Anda di halaman 1dari 11

FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI LAJU REAKSI

Disusun oleh:
Nama: Kintan Hanifa Iftinan Adzkia
Kelas: XI MIPA F
Nomor Urut: 18
Kelompok: 1

SMA NEGERI 1 KEBUMEN


2022
I. Tujuan :
1. Mengetahui pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi.
2. Mengetahui pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi.
3. Mengetahui pengaruh suhu terhadap laju reaksi.
4. Mengetahui pengaruh katalis terhadap laju reaksi.

II. Dasar Teori :


Reaksi kimia berlangsung dengan kecepatan yang berbeda-beda. Reaksi
kimia selalu berkaitan dengan perubahan dari suatu pereaksi (reaktan)
menjadi hasil reaksi (produk). Laju reaksi dapat dinyatakan sebagai
berkurangnya jumlah (konsentrasi) pereaksi per satuan waktu atau
bertambahnya jumlah (konsentrasi) hasil reaksi per satuan waktu. Laju reaksi
dari berbagai reaksi biasanya berbeda-beda, ada yang cepat dan ada yang
lambat. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi, yaitu konsentrasi,
suhu, luas permukaan sentuh, dan katalis.

Laju reaksi kimia tergantung pada hasil tumbukan antarpartikel pereaksi.


Tumbukan efektif yang mampu menghasilkan reaksi, yaitu tumbukan antar
partikel yang memiliki energi yang cukup untuk melalui energi pengaktifan,
frekuensi tumbukan yang banyak, serta arah tumbukan yang tepat. Energi
pengaktifan (Ea) adalah energi minimum yang harus dimiliki pereaksi agar
menghasilkan reaksi. Karena fraksi molekul yang teraktifkan biasanya sangat
kecil, maka laju reaksi jauh lebih kecil daripada frekuensi tumbukannya
sendiri. Semakin tinggi nilai energi pengaktifan, semakin kecil fraksi molekul
yang teraktifkan dan semakin lambat reaksi berlangsung.

Ukuran jumlah zat dalam reaksi kimia umumnya dinyatakan sebagai


konsentrasi molar atau molaritas (M). Dalam konsentrasi yang besar, jumlah
partikel per satuan volume juga besar. Kemungkinan terjadinya tumbukan
antarpartikel di dalamnya lebih besar jika dibandingkan dengan yang terjadi
pada konsentrasi yang rendah. Dengan demikian makin besar konsentrasi zat
yang bereaksi, makin banyak partikel yang bereaksi per satuan waktu dan
makin besar laju reaksinya.

Makin luas permukaan sentuhan antara zat-zat pereaksi, makin banyak


molekul-molekul pereaksi yang bertumbukan. Dengan demikian, f terjadi
reaksi semakin besar sehingga reaksi lebih cepat berlangsung.

Ketika suhu dinaikkan, energi kinetik dalam partikel pereaksi bertambah.


Adanya energi kinetik yang tinggi mengakibatkan gerakan antarmolekul
makin cepat dan acak. Akibatnya, frekuensi tumbukan yang terjadi makin
besar dan tumbukan efektif juga akan makin banyak sehingga reaksi makin
cepat berlangsung.

Katalis adalah zat yang dapat mempercepat laju reaksi, tetapi zat itu sendiri
tidak mengalami perubahan yang kekal (tidak dikonsumsi atau tidak
dihabiskan). Penambahan katalis mengakibatkan terbentuknya tahap-tahap
reaksi tambahan yang memberikan jalan lain dengan energi pengaktifan yang
lebih rendah atau dengan kata lain katalis menurunkan energi pengaktifan.
Tahap-tahap reaksi tambahan berupa tahap pengikatan katalis dan tahap
pelepasan katalis pada akhir reaksi. Inhibitor adalah zat yang menghambat
atau menurunkan laju reaksi kimia. Sifat inhibitor berlawanan dengan katalis.

III. Alat dan Bahan :


A. Alat
No Nama Alat Ukuran Jumlah
1. Tabung reaksi - 3
2. Rak tabung reaksi - 1
3. Gunting - 1
4. Gelas ukur 5 ml/10 ml 1
5. Pipet - 2
6. Stopwatch - 1
7. Gelas kimia 100 ml 4 buah
8. Kaki tiga - 1 buah
9. Pembakar spiritus - 1 buah
10. Kawat kasa - 1 buah
11. Termometer - 2 buah
12. Kertas - 1 lembar
13. Spidol - 1 buah
14. Korek api - 1 buah

B. Bahan
No Nama Alat Wujud/ Jumlah
Bentuk
1. HCl 1 M Cair 4 ml
2. HCl 2 M Cair 2 ml
3. Pita Mg Pita 3 cm
4. HCl 0,1 M Cair 50 ml
5. Na2S2O3 0,1 M Cair 50 ml
6. H2O2 5% Cair 15 ml
7. NaCl 1 M Cair 10 tetes
8. FeCl3 1 M Cair 10 tetes
9. Amplas Lembaran Secukupnya
10. Spiritus Cair Secukupnya

IV. Cara Kerja I (Faktor Konsentrasi dan Luas Permukaan)


1. Siapkan alat dan bahan.
2. Masukkan HCl 1 M ke dalam tabung reaksi 1 dan 2 masing-masing 2 ml,
lalu letakkan di rak tabung reaksi.
3. Masukkan HCl 2 M ke dalam tabung reaksi 3 sebanyak 2 ml, lalu
letakkan di rak tabung reaksi.
4. Amplas pita Mg sampai mengkilap, lalu potong sepanjang 1 cm sebanyak
3 buah.
5. Potong salah satu pita Mg (1 cm) menjadi beberapa bagian kecil.
6. Masukkan pita Mg yang dipotong kecil-kecil ke tabung reaksi 1.
7. Masukkan 2 pita Mg yang lain masing-masing ke dalam tabung reaksi 2
dan 3.
8. Catat waktu yang dibutuhkan menggunakan stopwatch sampai semua pita
Mg habis bereaksi.

Cara Kerja II (Faktor Suhu)


1. Siapkan alat dan bahan.
2. Buatlah tanda X (silang) mengunakan spidol di selembar kertas.
3. Masukkan HCl 0,1 M ke dalam 2 gelas kimia masing-masing 25 ml,
sisihkan terlebih dahulu.
4. Masukkan Na2S2O3 0,1 M ke dalam 2 gelas kimia masing-masing 25 ml.
5. Panaskan salah satu larutan Na2S2O3 0,1 M menggunakan pembakar
spiritus sampai suhunya naik 10oC dari suhu ruang.
6. Letakkan larutan Na2S2O3 0,1 M di atas kertas yang diberi tanda X
(silang), baik yang suhu ruang maupun yang telah dipanaskan.
7. Tuang masing-masing 25 ml HCl 0,1 M ke dalam larutan Na2S2O3 0,1 M.
8. Hitung waktu dari saat mencampur HCl dengan Na2S2O3 dengan HCl
sampai tanda X (silang) tidak terlihat.

Cara Kerja III (Faktor Katalis)


1. Siapkan alat dan bahan.
2. Tuang masing-masing 5 ml larutan H2O2 5% ke dalam 3 tabung reaksi.
3. Tambahkan 10 tetes NaCl 1 M ke dalam tabung reaksi 2.
4. Tambahkan 10 tetes FeCl3 1 M ke dalam tabung reaksi 3.
5. Amati perubahan yang terjadi pada larutan H2O2.
6. Catat waktu yang dibutuhkan sampai gelembung gas hilang.

V. Hasil Pengamatan
No Faktor Bahan Waktu
1. Konsentrasi a. HCl 1 M + Pita Mg 1 cm utuh 120 sekon
b. HCl 2 M + Pita Mg 1 cm utuh 32 sekon
2. Luas Permukaan c. HCl 1 M + Pita Mg 1 cm utuh 120 sekon
d. HCl 0,1 M + Pita Mg 1 cm dipotong 108 sekon
3. Suhu e. HCl 0,1 M + Na2S2O3 0,1 M suhu ruang 220 sekon
f. HCl 0,1 M + Na2S2O3 0,1 M dipanaskan 200 sekon
4. Katalis g. H2O2 5% Sedikit
gelembung (+)
h. H2O2 5% + NaCl Tidak ada
gelembung (-)
i. H2O2 5% + FeCl3 Banyak
gelembung (+++)
A. Pengaruh Konsentrasi terhadap Laju Reaksi
Terdapat perbedaan waktu antara dua konsentrasi yang berbeda pada HCl
1 M dan HCl 2 M, yaitu masing-
masing 120 detik dan 32 detik. Pada HCl 2 M kelajuannya, yaitu:
Pada HCl 1 M kelajuannya, yaitu: vb = 1/tb
va = 1/ta = 1/32s
= 1/120s = 0,0312 s-1
= 0,0083 s-1

Dilihat dari konsentrasi HCl yang memiliki kelajuan tercepat, yaitu


larutan HCl 2 M. Konsentrasi yang besar kemungkinan terjadinya
tumbukan antarpartikel lebih besar jika dibandingkan dengan konsentrasi
yang rendah. Dengan demikian, makin besar konsentrasi zat yang
bereaksi, makin banyak partikel yang bertumbukan per satuan waktu, dan
makin besar laju reaksinya.
B. Pengaruh Luas Permukaan terhadap Laju Reaksi
Pita Mg yang dimasukkan ke dalam HCl 0,1 M terdapat dua kondisi,
yaitu ada yang utuh dan yang sudah dipotong kecil-kecil. HCl 0,1 M +
Pita Mg 1 cm yang dipotong kecil-kecil memiliki waktu berlangsungnya
reaksi yang lebih cepat dibandingkan dengan yang tidak dipotong,
sehingga HCl 0,1 M + Pita Mg 1 cm yang dipotong kecil-kecil memiliki
laju reaksi yang lebih cepat dibandingkan dengan yang tidak dipotong.

Pada jumlah dan ukuran pita Mg yang sama 1 buah dan 1 cm, pita Mg
yang dipotong kecil-kecil memiliki luas permukaan sentuh yang lebih
besar dibandingkan dengan yang tidak dipotong. Semakin luas
permukaan sentuh maka makin banyak pula molekul-molekul pereaksi
yang bertumbukan. Oleh karena itu, semakin luas permukaan sentuh
maka semakin cepat reaksi berlangsung.

C. Pengaruh Suhu terhadap Laju Reaksi


Terdapat dua kondisi suhu yang berbeda pada reaksi HCl 0,1 M +
Na2S2O3 0,1 M, yaitu yang pertama pada suhu ruang 29°C dan kondisi
kedua dipanaskan sehingga suhunya menjadi 39°C. Yang memiliki waktu
reaksi tercepat, yaitu larutan yang dipanaskan. Sehingga larutan yang
memiliki laju reaksi tercepat adalah larutan yang dipanaskan. Ketika suhu
dinaikkan, energi kinetik dalam partikel pereaksi bertambah yang
mengakibatkan gerakan antarmolekul makin cepat dan acak. Oleh karena
itu, semakin tinggi suhu, makin besar frekuensi tumbukan yang terjadi,
dan tumbukan efektif juga akan makin banyak, sehingga reaksi
berlangsung lebih cepat.

D. Pengaruh Katalis terhadap Laju Reaksi


Terdapat H2O2 dengan tiga kondisi, yaitu yang pertama tidak diberi
apapun, yang kedua diberi beberapa tetes NaCl, dan yang ketiga diberi
FeCl3. Pada H2O2 5% tanpa diteteskan apapun, hanya sedikit gelembung
gas pada dinding tabung reaksi, dan reaksinya berlangsung lambat.
Persamaan reaksinya sebagai berikut.

Pada H2O2 5% + NaCl reaksinya tidak menghasilkan gelembung gas.


Oleh karena itu NaCl pada larutan tersebut bertindak sebagai inhibitor
karena memperlambat proses reaksi.

NaCl

Pada H2O2 5% + FeCl3 reaksinya menghasilkan banyak gelembung gas


dan terjadi perubahan warna sementara atau tidak tetap dari awalnya
larutan berwarna kuning-jingga => cokelat => kuning-jingga. Hal itu
menunjukkan FeCl3 mengalami perubahan sementara. Maka dari itu,
FeCl3 pada larutan tersebut bertindak sebagai katalisator yang

FeCl3

mempercepat laju reaksi dengan cara menurunkan energi aktivasi.

VI. Kesimpulan
a) Semakin besar konsentrasi, jumlah partikel pereaksi per satuan
volume meningkat, semakin besar frekuensi tumbukan, sehingga
semakin cepat laju reaksinya.
b) Semakin luas permukaan bidang sentuh, kemungkinan tumbuhan
semakin besar, sehingga laju reaksi semakin cepat.
c) Semakin tinggi suhu, semakin besar energi kinetik rata-rata partikel
reaktan, lebih banyak molekul yang memiliki energi lebih besar dari
energi pengaktifan/energi aktivasi (Ea), sehingga reaksi makin sering
terjadi dan laju reaksi juga semakin meningkat.
d) Katalis menurunkan energi aktivasi dan meningkatkan jumlah
molekul yang memiliki energi di atas energi aktivasi, sehingga jumlah
tumbukan bertambah banyak, dan reaksi dapat diselesaikan lebih
cepat. Contoh katalis, yaitu FeCl3 pada reaksi H2O2 5% + FeCl3.
e) Zat yang memperlambat atau menghentikan jalannya reaksi, yaitu
inhibitor, contohnya NaCl pada reaksi H2O2 5% + NaCl.
f) Faktor yang memengaruhi laju reaksi ada empat, yaitu konsentrasi,
luas permukaan, suhu, dan katalis.

Daftar Pustaka
Purba, Michael dan Eti Sarwiyati. 2018. Kimia Jilid 2 untuk SMA/MA Kelas XI
Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Permana, Irvan. 2009. Memahami Kimia SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Harmanto, Ari dan Ruminten. 2009. Kimia SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Lampiran

Gambar percobaan cara kerja III Gambar saat memanaskan Na2S2O3


Gambar percobaan cara kerja I Gambar percobaan cara kerja II

Anda mungkin juga menyukai