Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

INDUSRTI CAUSTIC SODA ( NaOH )

Disusun Oleh :
1. Deny Irawan (2019436003)
2. Fajri Afriliono (2018430040)
3. Feni Eka Putri (2017430041)

Universitas Muhammadiyah Jakarta


Teknik Kimia 2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .............................................................................................................. Error! Bookmark not defined.


DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................................................ ii
BAB I Pendahuluan..................................................................................................................................................1
1. Latar Belakang .............................................................................................................................................1
2. Tujuan ...........................................................................................................................................................1
3. Manfaat .........................................................................................................................................................1
BAB II Karakteristik ...............................................................................................................................................2
1. Fakta Kimia Natrium Hidroksida...............................................................................................................2
2. Fakta Fisik Natrium Hidroksida ................................................................................................................4
BAB III Perkembangan Industri Caustic Soda .....................................................................................................5
BAB IV Proses Pembuatan Caustic Soda...............................................................................................................6
1. Proses Produksi NaOH dari Lime dan Soda Ash (Continous Door Causticizing) ...................................6
2. Proses Produksi NaOH dari Elektrolisis Garam .......................................................................................7
BAB V Kesimpulan ............................................................................................................................................... 13
Daftar Pustaka ....................................................................................................................................................... 14

Page i of ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Padatan Natrium Hidroksida.............................................................................................................2


Gambar 3.1 Industri NaOH di Indonesia...............................................................................................................5
Gambar 4.1 Proses Continous Door Cautizing .......................................................................................................6
Gambar 4.2 Proses Kellner-Castner .......................................................................................................................7
Gambar 4.3 Proses Diafragma Sel Nelson..............................................................................................................9
Gambar 4.4 Proses Oksidasi Cairan Putih ........................................................................................................ 10

Page ii of ii
BAB I Pendahuluan

1. Latar Belakang
Caustic Soda / Natrium Hidroksida ( NaOH ) atau juga biasanya disebut sebagai
lye, adalah senyawa kimia dengan kandungan alkali tinggi. Sifat-sifat kimia membuatnya
ideal untuk digunakan dalam berbagai aplikasi yang berbeda, meliputi pembuatan sabun
dan detergen, proses pengolahan minyak goreng, pembuatan bumbu masak, pemurnian air,
dan pembuatan produk kertas termasuk “Heavy Chemical Industry” yang diproduksi dalam
volume besar serta bahan kimia yang paling umum digunakan dalam laboratorium kimia
Dalam proses kertas yang paling sering digunakan adalah proses Kraft, kayu
dilarutkan dengan larutan yang mengandung campuran antara natrium sulfida dan natrium
hidroksida. Sebagian besar bahan yang tidak diinginkan dari kayu seperti lignin, larut
dalam campuran larutan tersebut, sedangkan selulosa bahan utama kertas yang relatif murni
dapat disaring kemudian selulosa setelah pemurnian ini lebih lanjut menjadi dasar kertas.
Kebutuhan Caustic Soda (NaOH) di Indonesia dewasa ini terus meningkat sehingga
saat ini masih ditunjang dengan import dari luar negeri, padahal Indonesia kaya akan
Natrium Klorida (NaCl) dan Kalsium Karbonat (CaCO3) yang dapat dimanfaatkan sebagai
bahan baku dalam pembuatan NaOH.

2. Tujuan
Penyusunan makalah i ni bertujuan:
 Untuk mengetahui gambaran umum proses pembuatan NaOH.
 Untuk memilih alternatiF proses pembuatan NaOH yang lebih efektif.

3. Manfaat
Manfaat dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
a) Memahami konsep perancangan proses yang ada di dalam pabrik pembuatan NaOH.
b) Mengetahui serta membandingkan proses-proses dalam pembuatan NaOH
c) Dapat menganalisa proses dan memilih proses pembuatan NaOH.

Page 1 of 14
BAB II Karakteristik

Natrium hidroksida murni berbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk pelet,
serpihan, butiran ataupun larutan jenuh 50% yang biasa disebut larutan Sorensen. Ia bersifat
lembap cair dan secara spontan menyerap karbon dioksida dari udara bebas. Ia sangat larut
dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilarutkan, karena pada proses pelarutannya dalam
air bereaksi secara eksotermis. Ia juga larut dalam etanol dan metanol, walaupun kelarutan
NaOH dalam kedua cairan ini lebih kecil daripada kelarutan KOH. Tidak larut dalam dietil
eter dan pelarut non-polar lainnya. Larutan natrium hidroksida akan meninggalkan noda kuning
pada kain dan kertas

Gambar 2.1 Padatan Natrium Hidroksida

Berikut ini fakta-fakta penting dari Natrium Hidroksida ( NaOH ) :


1. Fakta Kimia Natrium Hidroksida
 Jenis Senyawa : Senyawa Ion
 Massa Molekul Relatif ( Mr ) : 40 g/mol
 Bentuk : Pelet, serpih dan butiran
 Densitas : 2,13 gr/cm
 Titik Leleh : 318 ‘C
 Titik Didih : 1390 ‘C
 Kapasitas Panas : -36,56 Kkal/kg.°C
 Panas Pembentukan : -47,234 Kkal/kmol

Page 2 of 14
 Kelarutan Dalam Air : Suhu 0°C , 418 gr/L. Suhu 20°C , 1150 gr/L
 Larut Dalam : Air, Methanol,Ethanol, larutan Ammonia dan Eter
 Bahaya : Bersifat korosif
 Tingkat Kebasaan ( Pkb ) : 0,2
Senyawa NaOH mungkin juga bisa dikatakan sebagai salah satu senyawa yang paling
umum dan paling kita kenal dalam reaksi asam basa seperti misalnya reaksi penetralan.
Senyawa ini bisa bereaksi dengan asam kuat dan asam lemah untuk membentuk garam, seperti
ditunjukkan oleh reaksi dibawah ini :

HCl + NaOH → NaCl + H2O ( Reaksi dengan Asam Kuat )


CH3COOH + NaOH → CH3COONa + H2O ( Reaksi dengan Asam Lemah )

Selain bisa bereaksi dengan asam kuat maupun asam lemah, senyawa natrium
hidroksida juga bisa bereaksi dengan oksida-oksida pembentuk asam seperti
gas CO2 maupun SO2, berikut ialah persamaan reaksinya :

NaOH + CO2 → Na2CO3 + H2O


NaOH + SO2 → Na2SO3 + H2O

Bagaimana reaksinya dengan logam ? Apakah senyawa NaOH bisa melarutkan logam
? Ya, senyawa ini dapat melarutkan logam-logam seperti logam alumunium dan juga beberapa
logam transisi lainnya. Berikut ini persamaan reaksinya :

2 NaOH + 2 Al ↓ + 6 H2O → 2 NaAl(OH)4 + 3 H2 ↑

Dengan menggunakan NaOH, kita dapat mengendapakan senyawa-senyawa


logam yang mempunyai tingkat kelarutan yang begitu amat rendah seperti misalnya logam
golongan transisi maupun logam pada golongan utama seperti timbal dan timah . Berikut ini
reaksi pengendapan senyawa-senyawa logam oleh NaOH :

ZnCl2 + NaOH → Na2ZnO2 ↓ + H2O


PbSO4 + NaOH → Na2PbO2 ↓ + H2O
CuSO4 + NaOH → Cu(OH)2 ↓ + H2O

Page 3 of 14
2. Fakta Fisik Natrium Hidroksida
Natrium Hidroksida memiliki wujud padat pada suhu kamar, bentuknya bisa
seperti kristal atau bubuk tergantung pada tujuan atau kegunaan analisisnya. Senyawa
ini bewarna putih metalik dan tidak berbau. Tingkat kelarutanya di dalam air juga
cukup tinggi seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Ketika senyawa ini
dilarutkan ke dalam air, maka suhu air akan naik dan suhu disekitarnya akan terasa
panas, hal ini terjadi karena pelarutan senyawa ini bersifat eksotermik sehingga
sejumlah kalor akan dilepaskan. Hal ini terjadi sama persis dengan pelarutan Asam
Sulfat ke dalam air. Ketika dilarutkan,asam sulfat juga dapat melepaskan sejumlah
kalor ke lingkungan bebas.

Page 4 of 14
BAB III Perkembangan Industri Caustic Soda

Di Indonesia caustic soda sudah diproduksi sejak lama dan hingga saat ini tidak kurang
dari 14 perusahaan yang menerjuni bidang industri ini dengan kapasitas produksi seluruhnya
mencapai 1.073.,400 dry metrikton per tahun. Dari keempat belas perusahaan tersebut, dua
diantaranya memiliki kapasitas cukup besar yakni PT Asahimas Chemical (Ex. PT Asahimas
Subentra Chemical) dengan kapasitas produksi sebesar 700.000 ton dan PT Sulfindo Adiusaha
dengan kapasitas 215.000 ton, masing-masing per tahun.
Pihak PT ISI saat dihubungi Bizteka-CCI menyatakan dengan penggantian sistim
produksinya tersebut, saat ini perusahaannya mampu memproduksi caustic soda liquid dengan
kadar minimal 48%. Menurut sumber tersebut, saat ini seluruh produksinya masih
terkonsentrasi untuk memenuhi pasar dalam negeri khususnya ke industri tekstil, serat rayon,
pulp, MSG, sabun mandi, detergent dan lain sebagainya. Untuk perusahaan caustic soda lainnya
dapat dilihat pada tabel berikut.

Gambar 3.1 Industri NaOH di Indonesia

Informasi yang diperoleh Bizteka dari para produsen caustik soda menyatakan dengan
kapasitas yang dimiliki saat ini sebenarnya para produsen mampu untuk memenuhi seluruh
kebutuhan industri pemakai didalam negeri. Namun karena ada beberapa industri pemakai yang
lokasinya jauh dari pabrik seperti di Medan, Riau, Kalimantan dan lain sebagainya, menjadikan
harga jual produk lokal lebih mahal dibandingkan dengan produk impor. Kondisi inilah yang
menjadikan impor caustic soda di Indonesia sulit dihentikan.

Page 5 of 14
BAB IV Proses Pembuatan Caustic Soda

Pembuatan NaOH dimulai pada tahun 1853, yaitu ketika soda mulai digunakan dalam
industri secara luas. Dalam pembuatan NaOH dikenal berbagai macam proses yang umum
digunakan. Berikut merupakan berbagai metode pembuatan natrium hidroksida adalah

1. Proses Produksi NaOH dari Lime dan Soda Ash (Continous Door Causticizing)
Pada proses ini bahan yang digunakan adalah Soda Ash (Na2CO3) dan
Lime(Ca(OH)2). Adapun reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :

Na2CO3 + Ca(OH)2↓ → 2NaOH + CaCO3↓

Metode ini dilakukan sebagai berikut :


Larutan Na2CO3 dicampur dengan Ca(OH)2 yang menghasilkan larutan NaOH dan
CaCO3 padat. Setelah dipisahkan maka larutan NaOH dipekatkan untuk menghasilkan
konsentrasi NaOH yang diinginkan. Proses ini dapat dilakukan secara batch maupun
kontinue. Pada reaksi di atas digunakan larutan Na2CO3 20%, sedangkan Ca(OH)2 yang
digunakan berupa bubur. Reaksi berlangsung pada temperatur sekitar 85°C. Setelah diaduk
selama sekitar 1 jam, kemudian diendapkan di dalam thickener. Larutan hasil pemisahan
dari thickener mengandung NaOH dengan kadar 10-12%. Larutan tersebut kemudian
dimasukkan ke dalam evaporator untuk dipekatkan kadar NaOH nya menjadi 50 % dengan
konversi 95-96%. Sedangkan endapan yang keluar sebagai hasil bawah thickener dipompa
ke thickener yang lain untuk diambil kandungan NaOH dan Na2CO3 dengan cara
menambahkan air panas ke dalam thickener tersebut. Larutan hasil yang diperoleh adalah
larutan encer yang dipakai sebagai make up Na2CO3 20% (Faith and Keyes, 1957).
Na2CO3 NaOH

Continous Door
Causticizing
Ca(OH)2 CaCO3
Gambar 4.1 Proses Continous Door Cautizing

Page 6 of 14
2. Proses Produksi NaOH dari Elektrolisis Garam
Pada proses pembuatan NaOH dengan cara elektrolisa, reaksi yang tejadi adalah
sebagai berikut:

2NaCl + 2H2O → 2NaOH + H2↑ + Cl2↑

Adapun tahapan – tahapan proses elektolisis garam meliputi:


 Proses pemurnian larutan NaCl
Sebelum NaCl dikonversikan di dalam sel elektrolisa terlebih dahulu NaCl padat
tersebut dilarutkan ke dalam sejumlah air sampai konsentrasi tertentu. Setelah itu
barulah dilakukan pemurnian larutan garam dari ion-ion Mg2+, Ca2+, Fe3+, dan
SO42- dengan menambahkan reagen BaCl2, NaOH, dan Na2CO3 dalam bentuk
larutan. Dengan demikian ion-ion tersebut bereaksi dan menghasilkan endapan
yang dibuang pada rotary drum filter.
 Proses elektrolisa larutan NaCl
Larutan NaCl dimasukkan ke dalam reaktor sel elektrolisa. Dalam sel elektrolisa
larutan garam dialiri arus listrik searah (DC), sehingga akan mengakibatkan
terurainya NaCl menjadi Na+ dan Cl-. Dengan penambahan air akan terbentuk
NaOH disertai pembentukan gas H2.
Proses elektrolisa sendiri dapat dilakukan dengan cara :
1. Proses Kellner – Castner
Prinsip dalam pembutan NaOH dengan metode Castner-Kellner adalah
NaOH dibuat dengan elektrolisis larutan NaCl (Brine)

Gambar 4.2 Proses Kellner-Castner

Page 7 of 14
Sel Kellner-Castner ini adalah tangki baja berbentuk persegi panjang.
Didalam tangki dilapisi dengan 'ebonit.' Anoda terbuat dari titanium. Lapisan
mengalir merkuri (Hg) dibagian bawah tangki berfungsi sebagai katoda. Reaksi
ionisasi

NaCl (s) → 2 NaCl (l) → 2 Na+ + 2Cl-

Ketika arus listrik dilewatkan melalui air garam, ion positif dan negatif
bermigrasi ke arah elektroda masing-masing. ion Na+ dibuang di katoda
merkuri. Natrium disimpan di merkuri membentuk Sodium amalgam Klorin
diproduksi di anoda dan diambil dari atas sel.
Reaksi di katoda
2Na+ + 2e → 2Na (Na membentuk amalgam)
Na + Hg/Na / Hg ion Na+ terbentuk kembali karena adanya ion H+ di atas
tegangan tinggi.

Reaksi pada anoda

2Cl- → Cl2 + 2e

Pembentukan NaOH
Amalgam bergerak ke ruang lain yang disebut 'denuder', di mana ia
diperlakukan dengan air untuk menghasilkan NaOH yang dalam keadaan cair.
Padat NaOH diperoleh oleh penguapan larutan ini.

2Na/Hg + 2H2O → 2NaOH + H2 + 2Hg

NaOH diperoleh sangat murni dan proses ini sangat efisien.

2. Diafragma Sel Nelson


Prinsip: Elektrolit yang digunakan dalam proses ini adalah air NaCl
(Brine). Prosedur diafragma berpori dari asbes atau oksida logam dengan
polimer memisahkan anoda dan katoda kompartemen. Diafragma mencegah ion
hidroksida memasuki anoda kompartemen dan mencegah ion klorida memasuki

Page 8 of 14
katoda. Air garam jenuh memasuki kompartemen anoda di mana gas klorin
dihasilkan.

Gambar 4.3 Proses Diafragma Sel Nelson

Anoda (elektroda positif): karbon (grafit) atau titanium dilapisi dengan Ru-Ti
oksida. Reaksi pada anoda (oksidasi):

2 Cl- → Cl2 ↑ + 2e

Katoda (elektroda negatif): steel mesh. Reaksi katoda (reduksi):

2 H2O + 2 e → H2 ↑ + 2 OH-

Na+ bermigrasi di diafragma ke kompartemen katoda menggabungkan


dengan OH- membentuk NaOH.
Reaksi sel secara keseluruhan (menunjukkan ion penonton Na+):
2 H2O + 2 Cl- + 2 Na+ → 2 Na+ + 2 OH- + H2 + Cl2
Produk mengandung natrium klorida dan natrium hidroksida. NaOH padat dapat
mengkristal keluar.

2. Proses Loewig
Proses Loewig untuk persiapan soda kaustik yang tergantung pada
pembentukan natrium ferrat (Na2Fe2O4), yang kemudian terurai dengan air.
Cairan soda ini kemudian dicampur dengan oksida besi, dan massa yang

Page 9 of 14
diuapkan sampai kering dan dikalkinasi dalam api yang panas, biasanya dalam
tungku bergulir. Pada kalsinasi, reaksi antara natrium karbonat dan oksida besi
menghasilkan karbon dioksida yang terlepas ke udara dan natrium ferrat yang
tersisa dalam tungku. Massa dicuci dengan air dingin sampai semua materi yang
larut dihilangkan, kemudian pada 90°C air dilewatkan pada natrium ferrat,
karena dekomposisi ini soda kaustik terbentuk, dan oksida besi diperbarui lagi
yang kemudian dikembalikan ke proses kalsinasi. oksida besi yang digunakan
adalah bijih besi alami, sangat bersih dan bebas dari silika atau kotoran lainnya
karena kotoran pada saat kalsinasi akan menghasilkan endapan hidroksida besi
tidak baik pada proses, karena memberikan produk sulit untuk diputihkan
3. Proses Oksidasi Cairan Putih
Dalam proses oksidasi cairan putih, Nitrogen Sulfida (Na2S) di
cairan putih teroksidasi oleh udara menjadi polisulfida, yang digunakan dalam
proses pencernaan. Proses pencernaan adalah di mana selulosa dan semi-selulosa
(polisakarida) dipisahkan dari chip yang berfungsi sebagai bahan kayu untuk
membuat pulp atau airan putih menjadi suatu bahan kimia seperti Na2S, NaOH
dll.

Gambar 4.4 Proses Oksidasi Cairan Putih

Udara pada proses oksidasi ini terletak di antara proses


kaustikfikasi dan proses pencernaan. Cairan putih yang akan teroksidasi diambil
dari garis yang menghubungkan proses kaustikfikasi untuk proses pencernaan,
dan polisulfida yang dihasilkan disalurkan kembali ke dalam proses. Ini berarti

Page 10 of 14
bahwa tidak ada modifikasi sistem yang ada perlu dilakukan. Proses oksidasi
udara ini terdiri dari perangkat filtrasi cairan putih dan reaktor oksidasi. Jenis
upper-current ini digunakan agar filter untuk efisien menghapus SS, komponen
utama yang menjadi CaCO3 dan zat lain dihasilkan selama proses kaustifikasi.
Reaktor oksidasi diisi dengan katalis oksidasi, kemudian udara diberikan melalui
blower membuat reaksi oksidasi akan berlangsung. NaOH yang dihasilkan
bersama dengan polysulfida dalam reaksi digunakan secara efektif dalam proses
pencernaan, yang juga berfungsi untuk mengurangi beban ditempatkan pada
proses kaustifikasi.
4. Metode Carmichael
Dalam alat Carmichael, sebuah diafragma asbes, diresapi dengan
semen Portland, digunakan. diafragma yang terletak horizontal pada katoda di
bagian bawah sel dan di atas itu ada bel untuk mengumpulkan hidrogen yang
dilepaskan. Pada anoda terdapat kisi-kisi dari batang tembaga, ditutupi dengan
karet keras, di mana platina ditempatkan ke air garam. Anoda ini ditangguhkan
di atas sel, dan klorin dibebaskan. Larutan garam dimasukkan ke dalam sel di
atas, dalam aliran cepat dari tetes sedangkan campuran soda kaustik dan garam
terus mengalir dari bawah. Pasokan air garam begitu diatur bahwa kaustik
terbentuk di katoda diambil sebelum ia memiliki waktu untuk menyebar melalui
cairan. Larutan yang diambil dari sel berisi sekitar 20% dari soda kaustik, dan
sekitar 75% dari garam terdekomposisi. Reaksi dilakukan pada pada suhu sekitar
80°C di atas sel dekat anoda, sementara daerah sekitar katoda disimpan sedingin
mungkin. Dengan segera memisahkan dari klorin, diafragma sangat tahan lama.
5. Proses Lesueur
Proses ini menggunakan alat Lunge. Katoda, kawat kasa besi ditempatkan
dalam posisi miring. Di atasnya terletak diafragma, yang terdiri dari dua bagian,
selembar kertas perkamen dan lembar ganda asbes disemen bersama-sama
dengan albumin darah, digumpalkan dan dikeraskan dengan perlakuan bersama
kalium bikromat. Bel gerabah tertutup di anoda, yang terbuat dari timah, batang
karbon dicelupkan ke dalam larutan garam. soda kaustik terbentuk dalam larutan
luar bel, dan karena posisi miring dari katoda, hidrogen diharapkan untuk

Page 11 of 14
dilepaskan dengan mudah, sehingga mencegah polarisasi. Tapi ternyata dalam
prakteknya bahwa lonceng gerabah yang hancur oleh larutan soda kaustik,
sedangkan hidrogen dibebaskan. Diafragma cepat hancur, yang berlangsung
hanya dari 24 sampai 48 jam. Anoda dipakai lebih lambat, berlangsung sekitar
enam minggu. Proses ini menghasilkan larutan kaustik mengandung 10% NaOH.

Page 12 of 14
BAB V Kesimpulan

Natrium Hidroksida atau NaOH merupakan senyawa yang mudah di temukan pada
lingkungan sehari-hari. Bahan kimia ini digunakan pada industri pembuatan detergen, penyedap
rasa, pengolahan minyak, industri kertas dsb. Di Indonesia sendiri terdapat 5 industri pembuatan
NaOH yaitu PT. Asahimas Chemical di Cilegon, PT. Sulfindo Adiusaha di Serang, PT. Industri
Soda Indonesia di Surabaya, PT. Soda Sumatera di Medan, PT. Inti Indorayon Utama di Porsea.
Ada pula PT. Indochlor Prakarsa Industries namun sudah tidak berproduksi. Karena jangkauan
produsen dengan konsumen yang kurang merata, saat ini Indonesia masih melakukan impor
NaOH. NaOH sendiri diproduksi melalui beberapa proses seperti proses Kellner-Castner,
Diafragma Sel Nelson dan proses membran dimana masing-masing proses memiliki kelebihan
dan kekurangannya masing-masing baik dari faktor rendemen yang dihasilkan, biaya produksi
maupun dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan.

Page 13 of 14
Daftar Pustaka

Anonym, 2004. “Caustic Soda Production and Manufacturing Process”


https://www.icis.com/explore/resources/news/2007/11/01/9075191/caustic-soda-production-and-
manufacturing-process/
di akses pada : 17 Oktober 2019 pukul 23:27

Anonym, “Perkembangan Produsen, Produksi, Ekspor, Impor, suplai Caustic Soda”


https://cci-indonesia.com/perkembangan-produsen-produksi-ekspor-impor-suplai-caustic-soda/
di akses pada : 17 Oktober 2019 pukul 21:39

Anonym, 2018. “Sodium Hydroxide”


http://www.essentialchemicalindustry.org/chemicals/sodium-hydroxide.html
di akses pada : 17 Oktober 2019 pukul 22:29

Boustead, I. 2005. “Sodium Hydroxide, a report by I Boustead for PlasticEurope”. PlasticEuropes :


Brussels
http://www.inference.org.uk/sustainable/LCA/elcd/external_docs/naoh_31116f0a-fabd-11da-
974d-0800200c9a66.pdf
di akses pada : 17 Oktober 2019 pukul 23:32

Faith, W.L., Keyes, D.B., and Clark, R.L. 1957. “Industrial Chemistry”. John Wiley and Sons :
London.

FuseSchool - Global Education, 2015. “Electrolysis of Brine | Reactions | Chemistry | FuseSchool”


https://www.youtube.com/watch?v=N_HQGiC9OJE
di akses pada : 17 Oktober 2019 pukul 21:10

Pubchem, “Sodium Hydroxide”


https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Sodium-hydroxide
di akses pada : 17 Oktober 2019 pukul 21:56

Page 14 of 14

Anda mungkin juga menyukai