DISUSUN OLEH
NAMA : MARIANUS LENDE
NIM : 2001120005
PRODI : PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
JURUSAN : PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
2
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
mekanik dan dapat menganalisa densitas, viskositas, rendemen, bilangan asam, bilangan
penyabunan dari minyak kelapa tersebut.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Viskositas (Kekentalan)
Viskositas ialah besarnya tahanan di dalam cairan untuk mengalir. Apabila cairan
itu mudah mengalir, maka dikatakan bahwa viskositasnya rendah dan kondisinya encer.
Jadi semakin kental kondisi cairan dikatakan viskositasnya semakin tinggi.
2. Satuan viskositas
Untuk mengukur besar viskositas diperlukan satuan ukuran. Dalam sistem standar
internasioanal satuan viskositas ditetapkan sebagai viskositas kinematik (kinematic
viscosity) dengan satuan ukuran mm2/s. atau cm2/s.
1 cm2/s = 100 mm2/s
1 cm2/s juga diberi nama Stokes (St), dari nama Sir Gabriel Stokes (1819-1903). mm2/s disebut
centi-Stoke ( cSt). Jadi 1 St = 100 cSt
Disamping satuan tersebut di atas terdapat satuan yang lain yang juga digunakan dalam sistem
hidrolik yaitu :
• Redwood 1; satuan viskositas diukur dalam sekon dengan simbol ( R1 ).
• Saybolt Universal; satuan viskositas juga diukur dalam sekon (SU).
• Engler; satuan viskositas diukur dengan derajat engler ( 0 E )
3
Untuk cairan hidrolik dengan viskositas tinggi dapat digunakan faktor berikut:
• R1 = 4,10 VK
• SU = 4,635 VK
• E = 0,132 VK.
VK = Viskositas Kenematik
4
7. De mulsibility ( Water separable )
De-mulsibility adalah kemampuan cairan hidrolik untuk memisahkan air dari cairan
hidrolik. Air harus dipisahkan dari cairan hidrolik, karena air akan mengakibatkan
terjadinya korosi bila berhubungan dengan logam.
8. Minimal compressibility
Secara teorotis cairan adalah uncompressible (tidak dapat dikempa). Tetapi
kenyataannya cairan hidrolik dapat dikempa sampai dengan 0,5% volume untuk setiap
penekanan 80 bar. Oleh karena itu dipersyaratkan bahwa cairan hidrolik agar relatif
tidak dapat dikempa atau kalaupun dapat dikempa kemungkinannya sangat kecil.
5
Adapun sifat-sifat khusus dan kesesuaian penggunaannya dapat dilihat pada tabel berikut :
6
Tabel . Jenis cairan hidrolik tahan api
Kode No: pada lembar Komposisi Persentase ( % )
stadar VDMA kandungan air
HFA 24 320 Oil-water 80 – 98
emulsions
HFB 24 317 Water-oil 40
emulsions
HFC 24 317 Hydrous solutions, 35 – 55
e.g : Water glycol
HFD 24 317 Anhydrous liquid, 0 - 0,1
e.g : Phosphate
ether
7
✓ Cegah terjadinya panas/pemanasan yang berlebihan, bila perlu pasang
pendingin (cooling) atau bila terjad, periksalah penyebab terjadinya gangguan,
atau pasang un-loading pump atau excessive resistance.
✓ Perbaikilah dengan segera bila terjadi kebocoran dan tugaskan seorang
maitenance man yang terlatih.
✓ Bila akan mengganti cairan hidrolik (apa lagi bila cairan hidrolik yang berbeda),
pastikan bahwa komponen dan seal-sealnya cocok dengan cairan yang baru.
Demikian pula seluruh sistem harus dibilas (flushed) secara baik dan benar-
benar bersih.
Jadi pemantauan atau monitoring cairan hidrolik perlu memperhatikan panduan tersebut
di atas disamping harus memperhatikan lingkungan kerja maupun lingkungan penyimpanan
cairan hidrolik.
8
3.1. komponen-komponen hidrolik
1. Unit Tenaga ( Power Pack )
Unit tenaga atau power pack berfungsi sebagai pembangkit aliran yaitu mengalirkan
cairan fluida ke seluruh komponen sistem hidrolik untuk mentransfer tenaga yang diberikan
oleh penggerak mula. Unit tenaga terdiri atas :
1. Penggerak mula (Primemover) yang berupa motor listrik atau motor bakar. Penggerak
mula menghasilkan tenaga mekanik berupa putaran poros, yaitu dari hasil pengubahan
tenaga listrik atau tenaga panas menjadi tenaga mekanik.
2. Pompa hidrolik berfungsi mengalirkan cairan hidrolik ke seluruh sistem. Poros pompa
hidrolik disambung (dikopel) dengan poros penggerak mula,sehingga begitu penggerak
mula berputar maka pompa hidrolik pun berputar. Putaran pompa ini akan menyebabkan
terjadinya penyedotan cairan dari tangki hidrolik dan penekanan cairan ke saluran tekan.
3. Tangki hidrolik yang fungsi utamanya adalah menampung atau menjadi wadah cairan
hidrolik.
4. Kelengkapan unit tenaga yang membantu unit ini bekerja dengan baik.
Gambar di bawah ini menunjukkan salah satu contoh satu paket unit tenaga dari salah satu
pesawat/ mesin yang menggunakan sistem hidrolik.
9
Gambar di bawah ini menunjukkan salah satu contoh pompa hidrolik dan termasuk
jenis pompa roda gigi. Roda gigi penggerak diputar oleh penggerak mula sehingga dengan
berputarnya pasangan roda gigi itu terjadilah proses pemompaan oli dari tangki hidrolik
(Gambar 1.3), oli dipompakan ke seluruh sistem.
10
2. Akumulator
Akumulator pada sistim hidrolik berfungsi untuk menyimpan tekanan fluida,
peredam gelombang kejutan pada instalasi pemipaan, dan mengkombinasikan fungsi
sebagai penyimpan dan peredam. Akumulator identik dengan kapasitor pada
rangkaian listrik. Ada 3 (tiga) jenis akumulator yang digunakan pada sistim hidrolik,
yaitu: akumulator berbeban (weighted accumulator), akumulator pegas (spring-
loadedaccumulator), akumulator gas (gas-charged accumulator)
11
3. Unit Pengatur (Control elements)
Unit pengatur atau unit pengendali atau control elements merupakan bagian
yang menjadikan sistem hidrolik termasuk sistem otomasi. Mengapa demikian, karena
unit ini akan mengatur atau mengendalikan hasil kerja atau output dari sistem hidrolik
sehingga baik gerakan, kecepatan, urutan gerak, arah gerakan maupun kekuatannya
dapat diatur secara otomatis. Dengan unit pengatur ini sistem hidrolik dapat didesain
untuk berbagai macam tujuan otomatisasi dalam suatu mesin industri, sehingga dapat
dikatakan bahwa macam-macam penggunaan sistem kontrol hidrolik sangat luas dan
hanya dibatasi oleh daya kreatifitas perancangnya. Unit pengatur ini biasanya
diwujudkan dalam bentuk katup (valve) yang menurut fungsinya dapat
dikelompokkan menjadi 3 (tiga) yaitu :
a. Katup pengarah (Directional control valve).
b. Katup pengatur tekanan (Pressure regulator).
c. Katup pengatur aliran (Flow control valve).
1 Katup Pengarah
Sesuai dengan namanya katup ini berfungsi untuk mengatur arah jalannya
cairan hidrolik untuk mendorong aktuator atau dengan kata lain katup pengarah
berfungsi untuk mengarahkan gerakan aktuator. Gambar 15 berikut ini adalah
contoh katup pengarah.
Katup pengarah di bawah ini disebut katup 3/2, penggerak manual/lever.
Artinya pada katup ini terdapat 3 (tiga) saluran (lubang), mempunyai dua posisi
yaitu posisi netral (sebelum dioperasikan) dan posisi ON setelah dioperasikan
untuk menggerakkan aktuator. Katup ini beroperasinya digerakkan secara manual
oleh tuas atau lever.
12
Katup pengarah di bawah ini (Gambar 1.6) adalah katup 4/3, penggerak lever
dengan penahan.(4/3, DCV, manually with detent). Saluran-salurannya atau
lubang (port) diberi nama sebagai berikut:
1) Saluran P atau 1 adalah saluran masuk yaitu cairan hidrolik dari pompa
masuk ke katup
2) Saluran A dan B atau 2 dan 4 adalah saluran operasional yang
menghubungkan katup ke/dari aktuator.
3) Saluran T atau 3 adalah saluran buang yang menghubungkan katup
dengan tangki hidrolik. Pada katup ini posisi netral adalah posisi tengah.
13
3 Katup Pengatur Aliran
Katup ini berfungsi untuk mengatur besar kecilnya aliran cairan yang melalui
saluran. Gambar 18 di bawah ini adalah salah satu contoh katup pengatur aliran
(flow control) yang dapat disetel. Apabila baut penyetel diputar kanan misalnya
maka saluran akan semakin sempit sehingga cairan yang mengalir semakin sedikit.
Dengan semakin kecilnya aliran fluida maka tenaga yang ditransfer pun akan
semakin kecil pula.
14
Gambar di bawah ini menunjukkan sebuah silinder hidrolik kerja tunggal, artinya
silinder ini mendapat suplai tenaga (dorongan cairan hidrolik) hanya dari satu sisi. Kemudian
piston kembali oleh dorongan beban (kiri) dan piston kembali oleh pegas (kanan)
Gambar di bawah ini menunjukkan silinder kerja ganda, yaitu suplai cairan hidrolik
dari kedua sisi silinder. Dua buah saluran masuk dapat kita lihat pada bagian bawah silinder
yaitu bagian yang tidak bernomor.
15
7. Batang torak (piston rod).
8. Torak (piston).
9. Tutup silinder (cylider cap).
10. Seal torak (ring piston).
Gambar berikut ini menunjukkan salah satu contoh motor hidrolik. Disebut motor
hidrolik karena berputarnya disebabkan oleh dorongan cairan hidrolik dan berputar secara
kontinyu
Gambar di bawah ini menunjukkan salah satu contoh penggerak putar terbatas, yaitu
aktuator berputar di bawah (tidak mencapai) 3600.
Keterangan gambar
1. Piston kiri.
2. Bodi.
3. Roda gigi pemutar.
4. Poros keluaran (output).
5. Batang bergerigi.
6. Piston kanan
16
3.2
3.3 Grafik Simbol dan Diagram Rangkaian Hidrolik
Grafik Simbol
Sistem tenaga fluida (sistem hidrolik dan pneumatik) telah memiliki simbol-
simbol grafik sebagai bahasa untuk mengkomunikasikan berbagai bentuk
rangkaian dalam sistem tenaga fluida. Simbol-simbol ini telah distandarisasi
secara internasional, menganut standard DIN / ISO 1219 yang tentu saja harus
dipahami oleh masyarakat pemakai sistem tenaga fluida. Grafik simbol untuk
sistem hidrolik dan sistem pneumatik sebenarnya sama, hanya saja ada beberapa
hal yang berbeda menyangkut subtansi khusus masing-masing. Berikut ini
disajikan kedua-duanya agar dapat dilihat dan difahami perbedaannya.
17
Grafik simbol untuk motor hidrolik (rotary actuator)
1. with a single direction of rotation
18
5. double acting cylinder, with double-ended-ended position rod
10. double acting cylinder, with adjustable end position cushioning at both ends
19
Grafik simbol untuk Katup pengatur tekanan
20
Grafik simbol untuk alat-alat ukur
a) Pressure gauge
b) Thermo meter
c) Flow meter
2. electric motor
3. heat engine
21
4. pressure, power, return line
7. flexible line
8. line connection
9. lines crossing
10. Exhaust
11. quick-acting coupling, connected with mechanically open non return valve
22
12. Reservoir
13. Filter
14. Cooler
15. Heater
23
4.1 Dasar Perhitungan Pneumatik
Dasar perhitungan pneumatik merupakan bagian yang akan membahas
tentang perhitungan dasar dalam pneumatik. Bagian ini akan mendeskripsikan tentang
perhitungan tekanan udara (P), perhitungan debit aliran udara (Q), kecepatan torak
(V), Gaya Torak (F) dan dasar perhitungan daya motor. Sebelum melaksanakan
perhitungan pneumatik terlebih dahulu harus mengetahui konversi-konversi satuan
yang sering dipakai dalam perhitungan dasar pneumatik. Adapun konversi satuan
tersebut antara lain : a) satuan panjang, b) satuan volume, c) satuan tekanan, d)
satuan massa, e) satuan energi, f) satuan gaya dan g) satuan temperatur.
Selengkapnya dapat dilihat di bawah ini :
Massa Gaya
1 Ib(m) = 0.45359237 kg 1 Ibf = 4.4482 N
= 7000 grain 1 N = 1 kg-m/s2
1 kg = 1000 g 1 ton = 0.22481 Ibf
1 ton = 1000 kg
1 slug = 32.174 Ibm
= 14.5939 kg
= 444, 800 dyne
24
Tekanan
1 kPa = I000 N/m2
= 20.886 Ibf /ft2
1 atm = 760 torr = 1.01325 x 10 5 N/m 2
1 Pa = 1 N/m2
1 bar = 1.105 Pa
1 bar = 0.9869 atm
Energi
1 torr = 1 mm Hg
1J = 1 kg-m2/s 2
= 1.933 × 10 -2 psi
1 mm Hg = 0.01934 Ibf /in2
= 10 7 erg
1 erg = 1 dyne-cm
1 kalori = 4.186 J
1 Btu = 252.16 kal
1 in. Hg = 0.491 Ibf /in 2
= 1.05504 kJ
1 ft-lbf = 1.3558 J
1dyne/cm 2 = 10 -1 N/m 2
1 ev = 1.602 x 10 -19 J
1W = 1 J/s
Temperatur/suhu
C =5 R=4 F=9
o
R = 4/5 x oC
o
C = 5/4 x oR
o
F = (9/5 x oC) + 32o
o
C = 5/9 x (oF-32o)
1 °K = 1.8 °R
°K = °C + 273.15
25
BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan
Sistem hidrolik adalah sistem yang menggunakan fluida sebagai media untuk
menggerakkannya. Untuk menggerakkan teknologi dalam bidang hidrolik diperlukan analisa
yang berkenaan dengan sistem tersebut. Mengasilkan suatu produk dengan kualitas terbaik dan
untuk mendapatkan efisiensi kerja dalam pemenuhan kualitas hasil produksi.
26
LAMPIRAN
27
DAFTAR PUSTAKA
28