Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISIS KESEHATAN LINGKUNGAN


Materi 3. Zat Padat Tersuspensi (TSS) dan Zat Padat Terlarut (TDS)

NAMA : HANIFAH RULYASTUTI

NIM : 2000029175

GOLONGAN : C1

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

YOGYAKARTA

2020
ZAT PADAT TERSUSPENSI DAN ZAT PADAT TERLARUT

(TSS DAN TDS )

A. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat menganalisis kualitas air tercemar limbah dengan
parameter TSS dan TDS
2. Mahasiswa dapat menginterpretasi kualitas lingkungan dengan
parameter TSS dan TDS
B. TINJAUAN PUSTAKA

Total suspended solid atau jumlah padatan tersuspensi (TSS) adalah


padatan yang menyebabkan kekeruhan air, tidak terlarut dan tidak dapat
langsung mengendap, terdiri dari partikel-partikel yang ukuran maupun
beratnya lebih kecil dari sedimen. Misalnya minyak, endapan, tanah
liat, bahan-bahan organik tertentu, sel-sel mikroorganisme dan bahan
kimia yang tidak larut. Zat padat tersuspensi dapat bersifat organis dan
inorganis. Zat padat tersuspensi dapat diklasifikasikan sekali lagi
menjadi antara lainzat padat terapung yang selalu bersifat organis
danzat padat terendapyang dapat bersifat organis dan inorganis. Jumlah
padatan tersuspensi dapat dihitung menggunakan Gravimetri. Kandungan
TSS dalam badan air sering menunjukan konsentrasi yang lebih tinggi
pada bakteri, nutrien, pestisida, logam didalam air (Euis dan Hendra,
2020).

TSS (Total Suspended Solid) merupakan material padat termasuk


organik dan anorganik dapat berupa mikroba, kotoran manusia maupun
binatang, dan limbah industri (Mulyanto dan Dharmawan, 2017). . Total
padatan tersuspensi merupakan padatan yang menyebabkan kekeruhan,
tidak larut, dan tidak mengendap langsung dalam air. Semakin tinggi
padatan tersuspensi dalam air maka air akan semakin keruh. Kekeruhan
pada sungai disebabkan oleh padatan tersuspensi berupa lapisan permukaan
tanah yang terbawa oleh aliran pada saat hujan (Purwati, 2017).
TDS (total dissolve solid) merupakan ukuran zat terlarut (baik itu zat
organik maupun anorganik, misalnya: garam, dll.) yang terdapat pada
sebuah larutan. TDS meter menggambarkan jumlah zat terlarut dalam part
per million (ppm) atau sama dengan milligram per liter (mg/L). Umumnya
berdasarkan definisi diatas seharusnya zat yang terlarut dalam air (larutan)
harus dapat melewati saringan yang berdiameter 2 mikrometer (2×10-6
meter). Aplikasi yang umum digunakan adalah untuk mengukur kualitas
cairan biasanya untuk pengairan, pemeliharaan aquarium, kolam renang,
proses kimia, pembuatan air mineral, dll.. Setidaknya, kita dapat mengetahui
air minum mana yang baik dikonsumsi tubuh, ataupun air murni untuk
keperluan kimia (misalnya pembuatan kosmetika, obat-obatan, makanan,
dll.). Sampai saat ini ada dua metoda yang dapat digunakan untuk mengukur
kualitas suatu larutan (Euis dan Hendra, 2020)..

TDS (Total Dissolved Solid) merupakan bahan-bahan padatan dapat


terlarut dalam air yang terdiri dari senyawa-senyawa anorganik dan organik
baik berupa air mineral dan garam-garamnya(APHA, 2017). Kadar TSS
(Total Suspended Solid) yang melebihi standar baku mutu air dapat
menurunkan aktivitas fotosintesis tumbuhan air mikro maupun makro
sehingga oksigen yang dilepaskan oleh tumbuhan menjadi berkurang dan
mengakibatkan ikan-ikan menjadi mati (Jiyah dkk, 2017). Selain itu, bahan-
bahan 11 TDS (Total Dissolved Solid) akan meningkatkan nilai kekeruhan
perairan yang menghambat penetrasi cahaya matahari dan mempengaruhi
proses fotosintesis atau proses lain di perairan sungai (Mulyanto dan
Dharmawan, 2017)

C. ALAT DAN BAHAN


1. Sampel Air
2. Corong
3. Kertas Saring
4. Erlenmeyer
5. Oven
6. Eksikator
7. Timbangan
D. CARA KERJA
1. Disediakan kertas saring clan gelas kimia 100 ml, masing-masing
dikeringkan dalam oven pada suhu 103-105 oC minimal selama 1 jam,
dieksikator selama 30 menit, selanjutnya ditirnbang dengan neraca
analitik.
2. Air sarnpel digojok atau diaduk hingga merata, kemudian diambil 100
ml, disaring dengan kertas.
3. saring (yang telah diketahui beratnya missal A g), sedangkan filtratnya
(cairan yang Iolos saring).
4. ditampung ke dalam gelas kimia (yang telah diketahui beratnya misal
X g)
5. Untuk rnengurangi filtrat yang tertinggal pada kertas sairing dapat
dicuci dengan akuades secukupnya dan filtrat dijadikan satu.
6. Filtrat dalam gelas kimia dikeringkan di atas kompor listrik sehingga
masih tersisa sedikit cairan. Gelas kimia dan kertas saring dikeringkan
dalam oven pada suhu 103-105 oC minimal selama 1 jam, dieksikatar
selama 30 menit, selanjutnya ditimbah dengan neraca analitik,
sehingga diketahui berat.
7. kertas saring setelah perlakuan (misal B g) dan berat gelas kimia
setelah perlakuan (misal Y g).
E. HASIL

Volume
A B X Y TSS TDS
No. Nama Sampel Sampel
(gram) (gram) (gram) (gram) (mg/L) (mg/L)
(ml)
1 Air sumur
(dengan kadar
50 0,561 0,562 62,312 62,326 0,02 O,28
kesadahan agak
tinggi)
2 Air sungai
50 0,639 0,640 62,539 62,547 0,02 0,16
Gajah Wong
3 air kolam ikan 50 0,564 0,565 65,249 65,258 0,02 0,18
4 Air lindi (air
pembusukan 50 0,596 0,609 63,863 63,920 0,26 1,14
sampah)
5 Air limbah
50 0,609 0,611 62,669 62,694 0,04 0,5
laundry
6 Air limbah batik 50 0,619 0,635 63,448 63,493 0,32 0,9

F. PEMBAHASAN
Pada praktikum pengukuran Zat Padat Tersuspensi (TSS) dan Zat
Padat Terlarut (TDS)didapatkan hasil sebagai berikut; air sumur
dengan kadar kesadahan agak tinggi mempunyai nilai TSS 0,02 mg/L
dan nilai TDS 0,28 mg/L. pada air sungai Gajah Wong mempunyai
nilai TSS 0,02 mg/L dan nilai TDS 0,16 mg/L. Pada air kolam ikan
nilai TSS 0,02 mg/L dan nilai TDS 0,18 mg/L. Pada air lindi atau air
pembusukan sampah diperolah nilai TSS 0,26 mg/L dan nilai TDS
1,14 mg/L. pada air limbah laundry mempunyai nilai TSS 0,04 mg/L
dan nilai TDS 0,5 mg/L. Terakhir, pada air limbah batik mempunyai
nilai TSS 0,32 mg/L dan nilai TDS 0,9 mg/L.
Dari data tersebut menjunjukkan bahwa nilai TSS paling tinggi
terdapat pada air limbah batik yaitu sebesar 0,32 mg/L dan TSS paling
rendah terdapat pada air sumur, air sungai Gajah Wong dan air kolam
ikan yang mempunyai nilai TSS yang sama yaitu 0,02 mg/L.
Sedangkan air yang mempunyai nilai TDS paling tinggi yaitu terdapat
pada air lindi atau air pembusukan sampah sebesar 1,14 mg/L dan
untuk air dengan nilai TDS terendah yaitu terdapat pada air sungai
Gajah Wong yaitu 0,16 mg/L.
Tinggi rendahnya TSS dipengaruhi oleh faktor hidrologi perairan
(pasang surut, suhu, salinitas, pH, arus, kecerahan) (Destri dkk, 2017).
Sedangkan nilai TDS dalam air dipengaruhi oleh pelapukan batuan,
limpasan dari tanah dan pengaruh antropogenik berupa limbah
domestik dan limbah industri. Tingginya kadar TDS juga dipengaruhi
oleh banyak sedikitnya senyawa- senyawa organic dan anorganikyang
larut dalam air, mineral dan juga garam (Rinawati dkk, 2016)
Tingginya nilai TSS pada air limbah batik dikarenakan limbah
batik mengandung bahan organic, logam berat, padatan tersuspensi
serta minyak dan lemak. Hal ini disebabkan oleh penggunaan bahan
kimia terutama dalam proses pencelupan atau pewarnaan, pelorodan
serta pencucian pada proses produksi batik (LIlin dan Rahmah, 2018).
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Hasminar dan Anis
pada tahunn2018 yang berjudul Uji Karakteristik Limbah Cair Industri
batik Tulungagung yang menyatakan bahwa TTS pada limbah batik
tinggi karena banyaknya materi berupa partikel halus dan melayang-
laying pada sampel air. Sesuai juga dengan penelitian rohaskiney dan
Subki, 2011 yang menyatakan industri batik merupakan penghasil
limbah cair dengan kuantitas yang cukup besar, warna yang pekat dan
berbau menyengat. Selain itu, limbah cair batik memiliki karateristik
suhu, derajat keasaman (pH), biological oxygen demand (BOD),
chemical oxygen demand (COD), serta total suspended solid (TSS)
yang tinggi. Sedangkan pada air sumur, air sungai Gajah Wong dan
air kolam ikan mempunyai nilai TSS yang rendah karena tidak banyak
mengandung senyawa- senyawa yang tidak larut.
Tingginya kadar TDS pada air lindi karena pada air lindi banyak
terdapat senyawa- senyawa organic yang dapat terlarut hasil dari
pembusukan sampah yang mengakibatkan tingginya salinalitas.hal ini
sejalan dengan penelitian Ika dan eni yang berjudul Kajian Kualitas
Air Lindi Terhadap Kualitas Air Tanah di Sekitar TPA (Tempat
Pemrosesan Akhir) Sampah Jetis,desa Pakem, kecamatan Gebang,
Purworejo, Jawa tengah yang menyatakan Nilai TSS pada air lindi
menunjukkan tingginya kandungan zat tersuspensi yang menyebabkan
kekeruhan pada air lindi. Tingginya TSS disebabkan karena
banyaknya zat-zat yang melayang- layang di air lindi yang dapat
berasal dari bahan organik tertentu, sel-sel mikroorganisme dan lain
sebagainya. Sedangkan pada air sungai Gajah wong mempunyai kadar
TDS yang rendah karena pada air sungai Gajah Wong tidak terlalu
terkontaminasi oleh senyawa- senyawa yang dapat larut air.
G. KESIMPULAN
1. Dapat menganalisis kualitas air tercemar limbah dengan parameter
TSS dan TDS, seperti menganalisis sampel mana yang mempunyai
nilai TSS dan TDS tertinggi dan terendah.
2. Dapat menginterpretasi kualitas lingkungan dengan parameter TSS
dan TDS, seperti faotor penyebab tinggi dan rendahnya kadar TSS
dan TDS.
H. DAFTAR PUSTAKA

APHA. 2017. APHA No. 2540 C-2017 Standard Operating Procedure for:
Total Dissolved Solids. America Public Health Association,
America.

Budiman, E. K. (2020). Analisa Sifat Air Injeksi Berdasarkan Parameter


Ph, Tss, Tds, Do Dan Kesadahan. Jurnal Teknik Patra Akademika
Volume 11 No. 02.

Destri Rizki Arifelia, G. D. (2017). Analisis Kondisi Perairan Ditinjau


Dari Konsentrasi Total Suspended Solid (Tss) Dan Sebaran
Klorofil-A Di Muara Sungai Lumpur, Sumatera Selatan. Maspari
Journal 9(2):95-104.

Lathifah, .. R. (2018). Uji Karakteristik Limbah Cair Industri Batik


Tulungagung: Penelitian Pendahuluan. Snpbs P.Bio Ums Issn:
2527-533x.

Mulyanto, B. dan Dharmawan, I.W.S. 2017. Bunga Rampai Pengelolaan


Lahan dan Air Berkelanjutan dengan Melibatkan Masyarakat.
Forda Press, Bogor.

Purwati, L. 2017. Strategi Pengendalian Pencemaran Air Sungai Gude


Ploso di Kabupaten Jombang. Jurnal Revitalisasi Ilmu Manajemen,
(6) 2: 104–119.

Rahmah, L. I. (2018). Nilai Parameter Kadar Pencemar Sebagai Penentu


Tingkat Efektivitas Tahapan Pengolahan Limbah Cair Industri
Batik. Jurnal Rekayasa Proses Research Article / Vol. 12, No. 1.

Rinawati, D. H. (2016). Penentuan Kandungan Zat Padat (Total Dissolve


Solid Dan Total Suspended Solid) Di Perairan Teluk Lampung.
Analit: Analytical And Environmental Chemistry, E-Issn 2540-
8267 Volume 1, No 01.

Anda mungkin juga menyukai