OLEH
KELOMPOK VII
I. PENGANTAR
TDS adalah singkatan dari Total Dissolve Solid yang dalam Bahasa
Indonesia berarti Jumlah Zat Padat Terlarut. TDS merupakan indikator
dari jumlah partikel atau zat tersebut, baik berupa senyawa organik maupun
non-organik. Pengertian terlarut mengarah kepada partikel padat di dalam air
yang memiliki ukuran di bawah 1 nano-meter. Satuan yang digunakan
biasanya ppm (part per million) atau yang sama dengan miligram per liter
(mg/l) untuk pengukuran konsentrasi massa kimiawi yang menunjukkan
berapa banyak gram dari suatu zat yang ada dalam satu liter dari cairan. Zat
atau partikel padat terlarut yang ditemukan dalam air dapat berupa natrium
(garam), kalsium, magnesium, kalium, karbonat, nitrat, bikarbonat, klorida
dan sulfat. TDS (Total Dissolved Solids) atau ” Padatan Terlarut ” mengacu
pada setiap mineral, garam, logam, kation atau anion yang terlarut dalam air.
Ini mencakup apa pun yang ada dalam air selain molekul air murni ( H20 )
dan limbah padat. ( Limbah padat adalah partikel / zat yang tidak larut dan
tidak menetap dalam air, seperti bulir kayu dll. ) Secara umum, total
konsentrasi padatan terlarut adalah jumlah antara ion kation ( bermuatan
positif ) dan anion ( bermuatan negatif ) dalam air.
Namun, walaupun TDS sendiri mungkin hanya faktor estetis (rasa) dan
teknis, kadar padatan yang tinggi juga merupakan indikator bahwa
kontaminan berbahaya, seperti zat sulfat dan bromida arsenik juga dapat
hadir di dalam air tersebut. Hal ini terutama berlaku bila air terkontaminasi
dengan limbah, baik limbah rumah tangga maupun dari limbah industri.
Pengujian lebih lanjut tentang kandungan padatan terlarut dalam air lebih
disarankan jika realitanya air yang digunakan banyak menyebabkan penyakit
di sekitar atau di wilayah yang dilaluinya, dan terdapat endapan berwarna
(hijau, hitam, putih, biru, jingga) pada peralatan rumah tangga. Walaupun
begitu, pengujian di laboratorium tetap disarankan jika bertemu kondisi-
kondisi diatas.
V. UPAYA PENANGGULANGAN
Setidaknya ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk menurunkan kadar Total
Dissolved Solids dalam air minum.
Kedua : dengan memanfaatkan air hujan untuk air minum. Air hujan
yang jatuh langsung ke dalam wadah seharusnya bisa dikatakan bebas dari
mineral atau TDS. Namun, Dr. Allen E. Banik dalam bukunya “The Choice
is Clear” (1991) mengatakan bahwa; “Seharusnya hujan yang jatuh itu
terbebas dari zat atau mineral apapun, tetapi kondensasi yang terjadi pada
awan hujan, apalagi pada zaman sekarang, tidak murni berisi uap air yang
disebabkan oleh panas sinar matahari, tetapi juga partikel-partikel polusi
yang ikut mengendap bersamanya”.
Ketiga : dengan filter air Nazava. Filter air Nazava dilengkapi dengan filter
keramik yang memiliki pori-pori sangat kecil yaitu 0,4 micron
sehingga mampu secara efektif menyaring semua kotoran dan bakteri yang
terdapat dalam air. Filter air Nazava pun telah memenuhi syarat dari standar
baku mutu air minum di Indonesia yang mempunyai batas maksimum
500mg/l. Bahkan, tidak saja untuk keperluan air minum, Nazava juga
menyediakan filter air keran, pemurni air UVC, dan penyaring air kotor
menjadi bersih