Disusun Oleh :
Arlie Salim NIM. 05191007
Dimas Rivaldi Ngabito NIM. 05191014
Pradhitya Dwijati Wibowo NIM. 05191056
Steven Rezky Andreosan NIM. 05191072
i
DAFTAR ISI
ABSTRAK.................................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................................iii
DAFTAR TABEL...................................................................................................................iv
DAFTAR NOTASI...................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Tujuan..........................................................................................................................1
BAB II DASAR TEORI...........................................................................................................2
2.1 Kesetimbangan Uap Cair.............................................................................................2
2.2 Distilasi........................................................................................................................3
2.3 Relative Volatility........................................................................................................3
2.4 Reflux Ratio.................................................................................................................4
2.5 Batch Distillation.........................................................................................................4
2.6 Rayleigh Equation.......................................................................................................5
BAB III METODE PENGAMBILAN DATA.......................................................................7
3.1 Alat dan Bahan............................................................................................................7
3.2 Alat Eksperimen..........................................................................................................7
3.3 Variabel Eksperimen...................................................................................................9
3.4 Prosedur Kerja Eksperimen.........................................................................................9
3.5 Diagram Alir Eksperimen..........................................................................................10
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................................13
4.1 Hasil Data..................................................................................................................13
4.2 Pembahasan...............................................................................................................14
BAB V PENUTUP..................................................................................................................20
5.1 Kesimpulan................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................21
LAMPIRAN............................................................................................................................22
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR NOTASI
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan yang dilakukan pada praktikum Batch Distillation adalah sebagai
berikut.
1. Membandingkan nilai persen mol distilat dari hasil eksperimen dengan persen mol
distilat secara teoritis.
2. Menganalisis pengaruh relative volatility terhadap konsentrasi pada distilat
3. Menganalisis pengaruh waktu distilasi terhadap konsentrasi pada distilat
1
4. Membandingkan nilai konsentrasi pada distilat dalam kondisi without reflux dengan
constant reflux.
BAB II
DASAR TEORI
2
Gambar 2. 2 Diagram Komposisi Vapor - Komposisi Liquid
2.2 Distilasi
Distilasi atau penyulingan adalah sebuah proses pemisahan suatu campuran bahan
kimia menjadi komponen-komponen penyusun campuran tersebut berdasarkan perbedaan
kemudahan menguap dari tiap-tiap komponen. Penyulingan adalah perubahan bahan dari
bentuk cair ke bentuk gas melalui proses pemanasan cairan tersebut, dan kemudian
mendinginkan gas hasil pemanasan untuk selanjutnya mengumpulkan tetesan cairan yang
mengembun (Adami, 2017). Distilasi memiliki beberapa jenis yang didesain dengan tujuan
spesifik dari dilakukannya pemisahan. Salah satu dari klasifikasi jenis distilasi adalah
berdasarkan operasi dari kolom distilasi, dimana terdapat dua jenis, yaitu distilasi batch dan
distilasi kontinyu.
Dalam teknik, kolom distilasi harus dirancang dengan kapasitas yang lebih besar
daripada jenis alat pemrosesan lainnya. Desainer dalam merancang kolom distilasi perlu
mencapai kualitas produk yang diinginkan dengan biaya yang minimum dan juga
menyediakan kemurnian produk yang konstan (Richardson, 2002).
Jenis kolom distilasi terbagi menjadi dua, yaitu trayed column dan packed column.
Trayed column adalah kolom pemisah yang berupa silinder tegak yang terdiri dari stage-
stage yang dipisahkan oleh trays dimana vapor dan liquid mengalir secara counter current
berkontak pada trays. Packed column adalah kolom pemisah silinder tegak yang berisikan
sejumlah kumpulan packing yang digunakan sebagai alat kontak vapor dan liquid (Seader,
2016).
3
tidak dapat dilakukan. Semakin besar nilai relative volatility dari 1, maka semakin mudah
komponen-komponen dalam campuran untuk dipisahkan (Richardson, 2002).
Untuk kesetimbangan uap cair, fugasitas parsial untuk masing-masing komponen
dapat dituliskan sebagai berikut.
f vi =f li………………….….….……………. (2.1)
dimana untuk campuran liquid non-ideal, yaitu φil = Pisat/P dan φiv = 1, sehingga
f li=φ li x i P γ i………………………………...… (2.2)
f vi =φ vi y i P……………………………………. (2.3)
lalu Persamaan 2.2 dan Persamaan 2.3 disubstitusikan ke dalam Persamaan 2.1, sehingga
φ vi y i P=φ li x i P γ i………………..….…………….. (2.4)
x i φ li P γ i
= ……………………...…..………….. (2.5)
y i φvi P
Psat
i γi
K i= …………………….………………. (2.6)
P
Untuk kalkulasi stage kesetimbangan, relative volatility (αij) antara komponen i dan j
dituliskan sebagai berikut.
Ki
α ij = ……………………...……………….. (2.7)
Kj
(Seader, 2016)
4
industri batch. Distilasi batch sangat lebih baik daripada distilasi kontinyu ketika bahan kimia
yang akan dipisahkan bervolume sangat rendah.
Pada distilasi batch, umpan mula-mula diisi ke dalam reboiler yang kemudian akan
dipanaskan seperti yang terlihat pada Gambar 2.3. Setelah operasi total reflux, distilat
diambil secara kontinyu, sementara residu berada di bottom dengan komponen bertemperatur
lebih tinggi yang terkonsentrasi membuat proses ini merupakan proses yang bervariasi
terhadap waktu (Ki-Joo, 2006).
x1
n0 dx
ln [ ]
n ∫
=
x
y−x
2
………………………………… (2.9)
Untuk sistem yang mengikuti sifat dari perilaku ideal oleh hukum Raoult, hukum
kesetimbangan antara komposisi vapor y dan komposisi liquid x dari komponen yang lebih
5
volatil (A) dalam campuran biner dapat diaproksimasikan dengan menggunakan konsep
relative volatility (α) sebagai berikut.
αx
y= ………………………...………. (2.10)
1+ ( α −1 ) x
substitusikan Persamaan 2.10 ke Persamaan 2.9 menjadi
n1 x 1−x 2
ln
[ ]=
1
n2 α −1 [ ( ) ( )]
ln 1 + α ln
x2 1− x1
………..…..…….. (2.11)
(Ki-Joo, 2006)
6
BAB III
METODE PENGAMBILAN DATA
3.1.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum Batch Distillation adalah sebagai
berikut.
1. Etanol 96% (V = 167 ml)
2. Akuades (V = 400 ml)
7
Gambar 3. 1 Skema Alat Eskperimen
8
3.3 Variabel Eksperimen
Adapun variabel eksperimen yang digunakan pada praktikum Batch Distillation
adalah sebagai berikut.
1. Konsentrasi umpan : 50% mol larutan etanol
2. Volume umpan : 300 ml
3. Rasio refluks : without reflux
4. Waktu distilasi : 60 menit
5. Periode sampling : 15 menit
9
3.5 Diagram Alir Eksperimen
Adapun diagram alir eksperimen pada praktikum Batch Distillation adalah sebagai
berikut.
Mulai
10
A
11
B
Selesai
12
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
83.5 1
Bahan Berat Molekul (g/mol) Titik Didih (°C) Tekanan Uap (kPa)
Konsentrasi Volume
Rasio
Umpan Umpan
Refluks
(% mol) (ml)
13
Tabel 4. 4 Data Eksperimen
4.2 Pembahasan
Berdasarkan praktikum Batch Distillation yang telah dilakukan, data eksperimen yang
disajikan pada Tabel 4.4 yang diperoleh akan diplot pada grafik dan histogram berdasarkan
beberapa hubungan tertentu. Berikut pembahasan lebih rinci untuk setiap hubungan dari data
pada praktikum kali ini.
4.2.1 Perbandingan Persen Mol Eksperimen dengan Persen Mol Teoritis
Berdasarkan data persen mol eksperimen (% mol) dan persen mol teoritis (% mol*)
distilat yang disajikan pada Tabel 4.4, dapat diplot pada hsitogram yang tertera pada
Gambar 4.1. Histogram ini menunjukkan perbandingan antara persen mol eksperimen (%
mol) distilat yang diperoleh dari eksperimen dan persen mol teoritis (% mol*) distilat yang
diperoleh dari perhitungan menggunakan persamaan Rayleigh.
58.590
60 52.588
50
40
30
20 11.71914.824 13.42216.924 14.27316.835
10
0
15 30 45 60
Periode Sampling (menit)
14
Berdasarkan histogram yang tertera pada Gambar 4.1, diplot nilai persen mol
eksperimen (% mol) distilat yang diperoleh dari eksperimen batch distillation dan nilai
persen mol teoritis (% mol*) distilat yang diperoleh dari perhitungan dengan menggunakan
Rayleigh equation untuk tiap periode sampling. Dari grafik ditunjukkan bahwa nilai persen
mol eksperimen (% mol) semakin meningkat seiring dengan meningkatnya waktu dari
periode sampling. Hal ini juga berlaku sama dengan nilai persen mol teoritis (% mol*) yang
semakin meningkat seiring dengan meningkatnya waktu dari periode sampling. Hal ini
berlaku demikian karena semakin lama periode sampling dari proses distilasi, maka semakin
banyak konsentrasi mol dari komponen volatil (etanol) yang diperoleh di dalam distilat. Hal
ini sesuai dengan kutipan dari Aminudin pada tahun 2019 yang menyatakan bahwa semkain
lama proses distilasi, konsentrasi etanol akan semakin besar pada overhead product karena
titik didih etanol yang lebih rendah daripada air, sehingga etanol akan menguap terlebih
dahulu.
Apabila nilai persen mol eksperimen (% mol) dibandingkan dengan nilai persen mol
teoritis (% mol*), dapat ditinjau bahwa nilai persen mol eksperimen (% mol) dari tiap periode
sampling lebih kecil dari atau mendekati nilai persen mol teoritis (% mol*). Aproksimasi dari
nilai persen mol eksperimen (% mol) yang tidak seakurat nilai persen mol teoritis (% mol*)
ini dapat disebabkan beberapa faktor teknis. Pertama, faktor volatilitas etanol yang sangat
tinggi di ruang terbuka, sehingga terdapat sebagian etanol di dalam distilat yang menguap
selama proses pengukuran atau pemindahan distilat antar wadah. Kedua, faktor etanol yang
belum menguap seluruhnya dan masih terkonsentrasi di dalam residu setelah proses distilasi.
Hal ini dikarenakan selama proses distilasi, nilai skala pemanasan pada heating mantle saat
periode sampling ketiga diturunkan untuk mencegah kenaikan suhu yang drastis ke titik didih
air.
15
Pengaruh Relative Volatility Terhadap Konsentrasi Distilat
100
90
80
70
% Mol Distilat
60
50
40
30
20
10
0
2.24 2.28 2.32 2.36 2.40
Relative Volatility
α EtOH/Water
tiap periode sampling di atas nilai 1. Hal ini menyatakan bahwa komponen etanol dan air
memiliki volatilitas yang berbeda sehingga dapat dilakukan proses pemisahan (Seader, 2016).
Selain itu, dapat ditinjau bahwa semakin tinggi nilai konsentrasi distilat (% mol),
maka semakin tinggi nilai relative volatility etanol-air (α ). Hal ini dijelaskan dengan
EtOH/Water
meninjau hubungan antara lama waktu distilasi dengan konsentrasi distilat (% mol) yang
diperoleh, dimana semakin lama waktu distilasi, maka konsentrasi distilat (% mol) yang
diperoleh semakin tinggi. Hubungan nilai konsentrasi yang semakin tinggi dapat ditinjau
hubungannya dengan nilai relative volatility (α EtOH/Water ) yang menunjukkan kemampuan
menguapnya suatu komponen volatil di dalam campuran liquid biner. Semakin tinggi nilai
relative volatility (α ), maka semakin mudah menguap komponen volatil yang
EtOH/Water
menyebabkan semakin banyak konsentasi distilat (% mol) yang diperoleh, dimana tingkat
purity (kemurnian) yang diperoleh di dalam distilat semakin tinggi (Seader, 2016).
Dapat dilihat pada grafik, untuk periode sampling menit ke-15, nilai relative volatility
(α EtOH/Water ) paling rendah karena komponen volatil masih sedikit yang menguap, sehingga
konsentrasi distilat (% mol) yang diperoleh masih sedikit (tingkat kemurniannya masih
rendah). Sebaliknya, untuk periode sampling menit ke-60, nilai relative volatility (α )
EtOH/Water
16
paling tinggi karena komponen volatil semakin banyak yang menguap, sehingga konsentrasi
distilat (% mol) yang diperoleh sangat banyak (tingkat kemurniannya sangat tinggi).
60
50
40
30
20
10
0
0 15 30 45 60 75
Waktu Distilasi (menit)
% mol Distilat
17
(T) yang sangat drastis dari 84°C menjadi 92°C. Gradien temperatur yang tinggi ini
memberikan lonjakan energi panas yang besar, sehingga semakin banyak etanol yang dapat
diuapkan dari labu distilasi. Oleh karena itu, nilai konsentrasi distilat (% mol) mengalami
lonjakan yang sangat tinggi.
4.2.4 Perbandingan Antara Konsentrasi Distilat pada Without Reflux dengan Constant
Reflux
Berdasarkan data konsentrasi distilat (% mol) pada without reflux dan data
konsentrasi distilat (% mol) pada (constant reflux) yang disajikan pada Tabel 4.4, dapat
diplot pada histogram yang tertera pada Gambar 4.4. Histogram ini menunjukkan
perbandingan antara konsentrasi distilat (% mol) pada without reflux dengan konsentrasi
distilat (% mol) pada constant reflux yang diperoleh dari eksperimen pada batch distillation.
60 52.588
48.331
50
40
30
20 11.719 13.422 14.273 10.867
10
0
15 30 45 60
Periode Sampling (menit)
Berdasarkan histogram yang tertera pada Gambar 4.4, diplot nilai konsentrasi distilat
(% mol) pada kondisi without reflux dan nilai konsentrasi distilat (% mol) pada kondisi
constant reflux yang diperoleh dari eksperimen batch distillation untuk tiap periode sampling.
Dari grafik ditunjukkan bahwa nilai konsentrasi distilat (% mol) pada kondisi without reflux
mengalami peningkatan secara simultan. Berbeda dengan nilai konsentrasi distilat (% mol)
pada kondisi constant reflux yang mengalami peningkatan lalu penurunan.
18
Peningkatan simultan konsentrasi distilat (% mol) pada kondisi without reflux
disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, disebabkan oleh kondisi without reflux dimana
tidak ada liquid yang dikembalikan ke dalam labu distilasi, sehingga nilai reflux ratio-nya
kecil, dimana semakin tinggi nilai reflux ratio, maka semakin tinggi tingkat purity
(kemurnian) distilat yang diperoleh.
Karena nilai reflux ratio yang rendah, maka konsentrasi distilat (%) yang diperoleh
pada awal periode sampling sangat sedikit sehingga tingkat kemurnian awal yang sangat
rendah. Peningkatan nilai konsentrasi distilat (% mol) dapat terjadi karena pengaruh faktor
kedua, yaitu kenaikan temperatur (T) pada labu distilasi secara simultan yang menyebabkan
konsentrasi distilat (% mol) meningkat secara perlahan menyesuaikan dengan gradien
temperatur (T).
Untuk kondisi constant reflux, nilai reflux ratio adalah konstan yang dapat dihitung
dari perbandingan jumlah liquid yang kembali terhadap total distilat. Karena nilai reflux ratio
yang konstan, maka terdapat liquid yang dikembalikan ke dalam labu distilasi. Nilai reflux
ratio yang konstan menyebabkan tingkat kemurnian awal yang sangat tinggi, sehingga
konsentrasi distilat (% mol) pada awal periode sampling banyak diperoleh. Hal ini
menyebabkan sisa komposisi etanol di labu distilasi lebih sedikit karena sebagian besar telah
dipisahkan pada periode sampling sebelumnya. Oleh karena itu, nilai konsentrasi distilat (%
mol) mengalami penurunan pada periode sampling ketiga dan keempat.
Selain itu, kondisi operasi temperatur (T) pada constant reflux mengalami kenaikan
dan penurunan pada skala pemanasan heating mantle untuk mencegah kenaikan temperature
(T) mencapai titik didih air. Hal ini menyebabkan lonjakan energi panas yang naik turun,
sehingga proses penguapan etanol menjadi vapor menjadi tidak stabil.
19
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari praktikum Bacth Distillation adalah sebagai
berikut.
1. Nilai persen mol eksperimen (% mol) distilat bernilai lebih kecil atau mendekati nilai
persen mol teoritis (% mol*) dimana aproksimasi yang kurang akurat ini disebabkan
oleh beberapa faktor teknis, yaitu menguapnya etanol pada ruang terbuka dan
komposisi etanol yang masih tersisa di residu.
2. Nilai relative volatility (α ) semakin meningkat seiring dengan meningkatnya
EtOH/Water
konsentrasi distilat (% mol) karena semakin banyak etanol yang menguap dan keluar
sebagai distilat karena kenaikan temperatur terhadap waktu distilasi, sehingga tingkat
kemurniannya semakin tinggi.
3. Semakin lama waktu distilasi, maka semakin banyak konsentrasi distilat (% mol)
yang diperoleh karena pasokan energi panas dari kenaikan temperatur terhadap waktu
distilasi yang akan digunakan untuk menguapkan etanol semakin banyak.
4. Kondisi without reflux memiliki nilai reflux ratio yang kecil, sehingga konsentrasi
distilat (% mol) pada awal periode sampling sangat kecil dan akan meningkat
perlahan seiring waktu distilasi. Sedangkan, kondisi constant reflux memiliki nilai
reflux ratio yang konstan, sehingga konsentrasi distilat (% mol) pada awal periode
sampling berjumlah besar sampai pada periode tertentu dan akan menurun seiring
waktu distilasi.
20
DAFTAR PUSTAKA
Adani, S.I., dan Pujiastuti, Y.A. (2017). Pengaruh Suhu dan Waktu Operasi pada Proses
Destilasi untuk Pengolahan Aquades.
Aminudin, A., Nisa, N.I.F. (2019). Pengaruh Waktu Distilasi Etanol-Air Terhadap
Konsentrasi Overhead Product dan Bottom Product. CHHESA: Chemical
Engineering Research Articles, 2(1).
Elldirderi, M.A. (2014). The Separation of Binary Water/Etanol Solution via a Continous
Feed Distillation Coloumn as a Function of Feed Stage Location and Reflux Ratio.
Journal of Science and Research International (IJSR), 4(12), 807-812.
Geankoplis, Christie Jhon. (1993). Transport Processes and Separation Process Principles
(3rd ed.). USA: Pearson Education, inc.
Kim, Ki-Joo and Diwekar, U. (2006). Batch Processes by Ekaterini Korovessi and Andreas
A. Linninger (Editor): Batch Distillatiom. Florida: CRC Press.
Mc Cabe, W., Smith, J.C., and Harriot, P. (1993). Unit Operation of Chemical Engineering.
USA: Mc Graw Hill Book, Co.
Richardson, J. F., Harker, J. H., and Backhurst, J. H. (2002). Coulson and Richardson's
Chemical Engineering Volume 2 (5th ed.). Oxford: Butterworth-Heineman.
Seader, J.D., Henley, E.J. and Roper, D.K. (2016). Separation Process Principles with
Applications Using Process Simulators (4 th ed.). USA: John Wiley % Sons, inc.
Smith, J.M. Van Ness, H.C., et al. (2018). Introduction to Chemical Engineering
Thermodynamics (8th ed.). New York: Mc Graw Hill Education.
21
LAMPIRAN
Massa (g) 96 4
A 112.6
Erlenmeyer
B 126.9
22
3+A 133.3 29.5 0.016
Kurva Absorbansi
1
0.9
0.8 f(x) = 8.51 x + 0.01
R² = 0.99
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12
30 0.015 13.422
Distilat
45 0.016 14.273
60 0.061 52.588
Distilat 30 80 1
45 84
23
60 92
Residu 60 92
A 16.8958 16.3872
Antoine
Constan B 3795.17 3885.7
t
C 230.918 230.170
T (°C) 78
T (K) 351.15
γi 1.036 1.001
P (kPa) 101.325
Ki 1.028 0.432
α EtOH/Water 2.3789
24
Parameter Etanol Air
A 16.8958 16.3872
Antoine
Constan B 3795.17 3885.7
t
C 230.918 230.170
T (°C) 80
T (K) 353.15
γi 1.034 1.001
P (kPa) 101.325
Ki 1.110 0.469
α EtOH/Water 2.3696
A 16.8958 16.3872
Antoine
Constan B 3795.17 3885.7
t
C 230.918 230.170
T (°C) 84
T (K) 357.15
γi 1.033 1.001
P (kPa) 101.325
25
Ki 1.295 0.550
α EtOH/Water 2.2591
A 16.8958 16.3872
Antoine
Constan B 3795.17 3885.7
t
C 230.918 230.170
T (°C) 92
T (K) 365.15
γi 1.010 1.012
P (kPa) 101.325
Ki 1.707 0.756
α EtOH/Water 2.2591
Residu (T = 92°C)
26
A 16.8958 16.3872
Antoine
Constan B 3795.17 3885.7
t
C 230.918 230.170
T (°C) 92
T (K) 365.15
γi 1.037 1.176
P (kPa) 101.325
Ki 1.752 0.878
α EtOH/Water 1.9945
Periode
Parameter
15 30 45 60 Residu
n1 2.306
αR 1.9945
1/αR-1 0.7071
27
yavg
Periode L1 x1 L2 x2 L1-L2
(% mol*)
15 0.117 0.673 0.042 1.633 0.148
m H O =4 % ×100 gram
2
m H O =4 gram
2
Mr C H OH 2 6
96 gram
nC H 6 OH =
2
46.07 gram/mol
nC 2 H 6 OH =2.084 mol
Menghitung mol air
28
mH O
n H O= 2
2
Mr H O 2
4 gram
n H O=
2
18.02 gram/mol
n H O=0.222 mol
2
2
nC H 2 6 OH +n H O 2
2.084 mol
xC H OH =
2 6
0.222 mol+2.084 mol
xC H
2 6 OH =0.904
Menghitung fraksi mol air
nH O
x H O= 2
2
nC H 2 6 OH + nH 2 O
0.222 mol
x H O=
2
0.222 mol+2.084 mol
x H O=0.096
2
Perhitungan Pengenceran
Diketahui:
Konsentrasi awal (C1) = 0.904
Konsentrasi akhir (C2) = 0.50
Volume akhir (V2) = 300 ml
Menghitung volume awal larutan
C 1 ×V 1 =C2 ×V 2
0.904 × V 1=0.50 ×300 ml
0.50 ×300 ml
V 1=
0.904
V 1=165.98 ml
29
V =300ml−134.02 ml
Perhitungan Massa Distilat
Diketahui:
Massa labu Erlenmeyer (A) = 112.6 gram
Massa labu Erlenmeyer (B) = 126.9 gram
Massa distilat + Erlenmeyer (1 + A) = 143.6 gram
Massa distilat + Erlenmeyer (2 + B) = 157.9 gram
Menghitung massa distilat 1
m1=m1+ A −m A
m 1=143.6 gram−112.6 gram
m1=31 gram
Menghitung massa distilat 2
m 2=m2+ B−m B
m2=157.9 gram−126.9 gram
m 2=31 gram
30
= 101.325 kPa
Antoine constant etanol (A, B, C) = 16.8958, 3795.17, 230.918
Antoine constant air (A, B, C) = 16.3872, 3885.7, 230.17
Mencari koefisien aktivitas etanol
26.7196
τ 12=
T ( K)
26.7196
τ 12=
351.15
τ 12=0.076
G12=exp [−0.3 τ 12 ]
G12=exp [ −0.3 ×0.076 ]
G 12=0.977
2
G 21 G12 τ 12
ln γ 1=x τ 21 2
2
[ ( x1 + x 2 G21 ) +
( x2 + x 1 G 12 )
2
]
2
1.009 0.977 × 0.076
[
ln γ 1=0.883 2 (−0.030) ( 0.117+ 0.883× 1.009
+ )
( 0.883+ 0.117 ×0.977 )2 ]
γ 1=1.036
2
G 12 G21 τ 21
2
ln γ 2=x τ 12
1
[ ( x2 + x 1 G 12 ) +
( x1 + x 2 G 21 )
2
]
31
2
0.977 1.009 ×(−0.030)
ln γ 2=0.117 2 0.076
[ ( 0.883+0.117 ×0.997 )
+
( 0.117 +0.883 ×1.009 )2 ]
γ 2=0.971
Mencari tekanan saturasi etanol
B
Psat
C H 6 = A−
2 O
T ( ° C )+C
3795.17
Psat
C H 6 =16.8958−
2 O
78+230.918
Psat
C H 6 =100.528 kPa
2 O
Mencari Ki etanol
PCsatH 6 × γ 1
KC H O= 2 O
2 6
P
100.528 kPa ×1.036
K C H O=
2 6
101.325 kPa
K C H O =1.028
2 6
Mencari Ki air
P sat
H O ×γ 2
K H O= 2
2
P
43.739 kPa ×0.971
K H O= 2
101.325 kPa
K H O =0.419
2
KH O 2
32
1.028
α EtOH / Water =
0.419
α EtOH / Water =2.4522
1−x 2
ln [ 2.306
]=
1
0.673 2.4142−1
ln
[( )
0.117
x2
+2.4522 ln (
1−0.117 )]
1−x 2
1.232=0.7071 ln
[( ) (0.117
x2
+ 2.4522 ln
1−0.117 )]
dengan menggunakan Goal Seek pada Microsoft Excel, diperoleh nilai x2
x 2=0.026
33
y avg =0.15472
% mol8=15.472 %
3. Apendiks Perhitungan
Adapun apendiks perhitungan yang digunakan dalam perhitungan pada praktikum
Batch Distillation adalah sebagai berikut.
34
*Apendiks antoine constant dari buku “Introduction to Chemical Engineering
Thermodynamics”.
35