PERMUKAAN
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktikum Zat Pembantu Tekstil
Oleh :
2022
I. Judul
Penggolongan Zat Aktif Permukaan Cara Wutzhmitt dan Cara Linsenmeyer
a B c d e f g h
I - - - - - - - -
II - - - - - - - -
III + - - - - -/+ - -
IV - + - - - - + +
V - + - + - + - -
VI - - + + - + - -
VII - - - + + + - -
VIII - - - - - - + -
Sedangkan penggolongan yang lain menurut struktur kimia zat aktif permukaan
(menurut cara Linsenmeyer), yaitu:
1. Golongan sabun
2. Minyak tersulfonkan.
3. Minyak tersulfon tingkat tinggi.
4. Naftalena sulfonat
5. Alkil alkohol sulfonat.
6. Mersolat.
7. Kondensat asam lemak.
8. Kondensat protein asam lemak. Kondensat etilena oksida
IV. Alat dan Bahan
A. Alat B. Bahan
- Tabung reaksi - Sampel ZAP
- Batang pengaduk - Zat aktif anion
- Pipet ukur 10 ml - Zat aktif kation
- Pipet tetes - NaCl 10%
- Pembakar bunsen - BaCl2
- Penjepit tabung - Asam Tanin PH 2,5
- Rak tabung - Asam tanin PH 4-4,5
- Asam tanin PH 7-7,5
- Larutan jenuh Yodium
- HCl encer
- HCl 2N
- HCl pekat
- CuSO4 10%
- CH3COOh 15%
- HCl pekat
- NaOH 10%
- Lakmus merah
- KmnO4
- Larutan Biuret
V. Langkah Kerja
A. Cara Wutzchmitt
1. Zat Aktif Permukaan golongan 3 dan 8
a) Masukkan 2 ml larutan contoh kedalam tabung reaksi ; tambahkan 10 tetes
larutan aktif kation (b)
b) Bila terjadi pengendapan, maka zat aktif permukaan termasuk golongan 3 dan 8
2. Zat Aktif Permukaan golongan 4 dan 5
a) Masukkan 2 ml larutan contoh kedalam tabung reaksi ; tambahkan 10 tetes
larutan aktif anion, kocok dengan baik (a)
b) Bila terjadi pengendapan, maka zat aktif permukaan termasuk golongan 4 dan 5
3. Zat Aktif Permukaan golongan 6
a. Masukkan 2 ml larutan contoh kedalam tabung reaksi ; tambahkan 2 ml air suling
kemudian panaskan. Amati!
b. Bila terjadi kabut pada dasar tabung reaksi, maka zat aktif permukaan termasuk
golongan 6
4. Zat Aktif Permukaan golongan 5, 6, dan 7
a. Masukkan 2 ml larutan contoh kedalam tabung reaksi ; tambahlan 10 tetes
larutan asam tanin pH 2,5 (g)
b. Bila terjadi endapan, maka zat aktif permukaan termasuk golongan 5, 6, dan 7
c. Bila tidak terjadi endapan, maka zat aktif permukaan termasuk golongan 1 dan 2
5. Zat Aktif Permukaan golongan 4 dan 8
a. Masukkan 2 ml larutan contoh kedalam tabung reaksi ; tambahkan 10 tetes ml
larutan asam tanin pH 4 – 4,5 (f)
b. Bila terjadi endapan, maka zat aktif permukaan termasuk golongan 4 dan 8
c. Bila tidak terjadi endapan, maka zat aktif permukaan termasuk golongan 1 dan 2
6. Zat Aktif Permukaan golongan 4
a. Masukkan 2 ml larutan contoh kedalam tabung reaksi ; tambahkan 10 tetes
larutan Iodium jenuh (h)
b. Bila terjadi endapan, maka zat aktif permukaan termasuk golongan 4
c. Bila tidak terjadi endapan, maka zat aktif permukaan termasuk golongan 1 dan 2
7. Zat Aktif Permukaan golongan 1 dan 2
a. Maasukkan 2 ml larutan contoh, masing-masing kedalam 10 tetes larutan asam
tanin pH 2,5 (g) ; 10 tetes larutan asam tanin pH 4 – 4,5 (f) ; 10 tetes larutan
asam tanin pH 7 – 7,5 (e) ; 10 tetes larutan Iodium jenuh (h)
b. Bila pada masing-masing tabung larutan asam tanin tersebut tidak terjadi
endapan, maka zat aktif permukaan termasuk golongan 1 dan 2
c. Masukkan 2 ml larutan contoh kedalam tabung reaksi ; tambahkan 10 tetes
larutan NaCl 10% (atau CaCl2 10% ; atau BaCl2 10%), kemudian panaskan
larutan tersebut dan amati apa yang terjadi pada dasar tabung reaksi! (d)
d. Bila tidak terjadi kabut pada dasar tabung reaksi, maka zat aktif permukaan
termasuk golongan 1 dan 2
B. Cara Linsenmeyer
Buat ZAP dengan konsentrasi 1 % (Yang tersedia adalah ZAP dengan
konsentrasi 10%)
b. Cara linsemeyer
VII. Diskusi
a. Cara wutzshmitt
Pada praktikum kali ini yaitu penggolongan zt aktif permukaanyang bertujuan
untuk mengetahui dan menganalisis golongan ZAP yang uji. Penggolongan ZAP ini
dapat dilakukan dengan dua cara yaitu penggolongan ZAP cara wurtzschmitt. Pada
percobaan penggolongan ZAP cara wurzchmitt ini bertujuan untuk membagi ZAP
berdasarkan pengendapan ZAP dengan tiap macam-macam pereaksi menjadi 8
golongan. Pengujian dilakukan dengan cara kualitatif dimana hasil pengamatan
hanya dengan cara visual. Cara pengujian penggolongan ZAP menurut cara
Wurzchmitt ini dilakukan dengan delapan kali penggolongan yang terdiri dari uji
kation, uji anion, pemanasan I, pemanasan II, tanin I (pH 7 & 5), tanin II (pH 4.5),
tanin III (pH 2.5), dan iodium jenuh. Dalam praktikum ini dilakukan dengan cara
mereaksikan sampel ZAP dengan zat pereaksinya masing-masing. banyaknya jenis
zat aktif permukaan maka perlu dibedakan antara golongan penggolongan menurut
sifat aktif ionnya yaitu golongan aktif anion dan aktif nonion yang pada umumnya
bersifat menurunkan tegangan permukaan, dan golongan aktif kation yang bersifat
menaikan tegangan permukaan. Analisa penggolongan terhadap sifat aktif ion dapat
dilakukan menurut cara Wurtzschmitt. Menurut cara Wurtzschmitt berdasarkan
pengendapan dengan pereaksi tertentu yang dibagi menjadi 8 golongan.
Berdasarkan ZAP no 12 termasuk ke dalam golongan 3 dan 8. Golongan 3 ini
menunjukkan jenis ZAP anion yaitu ZAP yang mengalami pengionan menjadi ion
negative didalam larutan atau medium air.
b. Cara Linsen meyer
Pada percobaan penggolongan ZAP cara linsenmeyer bertujuan untuk
membagi ZAP menjadi 9 golongan yang menunjukkan struktur molekul ZAP.
Langkah pertama pengujian penggolongan ZAP cara linsenmeyer yaitu dengan
membuat larutan sampel ZAP menjadi 1%, hal ini bertujuan untuk mengurangi
kepekatan ZAP sehingga pada saat dilakukan pengujian tidak membutuhkan zat
penguji yang terlalu banyak. Kemudian diuji berdasarkan cara kerja dengan
menggunakan tabung reaksi. Pengujian penggolongan ZAP cara linsenmeyer ini
dilakukan dengan uji kualitatif, dimana pengujian dapat ditentukan dengan
perubahan yang terjadi pada larutan ZAP. Dari hasil percobaan dalam sampel ZAP
no 12 termasuk dalam golongan 2 dan golongan 4.
I. Judul
Pengujian Daya Tahan Sadah
II. Maksud dan Tujuan
Agar praktikan bisa mengui daya tahan zat aktif permukaan terhadap
garam penyebab sadah dan air sadah 20ºDH, 30ºDH, 40ºDH.
III. Dasar Teori
Air sadah adalah air yang banyak mengandung ion-ion kalsium dan
magnesium. Berdasarkan jenisnya dibagi menjadi dua yaitu air sadah
sementara dan air sadah tetap. Kedua jenis air sadah ini berbeda dalam
kandungan anion dan cara menghilangkannya. Air sadah sementara
mengandung anion bikarbonat (HCO3-) sedangkan air sadah tetap
mengandung anion klorida (Cl-) dan sulfat (SO42-). Adapun cara
penghilangan untuk air sadah sementara adalah cukup dengan
pemanasan sehingga akan terbentuk terak sesuai persamaan berikut :
Ca(HCO3)2(aq) CaCO3(s) + H2O(l) + CO2(g)
Air sadah tidak begitu berbahaya untuk diminum, namun dapat
menyebabkan beberapa masalah. Air sadah dapat menyebabkan
pengendapan mineral, yang menyumbat saluran pipa dan keran. Air
sadah juga menyebabkan pemborosan sabun di rumah tangga, dan air
sadah yang bercampur sabun tidak dapat membentuk busa, tetapi
malah membentuk gumpalan soap scum (sampah sabun) yang sukar
dihilangkan. Efek ini timbul karena ion 2+ menghancurkan sifat surfaktan
dari sabun dengan membentuk endapan padat (sampah sabun
tersebut). Komponen utama dari sampah tersebut adalah kalsium
stearat, yang muncul dari stearat natrium, komponen utama dari sabun:
2 C17H35COO- + Ca2+ → (C17H35COO)2Ca
Dalam industri, kesadahan air yang digunakan diawasi dengan ketat
untuk mencegah kerugian. Pada industri yang menggunakan ketel uap,
air yang digunakan harus terbebas dari kesadahan. Hal ini dikarenakan
kalsium dan magnesium karbonat cenderung mengendap pada
permukaan pipa dan permukaan penukar panas. Presipitasi
(pembentukan padatan tak larut) ini terutama disebabkan oleh
dekomposisi termal ion bikarbonat, tetapi bisa juga terjadi sampai batas
tertentu walaupun tanpa adanya ion tersebut. Penumpukan endapan ini
dapat mengakibatkan terhambatnya aliran air di dalam pipa. Dalam ketel
uap, endapan mengganggu aliran panas ke dalam air, mengurangi
efisiensi pemanasan dan memungkinkan komponen logam ketel uap
terlalu panas. Dalam sistem bertekanan, panas berlebih ini dapat
menyebabkan kegagalan ketel uap. Kerusakan yang disebabkan oleh
endapan kalsium karbonat bervariasi tergantung pada bentuk kristal,
misalnya, kalsit atau aragonit.
A. Alat B. Bahan
- Tabung Reaksi Pereaksi:
- Labu ukur 100 ml - Air sadah 20ºDH,
- Pipet volume 10 ml 30ºDH, 40ºDH.
- Larutan ZAP
V. Langkah Kerja
A. Alat B. Bahan
- Erlenmeyer 200 ml - NaOH padat
- Gelas piala 250 ml - Indikator MO
- Kertas saring - HCl pekat
- Corong - HCl 1N
- Refluks
V. Langkah kerja
1. Melarutkan 1 gram ZAP (10 ml ZAP 10%) yang akan diuji dengan 65 ml air suling,
kemudian tambahkan 25 gram NaOH padat dan 1-2 butir batu didih.
2. Kocoklah hingga larut sempurna, kemudian amati adanya perubahan (Pengamatan
I).
3. Didihkan larutan tersebut, pada refluks selama 15 menit, amati adanya perubahan,
apakah terjadi penggaraman (Pengamatan II).
4. Dinginkan larutan tersebut, kemudian saring sisa yang tidak larut pada kertas saring
dipindahkan ke dalam piala gelas yang berisi 25 ml air suling.
5. Titrasi dengan HCl sampai netral dengan indikator MO (Pengamatan III).
6. Kocok dengan hati-hati larutan tersebut kemudian didihkan selama 5 menit dang
dinginkan sampai suhu kamar, amati adanya perubahan (Pengamatan IV)
VII. Diskusi
Pada praktikum ini konsentrasi sampel ZAP dibuat menjadi 1%, hal ini dilakukan
bertujuan untuk mengurangi kepekatan ZAP sehingga pada saat dilakukan
pengujian tidak membutuhkan zat penguji yang terlalu banyak, sebab pengujiannya
dilakukan secara kualitatif saja. Dalam praktikum ini dilakukan percobaan dengan
menggunakan NaOH padat, dimana NaOH merupakan basa kuat sehingga dapat
dijadikan indikator apakah suatu ZAP tahan terhadap alkali atau tidak. Selain itu juga
digunakan HCl yang berguna untuk menetralkan larutan. Ketahanan ZAP terhadap
alkali dapat dilihat pada perubahan yang terjadi pada pengujian apakah terjadi
penggaraman atau pemisahan minyak bila dipanaskan sambil direfluks, hal tersebut
dilakukan agar NaOH atau KOH cepat bereaksi dengan ZAP. Pada pengujian alkali
zat yang ditambahkan adalah yang bersifat alkali yaitu NaOH padat sebanyak 25
gram. Pada saat pengamatan I, ZAP tidak terjadi penggaraman, yaitu saat larutan
dikocok hingga larut sempurna, kemudian di refluks dan terjadi penggaraman. Hal ini
menunjukkan bahwa sampel ZAP dinyatakan tahan alkali.
I. Judul
Uji Dayan Tahan Asam
Asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton (ion H+) kepada
zat lain (yang disebut basa), atau dapat menerima pasangan elektron
bebas dari suatu basa. Suatu asam bereaksi dengan suatu basa dalam
reaksi penetralan untuk membentuk garam. Pengujian daya tahan alkali
secara kualitatif dilakukan dengan penambahan NaOH 25% ke dalam
larutan detergen, yang kemudian di didihkan dengan memakai
pendingin refluks, dicatat adanya pemisahan minyak atau terjadinya
penggaraman pada larutan detergen. Kemudian disaring dan diambil
residunya. Pengujian terhadap asam menunjukan ZAP ketahan ZAP
terhadap asam, dengan ciri yaitu saat dipanaskan masih berbusa dan
tidak terlihat adanya minyak.
Alat Bahan
- Gelas Erlenmeyer 300 ml - H2SO4 10%
- Refluks - - H2SO4 pekat
- Batu didih
V. Langkah Kerja
VII. DIskusi
Dalam Praktikum kali ini yang bertujuan untuk menentukan daya tahan zat aktif
permukaan terhadap asam dengan konsentrasi tertentu, pada pengamatan I tidak
terjadi perubahan dan pada pengamatan II saat ditambahkan kembali asam sulfat
pekat sebanyak 0,5 ml dan direfluks kembali , terjadi perubahan yaitu pemisahan
minyak disimpulkan bahwa sampel larutan ZAP tidak tahan asam