Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH HIDROLIK DAN PNEUMATIK

DISUSUN OLEH
NAMA : MARIANUS LENDE
NIM : 2001120005
PRODI : PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
JURUSAN : PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG
TAHUN AKADEMIK 2021/2022

2
DAFTAR ISI

Daftar Isi ...............................................................................................................................ii


Daftar gambar .......................................................................................................................iii
BAB I
Pendahuluan ...........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah ...........................................................................................................2
1.3 Tujuan penulis .................................................................................................................2
BAB II
Pembahasan ...........................................................................................................................3
2.1 Properti dan Viscositas Cairan Hidrolik ...................................................................3
2.2 karakteristik cairan hidrolik ......................................................................................4
2.3 Macam-macam cairan hidrolik .................................................................................5
2.4 Pemeliharaan Cairan Hidrolik ...................................................................................7
3.1 Kmponen-komponen hidrolik ...................................................................................9
1. Unit Tenaga ( Power Pack ) ..................................................................................9
2. Akumulator ...........................................................................................................12
3. Unit Pengatur (Control elements) ………………………………… .....................17
3.2 Grafik Simbol dan Diagram Rangkaian Hidrolik .....................................................24
BAB III
Kesimpulan ………………………………………………………………………………...26
Lampiran ……………………………………………………………… ...............................27
Daftar pustaka ……………………………………………………………… ...................... 28

ii
DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 1.1 Power Pack ...........................................................................................9


2. Gambar 1.2 pompa hidrolik ......................................................................................10
3. Gambar 1.3 Tangki hidrolik .....................................................................................10
4. Gambar Akumulator berbeban ..................................................................................11
5. Gambar akumulator pegas ........................................................................................11
6. Gambar 1.4 Akumulator Hidrolik ............................................................................11
7. Gambar 1.5 katub pengarah 3/2 ................................................................................12
8. Gambar 1.6 Katup 4/3 penggerak lever dengan pengunci (detent) .........................13
9. Gambar 1.7 relief valve sederhana ............................................................................13
10. Gambar 1.8 Flow control valve ...............................................................................14
11. Gambar 1.9 Silinder hidrolik kerja tunggal .............................................................15
12. Gambar 2.1 selinder hidrolik kerja ganda .................................................................15
13. Gambar 2.2 Motor hidrolik jenis motor roda gigi ....................................................16
14. Gambar 2.3 penggerak putar terbatas .......................................................................16
15. Gambar 2.4 Gambar benda rangkaian sistem hidrolik .............................................23

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hidrolik merupakan sebuah cabang dari ilmu perihal yang meneliti arus zat cair melalui pipa-
pipa dan pembuluh-pembuluh tertutup, kata hidrolik berasal dari kata “hudor” (bahasa yunani),
yang berarti air. Sistem hidrolik adalah sistem yang menggunakan fluida sebagai media untuk
menggerakkannya. Untuk mengembangkan teknologi dalam bidang hidrolik diperlukan analisa
yang berkenaan dengan sistem tersebut. Dewasa ini sistem hidrolik banyak digunakan dalam
berbagai macam industri makanan, minuman, permesinan, otomotif, hingga industri
pembuatan robot.
Mesin Press Hidrolik merupakan salah satu alat yang digunakan dalam pengambilan minyak
nabati selain dengan menggunakan metode Ekstraksi Pelarut. Komponen utama pada Mesin
Press Hidrolik ini adalah Dongkrak Hidrolik, dan didukung oleh komponen-komponen lain
yaitu Tabung Pengepressan, plat penekan (Piston Pengepress), Handle, Frame dan tempat
penampung minyak. Pengepresan mekanis merupakan salah satu cara pengambilan minyak
atau lemak terutama untuk bahan yang berasal dari biji-bijian. Cara ini dilakukan untuk
memisahkan minyak dari bahan yang berkadar minyak tinggi 30-70 %. Pada cara ini diperlukan
pendahuluan sebelum minyak atau lemak dipisakan yang mencakup pembuatan serpian,
perajangan, dan penggilingan atau pemasakan
Menurut Laras, 2009 Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki banyak pulau dan
merupakan negara produsen kelapa utama di dunia. Hampir di semua propinsi di Indonesia
dijumpai tanaman kelapa yang pengusahaannya berupa perkebunan rakyat. Hal ini merupakan
peluang untuk pengembangan kelapa menjadi aneka produk yang bermanfaat. Minyak kelapa
sudah dikenal di Indonesia sejak lama. Penggunaan minyak kelapa dalam kehidupan sehari-
hari sangat luas seperti untuk minyak goreng, bahan makanan, obat-obatan, bahan pembuat
sabun, pembuat minyak rambut, dan sebagainya. Minyak kelapa dapat meningkatkan
ketahanan tubuh, dapat membantu mencegah infeksi virus, mendukung sistem kekebalan
tubuh, menyediakan sumber energi dengan cepat, menyediakan nutrisi penting bagi tubuh,
membantu kelembutan kulit, tidak menaikan kolesterol dan tidak menyebabkan kegemukan.
Penelitian yang dilakukan Fadlana 2006, didapat rendemen yaitu 38,721% %, bilangan asam
yaitu 0,694 mg/g dan bilangan penyabunan didapat 243,734 mg/g dengan kondisi operasi
temperatur pengeringan kelapa 50-60OC selama 50 menit. Penelitian ini bertujuan untuk
memperoleh minyak kelapa dari bahan baku kopra dengan menggunakan metode penekanan

1
mekanik dan dapat menganalisa densitas, viskositas, rendemen, bilangan asam, bilangan
penyabunan dari minyak kelapa tersebut.

1.2. Perumusan Masalah


1. Apa itu cairan hidrolik tahan api (Low flammabilty)?
2. Bagaimana cara mengatsi cairan hidrolik?
3. Bagaimana caraa mengatasi komponen hidrolik yang sudah aus?

1.3. Tujuan Penulis


1. Memahami komponen-komponen pada cairan hidrolik
2. Memahami simbol-simbol yang pada setiap komponen hidrolik
3. Memahami perhitungan dasar pneumatik

2
BAB II
PEMBAHASAN

1.1. Properti dan Viscositas Cairan Hidrolik


Properti cairan hidrolik adalah sifat-sifat yang dimiliki oleh cairan hidrolik, sehingga
karena sifat-sifat tersebut cairan hidrolik dapat melaksanakan tugas atau fungsinya. Secara
umum fungsi atau tugas cairan hidrolik adalah :
• Penerus tekanan atau penerus daya.
• Pelumas untuk bagian-bagian yang bergerak
• Pendingin
• Sebagai bantalan dari terjadinya hentakan tekanan pada akhir langkah.
• Pencegah korosi
• Penghanyut bram/chip yaitu partikel-partikel kecil yang mengelupas dari komponen.
• Pengirim isyarat (signal)

1. Viskositas (Kekentalan)
Viskositas ialah besarnya tahanan di dalam cairan untuk mengalir. Apabila cairan
itu mudah mengalir, maka dikatakan bahwa viskositasnya rendah dan kondisinya encer.
Jadi semakin kental kondisi cairan dikatakan viskositasnya semakin tinggi.
2. Satuan viskositas
Untuk mengukur besar viskositas diperlukan satuan ukuran. Dalam sistem standar
internasioanal satuan viskositas ditetapkan sebagai viskositas kinematik (kinematic
viscosity) dengan satuan ukuran mm2/s. atau cm2/s.
1 cm2/s = 100 mm2/s
1 cm2/s juga diberi nama Stokes (St), dari nama Sir Gabriel Stokes (1819-1903). mm2/s disebut
centi-Stoke ( cSt). Jadi 1 St = 100 cSt
Disamping satuan tersebut di atas terdapat satuan yang lain yang juga digunakan dalam sistem
hidrolik yaitu :
• Redwood 1; satuan viskositas diukur dalam sekon dengan simbol ( R1 ).
• Saybolt Universal; satuan viskositas juga diukur dalam sekon (SU).
• Engler; satuan viskositas diukur dengan derajat engler ( 0 E )

3
Untuk cairan hidrolik dengan viskositas tinggi dapat digunakan faktor berikut:
• R1 = 4,10 VK
• SU = 4,635 VK
• E = 0,132 VK.
VK = Viskositas Kenematik

1.2. karakteristik cairan hidrolik


Cairan hidrolik harus memiliki karakteristik tertentu agar dapat memenuhi persyaratan
dalam menjalankan fungsinya. Karakteristik atau sifat-sifat yang diperlukan antara lain adalah
1. Kekentalan (Viskositas ) yang cukup.
Cairan hidrolik harus memiliki kekentalan yang cukup agar dapat memenuhi
fungsinya sebagai pelumas. Apabila viskositas terlalu rendah maka film oli yang
terbentuk akan sangat tipis sehingga tidak mampu untuk menahan gesekan
2. Indeks Viskositas yang baik
Dengan indek viscositas yang baik maka kekentalan cairan hidrolik akan stabil
digunakan pada sistem dengan perubahan suhu kerja yang cukup fluktuatif.
3. Tahan api ( tidak mudah terbakar )
Sistem hidrolik sering juga beroperasi di tempat-tempat yang cenderung timbul
api atau berdekatan dengan api. Oleh karena itu perlu cairan yang tahan api
4. Tidak berbusa ( Foaming )
Bila cairan hidrolik banyak berbusa akan berakibat banyak gelembung-gelembung
udara yang terperangkap dalam cairan hidrolik sehingga akan terjadi compressable
dan akan mengurangi daya transfer. Disamping itu, dengan adanya busa tadi
kemungkinan terjilat api akan lebih besar.
5. Tahan dingin
Yang dimaksud dengan tahan dingin adalah bahwa cairan hidrolik tidak mudah
membeku bila beroperasi pada suhu dingin. Titik beku atau titik cair yang kehendaki
oleh cairan hidrolik berkisar antara 100–150 C di bawah suhu permulaan mesin
dioperasikan ( start-up ). Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya block (penyumbatan)
oleh cairan hidrolik yang membeku.
6. Tahan korosi dan tahan aus.
Cairan hidrolik harus mampu mencegah terjadinya korosi karena dengan tidak terjadi
korosi maka konstruksi akan tidak mudah aus dengan kata lain mesin akan awet.

4
7. De mulsibility ( Water separable )
De-mulsibility adalah kemampuan cairan hidrolik untuk memisahkan air dari cairan
hidrolik. Air harus dipisahkan dari cairan hidrolik, karena air akan mengakibatkan
terjadinya korosi bila berhubungan dengan logam.
8. Minimal compressibility
Secara teorotis cairan adalah uncompressible (tidak dapat dikempa). Tetapi
kenyataannya cairan hidrolik dapat dikempa sampai dengan 0,5% volume untuk setiap
penekanan 80 bar. Oleh karena itu dipersyaratkan bahwa cairan hidrolik agar relatif
tidak dapat dikempa atau kalaupun dapat dikempa kemungkinannya sangat kecil.

1.3.Macam-macam Cairan Hidrolik


Pada dasarnya setiap cairan dapat digunakan sebagai media transfer daya. Tetapi dalam
sistem hidrolik memerlukan persyaratan-persyaratan tertentu seperti telah dibahas
sebelumnya berhubung dengan konstruksi dan cara kerja sistem. Secara garis besar cairan
hidrolik dikelompokkan menjadi dua yaitu : Oli hidrolik (Hydraulic oils) dan Cairan
Hidrolik tahan Api
1. Oli hidrolik (Hydraulic oils)
Oli hidrolik yang berbasis pada minyak mineral biasanya digunakan secara luas
pada mesin-mesin perkakas atau juga mesin-mesin industri.
Menurut standar DIN 51524 dan 512525 dan sesuai dengan karakteristik serta
komposisinya oli hidrolik dibagi menjadi tiga (3) kelas :Hydraulic oil HL, Hydraulic
oil HLP, dan Hydraulic oil HV
Pemberian kode dengan huruf seperti di atas artinya adalah sebagai berikut :
Misalnya oli hidrolik dengan kode : HLP 68 artinya :
H = Oli hidrolik
L = kode untuk bahan tambahan oli (additive) guna meningkatkan pencegahan korosi
Atau peningkatan umur oli
P = kode untuk additive yang meningkatkan kemampuan menerima beban.
68 = tingkatan viskositas oli ( lihat tabel pada HO 4 )

5
Adapun sifat-sifat khusus dan kesesuaian penggunaannya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel . Kode oli hidrolik


Kode Sifat khusus Penggunaan
HL Meningkatkan kemampuan Digunakan pada sistem
mencegah korosi dan hidrolik yang bekerja
kestabilan oli hidrolik. pada suhu tinggi dan untuk
tempat yang mungkin
tercelup air
HLP Meningkatan ketahanan Seperti pada pemakaian HL,
terhadap aus. juga digunakan untuk sistem
yang gesekannya tinggi
HV Meningkatkan indeks Seperti pemakaian HLP,
viskositas ( VI ) juga digunakan secara luas
untuk sistem yang fluktuasi
perubahan temperaturnya
cukup tinggi.

2. Cairan Hidrolik tahan Api (Low flammabilty)


Cairan hidrolik tahan api ialah cairan hidrolik yang tidak mudah atau tidak dapat
terbakar. Cairan hidrolik semacam ini digunakan oleh sistem hidrolik pada tempat-
tempat atau mesin mesin yang resiko kebakarannya cukup tinggi seperti : die casting
machines, forging presses, hard coal mining, control units untuk power statio turbines,
dan steel works dan rolling mills
Pada dasarnya cairan hidrolik tahan api ini dibuat dari campuran oli dengan air atau
dari oli sintetis. Tabel berikut ini menunjukkan jenis-jenis cairan hidrolik tahan api
tersebut :

6
Tabel . Jenis cairan hidrolik tahan api
Kode No: pada lembar Komposisi Persentase ( % )
stadar VDMA kandungan air
HFA 24 320 Oil-water 80 – 98
emulsions
HFB 24 317 Water-oil 40
emulsions
HFC 24 317 Hydrous solutions, 35 – 55
e.g : Water glycol
HFD 24 317 Anhydrous liquid, 0 - 0,1
e.g : Phosphate
ether

2.4. Pemeliharaan Cairan Hidrolik


Cairan hidrolik termasuk barang mahal. Perlakuan yang kurang atau bahkan tidak baik
terhadap cairan hidrolik akan semakin menambah mahalnya harga sistem hidrolik.
Sedangkan apabila kita mentaati aturan-aturan tentanperlakuan/pemeliharaan cairan
hidrolik maka kerusakan cairan maupun kerusakan komponen sistem akan terhindar
dan cairan hidrolik maupun sistem akan lebih awet.
1. Panduan pemeliharaan cairan hidrolik
✓ Simpanlah cairan hidrolik (drum) pada tempat yang kering , dingin dan
terlindung (dari hujan, panas dan angin).
✓ Pastikan menggunakan cairan hidrolik yang benar-benar bersih untuk
menambah atau mengganti cairan hidrolik ke dalam sistem. Gunakan juga
peralatan yang bersih untuk memasukkannya.
✓ Pompakanlah cairan hidrolik dari drum ke tangki hidrolik melalui saringan.
✓ Pantau (monitor) dan periksalah secara berkala dan berkesinambungan kondisi
cairan hidrolik.
✓ Aturlah sedemikian rupa bahwa hanya titik pengisi tangki yang rapat yang
digunakan untuk pengisian cairan hidrolik.
✓ Buatlah interval penggantian cairan hidrolik sedemikian rupa sehingga oksidasi
dan kerusakan cairan dapat terhindar. ( Periksa dengan pemasok cairan hidrolik)
✓ Cegah terjadinya kontaminasi, gunakan filter udara dan filter oli yang baik.

7
✓ Cegah terjadinya panas/pemanasan yang berlebihan, bila perlu pasang
pendingin (cooling) atau bila terjad, periksalah penyebab terjadinya gangguan,
atau pasang un-loading pump atau excessive resistance.
✓ Perbaikilah dengan segera bila terjadi kebocoran dan tugaskan seorang
maitenance man yang terlatih.
✓ Bila akan mengganti cairan hidrolik (apa lagi bila cairan hidrolik yang berbeda),
pastikan bahwa komponen dan seal-sealnya cocok dengan cairan yang baru.
Demikian pula seluruh sistem harus dibilas (flushed) secara baik dan benar-
benar bersih.

Jadi pemantauan atau monitoring cairan hidrolik perlu memperhatikan panduan tersebut
di atas disamping harus memperhatikan lingkungan kerja maupun lingkungan penyimpanan
cairan hidrolik.

8
3.1. komponen-komponen hidrolik
1. Unit Tenaga ( Power Pack )
Unit tenaga atau power pack berfungsi sebagai pembangkit aliran yaitu mengalirkan
cairan fluida ke seluruh komponen sistem hidrolik untuk mentransfer tenaga yang diberikan
oleh penggerak mula. Unit tenaga terdiri atas :
1. Penggerak mula (Primemover) yang berupa motor listrik atau motor bakar. Penggerak
mula menghasilkan tenaga mekanik berupa putaran poros, yaitu dari hasil pengubahan
tenaga listrik atau tenaga panas menjadi tenaga mekanik.
2. Pompa hidrolik berfungsi mengalirkan cairan hidrolik ke seluruh sistem. Poros pompa
hidrolik disambung (dikopel) dengan poros penggerak mula,sehingga begitu penggerak
mula berputar maka pompa hidrolik pun berputar. Putaran pompa ini akan menyebabkan
terjadinya penyedotan cairan dari tangki hidrolik dan penekanan cairan ke saluran tekan.
3. Tangki hidrolik yang fungsi utamanya adalah menampung atau menjadi wadah cairan
hidrolik.
4. Kelengkapan unit tenaga yang membantu unit ini bekerja dengan baik.

Gambar di bawah ini menunjukkan salah satu contoh satu paket unit tenaga dari salah satu
pesawat/ mesin yang menggunakan sistem hidrolik.

Gambar 1.1 Power Pack

9
Gambar di bawah ini menunjukkan salah satu contoh pompa hidrolik dan termasuk
jenis pompa roda gigi. Roda gigi penggerak diputar oleh penggerak mula sehingga dengan
berputarnya pasangan roda gigi itu terjadilah proses pemompaan oli dari tangki hidrolik
(Gambar 1.3), oli dipompakan ke seluruh sistem.

Gambar 1.2 Pompa hidrolik

Gambar 1.3 Tangki hidrolik

10
2. Akumulator
Akumulator pada sistim hidrolik berfungsi untuk menyimpan tekanan fluida,
peredam gelombang kejutan pada instalasi pemipaan, dan mengkombinasikan fungsi
sebagai penyimpan dan peredam. Akumulator identik dengan kapasitor pada
rangkaian listrik. Ada 3 (tiga) jenis akumulator yang digunakan pada sistim hidrolik,
yaitu: akumulator berbeban (weighted accumulator), akumulator pegas (spring-
loadedaccumulator), akumulator gas (gas-charged accumulator)

(a) Akumulator berbeban (b) Akumulator pegas

Gambar 1.4 Akumulator Hidrolik

11
3. Unit Pengatur (Control elements)
Unit pengatur atau unit pengendali atau control elements merupakan bagian
yang menjadikan sistem hidrolik termasuk sistem otomasi. Mengapa demikian, karena
unit ini akan mengatur atau mengendalikan hasil kerja atau output dari sistem hidrolik
sehingga baik gerakan, kecepatan, urutan gerak, arah gerakan maupun kekuatannya
dapat diatur secara otomatis. Dengan unit pengatur ini sistem hidrolik dapat didesain
untuk berbagai macam tujuan otomatisasi dalam suatu mesin industri, sehingga dapat
dikatakan bahwa macam-macam penggunaan sistem kontrol hidrolik sangat luas dan
hanya dibatasi oleh daya kreatifitas perancangnya. Unit pengatur ini biasanya
diwujudkan dalam bentuk katup (valve) yang menurut fungsinya dapat
dikelompokkan menjadi 3 (tiga) yaitu :
a. Katup pengarah (Directional control valve).
b. Katup pengatur tekanan (Pressure regulator).
c. Katup pengatur aliran (Flow control valve).

1 Katup Pengarah
Sesuai dengan namanya katup ini berfungsi untuk mengatur arah jalannya
cairan hidrolik untuk mendorong aktuator atau dengan kata lain katup pengarah
berfungsi untuk mengarahkan gerakan aktuator. Gambar 15 berikut ini adalah
contoh katup pengarah.
Katup pengarah di bawah ini disebut katup 3/2, penggerak manual/lever.
Artinya pada katup ini terdapat 3 (tiga) saluran (lubang), mempunyai dua posisi
yaitu posisi netral (sebelum dioperasikan) dan posisi ON setelah dioperasikan
untuk menggerakkan aktuator. Katup ini beroperasinya digerakkan secara manual
oleh tuas atau lever.

Gambar 1.5 Katup pengarah 3/2

12
Katup pengarah di bawah ini (Gambar 1.6) adalah katup 4/3, penggerak lever
dengan penahan.(4/3, DCV, manually with detent). Saluran-salurannya atau
lubang (port) diberi nama sebagai berikut:
1) Saluran P atau 1 adalah saluran masuk yaitu cairan hidrolik dari pompa
masuk ke katup
2) Saluran A dan B atau 2 dan 4 adalah saluran operasional yang
menghubungkan katup ke/dari aktuator.
3) Saluran T atau 3 adalah saluran buang yang menghubungkan katup
dengan tangki hidrolik. Pada katup ini posisi netral adalah posisi tengah.

Gambar 1.6 Katup 4/3 penggerak lever dengan pengunci (detent)

2 Katup Pengatur Tekanan


Katup ini berfungsi untuk mengatur tekanan cairan hidrolik yang bekerja pada
sistem. kita tahu bahwa pada cairan hidrolik yang mengalir bebas tanpa hambatan
tidak akan terjadi tekanan. Hanya apabila ada hambatan atau blok barulah terjadi
tekanan pada cairan hidrolik. Semakin lama pompa hidrolik bekerja dan semakin
lama terjadi blok maka tekanan akan meningkat. Untuk membatasi tekanan kerja
sistem hidrolik maka dipasanglah katup pengatur tekanan tersebut. Gambar 17 di
bawah menunjukkan salah satu katup pengatur tekanan yang sederhana. Apabila
tekanan cairan hidrolik berlebihan maka dia akan masuk ke katup pengatur
tekanan melalui saluran (lubang) P dan mampu mendorong katup popet atau
peluru yang ditahan oleh pegas sehingga cairan keluar melalui T terus ke tangki.

Gambar 1.7 Relief valve sederhana

13
3 Katup Pengatur Aliran
Katup ini berfungsi untuk mengatur besar kecilnya aliran cairan yang melalui
saluran. Gambar 18 di bawah ini adalah salah satu contoh katup pengatur aliran
(flow control) yang dapat disetel. Apabila baut penyetel diputar kanan misalnya
maka saluran akan semakin sempit sehingga cairan yang mengalir semakin sedikit.
Dengan semakin kecilnya aliran fluida maka tenaga yang ditransfer pun akan
semakin kecil pula.

Gambar 1.8 Flow control valve


4 Unit Penggerak (Aktuator)
Unit penggerak hidrolik berfungsi untuk mengubah tenaga fluida (tenaga) yang
ditransfer oleh fluida) menjadi tenaga mekanik berupa gerakan lurus ataupun
gerakan putar. Penggerak hidrolik dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:
1. Penggerak lurus (Linear actuator)
1) Silinder kerja tunggal.
2) Silinder kerja ganda
2. Penggerak putar (Rotary actuator):
1) Motor hidrolik.
2) Penggerak putar terbatas (Limited rotary actuator).

14
Gambar di bawah ini menunjukkan sebuah silinder hidrolik kerja tunggal, artinya
silinder ini mendapat suplai tenaga (dorongan cairan hidrolik) hanya dari satu sisi. Kemudian
piston kembali oleh dorongan beban (kiri) dan piston kembali oleh pegas (kanan)

Gambar 1.9 Silinder hidrolik kerja tunggal

Gambar di bawah ini menunjukkan silinder kerja ganda, yaitu suplai cairan hidrolik
dari kedua sisi silinder. Dua buah saluran masuk dapat kita lihat pada bagian bawah silinder
yaitu bagian yang tidak bernomor.

Gambar 2.1 Silinder hidrolik kerja ganda


Keterangan gambar
1. Seal penyapu (wiper seal).
2. Mur pengunci (lock nut).
3. Seal batang torak (piston rod seal).
4. Bearing (bantalan) batang torak.
5. Baut lubang angin (venting screw).
6. Bodi atau tabung silinder (cylinder barrel).

15
7. Batang torak (piston rod).
8. Torak (piston).
9. Tutup silinder (cylider cap).
10. Seal torak (ring piston).

Gambar berikut ini menunjukkan salah satu contoh motor hidrolik. Disebut motor
hidrolik karena berputarnya disebabkan oleh dorongan cairan hidrolik dan berputar secara
kontinyu

Gambar 2.2 Motor hidrolik jenis motor roda gigi

Gambar di bawah ini menunjukkan salah satu contoh penggerak putar terbatas, yaitu
aktuator berputar di bawah (tidak mencapai) 3600.

Gambar 2.3 Penggerak putar terbatas

Keterangan gambar
1. Piston kiri.
2. Bodi.
3. Roda gigi pemutar.
4. Poros keluaran (output).
5. Batang bergerigi.
6. Piston kanan

16
3.2
3.3 Grafik Simbol dan Diagram Rangkaian Hidrolik
Grafik Simbol
Sistem tenaga fluida (sistem hidrolik dan pneumatik) telah memiliki simbol-
simbol grafik sebagai bahasa untuk mengkomunikasikan berbagai bentuk
rangkaian dalam sistem tenaga fluida. Simbol-simbol ini telah distandarisasi
secara internasional, menganut standard DIN / ISO 1219 yang tentu saja harus
dipahami oleh masyarakat pemakai sistem tenaga fluida. Grafik simbol untuk
sistem hidrolik dan sistem pneumatik sebenarnya sama, hanya saja ada beberapa
hal yang berbeda menyangkut subtansi khusus masing-masing. Berikut ini
disajikan kedua-duanya agar dapat dilihat dan difahami perbedaannya.

Grafik simbol untuk pompa hidrolik

Simbol pompa hidrolik dengan penghasilan / jumlah aliran rata-rata tetap


1. With a single flow direction

2. With two flow direction

17
Grafik simbol untuk motor hidrolik (rotary actuator)
1. with a single direction of rotation

2. with two direction of rotation

Grafik simbol untuk silinder hidrolik ( linear actuator )


1. single acting cylinder, return by external force

2. single acting cylinder, with spring return

3. single acting cylinder, telescopic cylinder

4. double acting cylinder, with single piston rod

18
5. double acting cylinder, with double-ended-ended position rod

6. double acting cylinder, differential cylinder

7. double acting cylinder, telescopic cylinder

8. double acting cylinder, with single end position cushioning

9. double acting cylinder, with end position cushioning at both ends

10. double acting cylinder, with adjustable end position cushioning at both ends

19
Grafik simbol untuk Katup pengatur tekanan

Grafik simbol untuk katup pengatur aliran ( flow control )

20
Grafik simbol untuk alat-alat ukur

a) Pressure gauge

b) Thermo meter

c) Flow meter

d) Filling level indikator

Grafiksimbol untuk transfer energi

1. pressure source, hydraulic

2. electric motor

3. heat engine

21
4. pressure, power, return line

5. control (piloted) line

6. exhaust leakage line

7. flexible line

8. line connection

9. lines crossing

10. Exhaust

11. quick-acting coupling, connected with mechanically open non return valve

22
12. Reservoir

13. Filter

14. Cooler

15. Heater

Gambar rangkaian sistem hidrolik

Gambar 2.4 Gambar benda rangkaian sistem hidrolik

23
4.1 Dasar Perhitungan Pneumatik
Dasar perhitungan pneumatik merupakan bagian yang akan membahas
tentang perhitungan dasar dalam pneumatik. Bagian ini akan mendeskripsikan tentang
perhitungan tekanan udara (P), perhitungan debit aliran udara (Q), kecepatan torak
(V), Gaya Torak (F) dan dasar perhitungan daya motor. Sebelum melaksanakan
perhitungan pneumatik terlebih dahulu harus mengetahui konversi-konversi satuan
yang sering dipakai dalam perhitungan dasar pneumatik. Adapun konversi satuan
tersebut antara lain : a) satuan panjang, b) satuan volume, c) satuan tekanan, d)
satuan massa, e) satuan energi, f) satuan gaya dan g) satuan temperatur.
Selengkapnya dapat dilihat di bawah ini :

Satuan panjang volume


1 ft = 0.3084 m 1liter = 10 -3 m 3 = 1 dm3
1 inch = 2.540 cm 1 gal = 3.7854 liter
1 mile = 5280 ft 1ft3 = 28.317 1ft3 = 28.317 liter
= 1.6093 km 1 inch3 = 16.387 cm 3
1 km = 1000 m
1m = 100 cm
1 cm = 0.3937 inch = 7.4805 gal

Massa Gaya
1 Ib(m) = 0.45359237 kg 1 Ibf = 4.4482 N
= 7000 grain 1 N = 1 kg-m/s2
1 kg = 1000 g 1 ton = 0.22481 Ibf
1 ton = 1000 kg
1 slug = 32.174 Ibm
= 14.5939 kg
= 444, 800 dyne

24
Tekanan
1 kPa = I000 N/m2
= 20.886 Ibf /ft2
1 atm = 760 torr = 1.01325 x 10 5 N/m 2
1 Pa = 1 N/m2
1 bar = 1.105 Pa
1 bar = 0.9869 atm

Energi
1 torr = 1 mm Hg
1J = 1 kg-m2/s 2
= 1.933 × 10 -2 psi
1 mm Hg = 0.01934 Ibf /in2
= 10 7 erg
1 erg = 1 dyne-cm
1 kalori = 4.186 J
1 Btu = 252.16 kal
1 in. Hg = 0.491 Ibf /in 2
= 1.05504 kJ
1 ft-lbf = 1.3558 J
1dyne/cm 2 = 10 -1 N/m 2
1 ev = 1.602 x 10 -19 J
1W = 1 J/s

Temperatur/suhu
C =5 R=4 F=9
o
R = 4/5 x oC
o
C = 5/4 x oR
o
F = (9/5 x oC) + 32o
o
C = 5/9 x (oF-32o)
1 °K = 1.8 °R
°K = °C + 273.15

25
BAB III
KESIMPULAN

Kesimpulan
Sistem hidrolik adalah sistem yang menggunakan fluida sebagai media untuk
menggerakkannya. Untuk menggerakkan teknologi dalam bidang hidrolik diperlukan analisa
yang berkenaan dengan sistem tersebut. Mengasilkan suatu produk dengan kualitas terbaik dan
untuk mendapatkan efisiensi kerja dalam pemenuhan kualitas hasil produksi.

26
LAMPIRAN

Kelompok 1 Pemeliharaan Sistem Hidrolik


1. Servolus Durung
2. Rino Lote Ade
3. Fransiskus Saidjan
4. Willyjius R.J Meomanu
5. Yupiter Haki

Kolompok II Komponen Sistem Hidrolik


1. Nelci Herlinda Nope
2. Dolfianus Klau
3. Marianus Lende
4. Joifanto Mudin

Kelompok III Pengendalian Sistem Hidrolik


1. Nur Azizah Hasan
2. Aldi Missa
3. Yonas To
4. Lens Aflito Rau

Kelompok IV Dasar-Dasar Perhitungan Pneumatik


1. Bernad Muharai Lado
2. Paulus Riti Kota
3. Adrianus Mote Nitjano
4. Piere Pablo Lay Ratu
5. Aprilianus Drasa

27
DAFTAR PUSTAKA

1. D. Markk, B. Scharader, M. Thomes, Hydraulics (Basic Level TP 501).Festo Didactic,


Esslingen 1990.
2. P. Crosser, I. Thomson, Electro Hydraulic Text Book, Festo Didactic, Esslingen 1991
3. Peter Patrient, Roy Pickup, Normal Powel, Pengantar Ilmu Teknik Pneumatika, PT
Gramedia, Jakarta 1985.
4. Peter Rokner, Industrial Hydraulic Control, Melbourne, 1984.

28

Anda mungkin juga menyukai