Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

ANALISIS KUALITATIF SENYAWA ORGANIK

OLEH:

INGRIT LUMBAN BATU 1813031006

KELAS: VIA

JURUSAN KIMIA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

2021
I. Tujuan Praktikum
Mengidentifikasi gugus fungsional senyawa organik (ketidakjenuhan, alifatis/ aromatis,
hidroksi, fenolat, aldehida, keton, karboksil, ester, eter, nitro).

II. Dasar Teori


Analisis kualitatif merupakan analisis yang berhubungan dengan identifikasi suatu zat
atau campuran yang tidak diketahui. Dalam analisis kualitatif dihadapkan pada sampel yang
tidak diketahui. Analisis kualitatif sangat banyak kegunaannya untuk mengidentifikasi zat
yang belum diketahui. Lebih dari 3 juta zat organik yang telah diidentifikasi, sebagian besar
dari zat tersebut dapat dikelompokkan berdasarkan gugus fungsi yang dimilikinya. Hal ini
dimungkinkan karena sifat fisika dan sifat kimia zat dapat ditentukan oleh gugus fungsi yang
ada pada zat itu. Sebelum penentuan rumus struktur zat organik, penentuan sifat fisika,
analisis unsur, identifikasi gugus fungsional dan penentuan derivat zat organik merupakan
tahap yang penting (Frieda Nurlita dan I Wayan Suja, 2004).
Gugus fungsi adalah suatu atom atau kumpulan atom yang melekat pada suatu senyawa
dan berperan memberikan sifat khas dan berpengaruh pada sifat fisik dan kimia senyawa
tersebut. Senyawa organik yang mempunyai gugus fungsional sama akan ditempatkan pada
deret homolog yang sama. Ikatan tunggal karbon-karbon dan karbon-oksigen dalam senyawa
organik biasanya tidak reaktif karena non polar. Golongan polar membentuk bagian yang
reaktif dalam suatu molekul organik yaitu gugus fungsional tersebut. Misal, alkohol adalah
suatu golongan senyawa yang mengandung gugus fungsi hodroksil (-OH) terikat pada
karbon. Semua alkohol mempunyai reaksi kimia yang sama karena mengandung gugus
fungsional ini. Ikatan rangkap dua dan ikatan rangkap tiga yang menghubungkan atom-atom
karbon juga dianggap gugusan fungsional, sebab lebih reaktif daripada ikatan tunggal
karbon-karbon.
Tujuan dari identifikasi adalah untuk mengenali gugus fungsi tertentu yang terdapat
dalam suatu senyawa melalui reaksi kimia tertentu yang spesifik, yaitu reaksi kimia yang
hanya dapat bereaksi dengan senyawa yang mengandung gugus fungsi tertentu dan tidak
dapat bereaksi dengan gugus fungsi yang lain. Masing-masing senyawa organik memiliki
sifat tertentu yang bergantung pada gugus fungsional yang dimilikinya. Beberapa senyawa
dengan gugus fungsi berbeda dapat memiliki sifat yang sama atau.
Gugus fungsi tertentu bereaksi hanya dengan pereaksi tertentu dengan memberikan gejala
yang khas, karena itu gugus fungsi menjadi ciri suatu kelompok senyawa dan dapat dikenali
dengan peraksi pengenalnya. Beberapa tes/uji identifikasi gugus fungsi yaitu, tes baeyer dan
tes bromin untuk mendeteksi ketidakjenuhan, tes asap untuk mendeteksi alifatis atau
aromatis, tes serat amonium-nitrat dan tes asetil-klorida untuk mendeteksi gugus hidroksi
senyawa alkohol, tes feriklorida untuk mendeteksi gugus fenolat, tes fehling dan tes tollen
untuk mendeteksi gugus aldehid, tes DNP dan tes iodoform untuk mendeteksi gugus keton,
dan yang terakhir tes pembentukan ester untuk mendeteksi gugus karboksil.
Setelah praktikum penentuan sifat fisika dan identifikasi gugus fungsional dilakukan,
sampel unknown no.3 sudah dapat diprediksi. Untuk lebih meyakinkan maka di uji kembali
dengan membuat derivat atau turunan dari senyawa yang telah diprediksi yaitu derivat
aldehid dan keton dengan menggunakan uji 2,4-dinitrofenilhidrazin (2,4-DNP).

III. Alat dan Bahan


Tabel 1. Daftar Bahan

No Nama Bahan Jumlah


1 Sampel organik padat Secukupnya
2 Larutan KMnO4 alkalis Secukupnya
3 Larutan Br2 Secukupnya
4 Larutan serat amonium nitrat Secukupnya
5 Larutan asetil klorida Secukupnya
6 Larutan amonia Secukupnya
7 Etanol Secukupnya
8 Larutan FeCl3 Secukupnya
9 Larutan Fehling A Secukupnya
10 Larutan Fehling B Secukupnya
11 Larutan HCl encer Secukupnya
12 Larutan 2,4-dinitrofenil hidrazin Secukupnya
13 Padatan KI Secukupnya
14 Larutan NaHCO3 Secukupnya
15 Larutan etil alkohol Secukupnya
16 Larutan jenuh Secukupnya
hidroksilaminhidroklorida
17 Larutan KOH Secukupnya
18 Campuran kupriasetat Secukupnya
19 Larutan HNO2 Secukupnya
20 Larutan CCl4 Secukupnya
21 Larutan AgNO3 Secukupnya
22 Larutan NaOH Secukupnya
23 Padatan I2 Secukupnya
24 Larutan asam sulfat pekat Secukupnya

Tabel 2. Daftar Bahan

No Daftar Alat Jumlah


1 Pipa kapiler 1 buah
2 Spatula 1 buah
3 Kaca arloji 1 buah
4 Bunsen 1 buah
5 Kertas saring 1 buah
6 Balok logam 1 buah
7 Penjepit kayu 1 buah
8 Tabung reaksi kecil 1 buah
9 Pemanas 1 buah
10 Gelas ukur 1 buah
11 Termometer 1 buah
12 Statif dan klem 1 buah
13 Tabung reaksi dan rak 1 buah
14 Pipet tetes 1 buah
15 Corong kaca 1 buah
16 Mortal dan alu 1 buah
17 Labu leher panjang 1 buah
18 Gelas kimia 1 buah
19 Neraca analitik 1 buah

IV. Prosedur Kerja dan Hasil Pengamatan

No Prosedur Kerja Hasil Pengamatan


Analisis Gugus Fungsional
a. Mendeteksi ketidakjenuhan
Tes Baeyer
1 Sedikit larutan dalam air atau alkohol atau zat cair Sedikit larutan dalam air atau alkohol
ditambah larutan Baeyer (larutan KMnO4 alkalis) atau zat cair yang telah ditambah
tetes demi tetes sambil dikocok. larutan Baeyer tetes demi tetes dan
dikocok.
2 Bila warna larutan KMnO4 memudar berarti positif Warna larutan KMnO4 memudar berarti
adanya ikatan tidak jenuh. positif adanya ikatan tidak jenuh.
Tes Bromin
1 Larutkan sedikit zat dalam CCl4 dan tambahkan Zat dilarutkan dalam CCl4 dan
larutan 5% Br2 dalam CCl4 tetes demi tetes sambil tambahkan larutan 5% Br2 dalam CCl4
dikocok. tetes demi tetes
2 Bila warna larutan berubah menjadi tak berwarna, Warna larutan berubah menjadi tak
berarti positif adanya ikatan tidak jenuh. berwarna, berarti positif adanya ikatan
tidak jenuh
b. Mendeteksi senyawa alifatis atau aromatis
Tes Asap
1 Taruh sedikit senyawa pada spatula, panaskan pada Senyawa pada spatula yang telah
nyala Bunsen dalam lemari asam. dipanaskan pada nyala Bunsen dalam
lemari asam.
2 Terbentuknya asap menunjukkan adanya senyawa Terbentuk asap menunjukkan adanya
aromatik. senyawa aromatik.
c. Mendeteksi gugus hidroksi senyawa alkohol
Tes serat-amonium-nitrat
1 Sedikit zat ditambah tetes demi tetes larutan serat- Sedikit zat yang ditambah tetes demi
amonium-nitrat. tetes larutan serat-amonium-nitrat
2 Bila muncul warna merah mengindikasikan adanya Muncul warna merah mengindikasikan
gugus alkoholat. adanya gugus alkoholat.
Tes asetil-klorida
1 Sedikit zat ditambah 2-3 tetes asetilklorida, akan Sedikit zat yang ditambah 2-3 tetes
dihasilkan gas. asetilklorida
2 Gas yang dihasilkan, apabila didekatkan dengan Gas dihasilkan, apabila didekatkan
larutan amonia pekat akan menghasilkan asap putih. dengan larutan amonia pekat akan
menghasilkan asap putih.
d. Mendeteksi gugus fenolat
Tes Feriklorida
1 Zat dilarutkan dalam alkohol, kemudian Zat yang dilarutkan dalam alkohol,
ditambahkan tetes demi tetes larutan FeCl3 kemudian ditambahkan tetes demi tetes
larutan FeCl3
2 Bila berubah warna menjadi ungu, biru, hijau, atau Berubah warna menjadi ungu, biru,
merah anggur berarti positif adanya gugus fenol. hijau, atau merah anggur berarti positif
adanya gugus fenol.
e. Mendeteksi Gugus Aldehida
Tes Fehling
1 Sebanyak 1 mL larutan Fehling A (CuSO4 dalam 1 mL larutan Fehling A (CuSO4 dalam
asam asetat) dicampur dengan 1 mL larutan Fehling asam asetat) yang dicampur dengan 1
B (garam Rochelle dalam larutan NaOH). mL larutan Fehling B (garam Rochelle
dalam larutan NaOH).
2 Tambahkan sedikit zat dan panaskan dalam Sedikit zat yang ditambahkan dan
penangas air. dipanaskan dalam penangas air
3 Bila warna biru larutan secara perlahan berubah Warna biru larutan secara perlahan
menjadi endapan merah-bata dari Cu2O, maka berubah menjadi endapan merah-bata
menunjukkan adanya gugus aldehida. dari Cu2O, menunjukkan adanya gugus
aldehida.
Tes Tollen
1 Siapkan pereaksi Tollen, yaitu larutan AgNO 3 Disiapkan larutan AgNO3 ditambah
ditambah tetes demi tetes larutan NaOH kemudian tetes demi tetes larutan NaOH
ditambah larutan amonia berlebih sampai semua kemudian ditambah larutan amonia
endapan larut. berlebih sampai semua endapan larut
2 Tambahkan sedikit zat dan panaskan dalam Sedikit zat yang ditambahkan dan
penangas air. dipanaskan dalam penangas air.
3 Terbentuknya cermin perak pada dinding tabung Terbentuk cermin perak pada dinding
menunjukkan adanya gugus aldehida. tabung menunjukkan adanya gugus
aldehida.
f. Mendeteksi Gugus Keton
Tes DNP
1 Sedikit zat dilarutkan dalam HCl encer kemudian Sedikit zat yang dilarutkan dalam HCl
ditambah larutan 2,4- dinitrofenilhidrazin. encer kemudian ditambah larutan 2,4-
dinitrofenilhidrazin
2 Kocok campuran tersebut. Campuran dikocok
3 Bila terjadi endapan berarti positif adanya gugus Terjadi endapan berarti positif adanya
keton. gugus keton.
Tes Iodoform
1 Buat larutan Iod dalam KI (0,25 g I2, 0,5 g KI dalam Larutan Iod yang dibuat dalam KI (0,25
2 mL air). g I2, 0,5 g KI dalam 2 mL air).
2 Sedikit zat ditambahkan ke dalam 2 mL larutan Sedikit zat yang ditambahkan ke dalam
NaOH 10%. 2 mL larutan NaOH 10%.
3 Tambahkan sedikit demi sedikit larutan Iod dalam Sedikit demi sedikit larutan Iod
KI. ditambahkan dalam KI.
4 Bila positif adanya keton, maka warna coklat akan Warna coklat hilang dan terbentuk
hilang dan terbentuk endapan iodoform yang endapan iodoform yang berwarna
berwarna kuning. kuning menunjukkan positif adanya
keton.
g. Mendeteksi Gugus Karboksil
Tes Na-bikarbonat
1 Sedikit zat ditambahkan larutan NaHCO3 jenuh. Sedikit zat yang ditambahkan larutan
NaHCO3 jenuh.
2 Munculnya gelembung-gelembung gas Muncul gelembung-gelembung gas
menunjukkan adanya gugus karboksil. menunjukkan adanya gugus karboksil.
Tes Pembentukan ester
1 Campurkan sedikit zat dengan etilalkohol dan asam Sedikit zat dengan etilalkohol dan asam
sulfat pekat. sulfat pekat yang telah dicampur
2 Panaskan beberapa saat dalam penangas air. Pemanasan beberapa saat dalam
penangas air.
3 Muncul bau harum buah menunjukkan adanya gugus Muncul bau harum buah menunjukkan
karboksil. adanya gugus karboksil.
h. Mendeteksi Ester
Tes Feri-hidroksamat
1 Zat dilarutkan dalam 0,5 mL larutan jenuh Zat yang dilarutkan dalam 0,5 mL
hidroksilaminhidroklorida dalam metanol. larutan jenuh
hidroksilaminhidroklorida dalam
metanol.
2 Tambahkan larutan KOH dalam metanol sampai Larutan KOH yang ditambahkan dalam
bersifat basa. metanol sampai bersifat basa.
3 Panaskan campuran tersebut sampai mendidih. Pemanasan campuran sampai
mendidih.
4 Dinginkan dan tambahkan 1-2 tetes larutan FeCl3. Pendinginan dan penambahan 1-2 tetes
larutan FeCl3
5 Asamkan dengan larutan HCl. Pengasaman dengan larutan HCl.
6 Bila ada ester maka terjadi warna merah anggur. Terjadi warna merah anggur
menunjukkan adanya ester.
i. Mendeteksi Eter
Tes Feigl
1 Masukkan sedikit zat dalam tabung reaksi. Sedikit zat yang dimasukkan dalam
tabung reaksi
2 Tutup mulut tabung dengan kertas saring yang telah Mulut tabung ditutup dengan kertas
dibasahi dengan campuran kupriasetat dan benzidin- saring yang telah dibasahi dengan
hidroklorida. campuran kupriasetat dan benzidin-
hidroklorida.
3 Panaskan tabung beberapa menit. Pemanasan tabung beberapa menit.
4 Bila pada kertas ada warna biru karena terbentuknya Pada kertas ada warna biru karena
biru benzidin menunjukkan adanya gugus eter. terbentuknya biru benzidin
menunjukkan adanya gugus eter.
j. Mendeteksi Gugus Nitro
Tes Merah-Biru
1 Sedikit zat ditambah asam nitrit. Sedikit zat yang ditambah asam nitrit.
2 Nitroalkana primer dan sekunder akan membentuk Nitroalkana primer dan sekunder
turunan senyawa nitroso yang berwarna biru. membentuk turunan senyawa nitroso
yang berwarna biru.
3 Tambahkan larutan NaOH, bila nitroalkana primer Larutan NaOH ditambahkan, bila
akan berubah menjadi garam Natrium yang nitroalkana primer akan berubah
berwarna merah, sedangkan nitroalkana sekunder menjadi garam Natrium yang berwarna
tidak memberikan perubahan. merah, sedangkan nitroalkana sekunder
tidak memberikan perubahan.

V. Data Pengamatan

No Jenis Pengujian Hasil


1 Uji Ketidakjenuhan Negatif
2 Uji Asap Aromatik Positif
3 Uji gugus hidroksi Negatif
4 Uji gugus fenolat Negatif
5 Uji gugus aldehida Negatif
6 Uji gugus keton Positif
7 Uji gugus karboksil Negatif
8 Uji gugus ester Negatif
9 Uji gugus nitro Negatif
VI. Pembahasan
Pada praktikum ini dilakukan identifikasi gugus fungsional senyawa organik
(ketidakjenuhan, alifatis/ aromatis, hidroksi, fenolat, aldehida, keton, karboksil, ester, eter,
nitro). Dalam Mendeteksi ketidakjenuhan atau kandungan ikatan rangkap suatu senyawa
organik bisa dilakukan dengan dua cara Tes Baeyer dan Tes Bromin. Sampel yang digunakan
adalah sampel padat unknown 3. Untuk tes Baeyer, sampel unknown dilarutkan terlebih
dahulu dalam etanol. Kemudian diteteskan larutan Baeyer (KmnO4 alkalis) sambil dikocok.
Hasilnya warna KmnO4 tidak memudar. Tidak memudarnya warna KmnO4 menandakan
bahwa pada sampel padat unknown tidak mengandung ikatan rangkap atau ketidakjenuhan.
Kemudian untuk Tes Bromin, sampel padat unknown dilarutkan terlebih dahulu dalam
CCl4. Setelah itu ditambahkan Br2 tetes demi tetes sambil dikocok. Ketika dilarutkan dalam
CCl4, menghasilkan larutan berwarna kuning kecoklatan. Namun setelah diteteskan Br2
warna kuning kecoklatan itu tidak mengalami perubahan warna. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa pada sampel padat unknown tidak mengandung ikatan rangkap atau
ketidakjenuhan.
Dalam uji alifatis atau aromatis senyawa organik padatan unknown sampel 3 digunakan
tes asap. Sampel 3 dalam bentuk serbuk padatan dan berwarna putih. Ketika dipanaskan,
pada sampel unknown timbul asap hitam dan padatan meleleh. Hal ini disebabkan pada
sampel unknown terdapat cincin benzena (aromatis) yang sangat stabil dan sulit untuk
dioksidasi. Oleh karena itu, ketika proses pemanasan atau pembakaran dari sampel unknown
timbul asap hitam, karena terjadi proses pembakaran yang tidak sempurna sebagai akibat dari
adanya cincin benzena yang stabil dan sulit dioksidasi. Jadi dapat disimpulkan pada sampel
unknown mengandung cincin benzene (aromatis).
Untuk deteksi gugus karboksil ini, zat yang akan diuji adalah sampel padat unknown no 3
sedangkan untuk zat penguji adalah Natrium Bikarbonat (NaHCO3) jenuh. Ketika Natrium
Bikarbonat ditambahkan pada sampel padat unknown, tidak timbul gelembung –gelembung
gas. Tidak timbulnya gelembung gas menandakan bahwa pada sampel padat unknown tidak
mengandung gugus karboksil.
Untuk identifikasi gugus Keton, zat yang digunakan sebagai sampel adalah sampel padat
unknown no 3. Sedangkan zat pengujinya adalah 2,4-dinitrofenilhidrazin. Sebelum diteteskan
dengan 2,4-DNP terlebih dahulu sampel ditambahkan dengan HCl encer. Kemudian barulah
ditambahkan dengan 2,4 –DNP. Hasilnya larutan berwarna oranye dan timbul endapan
setelah dikocok. Ini menandakan bahwa sampel positif mengandung gugus keton.
Selain dengan tes DNP, deteksi gugus keton bisa juga dilakukan dengan uji Iodoform
yang tentu hasilnya akan lebih spesifik daripada tes DNP. Larutan yang digunakan sebagai
penguji adalah larutan Iod dalam KI. Larutan ini dibuat dengan cara melarutkan 0,25gram I 2
dan 0,5gram KI dalam 2 mL air. Warna larutan berubah menjadi merah kehitaman. Untuk zat
yang akan diuji gugus ketonnya adalah sampel padat unknown no 3. Sebelum ditambahkan
larutan Iod, sampel terlebih dahulu dilarutkan ke dalam larutan NaOH 10%., warna zat
menjadi merah kecoklatan Setelah itu ditambahkan tetes demi tetes larutan Iod. Hasilnya
warna coklat menghilang dan terbentuk endapan berwarna kuning kecoklatan. Berarti sampel
mengandung gugus keton.
Untuk deteksi aldehida, dalam praktikum ini digunakan dengan pereaksi Fehling. Sampel
yang digunakan adalah sampel padat unknown no 3. Untuk uji Fehling, sebelumnya
dicampurkan terlebih dahulu larutan Fehling A dan Fehling B. Dimana terbentuk larutan
berwarna biru. Lalu ditambahkan sampel ke dalam campuran larutan Fehling tersebut dan
dipanaskan. Ketika dicampurkan dengan sampel, warna larutan yang semula biru ketika
dipanaskan tidak terjadi perubahan warna. Yang berarti pada sampel negatif mengandung
gugus aldehida.
Identifikasi gugus fenolat, sampel yang digunakan adalah sampel padat unknown no 3.
Uji gugus fenolat dilakukan dengan melakukan tes Feriklorida dengan menggunakan FeCl3.
Sebelum FeCl3 ditambahkan pada larutan sampel, terlebih dahulu sampel dilarutkan dalam
etanol. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa, sampel yang sudah dicampur dengan etanol
ketika ditetesi dengan FeCl3 warna larutan sampel yang semula berwarna orange tetap tidak
berubah warna. Ini, menandakan bahwa sampel negatif mengandung gugus fenolat.
Berdasarkan hasil pengujian dapat diketahui bahwa sampel padat mengandung gugus
keton. Setelah didapatkan kandidat senyawa sampel, selanjutnya diuji dengan uji yang
hasilnya positif yaitu kearomatisan. Berdasarkan teori benzofenon adalah senyawa aromatis.
Hal tersebut dapat dilihat dari struktur benzofenon.
Gambar 1. Rumus struktur Benzofenon

Dari gambar struktur di atas, dapat pula ditentukan ketidakjenuhannya. Secara teori
benzofenon adalah senyawa yang jenuh. Hal ini sudah sesuai dengan hasil uji pada pengujian
ketidakjenuhan yang memberikan hasil negatif yang berarti sampel yang diuji adalah
senyawa jenuh

VII. Kesimpulan
Berdasarkan analisa secara kualitatif terhadap gugus fungsional, maka dapat disimpulkan
bahwa sampel unknown 3 merupakan senyawa organik golongan keton dengan nama IUPAC
benzofenon dengan struktur senyawa berikut.

DAFTAR PUSTAKA

Frieda Nurlita, I Wayan Suja. 2004. Buku Ajar Praktikum Kimia Organik. Singaraja: IKIP
Negeri Singaraja
I Wayan Muderawan, I Wayan Suja. 2006. Praktikum Kimia Organik. Singaraja: Universitas
Pendidikan Singaraja
I Wayan Muderawan, I Wayan Suja. 2008. Praktikum Kimia Organik. Singaraja: Universitas
Pendidikan Ganesha

Anda mungkin juga menyukai