Anda di halaman 1dari 4

Zat Padat Dalam Air (Solids)

20.ZAT PADAT DALAM AIR (SOLIDS)

20.1. Umum

Pengertian zat padat dalam air atau solid adalah materi yang tersisa (residu)
jika contoh air diuapkan dan dikeringkan pada temperatur 103 -105 0C .
Tentunya untuk senyawa / zat –zat yang mudah menguap pada waktu
penguapan atau pemanasan pada temperatur di atas tidak termasuk ke dalam
dalam definisi diatas , contoh nya senyawa-senyawa organik yang terlarut dalam
air dan mudah menguap. ( seperti senyawa alkohol dll).

Residu dari penguapan dan pemanasam tersebut (solids) dapat berupa senyawa
organik atau anorganik , baik dalam bentuk terlarut atau tersuspensi di dalam air
. Untuk membedakan adanya jenis senyawa – senyawa tersebut maka
pengukuran solid dalam air dibedakan atas :

a. Total Solid (TS) , menyatakan banyaknya senyawa organik atau anorganik


baik yang terlarut atau tersuspensi dalam air.

b. Total Dissolved Solid (TDS), menyatakan banyaknya senyawa-senyawa


organik atau anorganik yang terlarut dalam air ( yang lolos dari kertas
saring Whatman GF/C )

c. Total Suspended Solid (TSS) menyatakan banyaknya senyawa-senyawa


organik atau anorganik yang tersuspensi dalam air ( yang tertahan pada
permukaan kertas saring Whatman GF/C)

d. Fixed Total Solid (FTS), menyatakan banyak senyawa anorganik yang tersisa
dari Total solids (TS) jika dipanaskan pada temperature 550-6000C

e. Fixed Dissolved Solid (FDS) menyatakan banyak senyawa anorganik yang


tersisa dari TDS jika dipanaskan pada temperature 550-6000C.

f. Fixed Suspended Solid (FSS) menyatakan banyak senyawa anorganik yang


tersisa dari TSS jika dipanaskan pada temperature 550-6000C

g. Volatile Total Solid (VTS) menyatakan banyak senyawa organik yang


menguap dari TS jika dipanaskan pada temperature 550-6000C

h. Volatile Dissolved Solid (VDS) menyatakan banyak senyawa organik yang


menguap dari TDS jika dipanaskan pada temperature 550-6000C

i. Volatile Suspended Solid (VSS) menyatakan banyak senyawa organik yang


menguap dari TSS jika dipanaskan pada temperature 550-6000C

Pada waktu pemanasan 550-6000C, maka diharapkan bahwa semua senyawa


organik dalam air akan menguap , karena terbakar menjadi CO 2dan H2O yang
menguap. Dan yang tersisa adalah senyawa-senyawa anorganik. Tetapi ada
beberapa jenis senyawa anorganik yang menguap atau berubah karena
pemanasan tersebut, seperti

Laboratorium Lingkungan TL-3103 20-1


Zat Padat Dalam Air (Solids)

MgCO3 ----- MgO + CO2 ↑


NH4HCO3 ----- NH3↑ + H2O↑ + CO2↑

Berdasarkan definisi dan batasan dari masing-masing jenis solid tersebut di atas
maka hubungan antara jenis solid adalah sebagai berikut :

TS = TDS + TSS
TS = FTS + VTS
TDS = FDS + VDS
TSS = FSS + VSS

Lumpur kasar atau Settleable Solids , adalah suatu pengukuran untuk


menyatakan banyak ( volume) material tersuspensi , lumpur atau kekeruhan
yang dapat mengendap akibat gaya gravitasi . Alat yang digunakan untuk
pengukuran ini adalah kerucut Imhoff ( Imhoff Cone).

Data hasil pengukuran solid berguna untuk


a. Mengetahui kualitas air yang sedang diteliti memenuhi baku mutu tertentu
b. Berguna untuk perencanan dan desain pengolahan air .
c. Data solid dapat dihubungkan dengan parameter lain seperti parameter BOD,
COD , kekeruhan , konduktifitas air .

20.2. Prosedur Pengukuran

20.2.1. Metode Pengukuran : Gravimetri

20.2.2. Prinsip pengukuran

Sejumlah contoh air diuapkan , kemudian dipanaskan pada temperatur 105 0C


atau 550-6000C , banyaknya residu atau senyawa yang menguap ditentukan
dengan penimbangan .

20.2.3. Peralatan

a. Kerucut Imhoff ( Imhoff Cone)


b. 2 (dua) buah cawan penguap (mulut lebar),
c. 1 (satu) buah cawan pijar (cawan kecil)
d. 1 ( satu) lembar kertas saring bebas abu disiapkan ( Whatman no. 42)
e. Neraca Analitik
f. Oven
g. Furnace

20.2.4. Cara Kerja

a. Pengukuran Lumpur Kasar (settleable solids)


Disiapkan kerucut Imhoff volume 1 liter dalam posisi tegak lurus , yang dapat
dibantu dengan statif.

Laboratorium Lingkungan TL-3103 20-2


Zat Padat Dalam Air (Solids)

Contoh air yang homogen dimasukkan ke dalam Kerucut Imhoff sampai tanda
batas ( Volume 1 liter) , kemudian setiap 5 menit diukur volume lumpur yang
mengendap . Pengukuran dihentikan jika diperoleh volume lumpur konstan.
Lumpur kasar dinyatakan dengan % volume lumupr yang mengendap pada
satuan waktu tertentu , % volume

b. Pengukuran Solid

1. Persiapan

Cawan-cawan yang telah bersih dipanaskan 6000C selama 1 jam di dalam


furnace , kemudian dimasukkan ke dalam desikator lalu ditimbang sampai
konstan.
Kertas saring bebas abu dibasahi dengan aquadest, kemudian dipanaskan
1050C selama 1 jam di dalam oven , kemudian dimasukkan ke dalam
desikator dan ditimbang.
Berat cawan penguap 1 = A gram
Berat cawan penguap 2 = B gram
Berat cawan pijar = C gram
Berat kertas saring = D gram

2. Pengukuran TS, FTS, dan VTS

Masukkan 100 ml contoh air (sedikit demi sedikit) ke dalam cawan penguap
1, dan uapkan di atas water bath sampai kering.
Cawan yang berisi sampel dimasukkan ke dalam oven 105 0C selama 1
jam.Dinginkan cawan tersebut dalam desikator, kemudian timbang sampai
konstan ( E gram ).
Cawan yang berisi TS dimasukkan ke dalam Furnace pada temperatur 550-
6000C selama 1 jam.Dinginkan dalam desikator, kemudian timbang ( F gram
).

3. Pengukuran TDS, FDS dan VDS

100 ml contoh air disaring dengan kertas saring bebas abu.


Filtrat diuapkan pada cawan penguap 2 di atas water bath sampai kering
Cawan dimasukkan ke dalam oven 1050C selam 1 jam.
Setelah didinginkan dalam desikator, kemudian timbang (G gram).
Cawan yang berisi TDS tersebut dimasukkan ke dalam Furnace 550- 6000C
selama 1 jam.
Setelah didinginkan dalam desikator, kemudian timbang (H gram).

3. Pengukuran TSS, FSS dan VSS

Kertas saring yang berisi endapan dimasukkan ke dalam cawan pijar dan
dipanaskan dalam oven 1050C selama 1 jam.
Didinginkan dalam desikator, kemudian timbang (I gram ).
Cawan tersebut selanjutnya dimasukkan furnace pada temperature 550-
6000C selama 1 jam.
Setelah dingin, kemudian dimasukkan ke dalam desikator, dan ditimbang (J
gram ).

Laboratorium Lingkungan TL-3103 20-3


Zat Padat Dalam Air (Solids)

20.2.5. Perhitungan

1. TS = 1000/100 x (E - A) x 1000 = mg/l

2. FTS = 1000/100 x (F- A) x 1000 = mg/l

3. VTS = 1000/100 x (E - F) x 1000= mg/l

4. VTS = TS - FTS

5. TDS = 1000/100 x (G - B) x 1000 = mg/l

6. FDS = 1000/100 x (H - B) x 1000 = mg/l

7. VDS = 1000/100 x (H - G) x 1000 = mg/l

8. VDS = TDS - FDS

9. TSS = 1000/100 x { I - (C + D)} x 1000 = mg/l

10. FSS = 1000/100 x { J - (C + berat abu)} x 1000 = mg/l

11. VSS = TSS - FSS

Keterangan :
berat abu adalah berat abu dari kertas saring bebas abu yang digunakan ,
besarnya dicantumkan dalam kemasan kertas saring
( x % dari berat kertas saring bebas abu yang digunakan ) .

20.2.6. Catatan .

Sering terjadi kesalahan pengukuran TSS dan TDS, terutama untuk air dengan
konduktifitas yang tinggi , seperti air payau atau air laut .
Misalnya air laut yang jernih ( kekeruhan kecil), maka secara teoritis, hasil
pengukuran TSS harus kecil juga, tetapi karena kesalahan dalam pengerjaannya
diperoleh hasil pengukuran TSS yang lebih tinggi.
Hal ini terjadi ketika proses penyaringan, sebagian dari contoh air yang
mengandung mineral terserap dalam kertas saring, dan akan terukur sebagai
TSS, padahal harusnya terukur sebagai TDS. Untuk mencegah ini terjadi, maka
setelah penyaring, kertas saring dibilas dengan aquadest agar mineral dalam
contoh air yang terserap kertas saring dapat lolos melalui kertas saring dan
bercampur dengan filtrate ( air hasil saringan) dan terukur sebagai TDS.

Daftar Pustaka

1. Sawyer Clair N, Mc Carty Perry L. and Parkin Gene F, Chemistry for


Environmental Engineering and Science , Fifth Edition , Mc Graw Hill, Boston,
2003 .

2. AWWA, Standard Methods For The Examination of Water and WasteWater


, 20 th Edition , 1998.

Laboratorium Lingkungan TL-3103 20-4

Anda mungkin juga menyukai