Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

ANALISIS KUALITATIF SENYAWA ORGANIK

OLEH:

INGRIT LUMBAN BATU 1813031006

KELAS: VIA

JURUSAN KIMIA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

2021
I. Tujuan Praktikum
1. Untuk menentukan titik leleh suatu zat
2. Untuk menentukan titik didih zat cair
3. Untuk menentukan indeks bias suatu zat cair
4. Untuk mengidentifikasi adanya unsur karbon, oksigen, hidrogen, nitrogen, belerang dan
halogen dalam senyawa organik secara kualitatif.

II. Dasar Teori


Analisis kualitatif merupakan analisis yang berhubungan dengan identifikasi suatu zat atau
campuran yang tidak diketahui. Dalam analisis kualitatif dihadapkan pada sampel yang tidak
diketahui. Analisis kualitatif sangat banyak kegunaannya untuk mengidentifikasi zat yang
belum diketahui. Lebih dari 3 juta zat organik yang telah diidentifikasi, sebagian besar dari zat
tersebut dapat dikelompokkan berdasarkan gugus fungsi yang dimilikinya. Hal ini
dimungkinkan karena sifat fisika dan sifat kimia zat dapat ditentukan oleh gugus fungsi yang
ada pada zat itu. Sebelum penentuan rumus struktur zat organik, penentuan sifat fisika, analisis
unsur, identifikasi gugus fungsional dan penentuan derivat zat organik merupakan tahap yang
penting (Frieda Nurlita dan I Wayan Suja, 2004).
Sifat fisik dan sifat kimia dari senyawa organik memiliki perbedaannya masing-masing,
dan dititik beratkan pada sifat fisiknya. Sifat fisik dari senyawa organik seperti titik didih, titik
leleh, gugus fungsi, berat molekul, dan kelarutan tergantung pada struktur. Gugus fungsi pada
molekul organic menentukan sifat reaksinya. Contohnya Alkil Halida, Alkohol dan
Karboksilat, Aldehida dan Keton, Sulfonil dan Amino (Vogel, 1985). Penentuan sifat fisika
diawali dengan mengamati warna, bau, wujud, kelarutan, dan sifat khusus lainnya, meliputi
titik leleh dan bentuk kristal untuk zat padat sedangkan titik didih dan indeks bias untuk zat
cair. Sampel yang didiidentifikasi adalah sampel organik cair.
Titik didih adalah suhu dimana pada suatu tekanan uap suatu cairan sama dengan tekanan
atmosfer disekitarnya, dan pada saat itulah perubahan wujud zat cair menjadi gas terjadi.
Pelarut murni mendidih pada suhu 100 ℃, titik didih setiap larutan berbeda-beda ada titik didih
larutan rendah dan ada pula titik didih larutan tinggi (Permana, 2006) Berat molekul salah satu
variable sempurna yang berhubungan langsung dengan sifat kimia polimer, menyinggung
polimer dengan berat molekul tinggi yang memiliki sifat yang lebih kuat. Berat molekul
merupakan salah satu ciri dari sifat fisik zat kimia. Setiap zat kimia memiliki berat molekulnya
masing-masing dimana rumusnya yaitu Mr = ⅀Ar suatu molekul (Habibah, 2013)
Senyawa organik berasal dari makhluk hidup dan memiliki manfaat dalam kehidupan
manusia. Senyawa organik dapat berupa makanan, bahan sandang, obat-obatan, kosmetik, dan
berbagai jenis plastik. Senyawa organik tersusun atas unsur atom karbon. Atom karbon
membentuk ikatan dengan atom karbon lain. Jika sifat ini dapat membentuk empat ikatan
dalam ruang tiga dimensi, maka berbagai susunan atom dapat terjadi (Estevanus, 2007).
Senyawa organik atau yang biasa dikenal dengan senyawa karbon memiliki unsur-unsur
penyusun yang terdiri dari atom karbon (C), atom-atom hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen
(N), sulfur (S), dan fosfor (P) (Siswoyo,2009).
Gugus fungsi adalah kumpulan atom yang melekat pada senyawa dan memiliki fungsi
memberikan sifat yang khas pada sifat fisik serta kimia. Senyawa organik mempunyai gugus
yang sama akan ditempatkan pada deret homolog yang sama. Masing-masing senyawa organik
memiliki sifat tertentu yang bergantung pada gugus fungsional yang dimilikinya namun ada
juga beberapa senyawa yang memiliki gugus fungsi berbeda dapat memiliki sifat yang sama
(Prasojo, 2010).
Dalam praktikum ini dilakukan analisis kualitatif bertujuan untuk mengetahui keberadaan
unsur atau senyawa kimia organik yang terkandung dalam sampel uji.

III. Alat dan Bahan


a. Daftar Alat
Tabel 3.1. Daftar Alat
No Nama Alat Jumlah

1 Pipa bengkok/selang 1 buah

2 Pembakar spiritus 1 buah

3 Tabung reaksi 10 buah

4 Klem dan statif 1 buah

5 Penutup gabus 5 buah

6 Corong 1 buah

7 Kaki tiga 1 buah

8 Kawat kasa 1 buah

9 Erlenmeyer 2 buah

10 Spatula kecil 6 buah

11 Penjepit 2 buah

12 Pipet tetes 5 buah

13 Gelas kimia 100 mL 1 buah

14 Penggaris 1 buah

15 Pemanas 1 buah

16 Timbangan digital 1 buah


17 Termometer 1 buah

18 Gelas ukur 10 mL 7 buah

19 Gelas arloji 2 buah

b. Daftar Bahan
Tabel 3.2. Daftar Bahan
No Nama Bahan Jumlah

1 Kristal FeSO4 Secukupnya

2 H2SO4 encer Secukupnya

3 KF 5% Secukupnya

4 CH3COOH Secukupnya

5 Gula Secukupnya

6 CuO Secukupnya

7 Larutan air kapur Ca(OH)2 Secukupnya

8 Pb asetat Secukupnya

9 HNO3 encer Secukupnya

10 AgNO3 encer Secukupnya

11 Putih telur Secukupnya

12 NH4OH Secukupnya

13 Kloroform Secukupnya

14 Potongan logam Na Secukupnya

15 Aquades Secukupnya

16 Aseton Secukupnya

17 Formalin Secukupnya
IV. Prosedur Kerja dan Hasil Pengamatan
No Prosedur Kerja Hasil Pengamatan

1 PENENTUAN SIFAT FISIKA

a Penentuan Titik Leleh

1 Gunakan pipa kapiler dengan diameter 1,5 – 2,0 mm Salah satu ujung pipa kapiler
dan panjang 5 cm yang salah satu ujungnya ditutup tertutup dengan jalan memanaskan
dengan jalan memanaskan di atas api. di atas api.

2 Haluskan zat padat dengan spatula, setelah halus Zat padat yang telah dihaluskan
masukkan ke dalam pipa kapiler dengan jalan dengan spatula dan dimasukkan ke
menekan ujung pipa kapiler yang terbuka ke dalam dalam pipa kapiler. Pipa kapiler
senyawa halus tersebut. Ketuk-ketuk pipa kapiler diketuk-ketuk sehingga turun dan
tersebut sehingga turun dan rapat. Masukkan sampai rapat sampai mencapai tinggi 0,5
mencapai tinggi 0,5 cm. cm.

3 Bila menggunakan alat Thiele, ikatkan pipa kaliper Terjadinya kenaikan temperatur 1 -
pada termometer secara sejajar. Isi alat Thiele dengan 2o tiap menit secara perlahan-lahan
minyak goreng, panaskan dengan cepat pada posisi setelah alat Thiele dimasukkan
yang benar sampai mencapai 60oC, kemudian secara minyak goreng dan dipanaskan
perlahan-lahan dengan kenaikan temperatur 1 - 2o tiap dengan cepat pada posisi yang benar
menit. sampai mencapai 60oC.

4 Bila menggunakan balok logam (melting block), pipa Pipa kapiler tidak perlu diikatkan
kapiler tidak perlu diikatkan pada thermometer karena pada termometer karena masing-
masing-masing bisa dimasukkan ke dalam lubang masing bisa dimasukkan ke dalam
yang disediakan. lubang yang disediakan.

5 Catat temperatur dimana zat mulai meleleh dan Diperoleh temperatur zat mulai
temperatur dimana semua zat tepat meleleh. Trayek ini meleleh dan temperatur dimana
tidak boleh lebih dari 1oC. semua zat tepat meleleh.

b Penentuan Titik Didih

1 Sebanyak 0,25 – 0,5 mL zat cair dimasukkan ke dalam Tabung reaksi kecil yang telah berisi
tabung reaksi kecil. zat cair sebanyak 0,25 – 0,5 mL.

2 Pipa kapiler dimasukkan ke dalam tabung reaksi kecil Tabung reaksi kecil yang telah berisi
dengan ujung yang tertutup menghadap ke atas. pipa kapiler dengan ujung yang
tertutup menghadap ke atas.
3 Tabung reaksi kecil diikatkan pada ujung termometer Penangas minyak yang telah berisi
kemudian dimasukkan ke dalam penangas minyak tabung reaksi kecil.

4 Panaskan tabung Thiele dengan api kecil sehingga Semua cairan keluar dari dalam pipa
semua cairan keluar dari dalam pipa kapiler dan cairan kapiler dan cairan dalam tabung
dalam tabung reaksi mendidih. reaksi mendidih.

5 Pindahkan pembakar dan biarkan minyak dingin Minyak dingin secara perlahan-
secara perlahan-lahan. lahan.

6 Pada saat uap sampel dalam pipa kapiler mengalami - Cairan tersedot naik ke dalam
kondensasi, cairan akan tersedot naik ke dalam pipa pipa kapiler pada saat uap
kapiler. Catat suhu pada saat naiknya cairan dalam sampel dalam pipa kapiler
pipa kapiler, itulah titik didih cairan tersebut! mengalami kondensasi
- Diperoleh suhu pada saat
naiknya cairan dalam pipa
kapiler.
- Diperoleh titik didih cairan.

c Penentuan Indeks Bias

1 Indeks bias tergantung pada jenis zat, suhu, massa Diperoleh indeks bias zat cair
jenis dan panjang gelombang cahaya datang.
Kecepatan merambat gelombang cahaya tidak sama
bila medium yang dilaluinya berbeda. Alat yang
dipakai untuk memeriksa indeks bias ialah
refraktometer.
2 ANALISA UNSUR

a Mendeteksi Unsur Karbon dan Hidrogen

1 Campurkan zat yang akan diperiksa dengan serbuk Zat yang akan diperiksa tercampur
tembaga oksida kering (CuO). dengan serbuk tembaga oksida
kering (CuO).

2 Masukkan ke dalam tabung reaksi yang bersih dan Sampel A dan B berada di tabung 1
kering. dan 2

3 Panaskan tabung tersebut sampai semua zat berubah - Sampel A dan B dialiri gas untuk
menjadi gas karbondioksida dan uap air. membuktikan adanya CO2 dan
gas dialiri pada air kapur.
- Sampel A dan B pada air kapur
dipanaskan untuk membentuk
adanya uap air.

4 Ujilah adanya gas karbon dioksida dengan air kapur, - Sampel A dan B = air kapur
dan uji adanya uap air dengan kertas kobal. menjadi keruh
- Sampel A dan B = terdapat H2O
- Sampel A dan B positif
mengandung CO2 dan H2O

b Mendeteksi Unsur Oksigen

1 Sedikit zat dilarutkan dalam salah satu pelarut seperti - Sampel A dilarutkan dengan
benzena atau toluena atau hidrokarbon. pelarut toluene
- Sampel B dilarutkan dengan
pelarut toluena

2 Siapkan kertas saring yang sudah diberi pereaksi Kertas dibasahi dengan pereaksi
feroks dan keringkan feroks dan dikeringkan.

3 Larutan sampel diteteskan pada kertas feroks, bila - Sampel A yang diteteskan pada
terjadi warna merah berarti zat tersebut diindikasikan kertas saring menjadi warna
mengandung oksigen. orange sehingga negatif
oksigen
- Sampel B yang diteteskan pada
kertas saring menjadi warna
merah sehingga positif
mengandung oksigen.

c1 Mendeteksi Unsur Belerang

1 Asamkan  2 mL ekstrak natrium dengan asam asetat Ekstrak Na yang semula berwarna
dan dididihkan. coklat jernih dicampurkan
CH3COOH menjadi kuning muda.

2 Periksa gas yang timbul dengan kertas saring yang - Kertas saring diteteskan Pb-
dicelupkan ke dalam larutan Pb-asetat 10%. Amati asetat dan didekatkan pada
perubahan yang terjadi pada kertas saring, mulut tabung.
terbentuknya warna hitam menunjukkan adanya - Tidak terjadi perubahan pada
belerang. kertas saring
3 Sisa filtrat dalam tabung reaksi ditetesi larutan natrium Sisa filtrat berwarna kuning bening
nitroprusid, Na2[Fe(CN)5NO], bila ada belerang maka diteteskan natrium nitroprusid,
larutan berubah menjadi gelap. Na2[Fe(CN)5NO] berwarna orange,
maka akan menjadi gelap (hijau
gelap).

c2 Mendeteksi Unsur Nitrogen

1 Tambahkan  2 mL ekstrak natrium ke dalam larutan Ekstrak Na yang ditambahkan


FeSO4 (Gunakan garam Mohr) yang baru dibuat, FeSO4 lalu dipanaskan hingga
panaskan campuran sampai mendidih. mendidih.

2 Bila tidak terbentuk endapan hijau tambahkan larutan Tidak terbentuk endapan hijau,
NaOH dan didihkan sampai terbentuk endapan hijau. ditambahkan larutan NaOH dan
dididihkan sampai terbentuk
endapan hijau

3 Dinginkan dan asamkan dengan asam sulfat sampai Endapan yang diasamkan dengan
semua endapan hijau larut. H2SO4 sampai larut.

4 Akan muncul suatu suspensi berwarna biru kehijau- Muncul larutan merah pekat berarti
hijauan atau biru Prusian bila zat mengandung N. larutan tidak mengandung unsur N.

c3 Mendeteksi Halogen

1 Asamkan  2 mL ekstrak natrium dengan HNO3 pekat Ekstrak Na yang diasamkan dengan
dan didihkan. HNO3 pekat dan didihkan.

2 Dinginkan dan tambah 1 mL larutan AgNO3. 1 mL larutan AgNO3 ditambahkan

3 Bila ada halogen, akan terbentuk endapan berwarna Terbentuk endapan berwarna putih
putih atau putih kekuningan atau kuning. atau putih kekuningan atau kuning

4 Untuk menentukan halogen yang ada maka endapan Endapan terlarut dalam larutan
tersebut dilarutkan dalam larutan NH4OH berlebih. NH4OH berlebih.

V. Data Pengamatan
1. Penentuan Sifat Fisika
a. Penentuan Titik Leleh
Sampel Suhu saat Mulai Suhu saat Meleleh
Meleleh Keseluruhan

Zat padat unknown 48OC 49oC


b. Penentuan Titik Didih
No Sampel Titik Didih

1 Etanol 86 ℃

2 Kloroform 82 ℃

3 Aseton 90 ℃

4 Formalin 80 ℃

2. Analisa Unsur
a. Uji Adanya Unsur Karbon dan Hidrogen
Sampel Perubahan Larutan Dinding Tabung Reaksi
Kapur
Gula Larutan menjadi keruh Munculnya gelembung gas
(uap air)

b1. Uji Adanya Unsur Belerang

Sampel Penambahan CH3COOH Penambahan Pb Asetat

Putih telur Larutan berwarna ungu Larutan berwarna hitam

Kloroform - -

b2. Uji Adanya Unsur Nitrogen

Sampel Penambahan Pemanasan Penambahan Penambahan


FeSO4 H2SO4 KF 5%

Putih telur Larutan Larutan Larutan memiliki Larutan


berwarna Coklat bewarna hitam 2 lapisan yaitu berwarna biru
muda lapisan atas prusi
berwarna coklat
muda dan lapisan
bawah berwarna
hitam
Kloroform - - -

b3. Uji Adanya Unsur Halogen

Sampel Penambahan HNO3 Penambahan AgNO3 Penambahan


NH4OH

Putih telur - - -

Kloroform Larutan menjadi Larutan menghasilkan Endapan tidak larut,


tidak berwarna endapan putih dan larutan bening serta
larutan berubah warna timbul gas dengan bau
menjadi putih susu menyengat

VI. Pembahasan
Pada praktikum ini dilakukan penentuan sifat fisika yang didahului dengan mengamati
warna, bau, wujud, kelarutan dan sifat khusus lainnya, meliputi titik leleh dan bentuk kristal
untuk zat padat, titik didih.
Pada penentuan titik leleh, sampel yang digunakan berupa sampel padat unknown.
Berdasarkan hasil percobaan, dinyatakan sampel padat unknown mulai meleleh pada suhu
48oC dan meleleh seluruhnya pada suhu 49oC, sehingga disimpulkan bahwa titik leleh sampel
padat unknown sekitar 48oC.
Penentuan titik didih dilakukan dengan menggunakan beberapa sampel yaitu dengan
sampel etanol, kloroform, aseton, dan formalin. Dari dasar teori, diketahui bahwa titik didih
etanol 78,37 ℃, kloroform 61,2 ℃, aseton 56 ℃, dan formalin 101 ℃. Sedangkan pada
percobaan penentuan titik didih yang dilakukan didapatkan hasil titik didih etanol 86 ℃,
kloroform 82 ℃, aseton 90 ℃, dan formalin 80 ℃. Dari hasil pengamatan dan dasar teori
terdapat perbedaan yang memungkinkan adanya kesalahan pada saat melakukan percobaan.
Adapun kesalahan yang mungkin dilakukan pada percobaan ini seperti adanya zat pengotor
yang mempengaruhi titik didih sampel, suhu ruangan yang tidak terkontrol, pemanasan yang
kurang merata dan kurangnya ketelitian pada saat melakukan percobaan penentuan titik didih.
Dana pada senyawa organic memiliki sifat titik didih yang rendah.
Di samping penentuan sifat fisika, dalam praktikum ini dilakukan juga analisa unsur-unsur
organik. Senyawa organik selain mengandung karbon dan hidrogen, kemungkinan
mengandung unsur lain, seperti oksigen, nitrogen, belerang, halogen. Untuk mendeteksi unsur
yang terkandung diperlukan pereaksi khusus.
Percobaan pertama yang dilakukan yaitu uji adanya unsur C dan H menggunakan sampel
organik (gula). Ketika 2gram serbuk CuO dipanaskan dalam tabung reaksi dan dicampurkan
dengan gula maka serbuk berwarna hitam, kemudian ditambahkan lagi air kapur dan larutan
berubah warna menjadi keruh, ketika dipanaskan terdapat gelembung gas (uap air) pada
dinding tabung reaksi. Ketika larutan berubah warna menjadi keruh, hal itu menandakan bahwa
larutan mengandung unsur karbon dan oksigen karena disebabkan masuknya CO2 ke dalam
tabung yang bereaksi dengan air kapur. Kemudian sampel menunjukkan adanya hidrogen dan
oksigen yang ditandai dengan gelembung gas (uap air) yang ada pada dinding tabung reaksi
karena uap itu berasal dari hidrogen yang teroksidasi menjadi H2O. Adapun reaksi kimia pada
percobaan ini yaitu:
CuO + C6H12O6 → Cu2+ + CO2 + 6H2O (reaksi CuO dengan gula)
CO2 + Ca(OH)2 → CaCO3 + H2O (reaksi CuO + gula + air kapur)

Percobaan berikutnya adalah uji adanya unsur N, S, dan halogen. Sebelum melakukan
percobaan, dilakukan peleburan logam Na terlebih dahulu. Metode peleburan logam Na yaitu
dengan cara memanaskan logam Na yang sudah kering di dalam tabung reaksi I dan II,
kemudian didinginkan. Kemudian ditambahkan senyawa organik (Putih telur pada tabung I
dan kloroform pada tabung II), kemudian dipanaskan. Setelah dipanaskan maka terbentuk
endapan hitam pada tabung I dan terdapat larutan serta endapan berwarna putih pada tabung
II. Kemudian masing-masing tabung ditambahkan 3 mL metanol yang bertujuan untuk
menghilangkan logam Na yang masih ada pada larutan dalam tabung. Setelah itu ditambahkan
aquades agar Na bereaksi menjadi NaOH dan membentuk endapan, dan didihkan sampai
timbul gas. Adapun persamaan reaksi yang dihasilkan adalah sebagai berikut:

2Na + 2H2O → 2Na+ + 2OH- + H2O

Kemudian larutan yang telah dingin disaring pada tabung, sehingga hasil yang diperoleh adalah
filtrat pada masing-masing tabung. Kemudian filtrat dapat digunakan untuk uji adanya unsur
N, S, dan Halogen.

Pada percobaan adanya unsur N filtrat yang digunakan adalah filtrat pada tabung I (putih
telur) ditambahkan FeSO4 yang menghasilkan warna larutan coklat muda kemudian
dipanaskan diatas pembakar spiritus dan berubah warna serta terdapat endapan berwarna
hitam. Setelah dingin, larutan ditambahkan H2SO4 encer yang menghasilkan larutan
membentuk 2 lapisan, lapisan atas berwarna coklat muda dan lapisan bawah berwarna hitam.
Kemudian ditambahkan KF 5% yang menghasilkan endapan biru prusi. Penambahan KF
bertujuan untuk mengidentifikasi adanya nitrogen (N). Dari percobaan pada filtrat tabung I
dihasilkan larutan endapan berwarna biru prusi yang menandakan filtrat tabung I mengandung
unsur nitrogen (N).

Percobaan uji adanya unsur S dapat menggunakan sampel filtrat tabung I. Filtrat dalam
tabung I ditambahkan CH3COOH yang menghasilkan larutan berwarna ungu, kemudian
ditambahkan lagi Pb asetat yang menghasilkan larutan berwarna hitam. Sedangkan pada uji
filtrat tabung II tidak terdapat larutan berwarna hitam ketika dicampurkan dengan Pb asetat.
Adanya unsur S dalam larutan yaitu ditandai dengan larutan berwarna hitam karena
penambahan Pb asetat yang bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya unsur S dalam suatu
larutan. Maka dalam tabung I mengandung unsur S sedangkan tabung II tidak mengandung
unsur S.

Percobaan uji adanya unsur halogen digunakan sampel filtrat tabung II (kloroform).
Ditambahkan larutan HNO3 encer ke dalam tabung II, pada pencampuran ini menghasilkan
larutan tidak berwarna. Kemudian ditambahkan lagi dengan AgNO3 encer yang menghasilkan
larutan berwarna putih susu serta memiliki endapan berwarna putih. Kemudian ditambahkan
NH4OH yang menunjukkan perubahan warna pada larutan yaitu filtrat menjadi bening namun
tetap memiliki endapan putih serta menimbulkan bau gas menyengat. Jika dalam suatu larutan
terdapat unsur halogen ditandai dengan endapan berwarna putih serta larutan berwarna putih
susu. Maka dalam percobaan filtrat tabung II menunjukkan mengandung unsur halogen.
Kemudian ketika dicampurkan NH4OH filtrat menjadi bening yang menunjukkan filtrat pada
tabung II juga mengandung unsur klorida.

VII. Pertanyaan dan Jawaban


1. Apa yang mendasari digunakannya blok logam atau alat Thiele dalam menentukan titik
leleh?
Jawaban:
Yang mendasari digunakannya blok logam atau alat Thiele dalam menentukan titik leleh
adalah karena pada alat ini perambatan panas lebih merata, sehingga untuk menentukan titik
leleh lebih efektif dan efisien. Bila menggunakan balok logam (melting block), pipa kapiler
tidak perlu diikatkan pada thermometer karena masing-masing bisa dimasukkan ke dalam
lubang yang disediakan.

2. Mengapa digunakan minyak goreng sebagai penangas? Dapatkah dengan air?


Jawaban:
Minyak goreng digunakan sebagai penangas karena pada umumnya senyawa-senyawa organik
memiliki titik didih yang cukup tinggi. Sehingga jika digunakan dengan penangas air maka air
akan lebih dahulu mendidih sehingga mengganggu proses pengamatan akibat munculnya
gelembung-gelembung air. Selain itu, karena titik didih minyak goreng yang sangat tinggi dan
dapat menentukan serta mempermudah dalam mengamati zat cair Ketika diuji titik leleh
senyawa dengan titik leleh di atas 200 oC.

3. Mengapa trayek titik leleh tidak boleh lebih dari 1oC?


Jawaban:
Titik leleh tidak boleh lebih dari 1oC karena umumnya kristal dari senyawa organik murni
biasanya mempunyai titik leleh yang tertentu dan tajam, yaitu kisaran titik leleh (perbedaan
suhu pada saat kristal mulai meleleh dan pada saat kristal meleleh sempurna) tidak lebih dari
1oC. Jika dalam percobaan ditemukan kesalahan (perbedaan trayek lebih dari 1oC) maka hasil
pengamatan dapat dikatakan kurang tepat.

4. Sebutkan kriteria zat padat murni!


Jawaban:
Kriteria zat padat murni adalah memiliki titik leleh tidak lebih dari 1oC, jika pada percobaan
titik leleh lebih dari 1oC maka zat padat tersebut tidak murni.

5. Bagaimanakah Anda menyimpulkan bahwa zat cair tersebut murni?


Jawaban:
Zat cair tersebut dapat disimpulkan murni jika perbedaan temperatur sampel yang diuji tidak
lebih besar dari 1oC. Selain itu, adanya zat lain dalam sampel organik dapat menyebabkan
turunnya harga titik leleh dari senyawa organik yang sesungguhnya dapat mengurangi
kemurnian sampel.

6. Apakah termometer yang Anda gunakan perlu dikalibrasi? Jelaskan!


Jawaban:
Termometer yang digunakan perlu dikalibrasi terutama untuk termometer air raksa. Kalibrasi
termometer ini diperlukan terutama dikala penggunaan termometer yang memerlukan data
yang akurat. Kalibrasi dilakukan dengan stem correction.

7. Uraikan bagaimana cara menggunakan alat refraktometer yang ada di lab. organik!
Jawaban:
Cara penggunaan alat refraktometer yang ada di lab. organik adalah sebagai berikut:
1. Sebelum dipakai, Refraktometer dibersihkan dengan tisu mengarah ke bawah
2. Pada bagian prisma Refraktometer ditetesi dengan tetes cairan, semisal aquadest atau
larutan NaCl 5%. Cairan dituangkan hingga melapisi seluruh permukaan prisma. Gunakan
pipet untuk mengambil cairan yang ingin diukur.
3. Tutup secara hati-hati refraktometer dengan mengembalikan pelat ke posisi awal. Prisma
jangan dipaksakan masuk jika sedikit tertahan.
4. Untuk mendapat hasil salinitas, tengok ke dalam ujung bulat refraktometer. Bakal terlihat
satu angka skala atau lebih. Skala salinitas biasanya bertanda 0/00 yang berarti "bagian per
seribu", dari 0 di dasar skala hingga 50 di ujungnya. Ukuran salinitas terlihat pada garis
pertemuan bagian putih dan biru.
5. Setelah dipakai, Refraktometer wajib dibersihkan hingga kering menggunakan tisu atau
kain lembut.
6. Refraktometer sebaiknya disimpan di tempat kering.

7. Bagaimana hubungan antara temperatur dengan indeks bias? Jelaskan!


Jawaban:
Indeks bias merupakan salah satu sifat fisika yang dimiliki zat cair. Indeks bias tergantung
pada jenis zat, suhu, massa jenis dan panjang gelombang cahaya datang. Indeks bias zat cair
ditentukan oleh kerapatan molekul-molekulnya, kerapatan zat cair dipengaruhi oleh suhu,
maka suhu berpengaruh terhadap indeks bias zat cair. Untuk senyawa-senyawa organik, indeks
nias akan turun dengan naiknya suhu, kira-kira sebesar 4-5 x 10-4 per derajat. Semakin tinggi
suhu maka nilai indeks bias akan semakin turun secara linier.

8. Jelaskan fungsi CuO pada proses tersebut!


Jawaban:
Persamaan reaksi antara zat organik dengan CuO adalah:
C(s) + CuO(s) → CO2(g) + Cu(s)
Fungsi CuO pada proses tersebut adalah agar sampel dapat bereaksi dengan CuO, sehingga
ketika pemanasan sampel dapat dioksidasi dengan CuO. Ketika sampel bereaksi dengan CuO,
maka gas CO2 dan H2O dapat dideteksi.

9. Tuliskan persamaan reaksi untuk menunjukkan adanya gas karbon dioksida dan persamaan
reaksi pengujian uap air.
Jawaban:
1. Reaksi pembakaran
Reaksi pembakaran senyawa hidrokarbon menghasilkan karbon dioksida (CO2) dan uap
air (H2O) menurut reaksi:

CxHy + O2 ---> CO2 + H2O


2. Uji Kapur
Pengujian ini untuk mengidentifikasi keberadaan gas CO2 yang berarti senyawa
mengandung C dan O.
Ca(OH)2 (aq) + CO2 (g) ---> CaCO3 (s) + H2O (l)
Dilakukan dengan cara melewatkan gas CO2 ke dalam larutan kapur. Larutan kapur yang
semula bening akan menjadi keruh.
3. Uji kertas kobalt
Pengujian ini untuk mengidentifikasi keberadaan H2O yang berarti senyawa mengandung
H dan O. Uap air yang terbentuk dari hasil pembakaran diteteskan pada kertas kobalt yang
berwarna biru kemudian akan berubah warna menjadi merah jambu.
H2O (l) + kertas kobalt biru ---> kertas kobalt merah jambu

10. Mengapa dipergunakan logam natrium?


Jawaban:
Logam natrium dipergunakan karena logam natrium mudah larut dalam air.
11. Mengapa kelebihan logam natrium harus diusir dengan etanol?
Jawaban:
Kelebihan logam natrium harus diusir dengan etanol agar natrium yang lebih tersebut dapat
diminimalisir. Sebab, natrium merupakan logam yang sangat reaktif ketika bereaksi dengan air
pada saat pemecahan tabunga reaksi di dalam air suling. Jika natrium masih berlebih, maka
akan terjadi reaksi antara logam natrium dengan air sehingga timbul ledakan. Jadi untuk
menghindari ledakan yang terjadi maka natrium harus diusir dengan etanol.

12. Tuliskan persamaan reaksi dengan Pb-asetat!


Jawaban:
Persamaan reaksi yang terjadi dengan Pb-asetat adalah sebagai berikut:
Na2S + Pb(CH3COO)2 → 2CH3COONa + PbS

13. Tuliskan persamaan reaksi dengan Na-nitroprusid!


Jawaban:
Persamaan reaksi dengan Na-nitroprusid adalah sebagai berikut:
S2-(s) + [Fe(CN)5NO]-2 (aq) → [Fe(CN)5NOS]-4(aq)

14. Mengapa digunakan garam Mohr? Bagaimana rumus kimia garam Mohr?
Jawaban:
Digunakan garam Mohr dengan rumus Fe(NH3)SO4 karena mengandung ion Fe(II) yang
bersifat sebagai pereduksi kuat.

15. Mengapa tidak boleh terlalu asam? Jelaskan!


Jawaban:
Tidak boleh terlalu asam karena ion besi (II) dapat dengan mudah menjadi besi (III) sehingga
suasana asam dapat mempengaruhi perubahan tersebut dan menyebabkan kerusakan pada
larutan.

16. Tuliskan persamaan reaksi yang terjadi!


Jawaban:
Persamaan reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
[C3H7NO2S] + Na → NaCN
(senyawa organik)
FeSO4 + 2NaCN → Fe(CN)2 + Na2SO4
Fe(CN)2 + 4NaCN → Na4[Fe(CN)6]
Natrium ferosianida
3Na4Fe(CN)6] + 4FeCl3 → Fe4[Fe(CN)6]3 + 12NaCl
feriferosianida (berwarna biru prusian)

17. Senyawa apakah yang berwarna biru Prusian itu?


Jawaban:
Senyawa yang berwarna biru Prusian adalah Fe4[Fe(CN)6]3 atau feriferosianida.

18. Bila N dan S ada bersama-sama, pereaksi apakah yang digunakan untuk menguji CNS-?
Perubahan apa yang bisa diamati? Tuliskan persamaan reaksinya!
Jawaban:
Bila N dan S ada bersama-sama, pereaksi yang dapat digunakan untuk menguji CNS adalah
larutan besi (III) klorida. Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut:
3SCN- + Fe3+ → Fe(SCN)3

19. Mengapa diasamkan dengan asam nitrat pekat?


Jawaban:
Diasamkan dengan asam nitrat pekat karena asam nitrat pekat dapat melarutkan analit logam.

20. Mengapa perlu diasamkan?


Jawaban:
Perlu diasamkan untuk menghilangkan zat-zat pengganggu yang terdapat dalam ekstrak
natrium.

21. Bagaimanakah cara membedakan AgCl dari AgBr atau AgI dengan menggunakan larutan
NH4OH? Tulis persamaan reaksinya!
Jawaban:
Cara membedakan AgCl dari AgBr atau AgI dengan menggunakan larutan NH4OH adalah
dengan memperhatikan perbedaan warna endapan yang terbentuk.

22. Selain menggunakan larutan AgNO3 dapat pula dilakukan dengan menambahkan
kloroform dan air klor berlebih, kemudian dikocok. Iod dan Brom dengan mudah dapat
diditeksi. Tuliskan perubahan yang dapat diamati melalui persamaan reaksi yang terjadi!
Jawaban:
Iod dan Brom akan terdeteksi sebagai endapan kuning dan putih.

VIII. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Titik leleh dari suatu sampel organik yang diperoleh adalah 48oC.
2. Titik didih yang diperoleh dengan menggunakan sampel etanol, kloroform, aseton,
formalin berturut-turut adalah 86 ℃, 82 ℃, 90 ℃ dan 80 ℃.
3. Gula menunjukkan adanya unsur C dan H yang ditandai dengan larutan menjadi keruh
ketika dicampurkan air kapur dan menghasilkan gelembung gas (uap air) pada dinding
tabung reaksi.
4. Putih telur menunjukkan adanya unsur N yang ditandai dengan larutan menghasilkan
warna biru prusi ketika ditambahkan dengan KF 5%.
5. Putih telur menunjukkan adanya unsur S yang ditandai dengan larutan berwarna hitam
karena mengandung Pb asetat.
6. Kloroform menunjukkan adanya unsur halogen yang ditandai dengan larutan berwarna
putih susu serta memiliki endapan berwarna putih dan menimbulkan bau gas yang
menyengat.

DAFTAR PUSTAKA

Frieda Nurlita, I Wayan Suja. 2004. Buku Ajar Praktikum Kimia Organik. Singaraja: IKIP
Negeri Singaraja
I Wayan Muderawan, I Wayan Suja. 2006. Praktikum Kimia Organik. Singaraja:
Universitas Pendidikan Singaraja
I Wayan Muderawan, I Wayan Suja. 2008. Praktikum Kimia Organik. Singaraja :Universitas
Pendidikan Ganesha

Anda mungkin juga menyukai