Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Revolusi Rusia 1917 adalah sebuah gerakan politik di Rusia yang memuncak pada


1917 dengan penggulingan pemerintahan provinsi yang telah mengganti sistem Tsar
Rusia, dan menuju ke pendirian Uni Soviet, yang berakhir sampai keruntuhannya pada
1991. Munculnya keinginan untuk melakukan revolusi di kalangan rakyat Rusia diawali
dari pemikiran politik dari dua kelompok intelektual besar yaitu Partai Sosialis
Revolusioner dan Partai Sosialis Demokrat. Yang kemudian kedua kekuatan politik
tersebut berperan besar dalam terjadinya perang saudara di Rusia. Partai Sosialis
Demokrat sendiri terpecah dan terdiri dari Kaum Menshevik dan Kaum Bolshevik.
Begitupun Partai Sosialis Revolusioner menjadi SR kiri dan SR kanan. Revolusi Rusia
terbagi menjadi dua gelombang yaitu pada bulan Februari 1917 dan Oktober 1917.

Saat berlangsungnya Perang Dunia I, kondisi stabilitas dalam negeri Rusia sendiri
sedang mengalami gangguan. Karena terjadinya berbagai protes dan penolakan yang
dilakukan oleh sebagian masyarakatnya atas keterlibatan Rusia dalam Perang Dunia I.
Selain itu juga terdapat kekecewaan terhadap berbagai kebijakan dalam negeri Tsar
Nicholas II. Dan juga dalam melakukan pemerintahan sangat dipengaruhi oleh
penasehatnya yang tidak jujur dan menolak untuk diadakan perubahan dalam
pemerintahan yang diajukan oleh rakyatnya. Kemudian puncak dari kekecewaan tersebut
terjadi sebuah penggulingan kekuasaan yang dilakukan oleh golongan intelektual Rusia
terhadap kekuasaan Tsar Nicholas II yang terkenal dengan peristiwa Revolusi Februari
1917.

Revolusi ini menghasilkan sebuah Pemerintahan Sementara (Vremennoye


Pravitelstvo) setelah Tsar Nicholas II mengundurkan diri dan terdapat kekosongan
kekuasaan di Rusia. Pemerintahan Sementara yang berumur cukup singkat ini dipimpin
oleh tokoh yang bernama Aleksander Kerensky dari Partai Sosialis Revolusioner. Selama
kekuasaan Pemerintahan Sementara ini, seharusnya Rusia masih terlibat dalam berbagai
pertempuran di Perang Dunia I hanya karena terdapat krisis di dalam negeri, terpaksa
Rusia menarik diri untuk sementara karena tidak dapat melakukan penyerangan.
Pemerintah Sementara ini berlangsung sejak Maret 1917 hingga Oktober 1917 yang
akhirnya kembali digulingkan oleh peristiwa revolusi Oktober 1917.

Revolusi Oktober 1917 atau dikenal juga dengan revolusi Bolshevik, karena
dilakukan oleh golongan Bolshevik yang terdiri dari anggota partai dan pemimpin
Bolshevik. Bolshevik merupakan golongan mayoritas dari Partai Sosial-Demokrat Rusia
yang terpecah yang kemudian memisahkan diri menjadi partai tersendiri. Dalam
pelaksanaannya revolusi Oktober 1917 tersebut menggunakan berbagai cara baik damai
maupun kekerasan. Kemudian berdirilah pemerintahan sosialis di bawah pimpinan

1
Vladimir Lenin dan orang-orang dari Partai Bolshevik. Tidak semua rakyat Rusia
menerima pemerintahan yang dilakukan golongan Bolshevik ini, bahkan penolakan dan
perlawanan terjadi di berbagai daerah.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Revolusi Rusia bisa terjadi?

2. Bagaimana proses terjadinya Revolusi Rusia?

3. Siapa tokoh-tokoh pergerakan Revolusi Rusia?

4. Perubahan apa yang terjadi setelah revolusi?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Penyebab Terjadinya Revolusi Rusia

Sejak kekalahannya dalam perang melawan Jepang pada tahun 1905, bayangan revolusi
selalu tampak di Rusia. Berbagai gerakan rakyat menentang pemerintah ditindas dengan
kekerasan senjata. Gerakan tersebut bersifat sporadis dan seberapa pun usaha pemerintah
untuk menindasnya, gerakan-gerakan serupa selalu muncul. Akhirnya, revolusi sungguh-
sungguh terjadi di tengah Perang Dunia ketika Rusia mengalami kekalahan-kekalahan besar.
Sebab-sebab terjadinya revolusi sebagai berikut.

1. Pemerintahan Tsar Nicholas II yang reaksioner


Ketika negara-negara lain mulai mengakui hak-hak politik bagi warga negaranya,
Tsar Nicholas II masih enggan melakukan hal yang sama. Ia memang mengizinkan
dibentuknya Duma (daerah perwakilan rakyat Rusia), namun keberadaannya hanya
sandiwara belaka. Pemilihan anggota Duma dilakukan dengan pura-pura karena pada
praktiknya, anggota Duma adalah orang-orang yang propemerintahan Tsar. Hasil-hasil
rapat dan rekomendasi Duma kepada Tsar tidak pernah dihiraukan.

2. Susunan pemerintahan Tsar yang buruk


Pemerintahan pada masa Tsar Nicholas II tidak disusun secara rasional, melainkan
atas dasar favoritisme. Tsar tidak memilih orang-orang yang cakap untuk
pemerintahannya, orang-orang yang dipilihnya untuk jabatan-jabatan pemerintahan
hanyalah orang-orang yang disukainya. Dalam hal ini, Nicholas II sangat dipengaruhi oleh
istrinya, Tsarrina Alexandra. Alexandra sendiri sangat dipengaruhi oleh seorang biarawan
yang menyebut dirinya sebagai utusan Tuhan, Grigori Rasputin. Alexandra dan Rasputin
adalah orang-orang yang sangat kolot dan benci terhadap segala macam paham baru.

3. Perbedaan sosial yang mencolok

Kondisi kehidupan antara kedua golongan masyarakat di Rusia pada masa itu sangat
jauh perbedaannya. Tsar dan para bangsawan hidup mewah dan kaya raya, sementara
rakyat, terutama petani dan buruh, sangat miskin dan sengsara. Bangsawan juga memiliki
berbagai macam hak yang tidak dimiliki rakyat, bahkan banyak hak rakyat yang
diabaikan. Sekalipun perbudakan telah dihapuskan, para bangsawan tetap memperlakukan
rakyat biasa seperti budak dalam kehidupan sehari-hari.

4. Persoalan tanah
Perubahan kebijakan agraria oleh Menteri Stolypin pada tahun 1906 hanya
menghasilkan perubahan tanah-tanah mir menjadi milik perseorangan anggota mir. Di luar
mir, masih banyak tanah berukuran luas yang menjadi milik para tuan tanah, baik

3
bangsawan maupun para kulak (petani-petani besar). Tanah-tanah ini dikerjakan oleh para
petani kecil (buruh tani). Para buruh tani ini lalu berusaha menuntut tanah yang
seharusnya menjadi miliknya.

5. Adanya aliran-aliran yang menentang Tsar


Dalam revolusi pada tahun 1905, aliran-aliran yang menentang Tsar dapat ditindas,
tetapi tidak lenyap. Mereka melakukan gerakan bawah tanah dan mengumpulkan kekuatan
sambil menunggu kesempatan untuk kembali muncul. Aliran-aliran tersebut adalah aliran
liberal dan sosialis. Kaum liberal yang disebut Kadet (Konstitusional Demokrat). Aliran
ini menghendaki Rusia menjadi kerajaan yang berundang-undang dasar. Kaum sosialis
menghendaki susunan masyarakat yang sosialis serta pemerintahan yang modern dan
demokratis.

Kaum sosialis merupakan anasir yang revolusioner dan terbagi lagi atas dua aliran:
Mensheviks (moderat atau sosial demokrat) dan Bolsheviks (radikal, kemudian
berkembang menjadi partai komunis). Golongan Mensheviks dipimpin oleh Georgi
Plekhanou yang kemudian digantikan oleh Kerensky. Adapun golongan Bolsheviks
dipimpin oleh Lenin dan Trotsky.

6. Kekalahan perang
Ketika melibatkan diri dalam Perang Dunia I, sebenarnya Rusia tidak mempunyai
tujuan perang yang tertentu. Rusia ikut perang karena terikat dan terseret oleh perjanjian-
perjanjiannya dengan negara-negara lain, terutama yang tergabung dalam Triple Entente.
Keikutsertaan Rusia dalam Perang Dunia I mendapat sambutan dingin dari rakyatnya.
Peperangan yang tidak didukung oleh rakyat tentu menghasilkan kekalahan. Kekalahan-
kekalahan besar Rusia (pertempuran di Tannenberg dan di sekitar danau-danau wilayah
Masuri) semakin mengecewakan hati dan melenyapkan kepercayaan rakyat kepada Tsar.
Rakyat mulai jemu pada peperangan dan menginginkan kedamaian.

7. Ancaman bahaya kelaparan


Lima belas juta warga Rusia dimobilisasi untuk perang. Kesejahteraan mereka harus
dijamin penuh oleh negara. Sementara, banyaknya orang yang dikirim ke medan perang
berakibat kurangnya tenaga kerja, baik dalam bidang industri maupun pertanian. Macetnya
industri dan pertanian ini menimbulkan bahaya kelaparan sebab kurangnya bahan
makanan. Perekonomian negara pun menjadi kacau balau.

B. Proses Terjadinya Revolusi Rusia

1. Keadaan Rusia Sebelum Revolusi 1917


Rusia adalah Negara kerajaan diperintah oleh seorang Tsar atau kaisar.Sebagian besar
Tsar yang memerintah di kerajaan Rusia bersifat otoriter dan bertindak sewenang-wenang
terhadap rakyatnya.

4
Ketika Tsar Nicholas II (1894-1917) memerintah Rusia, ia menjalankan pemerintahan
dengan sangat reaksioner, tetapi dalam bidang ekonomi bersifat progresif. Hal ini
menyebabkan industrialisasinya berkembang pesat. Kemajuan industri menyebabkan
berkembangnya gerakan sosialisme di Rusia.Akibatnya Tsar Nicholas ii menjadi korban
dari gerakan sosialisme. Pada tahun 1917,Tsar Nicholas II diturunkan dari tahta
kerajaannya & dibuang ke Serbia. Tahun 1918, Tsar Nicholas bersama dengan
keluarganya dibunuh oleh kaum Komunis (Bolsjewiki/Bolshevik).

Peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada masa pemerintahan Tsar Nicholas II


adalah sebagai berikut :

a.  Industralisasi. Menteri Keuangan yaitu sergey witte, berjasa dalam perkembangan


industri di Rusia sejak th. 1892. Industri ini dibangun agar dapat bersaing dengan
negara-negara Eropa Barat.Industri yang dibangun, seperti industri tekstil.
pertambangan batu bara,minyak,besi,dst.

b. Munculnya Sosialisme di Rusia. Perkembangan industri yang cukup pesat


menyebabkan munculnya golongan buruh (proletar) yang berakibat kemunculan
gerakan sosialisme pada masa pemerintahan Tsar Nicholas II, George Plekhanov
mendirikan Partai Sosial Demokrat (1898) programnya adalah persamaan dalam
hukum, kemerdekaanpers, berbicara,berkumpul serta perbaikan nasib buruh dan
tani.Pada tahun 1903 Partai Sosial Demokrat pecah menjadi Partai
Sosialis(Mensjewiki/Menshevik)yang dipimpin oleh George Plikhanov kemudian
dilanjutkan oleh Kerensky. Partai lainnya adalah Partai Komunis
(Bolsjewiki/Bolshevik) yang dipimpin oleh Vladimir Ulyanov(nama samaran
Lenin),kemudian beralih kep[ada Josef Dschugaschvili(terkenal dengan nama Salatin).

c.   Perang Rusia-Jepang (1904-1905). Pada perang ini Rusia mengalami kekalahan yang
menyebabkan derajat & kepercayaan Tsar di mata rakyat semakin morosot. Baik kaum
Menshevik maupun Bolshevik menuntut kepada pemerintahan Tsar untuk
melaksanakan perubahan-perubahan secara liberal.

d.   Minggu berdarah (22 Januari 1905). Pada hari minggu, 22 Januari 1905 kaum buruh
(laki-laki & perempuan) yang dipimpin oleh Gapon (nama lengkapnya Georgy
Apollonovica Gapon seorangpendeta) berbaris meuju istana Tsar untuk menyampaikan
(petisi)tentang pemerintahan liberal & perbaikan nasib kaum buruh.Karena tidak
bersenjata & tidak agresif itu disambut dengan tembakan-tembakan oleh pasukan
pengawal istana.Peristiwa ini menyebabkan rakyat marah & bahkan menjadi salah satu
penyebab Revolusi th. 1905.

2. Revolusi Rusia 1905


Meletusnya revolusi Rusia tahun 1905 diawali dengan pemogokan umum di st.
Petersburg(Petrograd/Leningrad). Diikuti oleh seluruh bangsa Rusia. Kaum buruh yang
semakin bertambah besar, mendesak Tsar Nicholas II untuk membuat Undang-Undang
Dasar (UUD) bagi Rusia. Dibentuk & diumumkan oleh Tsar pada bulan Oktober 1905

5
sehingga dikenal dengan sebutan Oktober Manifesto 1905. Kaum liberal merasa puas
dengan dikeluarkannya UUD. Namun kaum Sosialis & komunis merasa tidak puas &
melanjutkan berbagai pemberontakan. Tetapi pemberontakan ini dapat ditindas dengan
kejam oleh angkatan perang Rusia yang masih setia kepada Tsar. Revolusi Rusia 1905
memunculkan beberapa akibat, contohnya adalah adanya perubahan agraria dari Menteri
Stolypin tahun 1906 serta dibentuknya Dewan Perwakilan Rakyat (Duma).

3. Revolusi Rusia(1917)
Revolusi Rusia tahun 1917 ini dapat dibagi dalam 2 fase yaitu Revolusi Februari 1917
& Revolusi Oktober 1917.

a. Revolusi Februari 1917

Revolusi Februari 1917 ini dimulai dari Petrograd (Leninggrad sekarang).


Masyarakat Rusia yang dikoordinasikan oleh golongan liberal, sosialis dan komunis
menuntut bahan makanan,kemudian diikuti pemogokan pemogokan diperusahaan
parusahaan. Tentara yang diperintahkan untuk menembak para demonstran dan para
pemogok, berbalik menembak para komandannya sendiri. Revolusi Rusia meletus, Tsar
Nicholas II ditawan dan dipaksa untuk turun tahta.

Kelompok revolusi membentuk pemerintah sementara atas Negara Rusia. Pemerintah


sementara itu dipimpin oleh kaum liberal.

b.  Revolusi Oktober 1917 (Revolusi Komunis) 

Pada bulan April 1917, Lenin kembali ke Rusia dari perjalanannya di Jerman,
Perancis, Inggris, Austria, Swiss. Pada tahun itu pula Leon Trotsky (alias Bronstein) juga
kembali ke Rusia dari Amerika Serikat. Kedua tokoh ini merupakan pemimpin gerakan
komunis di Rusia.

Ketika pemerintahan dari kaum sosialis kehilangan kepecayaannya terhadap rakyat,


maka kaum komunis mendekati rakyat dengan memberikan harapan-harapan,
menganjurkan kepada para petani untuk membagi-bagi tanah dan para buruh untuk
menyita pabrik-pabrik.

Revolusi dimulai di Petrograd, tanggal 25 Oktober 1917 pemerintahan sosialis di


bawah Kerensky berhasil digulingkan oleh kaum komunis yang dipimpin oleh Lenin.
Pemerintahan Rusia kemudian dipegang oleh Lenin, serta langsung mengadakan
perubahan secara besar-besaran.

aum pendukung Tsar menyebut dirinya Rusia Putih dan kaum komunis menyebut
dirinya Rusia Merah. Kaum Rusia Putih melakukan perlawanan terhadap pemerintahan
yang dipegang oleh kaum komunis. Perlawanan kaum Rusia Putih dipimpin oleh Jendral
Denikin (nama lengkapnya Anton Ivanovich Denikin) dan Wrangel (nama lengkapnya
Pyotr Nikolayevich Wrangel). Kaum Rusia Putih mendapat bantuan dari sekutu (Negara-
negara Eropa Barat) yang tidak menginginkan berkembangnya komunisme di Rusia.

6
C. Tokoh-Tokoh dalam Revolusi Rusia

1. Tsar Nicholas II (1868-1918)


Tsar Nicholas II adalah pemimpin Kekaisaran Russia. Pemerintahannya yang otoriter
dan dianggap tidak kompeten menyebabkan banyak tentangan kepadanya. Terlebih lagi,
saat ini Russia sedang terdesak akibat kekalahan dalam Perang Dunia I melawan Jerman.
Akibatnya, pada Februari 1917, terjadi serangan dan pemberontakan di Petrograd,
ibukota Russia saat itu (sekarang bernama St. Petersburg). Kerusuhan ini menyebabkan
jatuhnya kekaisaran Russia.  
Tsar Nicholas II berupaya mengungsi ke luar negeri, namun tertangkap dan dipenjara.
Setelah kaum komunis Bolshevik mengambil alih kekuasaan Tsar Nicholas II dan
keluarnya semuanya dihukum mati.

2. Alexander Kerensky (1881-1970)


Alexander Kerensky adalah politisi yang setelah Revolusi Februari dipilih sebagai
perdana menteri dalam Pemerintahan Sementara Russia. Pemerintahanya sangat lemah
karena terjadi pertentangan antara kelompok Sosial-Revolusioner dengan kaum Bolshevik
yang menganuk komunisme garis ekras. Terlebih lagi, Rusia semakin terdesak oleh
pasukan Jerman.
Akibatnya pada Oktober 1917, pemerintahan Kerensky jatuh setelah pasukan
Bolsevik merebut kota Petrograd. Kerensky melarikan diri ke kota Pskov dan berupaya
merebut kembali kekuasaan, namun gagal. Akhirnya dia melarikan diri ke Perancis dan
akhirnya ke Amerika Serikat

3. Vladimir Lenin (1870-1924)


Lenin adalah tokoh pemimpin kelompok komunis Bolsheviks. Pada masa sebelum
Perang Dunia I, Lenin melarikan diri dari Russia dan tinggal di Swiss, untuk menghindari
polisi rahasia kekaisaran. Kemudian pada saat perang, Jerman mengijinkan Lenin untuk
kembali ke Russia, melewati wilayah pendudukan Jerman, dengan harapan Lenin akan
memperlemah kekuasaan Tsar Nicholas II.
Setelah kembali di Russia, Lenin memberikan pidato dan menulis bahwa musuh
rakyat Russia sebenarnya adalah para bangsawan dan pemimpin mereka yang
mengirimkan rakyat Russia untuk berperang.  
Kehadrian Lenin membuat kaum komunis Bolshevik menjadi terorganisir, dan
akhirnya mereka berhasil mengadakan mogok masal, demonstrasi dan serangan ke
pemerintahan yang menyebabkan turunya Tsar Nicholas II dalam Revolusi Februari.
Awalnya, Lenin harus mengalah kepada Kerensky yang memimpin Pemerintahan
Sementara. Namun kemudian pada Oktober 1917, saat merasa bahwa kekuatan Bolshevik.
7
Lenin kemudian memimpin kaum Bolshevik memenangi Perang Saudara Russia
(1917-1922), melawan kelompok yang ingin mengembalikan kekaisaran Russia.
Kemenangan ini membuat Lenin dapat mendirikan Uni Sovyet, yang dia pimpin
sampai meninggal pada tahun 1924.

D. Dampak Revolusi Rusia

1. Berakhirnya pemerintahan Tsar Nicolas II yang pemerintahannya menganut paham


konservatif. Sistem pemerintahan Rusia kemudian diubah menjadi sistem satu partai.

2. Sistem pemerintahan Rusia berubah menjadi negara serikat berbentuk republik dengan
nama Union of Soviet Socialist Republic. Pemimpin Rusia yakni Lenin membentuk dewan
rakyat (Soviet) sebagai wadah aspirasi untuk mewakili suara masyarakat  dari kelas
bawah. Dewan-dewan rakyat yang dibentuk ini berfungsi untuk memilih perwakilan
menuju ke dewan rakyat yang paling tinggi hingga mencapai dewan rakyat tertinggi.

3. Dinasionalisasinya dan dimodernisasinya usaha – usaha di bidang pertanian.


Nasionalisasi ini dilanjutakan dengan melaksanankan sistem pertanian kolektif dibawah
arahn pemerintah.

4. Nasionalisasi dan modernisasi oleh pemerintah Rusia kemudian dilakukan juga pada
berbagai kantor, pabrik dan perindustrian, lembaga bank, dan nasionalisasi jaringan kereta
api.

5. Menyebarnya paham komunis ke seluruh dunia sebagai salah satu paham yang sangat
berpengaruh karena kemenangan kaum boshelvik yang menganut paham komunis.

8
BAB III

KESIMPULAN

Revolusi Rusia 1917 adalah sebuah gerakan politik di Rusia yang memuncak pada


1917 dengan penggulingan pemerintahan provinsi yang telah mengganti sistem Tsar
Rusia, dan menuju ke pendirian Uni Soviet. Revolusi Rusia terjadi karena beberapa hal
berikut ini :

1. Pemerintahan Tsar Nicholas II yang reaksioner


2. Susunan pemerintahan Tsar yang buruk
3. Perbedaan sosial yang mencolok
5. Adanya aliran-aliran yang menentang Tsar
6. Kekalahan perang
7. Ancaman bahaya kelaparan

Tokoh-tokoh yang berperan dalam Revolusi Rusia yang pertama ialah Tsar Nicholas
II yang merupakan pemimpin Kekaisaran Rusia yang otoriter. Selanjutnya ialah Alexander
Kerensky sebagai perdana menteri dalam Pemerintahan Sementara Russia setelah
Revolusi Februari dan Lenin yaitu tokoh pemimpin kelompok komunis Bolsheviks.

Revolusi Rusia yang dimenangkan oleh kaum komunis radikal (Bolshevik)


berdampak pada meluasnya paham komunisme di dunia. Negara-negara dunia ketiga yang
pada saat itu masih dijajah bangsa lain dengan segera mengadopsinya. Juga negara-negara
yang baru terbentuk dan negara-negara yang rakyatnya telah bosan hidup dalam kekangan
feodalisme penguasa.

Paham baru ini pun dengan segera menjalar ke Indonesia yang pada saat itu tengah
menghidupkan organisasi-organisasi pergerakan ke arah kemerdekaan. Organisasi-
organisasi yang menganutnya juga bersikap radikal (nonkooperatif) terhadap Belanda,
bahkan di kemudian hari jelasjelas melakukan pemberontakan. Contohnya adalah ISDV
yang setelah Indonesia merdeka mengubah nama menjadi PKI.

Anda mungkin juga menyukai