Anda di halaman 1dari 14

I.

MAKSUD & TUJUAN

1.1 Maksud
Melakukan penyempurnaan kreping secara kimia dengan variasi jarak motif
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui variasi jarak motif terhadap efek penyempurnaan kreping secara
kimia

II. TEORI DASAR


2.1 Serat Kapas

Kapas adalah serat halus yang menyelubungi biji tanaman kapas. Tanaman
kapas merupakan tumbuhan semak yang berasal dari daerah tropis dan subtropis.
Serat kapas menjadi bahan penting dalam industri tekstil. Serat tersebut dapat dipintal
menjadi benang atau ditenun menjadi kain. Produk tekstil dari serat kapas biasa
disebut sebagai katun (benang maupun kainnya).

Serat kapas mempunyai bentuk penampang melintang yang sangat bervariasi


dari elips sampai bulat.Tetapi pada umumnya berbentuk seperti ginjal.Bentuk
membujur serat kapas adalah pipih seperti pita yang terpuntir.Bentuk penampang
melintang dan membujur serat kapas dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Penampang Melintang Penampang Membujur

Sumber : Arthur D Broadbent, Basic Principles of Textile Coloration, Manchester, 2001

2.1.1 Struktur Molekul

Komposisi selulosa murni diketahui sebagai suatu zat yang terdiri dari unit-unit
anhidro--glukosa dengan rumus empiris (C6H10O5)n , dimana n merupakan derajat
polimerisasi yang tergantung dari besarnya molekul. Hubungan antara selulosa dan
glukosa telah lama dikenal yaitu pada peristiwa hidrolisa selulosa oleh asam sulfat dan
asam klorida encer, yang menghasilkan suatu hasil akhir yang memiliki bentuk
glukosa.

Hal ini membuktikan bahwa selulosa terbentuk dari susunan cincin glukosa. Glukosa
diketahui sebagai turunan (derivate) pyranosa yang berarti memilki enam segi (sudut),
dan struktur kimia dari glukosa sendiri memiliki dua bentuk tautomeri yaitu -glukosa
dan -glukosa seperti pada Gambar 2.2

Sumber : Trotman, Dyeing and Chemical Technology of Textile Fibres, 4thedition, A


Wiley Interscience Publication, New York, 1984, halaman 46.

Selubiosa adalah disakarida yang terdiri dari dua unit -glukosa yang
dihubungkan oleh jembatan oksigen (ikatan oksigen). Susunan dari selubiosa ini
berhasil ditemukan oleh W.N. Haworth dan K. Freudenberg dengan tata nama sebagai
1-4 anhidro--glukosa seperti pada Gambar 2.3 berikut ini :

Sumber :Trotman, E.R., Dyeing and Chemical Technology of Textile Fibres, 4th edition,A
Wiley Interscience Publication, New York, 1984, halaman 46.

Setelah melalui berbagai diskusi dan penyelidikan, makaditetapkan bahwas truktur


kimiadari selulosa adalah seperti pada Gambar 2. 4sebagai berikut.
Sumber :Trotman, E.R., Dyeing and Chemical Technology of Textile Fibres,
fourthedition,A Wiley Interscience Publication, New York, 1984,halaman 36.

2.1.2 Sifat Serat Kapas


2.1.2.1 Sifat Fisika

1. Warna Kapas
Warna kapas pada umumnya sedikit krem. Beberapa kapas yang seratnya panjang,
warnanya lebih krem dari pada jenis kapas yang serat-seratnya lebih pendek. Warna
krem ini disebabkan oleh pengaruh cuaca yang lama, debu atau kotoran. Tumbuhnya
jamur pada kapas sebelum pemetikan menyebabkan warna putih kebiru-biruan yang
tidak bisa dihilangkan dalam pengelantangan.

2. Kekuatan
Kekuatan serat kapas sangat dipengaruhi oleh kadar selulosa yang dikandungnya.
Dalam keadaan basah serat kapas akan memiliki kekuatan yang lebih besar
dibandingkan dengan serat ketika dalam keadaan kering. Hal ini disebabkan karena
dalam keadaan basah, serat akan menggelembung sehingga berbentuk silinder yang
akan menyebabkan berkurangnya bagian-bagian serat yang terpuntir, dalam kondisi
seperti ini distribusi tegangan akan diterima di sepanjang serat secara lebih merata.
Kekuatan serat kapas dalam keadaan kering berkisar 3,2-5,2 g/denier dan dalam
keadaan basah lebih tinggi lagi.

3. Mulur
Mulur saat putus serat kapas termasuk tinggi di antara serat-serat selulosa alam yang
lainnya. Mulur serat kapas berkisar antara 4 13% tergantung dari jenis serat
kapasnya dan rata-rata mulurnya adalah 7%.

4. Moisture Regain
Serat kapas memiliki afinitas yang besar terhadap air, dan air memiliki pengaruh yang
nyata pada sifat-sifat serat. Serat kapas yang sangat kering bersifat kasar, rapuh dan
kekuatannya rendah. Moisture Regain (MR) serat kapas bervariasi sesuai dengan
perubahan kelembaban relatif tertentu. MR kapas pada kondisi standar berkisar antara
7 8,5%.

5. Berat Jenis
Berat jenis serat kapas adalah 1,50 sampai 1,56.
2.1.2.2 Sifat Kimia

1) Pengaruh asam

Selulosa tahan terhadap asam lemah, sedangkan terhadap asam kuat akan
menyebabkan kerusakan. Asam kuat akan menghidrolisa selulosa yang mengambil
tempat pada jembatan oksigen penghubung sehingga terjadi pemutusan rantai molekul
selulosa (hidroselulosa). Rantai molekul menjadi lebih pendek dan menyebabkan
penurunan kekuatan tarik selulosa. Reaksi hidroselulosa dapat dilihat pada Gambar
2.5 berikut ini :

CH2OH H OH
H O H
H O OH H
O OH H H H O
H
O
H OH CH2OH

Hidrolis a

CH2OH H OH
H O
H H OH H
C OH H
O OH H O H O
H
O
H OH CH2OH

CH2OH H OH
H O OH
H OH H
C OH H
O OH H O H O
H
O
H OH CH2OH
Sumber :Arifin Lubis, dkk, Teknologi Persiapan Penyempurnaan, Sekolah Tinggi
Teknologi Tekstil, Bandung, 1994, halaman 85.

2) Pengaruh alkali

Alkali mempunyai pengaruh pada kapas. Alkali kuat pada suhu rendah akan
menggelembungkan serat kapas seperti yang terjadi pada proses merserisasi,
sedangkan pada suhu didih air dan dengan adanya oksigen dalam udara akan
menyebabkan terjadinya oksiselulosa.

3) Pengaruh panas

Serat kapas tidak memperlihatkan perubahan kekuatan bila dipanaskan pada suhu
120OC selama 5 jam, tapi pada suhu yang lebih tinggi dapat menyebabkan penurunan
kekuatan. Serat kapas kekuatannya hampir hilang jika dipanaskan pada suhu 240OC.

3) Pengaruh oksidator

Oksidator dapat mengoksidasi selulosa sehingga terjadi oksiselulosa, rantai molekul


selulosa terputus dan selanjutnya mengakibatkan terjadinya oksiselulosa lanjutan yang
mengubah gugus aldehid menjadi gugus karboksilat. Pada oksidasi sederhana dalam
suasana asam tidak terjadi pemutusan rantai, hanya terjadi pembukaan cincin glukosa.
Pengerjaan lebih lanjut dengan alkali akan mengakibatkan pemutusan rantai molekul
sehingga kekuatan tarik akan turun. Oksiselulosa terjadi pada proses pengelantangan
yang berlebihan, penyinaran dalam keadaan lembab atau pemanasan yang lama pada
suhu diatas 140OC

CH2OH H OH
O
H O H
H OH H
O OH H H O
H H O
H OH CH2OH

Oksidasi
CH2OH CH2OH
O OH OH
H O H
H H O
O H O
C C C C H
O H O H O H O H

CH2OH
O CH2OH
H OH OH
Sumber :Rasyid Djufri, Hdkk, Teknologi
O Pengelantangan.
H
H Pencelupan
O dan Pencapan,
O H
O
Institut Teknologi Tekstil,CBandung,
C
1976, halaman 76.C C H
O OH O OH
O OH O OH
Serat kapas merupakan produk yang berharga karena hanya sekitar 10% dari
berat kotor (bruto) produk hilang dalam pemrosesan. Apabila lemak, protein, malam
(lilin), dan lain-lain residu disingkirkan, sisanya adalah polimer selulosa murni dan
alami. Selulosa ini tersusun sedemikian rupa sehingga memberikan kapas kekuatan,
daya tahan (durabilitas), dan daya serap yang unik namun disukai orang. Tekstil yang
terbuat dari kapas (katun) bersifat menghangatkan di kala dingin dan menyejukkan di
kala panas (menyerap keringat). Sebagai tambahan dari industri tekstil, kapas juga
digunakan dalam jaring ikan, saringan kopi, tenda, dan pembatas buku. Uang China
pertama terbuat dari fiber kapas, dan juga uang dollar AS modern. Denim, sebuah jenis
pakaian 'durable', sebagian besar terbuat dari kapas, dan juga kebanyakan T-shirt.
Sekarang ini kapas diproduksi di banyak tempat di dunia, termasuk Eropa, Asia, Afrika,
Amerika, dan Australia, menggunakan tanaman kapas yang telah dipilih jadi dapat
menghasilkan lebih banyak fiber.

2.2. Penyempurnaan Kreping


Yang dimaksud dengan penyempurnaan kreping adalah membuat kain menjadi
tidak rata (berkeriput). Benang dengan puntiran tinggi memiliki kecenderungan besar
untuk terbuka dan puntirannya bila dibebaskan dari penahanya, akan tetapi bila kedua
ujung benang tersebut dipegang, sehingga pembukaan puntiran tidak dapat
berlangsung sempurna, lalu saling didekatkan maka akan terbentuk gelungan-
gelungan (loops) kecil di sepanjang benang akibat dari gaya torsional benang yang
semula bertahan dan kemudian terbebaskan saat kedua ujung benang didekatkan.
Kecenderungan pembukaan puntiran pada benang atau energi torsionalnya sangat
ditentukan oleh derajat puntirannya, sehingga semakin tinggi puntiran suatu benang
maka semakin besar pula kecenderungannya untuk terbuka dari puntiran. Pada
benang yang terbuat dari serat hidrofil kecenderungan tersebut juga sangat
dipengaruhi oleh sifat penggelembungannya pada pembasahan, semakin besar
penggelembungan seratnya semakin besar pula kecenderungan benang untuk terbuka
dari puntirannya.
Penggelembungan serat yang terjadi pada pembasahan mengakibatkan
mengkeret kain kearah lebarnya, akan tetapi karena pembukaan puntiran benang
tertahan oleh pinggiran kain, maka energi puntiran benang beralih dan terpakai untuk
membentuk gelungan-gelungan seperti yang telah dijelaskan diatas. Mengingat bahwa
benang pada kain tersusun dalam suatu anyaman tertentu maka pembentukan
gelungan tidak dapat berlangsung sempurna sehingga menimbulkan suatu efek
gelombang atau riak pada permukaan kain yang dikenal dengan istilah krep (crepe).
Dengan demikian prinsip penyempurnaan krep adalah mengkeret benang dengan
puntiran tinggi dan kecenderungan untuk terbuka dari puntirannya, serta didasarkan
pada sifat penggelembungan serat.
2.2.1. Penyempurnaan Krep untuk Rayon
Konstruksi yang paling umum untuk kain krep adalah benang krep untuk pakan
dan normal untuk lusi, dengan pergantian arah puntiran setiap dua helai benang
pakan. Syarat lain yang harus dipenuhi untuk memperoleh krep yang merata
dipandang dari efeknya maupun kerapatannya adalah dimungkinkannya pergerakan
benang pada kain selama proses.
Proses kreping sebaiknya tidak dilakukan bersamaan dengan pemasakan.
Larutan sabun dan suhu tinggi pada proses pemasakan akan menyebabkan struktur
lain menjadi lebih terbuka sehingga tercipta ruang yang lebih besar bagi benang untuk
membentuk gelungan dan menghasilkan efek krep yang kasar dan cenderung tidak
rata. Untuk mencegah timbulnya bekas kusut (crease marks) maka kain harus
dikerjakan dalam bentuk lebar. Ada beberapa cara penanganan kain dalam proses
kreping, yaitu cara :
1. rangka bintang

2. lipatan buku

3. loop

4. kontinyu
kerataan dan kehalusan krep pada dasarnya sangat ditentukan oleh struktur benang,
kain, konsentrasi dan suhu larutan. Benang dengan puntiran tinggi yang terbuat dari
filamen kasar dan menggunakan kanji ringan (soft size) biasanya akan menghasilkan
krep kasar bila dikerjakan dalam larutan dengan konsentrasi dan suhu tinggi.
Sedangkan krep halus dapat diperoleh dari benang puntiran rendah yang terbuat dari
filamen dengan kanji berat (hard size) dan menggunakan larutan dengan konsentrasi
dan suhu rendah.
2.2.2. Penyempurnaan Krep untuk Kapas
Pada dasarnya terdapat 2 cara untuk membuat kain krep kapas, yaitu sebagai
berikut :
1. Membuat kain dengan benang-benang krep atau yang mempunyai antihan tinggi.
Pada cara ini efek krep yang terjadi tergantung dari relaksasi dari antihan benang.
2. Penggunaan zat kimia yang dapat menyebabkan penggelembungan serat kapas.
Pembuatan kain krep kapas cara pertama sama seperti pada cara pembuatan kain
krep pada rayon.
Hasil proses kreping melalui penggelembungan setempat tidak menampakkan efek
riak seperti yang diperoleh dari penggunaan benang puntiran tinggi, meskipun
demikian ada kesamaan hal dalam efek mulur seperti yang biasa ditemui pada struktur
krep.
2.2.3. Pengaruh Pencapan pasta NaOH pada serat kapas

Pengaruh NaOH pada serat kapas akan mengakibatkan penggembungan serat.


Bila konsentrasi NaOH cukup kuat maka bagian kristalin akan menggembung dan
terjadi perubahan kisi-kisi yang permanen. Penggembungan ini terjadi karena
pelepasan ikatan hidrogen internal dalam serat yang efeknya sangat besar terutama
pada keadaan alkali kuat. Sehingga terjadi penyusunan kembali orientasi molekulnya
yang lebih teratur.
Selulosa yang menggelembung ini tidak mengalami degradasi tetapi daya serap dan
kereaktifannya menjadi lebih besar daripada semula. Reaksinya adalah sebagai
berikut :

Selulosa-OH + NaOH Selulosa- ONa + H2O

Dengan adanya proses penggembungan serat maka bentuk kristalin dari selulosa
dan molekul-molekulnya relatif berpindah tempat satu sama lain. Akibatnya banyak
banyak gugus OH yang lebih mudah untuk dapat diakses, maka absorpsi serat
terhadap air atau zat warna bertambah.

Pengaruh dari pencapan pasta kostik soda adalah :

v Bahan menjadi mengkeret pada bagian motif yang dicapkan.

v Kekuatan tarik bertambah.

v Absorbsi bahan terhadap air dan zat warna bertambah.

v Mulur sebelum putus bertambah.

III. ALAT DAN BAHAN


Alat :
- Kasa cap & rakel
- Gelas ukur
- Pipet volume
- Batang pengaduk
- Timbangan digital
- Sendok

Bahan :
- Kain kapas putih
- Soda kostik keripik
- CMC (pengental tahan alkali) / Tapioka
- Pembasah tahan alkali

IV. RESEP,FUNGSI ZAT & PERHITUNGAN RESEP


4.1.RESEP
Resep kreping
- Sodak kostik keripik = 400 g/kg
- CMC = 10%
- Pembasah = 1g/l
- Waktu = 5, 10, 15, 20 menit
Resep Penetralan

CH3COOH = 1cc/L

Resep Pencelupan

Zat warna reaktif (drymarene Navy CL-G) :1%

NaCl :40 gr/L

Na2CO3 :10gr/L

Vlot :1:20

Waktu :30 menit

Suhu :60OC

IV.2. FUNGSI ZAT

Fungsi zat Untuk proses Kreping

1. NaOH keripik : sebagai pemberi efek kreping pada bahan


2. CMC : untuk pengental yang tahan terhadap alkali kuat, dan membuat
larutan kreping menjadi pasta yang siap dicapkan untuk mendapat motif
kreping yang sesuai dengan kasa.
3. Zat Pembasah : untk menurunkan tegangan permukaan serat sehingga
zat-zat dapat masuk kedalam bahan.
Fungsi zat Untuk proses Pencelupan

1. ZW Reaktif : untuk mewarnai serat kapas secara permanen.


2. Air : Untuk melarutkan semua zat.
3. NaCl : untuk menambah penyerapan zat warna pada proses
pencelupan.
4. Na2CO3 : untuk fiksasi zat warna reaktif pada proses pencelupan.
4.3. PERHITUNGAN RESEP
Perhitungan Resep kreping kain 1 dengan variasi jarak kain 2 cm
Kebutuhan air = 50 ml

- NaOH keripik = 400 g/kg


NaOH keripik = 400 gr x 50 ml
1000 ml
= 20 gr
- Pembasah = I ml/l
Pembasah = 1 ml x 100 ml
1000 ml
= 0,1 ml
- CMC = 10%
CMC = 10 x 50 ml
100
= 5gr
- Waktu (t)= 20 menit

Perhitungan Resep kreping kain 2 dengan variasi jarak kain 5 cm

Kebutuhan air = 50 ml

- NaOH keripik = 400 g/kg


NaOH keripik = 400 gr x 50 ml
1000 ml
= 20 gr
- Pembasah = I ml/l
Pembasah = 1 ml x 100 ml
1000 ml
= 0,1 ml
- CMC = 10%
CMC = 10 x 50 ml
100
= 5gr
- Waktu (t)= 20 menit

Resep penetralan

5 ml CH3COOH dalam 5 Liter air

Perhitungan Resep Pencelupan

- Berat bahan (berat total)= 21,7 gr + 27,5 gr + 15,2 gr + 14,2 gr +


14,6 gr + 21,7 gr
= 124,9 gr

- Vlot = 1:20
= 124,9 x 20 = 2498 ml
- Zat Warna 1% = 1 x 124,9 gr = 1,2490 gr
100

- NaCl = 40 gr/l
= 40 grx 2498
1000 ml
= 99,92 gr

- Na 2 CO 3 = 10 gr x 2498

1000 ml
= 24,98 gr

- Kebutuhan Air = 2370 ml


V. CARA KERJA & DIAGRAM ALIR
CARA KERJA
1. Siapkan kain contoh uji dan zat-zat yang diperlukan untuk membuat pasta
pengental untuk soda kostik
2. Buat pasta pengental dengan viskositas yang sesuai
3. Cap kain dengan pasta pengental yang telah mengandung soda kostik dan
biarkan selama 20 menit
4. Bilas kain dengan air dingin, dan jangan digosok agar motif tidak hilang
5. Bilas dengan air panas
6. Netralkan dengan CH3COOH
7. Bilas dengan air dingin
8. Mencelup kain menggunkan zat warna reaktif
9. Proses pencucian
10. Mengeringkan menggunakan mesin stanter
11. Mengevaluasi kain hasil variasi jarak motif terhadap efek kreping

DIAGRAM ALIR
P
pp ee rms i ba up a t
pbk e n
ari aon rs k a m
ae lasa t b a h a
panp nee Nnn a O H
knpdp aree ennn peg itenr ng t a
cppkcb uuaee hcrnc siaiicpineai lk u kp ea n
pa lar aodnsa
scpakl eunae( lCcna i M m C
ekdam vnea enial nalgum a s i
eadr+ isni 2na 0ig r g) g z a t a n
lw
hkpu a aaenra psnaur iagkntl aseaa nn t a l
P
dnink nigre neenngpc ii tn g
m
ruaC escHai ka t i f p a n a s
ickv neaa lr ui ap s i j a r a k
6n 0
nm o t i f

VI. DATA PENGAMATAN

Varaisi jarak kreping 2 cm Varaisi jarak kreping 5 cm


VII. DISKUSI

Proses penyempurnaan kreping bertujuan untuk mendapatkan kain dengan


efek kerutan.Proses penyempurnaan kreping dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
secara fisika dan kimia.dan pada kali ini proses kreping yang kami lakukan adalah
secara kimia.proses kreping secara kimia pada kain kapas menggunakan NaOH
keripik sebagai zat yang akan memberikan efek kreping.penyempurnaan kreping pada
kapas dengan NaOH dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti konsentrasi NaOH yang
digunakan,Besar-kecilnya motif serta jarak antar motif.

Pada kesempatan kali ini kelompok kami mendapatkan variasi jarak motif
sepanjang 2 cm dan 5 cm.dan pada data pengamatan terlihat bahwa efek krep pada
variasi jarak 2 cm sangat tedikit dan pada jarak 5 cm efek krep tidak terbentuk.hal ini
karena jarak antar motif harus saling berdekatan yaitu sekitar 2/5 motif.jadi hasil yang
kami dapatkan hanyalah ketuaan warna yang dihasilkan pada motif krep warna
pencelupannya menjadi lebih tua.hal ini karena NaOH akan menggelembungkan serat
kapas sehingga penampang melintang dan membujur serat kapas berubah yang
mengakibatkan naiknya daya serap serat kapas terlahadap larutan celup sehingga
warnanya menjadi lebih tua.

VIII. KESIMPULAN

Jarak motif sangat mempengaruhi efek kreping agar terbentuk motif krep maka harus
2/5 dari motif
DAFTAR PUSTAKA

Teknologi Penyempurnaan Tekstil, 1977. ITT

Diktat praktikum proses persiapan teknologi tekstil

https://urangpisan.files.wordpress.com/2014/03/proses-penyempurnaan-mengkeret-
kreping-pada-kain-kapas-dan-rayon-variasi-konsentrasi-naoh-waktu-kontak-dan-jarak-
motif.

Anda mungkin juga menyukai