Anda di halaman 1dari 30

BAB IV

ANALISA ZAT PADAT

4.1 Prinsip Kerja

Evaporasi sampel yang sudah tercampur rata ke dalam cawan yang telah
ditimbang sebelumnya dan keringkan hingga berat konstan dalam oven 103–
105°C. Peningkatan dibandingkan dengan berat piringan kosong yang telah
ditimbang sebelumnya menunjukkan total padatan. Hasil ini mungkin bukan
berat sebenarnya dari padatan terlarut dan tersuspensi dalam sampel air limbah.
Untuk memenuhi persyaratan LFB (2540A.5), standar padatan total dapat dibuat
sebagai berikut: Keringkan, giling, dan ayak tanah untuk digunakan sebagai
kontrol kerja. Kontrol ini dapat dicampur atau tidak dengan reagen lain
(misalnya, Celite 545 atau Sigmacell Cellulose Type 20) dan dapat ditambahkan
air sesuai dengan prosedur laboratorium. (2540B-Solids) Total Solids Dried at
103–105°C:
(“Standard Method for the Examination of Water and Wastewater 23RD Edition,” 201

Saring sampel yang tercampur rata melalui filter serat kaca standar yang
telah ditimbang sebelumnya, lalu keringkan filter dan residu yang tertahan di
dalamnya hingga berat konstan dalam oven 103–105°C. Peningkatan bobot filter
mewakili TSS. Untuk memperkirakan konsentrasi TSS matriks sampel yang
tidak diketahui, hitung perbedaan antara TDS dan total padatan. Untuk
memenuhi persyaratan LFB (2540A.5), standar TSS dapat dibuat sebagai berikut:
timbang 100 mg Sigmacell® Cellulose Type 20 atau Celite 545, encerkan hingga
1 L dengan air reagen, dan aduk selama ≥ 15 menit agar tercampur rata . Ini
menghasilkan standar TSS 100 mg/L. (2540D-Solids) Total Suspended Solids
Dried at 103–105°C:
(“Standard Method for the Examination of Water and Wastewater 23RD Ed
Saring sampel yang tercampur rata melalui filter serat kaca standar.
Kemudian pindahkan filtrat ke dalam cawan yang telah ditimbang sebelumnya,
uapkan hingga kering, dan keringkan hingga berat konstan dalam oven pada suhu
180 ± 2°C. Peningkatan dibandingkan dengan berat piringan kosong yang telah
ditimbang sebelumnya mewakili TDS. Hasil ini mungkin berbeda dari nilai
teoritis padatan yang dihitung dari analisis kimia sampel. Tersedia metode
perkiraan untuk menghubungkan analisis kimia dan fisika.1 Filtrat yang
dikumpulkan dari penentuan TSS (2540D) dapat digunakan untuk menentukan
TDS. Untuk memenuhi persyaratan LFB (2540A.5), analis dapat membuat
standar TDS sebagai berikut: Keringkan NaCl pada suhu 103–105°C selama ≥ 1
jam, timbang 50 mg, dan encerkan hingga 1 L dengan air reagen. Ini
menghasilkan standar TDS 50 mg/L. (2540C-Solids) Total Dissolved Solids
Dried at 180°C:
(“Standard Method for the Examination of Water and Wastewater 23RD Editio

Residu dari 2540B, C, atau D dibakar hingga berat konstan pada 550 ± 50°C.
Padatan yang tersisa adalah padatan total, terlarut, atau tersuspensi yang tetap,
sedangkan padatan yang hilang karena penyalaan adalah padatan total, terlarut,
atau tersuspensi yang mudah menguap. Penentuan ini berguna dalam
mengendalikan operasi instalasi pengolahan air limbah karena memberikan
perkiraan kasar jumlah bahan organik yang ada dalam padatan air limbah,
lumpur aktif, dan limbah industri. (2540E-Solids) Fixed and Volatile Solids
Ignited at 550°C
(“Standard Method for the Examination of Water and Wastewater 23RD Editio

4.2 Tujuan Praktikum


Tujuan dari praktikum ini adalah mahasiswa mampu untuk mengetahui
besanya kadar zat padat yang terkandung dalam sampel air
4.3 Tinjauan Pustaka

Analisis zat padat dalam air digunakan untuk menentukan komponen-


komponen air secara lengkap, proses perencanaan, serta pengawasan terhadap
proses pengolahan air minum maupun air buangan. Karena bervariasinya materi
organik dan anorganik dalam analisis zat padat, tes yang dilakukan secara
empiris tergantung pada karakteristik materi tersebut. Total padatan tersuspensi
adalah bahan-bahan tersuspensi (diameter >1 µm) yang tertahan pada saringan
millipore dengan diameter pori 0,45 µm. TSS terdiri atas lumpur dan pasir halus
serta jasad-jasad renik terutama yang disebabkan oleh kikisan tanah atau erosi
yang terbawa ke dalam badan air. Masuknya padatan tersuspensi ke dalam
perairan dapat menimbulkan kekeruhan air. Hal ini menyebabkan menurunnya
laju fotosintesis fitoplankton, sehingga produktivitas primer perairan menurun,
yang pada gilirannya menyebabkan terganggunya keseluruhan rantai makanan
(Erger & Schmidt, 2019)

Padatan tersuspensi yang tinggi akan mempengaruhi biota di perairan


melalui dua cara. Pertama, menghalangi dan mengurangi penetrasi cahaya ke
dalam badan air, sehingga menghambat proses fotosintesis oleh fitoplankton dan
tumbuhan air lainnya. Kondisi ini akan mengurangi pasokan oksigen terlarut
alam badan air. Kedua, secara langsung TDS yang tinggi dapat mengganggu
biota perairan seperti ikan karena tersaring oleh insang. Padatan tersuspensi akan
mengurangi penetrasi cahaya ke dalam air, sehingga mempengaruhi regenerasi
oksigen secara fotosintesis dan kekeruhan air juga semakin meningkat.
Peningkatan kandungan padatan tersuspensi dalam air dapat mengakibatkan
penurunan kedalaman eufotik, sehingga kedalaman perairan produktif menjadi
turun (Nyanti et al., 2021)

Padatan tersuspensi merupakan salah satu penyebab turunnya kualitas air


pada suatu perairan, sehingga berpengaruh terhadap transformasi kualitas air
menurut kaidah fisika, kimia dan biologi. Perubahan menurut kaidah fisika
ditandai dengan bertambahnya zat padat berupa bahan organik maupun
anorganik pada perairan, sehingga dapat meninggikan tingkat kekeruhan air.
Tingginya tingkat kekeruhan air dapat menurunkan proses penetrasi cahaya
matahari ke badan air. Hal tersebut dapat mengganggu aktifitas biota perairan
dan dapat merpengaruhi proses fotosintesis fitoplankton dan tumbuhan air
lainnya serta dapat menurunkan ketersediaan oksigen terlarut suatu perairan.
Padatan terlarut dalam perairan yaitu berupa subjek terlarut yang bersifat koloid
berbentuk senyawa kimia serta partikel lain yang tidak dapat terfilter oleh kertas
saring. Sumber utama padatan terlarut perairan yaitu luapan limbah dari sektor
pertanian, rumah tangga dan industri. Penyebab meningkatnya kandungan
padatan terlarut di perairan juga disebabkan oleh keberdadaan kandungan bahan
organik berupa ion-ion di perairan seperti: kalsium, fosfat, nitrat, natrium,
kalium, magnesium, bikarbonat, karbonat dan klorida
(M. Tomtommy Haykal Kifly a, 2021)

Padatan tersuspensi adalah partikel-partikel yang melayang dalam air dan


terdiri dari komponen biotik dan abiotik. Adanya padatan tersuspensi di perairan
dapat berpengaruh pada kualitas perairan dan organisme akuatik, baik secara
langsung atau tidak langsung seperti kematian dan membatasi nilai produktifitas
primer perairan dan akibatnya terhambatnya penetrasi cahaya ke dalam air. Zat
padat tersuspensi merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi kimia yang
heterogen, dan berfungsi sebagai bahan pembentuk endapan yang paling awal
dan dapat menghalangi kemampuan produksi zat organik di suatu perairan.
Penetrasi cahaya matahari ke permukaan dan bagian yang lebih dalam tidak
berlangsung efektif akibat terhalang oleh zat padat tersuspensi, sehingga proses
fotosintesis tidak berlangsung sempurna. Sebaran zat padat tersuspensi
dipengaruhi oleh masukan yang berasal dari darat melalui aliran sungai, ataupun
dari udara dan perpindahan karena resuspensi endapan akibat pengikisan
(Ratna Purba & Purwanto, 2019)
Total Dissolved Solid alias disingkat TDS adalah “benda padat yang
terlarut” yaitu semua mineral, garam, logam, serta kation-anion yang terlarut di
air. Termasuk semua yang terlarut di luar molekul air murni (H2O). Secara
umum konsentrasi benda-benda padat terlarut merupakan jumlah antara kation
dan anion di dalam air. TDS terukur dalam satuan parts per million (ppm) atau
perbandingan rasio berat ion terhadap air. Benda-benda padat di dalam air
tersebut berasal dari banyak sumber organik seperti lumpur, plankton, serta
limbah industri dan kotoran. Sumber lainnya bisa berasal dan limbah rumah
tangga, pestisida, dan banyak lainnya. Sedangkan sumber anorganik berasal dari
batuan dan udara yang mengandung kalsium bikarbonat, nitrogen, besi fosfor,
sulfur, dan mineral lain. Semua benda ini berbentuk garam yang kandungannya
merupakan perpaduan antara logam dan non logam. Garam-garam ini biasanya
terlarut di dalam air dalam bentuk ion yang merupakan partikel yang memiliki
kandungan positif dan negatif. Air juga mengangkut logam seperti timah dan
tembaga saat perjalanannya di dalam pipa distribusi air minum
(Ling & Zhang, 2020)

Parameter Fisik dalam Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan untuk


Media Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi menurut PERMENKES no 2 tahun
2023 tentang batas baku mutu untuk zat padat terlarut (TDS) adalah <300
mg
/liter (Peraturan mentri kesehatan indonesia, 2023)

4.4 Alat dan Bahan


4.4.1 Alat
1. Cawan porselen.
2. Cawan krusibel.
3. Gelas ukur 25 ml.
4. Erlenmeyer 250 ml.
5. Corong.
6. Neraca analitik.
7. Penjepit krusibel.
8. Furnace suhu 550°C.
9. Oven suhu 105°C.
10. Desikator
11. Vacuum filter.

4.4.2 Bahan
1. Sampel air sungai di depan STIESIA.
2. Kertas saring whatman.

4.5 Skema Kerja


4.5.1 Skema Kerja Analisa Zat Padat Total (Total Solids)

Mengambil sampel air sungai di depan STIESIA.

Memasukkan cawan porselen ke dalam furnace suhu 550°C selama 1 jam.

Memasukkan cawan porselen ke dalam oven suhu 105°C selama 15 menit.

Mendinginkan cawan porselen menggunakan desikator selama 15 menit.

Menimbang cawan porselen menggunakan neraca analitik.

Menuangkan sampel air sungai sebanyak 25 ml ke dalam cawan porselen.


Memasukkan cawan porselen berisi sampel ke dalam oven suhu 105°C
Mendinginkan cawan porselen selama 24 jam.menggunakan desikator selama
berisi sampel
15 menit.

Menimbang cawan porselen menggunakan neraca analitik.

Melakukan pencatatan hasil praktikum.

Gambar 4.1 Skema Kerja Analisa Zat Padat Total (Total Solids)

4.5.2 Skema Kerja Analisa Zat Padat Total Tersuspensi (Total Suspended
Soils)

Mengambil sampel air sungai di depan STIESIA.

Memasukkan cawan krusibel ke dalam furnace suhu 550°C selama 1 jam.

Memasukkan cawan krusibel ke dalam oven suhu 105°C selama 15 menit.

Memasukkan kertas saring whatman ke dalam oven suhu 105°C selama 1


jam.

Mendinginkan cawan krusibel dan kertas saring whatman menggunakan


desikator selama 15 menit.
Menimbang cawan krusibel dan kertas saring whatman menggunakan
neraca analitik.
Meletakkan kertas saring whatman pada vacuum filter.

Menuangkan 25 ml sampel air sungai di atas filter pada vacuum filter.

Menyaring sampel air sungai hingga kering.

Meletakkan kertas saring whatman di dalam cawan krusibel dan


memasukkan cawan krusibel ke dalam oven suhu 105°C selama 1 jam.

Mendinginkan cawan krusibel menggunakan desikator selama 15 menit.

Menimbang cawan krusibel menggunakan neraca analitik.

Melakukan pencatatan hasil praktikum.

Gambar 4.2 Skema Kerja Analisa Zat Padat Total Tersuspensi (Total Suspended
Soils)
4.5.3 Skema Kerja Analisa Zat Padat Total Terlarut (Total Dissolved Soils)

Mengambil sampel air sungai di depan STIESIA.

Memasukkan cawan porselen ke dalam furnace suhu 550°C selama 1 jam.

Memasukkan cawan porselen ke dalam oven suhu 105°C selama 15 menit.

Menimbang cawan porselen menggunakan neraca analitik.

Mengambil filtrat dari sampel air sungai yang sudah disaring pada analisa
zat padat total tersuspensi.

Memasukkan cawan porselen berisi filtrat ke dalam oven suhu 105°C


selama 24 jam.

Mendinginkan cawan porselen menggunakan desinator selama 15 menit.

Menimbang cawan porselen menggunakan neraca analitik.

Melakukan pencatatan hasil praktikum.


Gambar 4.3 Skema Kerja Analisa Zat Padat Total Terlarut (Total Dissolved
Soils)

4.5.4 Skema Kerja Analisa Zat Padat Tersuspensi Organik dan Inorganik

Memasukkan cawan krusibel dan residu hasil analisa zat padat total
tersuspensi ke dalam furnace suhu 550°C selama 1 jam.

Memasukkan cawan krusibel ke dalam oven suhu 105°C selama 15 menit.

Mendinginkan cawan krusibel menggunakan desikator selama 15 menit.

Menimbang cawan krusibel menggunakan neraca analitik.

Melakukan pencatatan hasil praktikum.

Gambar 4.4 Skema Kerja Analisa Zat Padat Tersuspensi Organik dan Inorganik

4.5.5 Skema Kerja Analisa Zat Padat Terlarut Organik dan Inorganik

Memasukkan cawan porselen dan residu hasil analisa zat padat total terlarut
ke dalam furnace suhu 550°C selama 1 jam.

Memasukkan cawan porselen ke dalam oven suhu 105°C selama 15 menit.


Mendinginkan cawan porselen menggunakan desikator selama 15 menit.

Menimbang cawan porselen menggunakan neraca analitik.

Melakukan pencatatan hasil praktikum.

Gambar 4.5 Skema Kerja Analisa Zat Padat Terlarut Organik dan Inorganik

4.6 Hasil Pengamatan dan Analisis


4.6.1 Hasil Pengamatan Analisa Zat Padat Total (Total Solids)
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Zat Padat Total (Total Solids)

No Perlakuan Pengamatan Gambar

Mengambil sampel Kondisi air sungai


1 air sungai di depan terlihat keruh
STIESIA. berwarna abu-abu.

Memasukkan cawan Cawan porselen


porselen ke dalam dimasukkan ke
2
furnace suhu 550°C dalam furnace suhu
selama 1 jam. 550°C selama 1 jam.
No Perlakuan Pengamatan Gambar

Cawan porselen
Memasukkan cawan
dimasukkan ke
porselen ke dalam
3 dalam oven suhu
oven suhu 105°C
105°C selama 15
selama 15 menit.
menit.

Mendinginkan cawan Cawan porselen


porselen didinginkan
4 menggunakan menggunakan
desikator selama 15 desikator selama 15
menit. menit.

Menimbang cawan Cawan porselen


porselen ditimbang
5
menggunakan neraca menggunakan neraca
analitik. analitik.

Menuangkan sampel Sampel air sungai


air sungai sebanyak sebanyak 25 ml
6
25 ml ke dalam dituangkan ke dalam
cawan porselen. cawan porselen.
No Perlakuan Pengamatan Gambar
Cawan porselen
Memasukkan cawan berisi sampel
porselen berisi sampel dimasukkan ke
7
ke dalam oven suhu dalam oven suhu
105°C selama 24 jam. 105°C selama 24
jam.
Cawan porselen
Mendinginkan cawan
berisi sampel
porselen berisi sampel
didinginkan
8 menggunakan
menggunakan
desikator selama 15
desikator selama 15
menit.
menit.

Menimbang cawan Cawan porselen


porselen ditimbang
9
menggunakan neraca menggunakan neraca
analitik. analitik.

Melakukan
Pencatatan hasil
10 pencatatan hasil
praktikum dilakukan
praktikum.

Sumber: Data Kelompok


4.6.2 Analisis Perhitungan Zat Padat Total (Total Solids)

Rumus menghitung zat padat total :

b−a
Zat padat total (mg/l) ( ) x 1000 x 1000
c

Diketahui : (a) = 25,4266 mg


(b) = 25,4365 mg
(c) = 25 ml
(b−a)
Zat padat total (mg/l) x 1000 x 1000
c

( 25,4365 – 25,4266 )
= x 1000 x 1000
25

( 0,0099 )
= x 1000 x 1000
25
= 396 mg/l

4.6.3 Pembahasan Analisa Zat Padat Total (Total Solids)


Zat padat total adalah semua zat yang tersisa sebagai residu yang
berada pada sampel yang telah di panaskan pada suhu tertentu. Zat padat
sendiri terdiri dari zat padat tersuspensi dan zat padat terlarut yang bersifat
organik dan inorganik. Analisa zat padat dalam air sangat penting bagi
penentuan komponen komponen air secara lengkap. Analisa ini juga
bergunaa untuk perencanaan serta pengawasan proses proses pengelolaan
dalam bidang air minum maupun dalam air buangan.
Gravimetri adalah pemeriksaan jumlah zat padat dalam air dengan
cara menimbang hasil reaksi pengendapan. Dalam gravimetri, jumlah zat
ditentukan dengan cara menimbang langsung massa zat yang dipisahkan
dari zat lain. Langkah pengukuran pada gravimetri adalah melakukan
pengukuran berat, dan memisahkan nya dari semua komponen maupun
solven lainya.
Berdasarkan hasil praktikum pada analisa zat padat total , didapati
nilai a yaitu 25,4266 mg, nilai b yaitu 25,4365, dan nilai c yaitu 25 ml.
Sehingga didapati nilai zat padat total pada sampel air depan STIESIA
adalah 396 mg/l.
Fungsi dimasukannya cawan ke dalam furnace yaitu untuk
menghilangkan bahan organik yang mungkin masih tertinggal di dalam
cawan. Waktu pemanasan di lakukan selama 1 jam dengan 550 ℃.
Sedangkan fungsi dari pemakaian oven yaitu untuk mengeringkan kadar air
yang masi ada dalam cawan. Waktu penghilangan kadar air ini dilakukan
selama 15 menit dengan suhu 105℃. Kegunaan dari pemakaian desikator
adalah untuk mendinginkan cawan suda melewati proses penghilangan
kadar air dengan oven. Faktor yang mempengaruhi zat padat dalam air
adalah bisa berasal dari proses industri maupun bisa terjadi alami.

4.6.4 Hasil Pengamatan Analisa Zat Padat Total Tersuspensi (Total


Suspended Solids)
Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Zat Padat Total Tersuspensi (Total Suspended
Solids)

No Perlakuan Pengamatan Gambar

Mengambil sampel Kondisi air sungai


1 air sungai di depan terlihat keruh
STIESIA. berwarna abu-abu.
No Perlakuan Pengamatan Gambar

Memasukkan cawan Cawan krusibel


krusibel ke dalam dimasukkan ke
2
furnace suhu 550°C dalam furnace suhu
selama 1 jam. 550°C selama 1 jam.

Cawan krusibel
Memasukkan cawan
dimasukkan ke
krusibel ke dalam
3 dalam oven suhu
oven suhu 105°C
105°C selama 15
selama 15 menit.
menit.

Kertas saring
Memasukkan kertas
whatman
saring whatman ke
4 dimasukkan ke
dalam oven suhu
dalam oven suhu
105°C selama 1 jam.
105°C selama 1 jam.

Cawan krusibel dan


Mendinginkan cawan
kertas saring
krusibel dan kertas
whatman
saring whatman
5 didinginkan
menggunakan
menggunakan
desikator selama 15
desikator selama 15
menit.
menit.
No Perlakuan Pengamatan Gambar

Menimbang cawan Cawan krusibel dan


krusibel dan kertas kertas saring
6 saring whatman whatman ditimbang
menggunakan neraca menggunakan neraca
analitik. analitik.

Meletakkan kertas Kertas saring


7 saring whatman pada whatman diletakkan
vacuum filter. pada vacuum filter.

Menuangkan 25 ml Dituangkan 25 ml
sampel air sungai di sampel air sungai di
8
atas filter pada atas filter pada
vacuum filter. vacuum filter.

Sampel air sungai


Menyaring sampel air
9 disaring hingga
sungai hingga kering.
kering.
No Perlakuan Pengamatan Gambar
Meletakkan kertas Kertas saring
saring whatman di whatman diletakkan
dalam cawan krusibel di dalam cawan
10 dan memasukkan krusibel, lalu cawan
cawan krusibel ke krusibel dimasukkan
dalam oven suhu ke dalam oven suhu
105°C selama 1 jam. 105°C selama 1 jam.

Mendinginkan cawan Cawan krusibel


krusibel didinginkan
11 menggunakan menggunakan
desikator selama 15 desikator selama 15
menit. menit.

Menimbang cawan Cawan krusibel


krusibel ditimbang
12
menggunakan neraca menggunakan neraca
analitik. analitik.

Melakukan
Pencatatan hasil
13 pencatatan hasil
praktikum dilakukan
praktikum.

Sumber: Data Kelompok


4.6.5 Analisis Perhitungan Zat Padat Total Tersuspensi (Total Suspended
Solids)
( f −e )
Zat padat total tersuspensi (mg/l) = x 1000 x 1000
g
Diketahui : (e) = kertas + karbon
= 0,2444 + 62,2195 = 62,5194 mg
(f) = 62,5224 mg
(g) = 25 ml

( f −e )
TSS = x 1000 x 1000
g
¿
= (62,5224−62,5194) ¿ 25 x 1000 x 1000

= 0,00012 x 1000 x 1000


= 120 mg/l

4.6.6 Analisa Pembahasan Zat Padat Total Tersuspensi (Total Suspended


Solids)
Zat padat total tersupensi merupakan zat zat yang berada dalam
suspensi. Zat padat padat total tersuspensi dapat dibedakan menjadi 2 yaitu
pertikel tersuspensi koloid dan partikel tersuspensi biasa. Partikel koloid
tersebut penyebab kekeruhan pada air yang disebakan oleh penyimpanan
sinar yang menembus suspensi tersebut. Sedangkan partikel tersuspensi
biasa mempunyai ukuran yang lebih besar dari partikel koloid dan dapat
mengahalangi sinar yang akan menembus suspensi. Padatan tersuspensi
juga dapat mempengaruhi biota perairan yaitu mengahalangi dan
mengurangi penetrasi Cahaya ke dalam air. Sehingga menghambat proses
fotosintesis dan tumbuhan air. Kondisi ini juga akan mengurangi pasokan
oksigen terlarut dalam air.
Kertas saring dan vacuum filter berfungsi untuk mengatahui zat
yang tersuspensi. Berdasarkan hasil perhitungan pada praktikum Analisa
zat padat total tersuspensi didapatkan hasil 120 mg/l.
Faktor yang mempengaruhi TSS merupakan materi atau bahan
tersuspensi yang menyebabkan kekeruhan air terdiri dari lumpur, pasir
halus serta jasad-jasad renik yang terutama disebabkan oleh kikisan tanah
atau erosi yang terbawa badan air. TSS merupakan salah satu faktor
penting menurunnya kualitas perairan sehingga menyebabkan perubahan
secara fisika, kimia dan biologi.

4.6.7 Hasil Analisa Pengamatan Zat Padat Total Terlarut (Total Dissolved
Solids)
Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Zat Padat Total Terlarut (Total Dissolved
Solids)

No Perlakuan Pengamatan Gambar

Kondisi air sungai


Mengambil sampel air
1 terlihat keruh
sungai depan STIESIA
berwarna abu-abu.

Memasukan cawan Cawan porselen ke


porselen ke dalam dalam furnace
2
furnace dengan suhu dengan suhu 550℃
550℃ selama 1 jam selama 1 jam
No Perlakuan Pengamatan Gambar

Cawan porselen
Memasukkan cawan
dimasukan kedalam
porselen ke dalam
3 oven dengan suhu
oven suhu 105°C
105 ℃ selama 15
selama 15 menit.
menit

Menimbang cawan Cawan ditimbang


4 Menggunakan menggunakan
neraca analitik neraca analitik

Mengambil filtrat Mengambil filtrat


dan sampel air dan sampel air
sungai yang sudah di sungai yang sudah
5
saring pada analisa disaring pada
zat padat total analisa zat padat
tersuspensi total tersuspensi
No Perlakuan Pengamatan Gambar

Cawan porselen
Memasukan cawan
dimasukan ke
porselen kedalam
dalam
6 oven suhu 105 ℃
oven dengan suhu
selama 24 jam
105 ℃ selama 24
jam

Mendinginkan
Cawan porselen
cawan porselen
Didinginkan
7 dengan menggunakan
Menggunakan
desikator selama
desikator
15 menit

Mendinginkan cawan Cawan ditimbang


8 menggunakan neraca Menggunakan
analitik neraca analitik
No Perlakuan Pengamatan Gambar

Melakukan Dilakukan
Pencacatan Pencacatan
9
Berdasarkan berdasarkan hasil
praktikum praktikum

Sumber: Data Kelompok


4.6.8 Analisis Perhitungan Zat Padat Total Terlarut (Total Dissolved Solids)

(k −i)
Zat padat total terlarut (mg/l) = x 1000 x 1000
j

Diketahui : (i) = 22,8190 mg/l


(j) = 25 ml
(k) = 22,8334 mg/l

(k −i)
Zat padat total terlarut (mg/l) = x 1000 x 1000
j

(22,8334−22,8190)
= x 1000 x 1000
25 ml
= 576 mg/l

4.6.9 Analisa Pembahasan Zat Padat Total Terlarut (Total Dissolved Solids)

Zat padat terlarut adalah kelarutan zat padat dalam airbaik berupa
ion,senyawa, dan koloid dalam air dan ukuran zat terlarut baik organic
maupun inorganik yang terdapat dalam air. Pengertian terlarut mengarah
HASIL PERBANDINGAN

700 576

600
300
500
400
300
200
100
0
BAKU MUTU HASIL ANALISA
PERBANDINGAN

Hasil hasil analisa PERMENKES no 2 tahun 2017

kepada partikel padat dalam air yang memiliki ukuran dibawah 1 nano
meter. Penyebab terjadinya zat padat total terlarut dalam air ini karena
tempat atau aliran air tersebut mengandung mineral.

Gambar 4.7 Grafik Hasil Analisa Zat Padat Total Terlarut (Total
Dissolved Solids)
Sumber: Data Kelompok

Total padatan terlarut merupakan suatu parameter untuk


menunjukan kandungan bahan bahan yang terlarut dalam larutan.
Tingginya kadar TDS di akibatkan karena anorganik yang larut dalam
Baku mutu TDS berdasarkan PERMENKES no 2 tahun 2023 adalah < 300
mg/l. berdasarkan hasil perhitungan pada analisa zat padat total terlarut
didapatkan nilai 576 mg/l. sehingga nilai TDS pada sampel air sungai
depan STIESIA telah melampaui batas baku mutu yang berlaku. Factor
yang mempengaruhi TDS ini adalah sumber air,aktivitas manusia,polusi
lingkungan,prose alamiah,dan kualitas air bawah tanah serta fa

4.6.10 Hasil Analisa Pengamatan Zat Padat Tersuspensi Organik dan


Inorganik
Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Zat Padat Tersuspensi Organik dan
Inorganik

No Perlakuan Pengamatan Gambar

Cawan dan residu


Cawan dan residu
dari hasil analisa zat
dari hasil analisa zat
padat total
padat total tersuspensi
1 tersuspensi dibakar
dibakar menggunakan
di dalam furnace
furnace dengan suhu
dengan suhu 550 ℃
550 ℃ selama 1 jam
selama 1 jam

Cawan krusibel dan


Memasukan cawan
residu di masukan ke
krusibel dan residu ke
2 dalam oven suhu
dalam oven suhu 105
selama 105 ℃ 15
℃ selama 15 menit
menit

Mendinginkan cawan Cawan krusibel dan


krusibel dan residu di residu di dinginkan
3
dalam desikator menggunakan
selama 15 menit desikator
No Perlakuan Pengamatan Gambar

Menimbang cawan Cawan krusibel dan


krusibel dan residu residu di timbang
4
dengan neraca menggunakan neraca
analitik analitik

Dihitung jumlah zat


Menghitung jumlah
padat tersuspensi
5 zat padat tersuspensi
organik dan
organik dan inorgank
inorganik

Sumber: Data Kelompok

4.6.11 Analisis Perhitungan Zat Padat Tersuspensi Organik dan Inorganik


4.6.12 Analisa Pembahasan Zat Padat Tersuspensi Organik dan Inorganik
Zat padat tersuspensi organik merujuk pada partikel partikel padat
yang tersuspensi dalam air atau medium cairnya dan memiliki sifat
organik atay berasal dari bahan oeganik.
Zat padat tersuspensi inorganik merujuk pada partikel partikel padatan yang
tersuspensi dalam air ataumedium cair lainya.
Gambar 4.8 Grafik Hasil Analisa Zat Padat Tersuspensi Organik dan
Inorganik
Sumber: Data Kelompok

4.6.13 Hasil Analisa Pengamatan Zat Padat Terlarut Organik dan


Inorganik
Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Zat Padat Terlarut Organik dan Inorganik

No Perlakuan Pengamatan Gambar


Gambar berukuran 3
cm × 4 cm dan
Menjelaskan harus sesuai dengan
mengenai perlakuan Menjelaskan kondisi penjelasan
yang dilakukan dan objek saat diberikan perlakukan
menggunakan kalimat perlakuan
1
aktif (Contoh : Kondisi air
(contoh : Mengambil sungai terlihat
sampel air sungai kecoklatan)
di…)

Sumber: Data Kelompok

4.6.14 Analisis Perhitungan Zat Padat Terlarut Organik dan Inorganik

4.6.15 Analisa Pembahasan Zat Padat Terlarut Organik dan Inorganik

Gambar 4.9 Grafik Hasil Analisa Zat Padat Terlarut Organik dan
Inorganik
Sumber: Data Kelompok
4.7 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum analisa zat padat kali ini adalah :
1.
Kesimpulan berupa poin-poin penting dari hasil praktikum yang dilakukan.

4.8 Daftar Pustaka


Erger, C., & Schmidt, T. C. (2019). Disk-based solid-phase extraction analysis of
organic substances in water. In TrAC - Trends in Analytical Chemistry (Vol. 61,
pp. 74–82). Elsevier B.V.
Ling, C., & Zhang, Q. (2020). Evaluation of surface water and groundwater
contamination in a MSW landfill area using hydrochemical analysis and
electrical resistivity tomography: a case study in Sichuan province, Southwest
China. Environmental Monitoring and Assessment, 189(4).
M. Tomtommy Haykal Kifly a, I. Y. P. a* , I. W. D. K. a. (2021). Kandungan Padatan
Teruspensi dan Padatan Terlarut pada Air di Bagian Hilir Sungai Ayung, Bali.
Current Trends in Aquatic Science , 2(2), 128–132.
Nyanti, L., Soo, C.-L., Danial-Nakhaie, M.-S., Ling, T.-Y., Sim, S.-F., Grinang, J.,
Ganyai, T., & Lee, K.-S.-P. (2021). Effects of water temperature and pH on total
suspended solids tolerance of Malaysian native and exotic fish species (Vol. 11).
http://www.bioflux.com.ro/aacl
Peraturan mentri kesehatan indonesia. (2017). PERATURAN MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA.
Ratna Purba, I., & Purwanto, E. (2019). SUSPENSION OF THE SUSPECT IN SAIL
RIVER WATER PEKANBARU CITY.
Standard Method for the Examination of Water and Wastewater 23RD edition. (2017).
American Public Health Association, American Water Works Association and
Water Environment Federation, 23, 1–1545.
A.

Anda mungkin juga menyukai