Anda di halaman 1dari 6

TUGAS KIMIA LINGKUNGAN

PENCEMARAN TDS ( TOTAL DISSOLVED SOLID )

OLEH

KELOMPOK VII

1. YOHANES GALOT LAMAK ( 1806070077 )


2. GRACE HERLIN KALE ( 1806070079 )
3. ELENORA JENATI ( 1806070090 )
4. LEONARDO DA SOBI GURU ( 1706070106 )
KELAS : B

PROGRAM STUDI KIMIA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2019

I. PENGANTAR
TDS adalah singkatan dari Total Dissolve Solid yang dalam Bahasa
Indonesia berarti Jumlah Zat Padat Terlarut. TDS merupakan indikator
dari jumlah partikel atau zat tersebut, baik berupa senyawa organik maupun
non-organik. Pengertian terlarut mengarah kepada partikel padat di dalam air
yang memiliki ukuran di bawah 1 nano-meter. Satuan yang digunakan
biasanya ppm (part per million) atau yang sama dengan miligram per liter
(mg/l) untuk pengukuran konsentrasi massa kimiawi yang menunjukkan
berapa banyak gram dari suatu zat yang ada dalam satu liter dari cairan. Zat
atau partikel padat terlarut yang ditemukan dalam air dapat berupa natrium
(garam), kalsium, magnesium, kalium, karbonat, nitrat, bikarbonat, klorida
dan sulfat. TDS (Total Dissolved Solids) atau ” Padatan Terlarut ” mengacu
pada setiap mineral, garam, logam, kation atau anion yang terlarut dalam air.
Ini mencakup apa pun yang ada dalam air selain molekul air murni ( H20 )
dan limbah padat. ( Limbah padat adalah partikel / zat yang tidak larut dan
tidak menetap dalam air, seperti bulir kayu dll. ) Secara umum, total
konsentrasi padatan terlarut adalah jumlah antara ion kation ( bermuatan
positif ) dan anion ( bermuatan negatif ) dalam air.

II. SUMBER PENCEMARAN TDS


Beberapa padatan terlarut ( Dissolved Solids) berasal dari material organik
seperti daun, lumpur, plankton, limbah industri dan kotoran. Sumber-sumber
lain berasal dari limpasan dari daerah perkotaan, garam jalan yang digunakan
di jalan selama musim dingin, dan pupuk dan pestisida yang digunakan pada
rumput dan peternakan. Selain itu Padatan Terlarut (Dissolved Solids) juga
berasal dari bahan anorganik seperti batu dan udara yang mungkin
mengandung kalsium bikarbonat, nitrogen, fosfor besi, sulfur, dan mineral
lainnya. Sebagian besar dari bahan-bahan ini membentuk garam, yang
merupakan senyawa yang mengandung keduanya yaitu logam dan non
logam. Garam biasanya larut dalam air membentuk ion. Ion adalah partikel
yang memiliki muatan positif atau negatif. Air juga dapat mengambil logam
seperti timah atau tembaga saat mereka melakukan perjalanan melalui pipa
yang digunakan untuk mendistribusikan air kepada konsumen. Perlu
diperhatikan bahwa efektivitas sistem pemurnian air dalam menghilangkan
total padatan terlarut / TDS akan berkurang dari waktu ke waktu, sehingga
sangat dianjurkan untuk memantau kualitas filter atau membran dan
menggantinya bila diperlukan. TDS dapat larut dalam air karena tempat atau
aliran dari air tersebut yang mengandung mineral. Secara natural, tanah
maupun bebatuan memiliki kandungan mineral yang beragam. Jika air
mengalir melalui tanah dan bebatuan, maka air akan ikut membawa muatan
partikel tersebut secara alami. Hal ini juga berlaku jika air tersebut mengalir
pada kawasan yang tercemar limbah. Baik itu limbah rumah tangga, maupun
limbah industri. Sehingga, otomatis partikel-partikel yang terkandung dalam
limbah akan ikut terbawa.

III. METODE ANALISIS


Untuk menganalisis mengenai kandungan TDS dalam air dapat digunakan
salah satu metode yaitu Metode Gravimetri.
Gravimetri dalam ilmu kimia merupakan salah satu metode kimia
analitik untuk menentukan kuantitas suatu zat atau komponen yang telah
diketahui dengan cara mengukur berat komponen dalam keadaan murni
setelah melalui proses pemisahan. Analisis gravimetri melibatkan proses
isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau senyawa tertentu. Metode
gravimetri memakan waktu yang cukup lama, adanya pengotor pada
konstituen dapat diuji dan bila perlu faktor-faktor koreksi dapat digunakan.
Analisis gravimetri atau analisis kuantitatif berdasarkan berat adalah suatu
proses pengisolasian dan penimbangan suatu unsur atau senyawa tertentu
dalam kondisi semurni mungkin. Analisis gravimetri berkaitan dengan
perubahan suatu unsur atau radikal yang akan ditentukan kandungannya
menjadi senyawa murni yang stabil yang dapat diubah menjadi bentuk yang
cocok untuk ditimbang.
Gravimetri dapat digunakan dalam analisis kadar air. Kadar air bahan bisa
ditentukan dengan cara gravimetri evolusi langsung ataupun tidak langsung.
Bila yang diukur ialah fase padatan dan kemudian fase gas dihitung
berdasarkan padatan tersebut maka disebut gravimetri evolusi tidak langsung.
Untuk penentuan kadar air suatu kristal dalam senyawa hidrat, dapat
dilakukan dengan memanaskan senyawa dimaksud pada suhu 110–130 °C.
Berkurangnya berat sebelum pemanasan menjadi berat sesudah pemanasan
merupakan berat air kristalnya.

IV. DAMPAK PENCEMARAN TDS


Menurut WHO (World Health Organization), kandungan mineral
dalam air tidak akan berpengaruh terhadap kesehatan selama air
masih dikategorikan tawar. Meski begitu, WHO menetapkan standar
kandungan padatan terlarut dalam air minum yang terbagi menjadi
beberapa kriteria level.

KANDUNGAN TDS (mg/l) Penilaian Rasa Air


Kurang dari 300 Bagus sekali
300 – 600 Baik
600 – 900 Bisa diminum
900 – 1.200 Buruk
900 – 1.200 Berbahaya

Padatan terlarut dapat menghasilkan air dengan kesadahan tinggi, yang


meninggalkan endapan pada peralatan rumah tangga, pipa air dan lain-lain.
Hal ini juga dapat dibuktikan pada sabun dan detergen yang tidak akan
menghasilkan busa yang banyak apabila kandungan T.D.S. terlalu tinggi pada
air yang digunakan.

Namun, walaupun TDS sendiri mungkin hanya faktor estetis (rasa) dan
teknis, kadar padatan yang tinggi juga merupakan indikator bahwa
kontaminan berbahaya, seperti zat sulfat dan bromida arsenik juga dapat
hadir di dalam air tersebut. Hal ini terutama berlaku bila air terkontaminasi
dengan limbah, baik limbah rumah tangga maupun dari limbah industri.
Pengujian lebih lanjut tentang kandungan padatan terlarut dalam air lebih
disarankan jika realitanya air yang digunakan banyak menyebabkan penyakit
di sekitar atau di wilayah yang dilaluinya, dan terdapat endapan berwarna
(hijau, hitam, putih, biru, jingga) pada peralatan rumah tangga. Walaupun
begitu, pengujian di laboratorium tetap disarankan jika bertemu kondisi-
kondisi diatas.

V. UPAYA PENANGGULANGAN

Setidaknya ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk menurunkan kadar Total
Dissolved Solids dalam air minum.

Pertama; dengan menggunakan metode Reverse Osmosis. Metode RO


atau Reverse Osmosis merupakan metode dimana air akan disuling untuk
memisahkan antara air dengan zat-zat yang terkandung di dalamnya. Seperti
yang telah disinggung sebelumnya, metode RO tidak disarankan oleh WHO
karena memang menyapu bersih hampir semua zat pelarut, termasuk mineral
kalsium dan magnesium yang tergolong sehat.

Kedua : dengan memanfaatkan air hujan untuk air minum. Air hujan
yang jatuh langsung ke dalam wadah seharusnya bisa dikatakan bebas dari
mineral atau TDS. Namun, Dr. Allen E. Banik dalam bukunya “The Choice
is Clear” (1991) mengatakan bahwa; “Seharusnya hujan yang jatuh itu
terbebas dari zat atau mineral apapun, tetapi kondensasi yang terjadi pada
awan hujan, apalagi pada zaman sekarang, tidak murni berisi uap air yang
disebabkan oleh panas sinar matahari, tetapi juga partikel-partikel polusi
yang ikut mengendap bersamanya”.

Ketiga : dengan filter air Nazava. Filter air Nazava dilengkapi dengan filter
keramik yang memiliki pori-pori sangat kecil yaitu 0,4 micron
sehingga mampu secara efektif menyaring semua kotoran dan bakteri yang
terdapat dalam air. Filter air Nazava pun telah memenuhi syarat dari standar
baku mutu air minum di Indonesia yang mempunyai batas maksimum
500mg/l. Bahkan, tidak saja untuk keperluan air minum, Nazava juga
menyediakan filter air keran, pemurni air UVC, dan penyaring air kotor
menjadi bersih

Anda mungkin juga menyukai