Disusun oleh :
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat, rahmat, petunjuk,
kasih dan karunia-Nya, penyusun diberikan kelancaran dalam membuat makalah
ini. Karena semua itu juga, penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik dan terselesaikan tepat pada waktunya.
Penyusun menyadari bahwa tanpa bantuan pihak lain baik secara langsung
maupun tidak langsung, makalah ini tidak mungkin terselesaikan. Pada
kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih
kepada berbagai pihak yang telah membantu dan membimbing penulis sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.
Palembang, 23 Desember
2022
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................
...........................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................
...........................................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................
...........................................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG...........................................................................................
...............................................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH.......................................................................................
...............................................................................................................................4
C. TUJUAN.................................................................................................................
...............................................................................................................................5
BAB II ISI...........................................................................................................................
...........................................................................................................................................6
A. PENGERTIAN REFRIGERASI..........................................................................
...............................................................................................................................6
B. PERALATAN PADA SISTEM REFRIGERASI...............................................
...............................................................................................................................6
C. SIKLIUS REFRIGRASI.......................................................................................
...............................................................................................................................7
D. DASAR-DASAR REFRIGERASI........................................................................
...............................................................................................................................8
E. KLASIFIKASI SISTEM REFRIGERASI..........................................................
.............................................................................................................................10
F. TERMODINAMIKA SISTEM REFRIGERASI................................................
.............................................................................................................................12
3
G. KOMPONEN SISTEM REFRIGERASI............................................................
.............................................................................................................................18
H. SIFAT-SIFAT REFRIGERASI IDEAL..............................................................
.............................................................................................................................25
A. KESIMPULAN......................................................................................................
.............................................................................................................................27
B. SARAN...................................................................................................................
.............................................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
.........................................................................................................................................28
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
4
conditioner/AC Window, AC split dan AC mobil. Dengan perkembangan
teknologi saat ini, refrigeran (bahan pendingin) yang di pasarkan dituntut
untuk ramah lingkungan, di samping aspek teknis lainnya yang diperlukan.
Apapun refrigeran yang dipakai, semua memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing oleh karena itu, diperlukan kebijakan dalam
memilih refrigerant yang paling aman berdasarkan kepentingan saat ini
dan masa yang akan datang.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian refrigerasi ?
2. Apa saja peralatan pada system refrigerasi ?
3. Apa saja komponen system refrigerasi ?
4. Bagaimana siklus refrigerasi ?
5. Apa dasar-dasar refrigerasi ?
C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian refrigerasi
2. Mengetahui peralatan apa saja yang terdapat pada system refrigerasi
3. Mengetahui apa saja komponen system refrigerasi
4. Mengetahui siklus refrigerasi
5. Mengetahui dasar-dasar refrigerasi
5
BAB II
ISI
A. PENGERTIAN REFRIGERASI
6
instalasi sistem pendingin. Refrigerant adalah suatu zat yang mudah
diubah wujud dari gas menjadi cair atau sebaliknya serta dapat mengambil
panas dari evaporator dan membuangnya di condensor. Beberapa contoh
refrigerant antara lain gas amoniak, gas SO2, gas Methyl Chloride, gas
freon 12, gas freon 22, gas freon 114, dll.
1. Akumulator
Fungsinya untuk menampung atau memisahkan antara cairan
refrigerant dan gas refigerant agar refrigerant yang masuk ke dalam
kompresor semuanya berbentuk gas refrigerant.
2. Shock absorber
Fungsinya untuk meradam getaran dari kompresor pada saat sistem
berjalan agar tidak menyebabkan pipa dari bagian suction dan
discharge menjadi patah.
3. Liquid receiver
Fungsinya untuk menampung sementara cairan refrigerant yang keluar
dari kondensor, agar refrigerant yang mengalir ke katup ekspansi
semuanya berbentuk cairan.
4. Solenoid valve
Fungsinya untuk mengalirkan dan menghentikan refrigerant dalam
sistem refrigerasi dan tata udara.
5. Filter drier
Fungsinya untuk menyaring kotoran dari sistem.
6. Sight glass
Fungsinya untuk melihat keadaan refrigerant di dalam sistem.
7
7. Liquid receiver
Fungsinya untuk menampung sementara cairan refrigerant yang keluar
dari kondensor agar refrigerant yang mengalir ke katup ekspansi
semuanya berbentuk cairan.
C. SIKLUS REFRIGERASI
8
D. DASAR – DASAR REFRIGERASI
9
Setelah meninggalkan tabung penampung, refrigerant cair mengalir
melalui katup ekspansi, yang tidak lain adalah katup jarum. Kompresor
mempertahankan perbedaan tekanan refrigerant antara evaporator dan
kondensor. Tanpa katup ekspansi, perbedaan tekanan ini tidak bisa
dipertahankan. Katup ekspansi memisahkan daerah tekanan rendah dan
tekanan tinggi dalam sistem. Katup ekspansi bekerja sebagai alat untuk
menurunkan tekanan (pressure reducing valve) karena tekanan cairan
refrigerant turun ketika melewati katup ini.
Cairan yang mengalir melalui evaporator semuanya menguap
karena menyerap panas yang mengalir melalui dinding evaporator. Panas
ini berasal dari udara atau medium lain yang didinginkan. Setelah
meninggalkan evaporator, uap refrigerant mengalir ke kompresor dimana
tekanannya dinaikkan sampai suatu titik dimana ia dapat diembunkan
dengan air atau udara yang temperaturnya relatif agak tinggi. Setelah
ditekan oleh kompresor, uap refrigerant mengalir ke kondensor. Disini
dinding dari kondensor didinginkan oleh air atau udara, akibatnya uap
menjadi cair. Panas laten dipindahkan dari uap refrigerant yang sedang
mengembun ke air atau udara melalui dinding kondensor. Dari kondensor,
refrigerant cair mengalir kembali ke receiver dan siklus refrigeration
diulang kembali
10
Keterangan :
1-2 : Evaporasi isobaris
2-3 : Kompresi isentropis
3-4 : Kondensasi isobaris
4-1 : Ekspansi isoentalpi
11
menjadi lebih dingin jika dibiarkan mengembang. Jika perubahan
tekanan cukup tinggi, maka gas yang ditekan akan menjadi lebih panas
dari pada sumber dingin di luar (contoh udara diluar) dan gas yang
mengembang akan menjadi lebih dingin dari padasuhu dingin yang
dikehendaki. Dalam kasus ini, fluida digunakan untuk mendinginkan
lingkungan bersuhu rendah dan membuang panaske lingkungan yang
bersuhu tinggi.
2
3
4 1
12
Gambar Sistem refrigerasi absorbsi
13
kemudian diubah menjadi suatu kerja dan sisa energi tersebut
Proseskompresiadiabtik (1-2)
Prosespelepasankalorisothermal (2-3)
Prosesekspansiadiabatik (3-4)
Prosespenyerapankalorisothermal (4-1)
Tujuan utama dari daur ini adalah penyerapan kalor dari sumber
bersuhu rendah pada proses 4-1 yaitu penyerapan kalor
isothermal.
14
berikut :
1. Proses Kompresi
2. ProsesKondensasi
3. ProsesEkspansi
15
Proses ekspansi berlangsung dari titik 3 ke titik 4. Pada
prosesekspansiadiabatikdimanaenthalpyfluidatidakberuba
kondis icampuran-uap.
4. ProsesEvaporasi
16
Gambar Diagram tekanan enthalpy siklus kompresi uap
standar
17
kompresor atau alat ekspansi dalam keadaan 100% uap atau
cair.
pipa.
18
terjadi pada refrigeran pada saat melewati suction line dari
1. Kompresor
Kompresor merupakan jantung dari sistem refrigerasi. Pada saat yang sama
kompresor menghisap uap refrigeran yang bertekanan rendah dari evaporator dan
mengkompresinya menjadi uap bertekanan tinggi sehingga uap akan tersirkulasi.
Pada saat yang sama komrpesor menghisap uap refrigeran yang bertekanan
rendah dari evaporator dan mengkompresinya menjadi uap bertekanan tinggi
sehingga uap akan tersirkulasi. Kebanyakan kompresor-kompresor yang dipakai
saat ini adalah dari jenis torak. TXVika torak bergerak turun dalam silinder, katup
19
hisap teruka dan uap refrigeran masuk dari saluran hisap ke dalam silinder. Pada
saat torak bergerak ke atas, tekanan uap di dalam silinder meningkat dan katup
hisap menutup, sedangkan katup tekan akan terbuka, sehingga uap refrigean akan
ke luar dari silinder melalui saluran tekan menuju ke kondensor.
Gambar kompresor
2. Kondensor
Kondensor juga merupakan salah satu komponen utama dari sebuah mesin
pendingin. Pada kondensor terjadi perubahan wujud refrigeran dari uap super-
heated (panas lanjut) bertekanan tinggi ke cairan sub-cooled (dingin lanjut)
bertekanan tinggi. Agar terjadi perubahan wujud refrigeran (dalam hal ini adalah
pengembunan/condensing), maka kalor harus dibuang dari uap refrigeran.
Jelas kiranya , bahwa fungsi kondensor adalah untuk merubah refrigeran
gas menjadi cair dengan jalan membuang kalor yang dikandung refrigeran
tersebut ke udara sekitarnya atau air sebagai medium pendingin/condensing. Gas
dalam kompresor yang bertekanan rendah dimampatkan/dikompresikan menjadi
uap bertekanan tinggi sedemikian rupa, sehingga temperatur jenuh pengembunan
(condensing saturation temperature) lebih tinggi dari temperatur medium
pengemburan (condensing medium temperature). Akibatnya kalor dari uap
bertekanan tinggi akan mengalir ker medium pengembunan, sehingga uap
refrigean akan terkondensasi.
20
Gambar kondensor
3. Katup Ekspansi
tiga di antaranya adalah pipa kapiler, katup ekspansi otomatis dan katup ekspansi
termostatik.
21
menentukan sejauh mana refrigeran di dalam evaporator berhenti
menguap, sehingga pengisian refrigeran harus cukup agar dapat
menguap sampai ujung evaporator. Bila pengisian kurang, maka akan
terjadi pembekuan pada sebagian evaporator. Bila pengisian berlebih,
maka ada kemungkinan refrigeran cair akan masuk ke kompresor yang
akan mengakibatkan rusaknya kompresor. Jadi sistem pipa kapiler
mensyaratkan suatu pengisian jumlah refrigeran yang tepat.
22
refrigeran akan masuk ke evaporator lebih banyak. Demikian
seterusnya.
4. Evaporator
23
panas sensibel (perubahan tempeataur) dan Panas laten (perubahan wujud).
Panas yang dipindahkan berupa : 1. Panas sensibel (perubahan tempertaur)
Temperatur refrigeran yang memasuki evaporator dari katup ekspansi harus
demikian sampai temperatur jenuh penguapan (evaporator saturation
temparature). Setelah terjadi penguapan, temperatur uap yang meninggalkan
evaporator harus pupa dinaikkan untuk mendapatkan kondisi uap panas lanjut
(super-heated vapor) 2. Panas laten (perubahan wujud) Perpindahan panas terjadi
penguapan refrigeran. Untuk terjadinya perubahan wujud, diperlukan panas laten.
Dalam hal ini perubahan wujud tersebut adalah dari cair menjadi uap atau
mengupa (evaporasi). Refrigeran akan menyerap panas dari ruang sekelilingnya.
Adanya proses perpindahan panas pada evaporator dapat menyebabkan perubahan
wujud dari cair menjadi uap.
24
Gambar Evaporator
5. Refrigeran
1. Refrigeran Primer
dengan menyerap kalor dari benda atau bahan lain seperti air atau udara
phasanya dari cair menjadi gas. Sedangkan pada saat terjadi pelepasan
bertekanantinggijenuhmenjadicair.
SenyawaHalokarbon
Refrigeran yang memiliki satu atau lebih atom dari salah satu
kimia dan rumus kimia sejumlah anggota kelompok ini yang ditemukan
diperdagangan.
SenyawaAnorganik
Senyawa anorganik seringdigunakan pada masa awal perkembangan
25
717 Ammonia NH3
718 AirUdara H2O
729 Karbondioksida -
744 Sulfurdioksida CO2
764 SO2
SenyawaHidrokarbon
Azeotrop
refrigeran R-502 yang merupakan campuran 48,8 % R-22 dan 51,2 % R115.
2. RefrigeranSekunder
Refrigeran sekunder adalah fluida yang mengangkut kalor dari bahan yang
26
sedang didinginkan ke evaporator pada sistem refrigerasi. Refrigeran sekunder
pada evaporator, tetapi tidak mengalami perubahan phasa. Anti beku yang
Padarefrigerator,refrigeranyangidealsekurang-kurangnyamengikutisifat-
sifatsebagai berikut:
1) Tekananpenguapanpositif
refrigeran.
27
Uap refrigeran tidak boleh terbakar atau mengakibatkan kebakaran pada
yang besar dan kuat, dan juga pipa-pipa harus kuat dan kemungkinan
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
28
kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penyusun banyak
berharap para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun
kepada penyusun demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di
kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi
penyusun pada khususnya juga para pembacanya.
DAFTAR PUSTAKA
http://amirfatoni.blogspot.com/2010/06/teori-dasar-sistem-refrigerasi_27.html
http://atasimasalahpc.com/gado-gado/system-pendingin/teori-dasar-sistem-
pendinginan
https://muhammadyusuffirdaus.wordpress.com/2012/03/19/sistem-refrigerasi/
http://teknikmekanikal-elektrikal.blogspot.com/2010/02/dasar-sistem-
refrigerasi.html
http://tptusmkn1cimahi.blogspot.com/p/teori-dasar-refrigerasi.html
http://wahidmulia.blogspot.com/2013/05/prinsip-dasar-refrigeration.html
29