampurkan, dua lapisan terbentuk. Cairan apa yang
ada di lapisan bawah?

Jawaban : Air (ρ = 1 g/ml) berada dilapisan bawah karena densitasnya lebih


tinggi dari denistas toluen , sebab massa jenis toluen adalah 0,8669 g/ml

6. Warna apakah yang dihasilkan oleh kristal-kristal garam yang akan Anda
uji? Jelaskan bagaimana warna tersebut dihasilkan?

Jawaban : BaCl2 akan menghasilkan warna hijau ketika dibakar, hal ini
menunjukkan bahwa garam tersebut positif mengandung unsur Ba. NaCl
akan menghasilkan warna kuning ketika dibakar, hal ini menunjukkan
bahwa garam tersebut positif mengandung unsur Na. CuSO4 akan
menghasilkan warna hijau kebiruan, hal ini menunjukkan bahawa garam
tersebut positif mengandung unsur Cu. Sr(NO3)2 akan menghasilkan
warna merah crimson, hal ini menunjukkan bahwa garam tersebut positif
mengandung unsur Sr. CaCl2 akan menghasilkan warna merah bata, hal ini
menunjukkan bahwa garam tersebut mengandung unsur Ca. KCl dan
KNO3 akan menghasilkan warna ungu ketika dibakar dan bereaksi dengan
O2, hal ini menunjukkan bahwa garam tersebut positif mengandung unsur
K. LiNO3 akan menghasilkan warna merah ketika dibakar, hal ini
menunjukkan bahwa garam tersebut positif mengandung unsur Li.
Munculnya variasi warna ini disebabkan adanya perbedaan energi yang
dilepas saat elektron di tiap atom telah menyerap energi dan kembali pada
keadaan ground state.

Pertanyaan Setelah Praktikum


1. Dapatkah anda menentukan densitas dari kadmiym nitrat menggunakan
air? Mengapa?
2. Tuliskan metode lain yang dapat digunakan untuk menentukan densitas
suatu zat cair.
3. Gunakan tabel pengamatan uji nyala untuk memperoleh panjang
gelombang dari emisi radiasi yang dihasilkan (dalam satuan nm). Ubah
panjang gelombang tersebut ke dalam satuan m. Hitung frekuensi dan
besarnya energi setiap radiasi yang dihasilkan pada pengujian nyala yang
telah Anda lakukan.

I. Pembahasan
J. Kesimpulan
K. Daftar Pustaka
Chang, Raymond.2004.Kimia Dasar: Konsep-konsep inti jilid 1 edisi ketiga.
Jakarta:Erlangga.
Tim Praktikum Kimia Dasar 2021.Identifikasi Zat Berdasarkan Sifat
Fisiknya.Bandung: Departemen Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.
Whitten, K. W., Davis, R. E., Peck, L., & Stanley, G. G. (2013). Student
Solutions Manual for Whitten/Davis/Peck/Stanley's Chemistry.
Cengage Learning.

Zumdahl, S. S., & DeCoste, D. J (2018). Introductory chemistry: A foundation.


Cengage learning.

Anda mungkin juga menyukai