KIMIA DASAR
IDENTIFIKASI ZAT BERDASARKAN SIFATNYA
Tanggal: 20 Oktober 2021
Dosen Pengampu:
Drs. Hokcu Suhanda, M.si.
Dra. Wiwi Siswaningsih, M.si.
Disusun Oleh
Andita Handayani (2108803)
Dewi Nudlrotul Uyun (2107609)
Gita Indahcahyani Eka Putri (2107725)
Hafifah Nur Hasanah (2106832)
Izzah Sabillah (2105863)
Muthia Kamila (2103945)
Tuti Nursadiah (2108918)
B. Dasar Teori
Sifat zat adalah karakteristik dari suatu zat yang memungkinkan kita untuk
mengidentifikasi dan membedakannya dari zat lain. Identifikasi langsung suatu zat
dapat dilakukan dengan mengamati wujud, warna, ukuran, bentuk, tekstur, dan bau.
Misalnya, tembaga dapat terbedakan dari logam lainnya berdasarkan warnanya.
Sifat zat adalah karakteristik dari suatu zat yang memungkinkan kita untuk
mengidentifikasi dan membedakannya dari zat lain. Identifikasi langsung suatu zat
dapat dilakukan dengan mengamati wujud, warna, ukuran, bentuk, tekstur, dan bau.
Misalnya, tembaga dapat terbedakan dari logam lainnya berdasarkan warnanya (Tim
PKD, 2021).
Titik didih adalah suhu pada saat tekanan uap larutan sama dengan
tekanan atmosfer diluar. Pada titik didih terbentuk gelembung-gelembung pada
cairan. Kemudian, ketika tekanan uap cairan sama dengan tekanan luar, gelembung
kemudian naik ke permukaan dan pecah. Oleh karena itu, titik didih agar bergantung
pada tekanan luar (R.Chang, 2004)
Massa jenis dapat didefinisikan sebagai jumlah materi yang ada volume zat
tertentu. Artinya, massa jenis adalah massa per satuan volume, rasio massa suatu
benda terhadap volumenya:
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
Densitas = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
Titik leleh (titik beku) suatu zat adalah suhu di mana zat itu padat dan fase
cair hidup berdampingan dalam kesetimbangan.
Titik leleh zat padat sama dengan titik beku zat cairnya. Ini adalah suhu di
mana kecepatan leleh suatu padatan sama dengan kecepatan pembekuannya cairan di
bawah tekanan yang diberikan. Titik leleh normal suatu zat adalah titik lelehnya pada
satu tekanan atmosfer. Perubahan tekanan memiliki efek yang sangat kecil pada titik
leleh, tetapi memiliki efek yang besar efek pada titik didih (Whitten, 2010).
Wujud
No Nama Bahan Rumus Kimia Jumlah
Zat
1 Heksana C6H14 Cair 13 mL
2 Kloroform CHCl3 Cair 13 mL
3 Metanol CH3OH Cair 13 mL
4 Etil Alkohol C2H5OH Cair 13 mL
5 Sikloheksana C6H12 Cair 20 mL
Kristal Garam KCl, LiNO3, NaCl, BaCl2,
6 Cair Secukupnya
untuk uji nyala Sr(NO3)2, CaCl2, dan CuSO4
7 HCl Pekat HCl Cair Secukupnya
8 Air H2O Cair Secukupnya
D. Spesifikasi Bahan
No Nama Zat
Sifat Fisika Sifat Kimia
• Densitas : • Stabil dibawah
0,66 g/cm3 suhu kamar
• Kelarutan • Tidak bersifat
dalam air : oksidator
0,0095 g/c • Tidak mudah
n-heksana • Titik didih meledak
: 69 °C
Bahaya Penanggulangan
• Mudah • Terhirup :
menyala Hirup udara
• Beracun segar
• Kontak kulit :
1 • Iritan
Basuh dengan
• Bahaya air
untuk • Tertelan : Jaga
lingkungan
aliran udara
tetap bebas
Sifat Fisika Sifat Kimia
• Densitas : • Mudah
2
1,48 g/cm3 menguap
• Kelarutan • Stabilisator
dalam air :
• Tidak korosif
tidak larut
• Titik didih
Kloroform : 61,2°C
Bahaya Penanggulangan
• Iritan • Mata : Basuh
dengan air
• Mutagenik
• Terhirup :
• Toksik
Hirup udara
segar
• Tertelan : Jaga
aliran udara
tetap bebas
: 64,7°C
Bahaya Penanggulangan
• Mudah • Mata : Basuh
terbakar dengan air
• Mudah • Terhirup :
3
menguap Hirup udara
• Iritan segar
• Kontak kulit :
Basuh dengan
air
Bahaya Penanggulangan
• Mudah • Hindari dari api
terbakar dan panas
• Mudah • Gunakan
menguap googles
• Gunakan
masker dan
sarung tangan
: 80,74°C
Bahaya Penanggulangan
• Iritan • Mata : Basuh
dengan air
• Beracun
• Terhirup :
5
Hirup udara
segar
• Kontak kulit :
Basuh dengan
air
6 Air Sifat Fisika Sifat Kimia
• Densitas : • Bereaksi
1 g/cm3 dengan logam
• Pelarut reaktif
polar
• Titik didih
: 100°C
Bahaya Penanggulangan
• Hindari • Jauhkan dari
dari logam logam yang
yang reaktif
reaktif
Sifat Fisika Sifat Kimia
• Densitas : • Korosif
1,98 g/cm3
• Ion Netral
• Larut
dalam air
• Titik didih
: 1420 °C
Bahaya Penanggulangan
• Iritan • Mata : Basuh
Kristal KCl
dengan air
• Korosif
• Terhirup :
• Infeksi
7 Hirup udara
segar
• Tertelan :
Hubungi dokter
: 1465°C
Bahaya Penanggulangan
• Mata : Basuh
Kristal NaCl
dengan air
• Terhirup :
Hirup udara
segar
- • Kontak kulit :
Basuh dengan
air
: 1560 °C
Bahaya Penanggulangan
• Mata : Basuh
Kristal BaCl2
dengan air
• Terhirup :
9 • Iritan Hirup udara
• Beracun segar
• Kontak kulit :
• Toksik
Basuh dengan
air
: 654°C oksidator
Bahaya Penanggulangan
• Toksik • Mata : Basuh
dengan air
• Iritan
• Terhirup :
• Korosi
Hirup udara
segar
• Kontak kulit :
Basuh dengan
air
Sifat Fisika Sifat Kimia
• Densitas : • Ion terner
1,85 g/cm3
• Tidak mudah
• Larut
tebakar
dalam air
• Bukan
• Titik didih
oksidator
: 176°C
Bahaya Penanggulangan
• Iritan • Mata : Basuh
Kristal CaCl2
dengan air
• Toksik
• Terhirup :
11
Hirup udara
segar
• Kontak kulit :
Basuh dengan
air
12 • Titik didih
: 110°C
Bahaya Penanggulangan
: 600°C
Bahaya Penanggulangan
• Iritan • Mata : Basuh
Kristal LiNO3
dengan air
• Toksik
• Terhirup :
13
Hirup udara
segar
• Kontak kulit :
Basuh dengan
air
Sifat Fisika Sifat Kimia
• Densitas : • Asam kuat
1,19 g/cm3
• Oksidator kuat
• Larut
• Korosif
dengan air
: 110°C
14 Bahaya Penanggulangan
• Korosif • Mata : Basuh
dengan air
• Reaktif
• Iritan
• Terhirup :
Hirup udara
segar
• Kontak kulit :
Basuh dengan
air
Cara Kerja :
A) Kelarutan
Kelarutan relatif
• Ditambahkan 1
mL zat terlarut
pada 3 mL pelarut
air dalam tabung
reaksi yang bersih
Tabung reaksi dan kering.
-
• Tabung reaksi ditutup
dan dikocok dengan
kuat.
• Diamati keadaan
larutan yang
terbentuk.
Hasil
B) Densitas
Berikut adalah salah satu cara untuk mencari densitas dari suatu cairan :
1. Timbang gelas kimia 25 mL yang bersih dan kering sampai skala
0,01g.
2. Pipet tepat 10 mL cairan menggunakan pipet seukuran/pipet
gondok.
3. Masukkan cairan yang ada pada pipet ke dalam labu Erlenmeyer
yang sudah diketahui beratnya.
4. Timbang gelas kimia dan cairan sampai skala 0,01 g.
5. Hitunglah densitas dari cairan tersebut. Catat hasilnya beserta
satuannya.
6. Tuliskan data yang diperoleh dalam bentuk tabel pengamatan.
D) Uji Nyala
Teknik berikut dapat digunakan sebagai prosedur uji nyala dari suatu
zat.
-
• Celupkan kembali ujung kawat pada
HCl pekat kemudian celupkan ke
dalam Kristal pertama sehingga ada
Hasil Kristal yang menempel.
• Lalu masukkan ke dalam nyala api
kemudian catat warna nyala yang
dihasilkan.
• Ulangi langkah 3-6 untuk Kristal uji
lainnya.
1. Persamaan Reaksi
• Kelarutan
C6H12 + H2O → insoluble
C6H14 + H2O → insoluble
CH3OH + H2O → CH3OH + H2O (soluble)
CH3Cl + H2O → insoluble
CH3CH2OH + H2O → CH3CH2OH + H2O (soluble)
• Uji nyala
KCl(s) + O2(g) → K+(g) + Cl-(g) + O2(g) ( ungu)
KNO3(s) + O2(g) → K+(g) + NO3-(g) + O2(g) ( ungu)
NaCl(s) + O2(g) → Na+(g) + Cl-(g) + O2(g) ( kuning)
BaCl2(s) + O2(g) → Ba2+(g) + Cl-(g) + O2(g) ( hijau)
Sr (NO3)2(s) + O2(g) → Sr2+(g) + NO3-(g) + O2(g) ( ungu)
CaCl2(s) + O2(g) → Ca2+(g) + Cl-(g) + O2(g) ( merah bata)
CuSO4(s) + O2(g) →Cu2+(g) + SO4-(g) + O2(g) ( hijau kebiruan)
2. Rencana Pengolahan Data
Densitas
𝑚
𝜌= 𝑣
Perbandingan percobaan
𝜌 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛 ∆𝐻 1 1
= (𝑇 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 − )
𝜌 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 𝑅 𝑇 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
% 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖− % 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
% Kesalahan = | |x 100%
% 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖
Titik didih
𝑇1 + 𝑇2
2
Jawaban : warna, bau, wujud zat, kerapatan, ttik didih, titik lebur,
viskositas, densitas, daya hantar, kemagnetan dan kelarutan
5. Ketika air dan toluen dicampurkan, dua lapisan terbentuk. Cairan apa yang
ada di lapisan bawah?
6. Warna apakah yang dihasilkan oleh kristal-kristal garam yang akan Anda
uji? Jelaskan bagaimana warna tersebut dihasilkan?
Jawaban : BaCl2 akan menghasilkan warna hijau ketika dibakar, hal ini
menunjukkan bahwa garam tersebut positif mengandung unsur Ba. NaCl
akan menghasilkan warna kuning ketika dibakar, hal ini menunjukkan
bahwa garam tersebut positif mengandung unsur Na. CuSO4 akan
menghasilkan warna hijau kebiruan, hal ini menunjukkan bahawa garam
tersebut positif mengandung unsur Cu. Sr(NO3)2 akan menghasilkan
warna merah crimson, hal ini menunjukkan bahwa garam tersebut positif
mengandung unsur Sr. CaCl2 akan menghasilkan warna merah bata, hal ini
menunjukkan bahwa garam tersebut mengandung unsur Ca. KCl dan
KNO3 akan menghasilkan warna ungu ketika dibakar dan bereaksi dengan
O2, hal ini menunjukkan bahwa garam tersebut positif mengandung unsur
K. LiNO3 akan menghasilkan warna merah ketika dibakar, hal ini
menunjukkan bahwa garam tersebut positif mengandung unsur Li.
Munculnya variasi warna ini disebabkan adanya perbedaan energi yang
dilepas saat elektron di tiap atom telah menyerap energi dan kembali pada
keadaan ground state.
I. Pembahasan
J. Kesimpulan
K. Daftar Pustaka
Chang, Raymond.2004.Kimia Dasar: Konsep-konsep inti jilid 1 edisi ketiga.
Jakarta:Erlangga.
Tim Praktikum Kimia Dasar 2021.Identifikasi Zat Berdasarkan Sifat
Fisiknya.Bandung: Departemen Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.
Whitten, K. W., Davis, R. E., Peck, L., & Stanley, G. G. (2013). Student
Solutions Manual for Whitten/Davis/Peck/Stanley's Chemistry.
Cengage Learning.