Oleh
Kelompok 4
Syima A25118071
Anisa A25118061
1
2
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah kimia analitik yang berjudul “Metode-metode dalam
titrasi pengendapan”.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1 Latar belakang........................................................................................1
1.2 Rumusan masalah...................................................................................1
1.3 Tujuan ....................................................................................................1
BAB II................................................................................................................2
PEMBAHASAN................................................................................................2
2.1 Pengertian Titrasi Pengendapan.............................................................3
2.2 Metode-metode dalam Argonometri......................................................4
2.3 Faktor-faktor yang memengaruhi kelarutan dalam Argonometri...........7
BAB III..............................................................................................................8
PENUTUP.........................................................................................................8
3.1 Kesimpulan ............................................................................................8
3.2 Saran ......................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................10
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu jenis titrasi pengendapan yang sudah lama dikenal adalah
melibatkan reaksi pengendapan antara ion halida ( Cl-, I-, Br- ) dengan ion perak
Ag+. Titrasi ini biasanya disebut sebagai argentometri, yaitu titrasi penentuan
analit yang berupa ion halida dengan menggunakan larutan standar perak nitrat
AgNO3.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Indikator ion Fe3+ dapat digunakan pada titrasi antara ion perak dan ion
SCN-, dimana kelebihan ion SCN- akan bereaksi dengan ion Fe3+ yang
memberikan warna merah. Atau dapat juga digunakan pada titrasi antara ion
halida dengan ion perak berlebihan, dan kelebihan ion perak dititrasi dengan ion
tiosianat (cara Volhard).
Metode Mohr dapat juga diterapkan untuk titrasi ion bromida dengan
perak, dan juga ion sianida dalam larutan yang sedikit agak basa. Efek adsorpsi
menyebabkan titrasi ion iodida dan tiosianat tidak layak. Perak tak dapat dititrasi
langsung dengan ion klorida, dengan menggunakan indikator kromat. Endapan
perak kromat yang telah ada sejak awal, pada titik kesetaraan melarut kembali
dengan lambat. Tetapi, orang dapat menambahkan larutan klorida standar secara
berlebih, dan kemudian menitrasi balik, dengan menggunakan indikator kromat.
Kegunaan metode Mohr yaitu untuk penetapan kadar Klorida atau Bromida.
Prinsip penetapannya larutan klorida atau bromida dalam suasana netral atau
agak alkalis dititrasi dengan larutan perak nitrat menggunakan indikator kromat.
Apabila ion klorida atau bromida telah habis diendapkan oleh ion perak, maka
ion kromat akan bereaksi dengan ion perak membentuk endapan perak kromat
3
yang berwarna coklat merah sebagai titik akhir titrasi. Larutan standarnya yaitu
larutan perak nitrat menggunakan indikator larutan kalium kromat. Reaksinya:
Titik akhir titrasi terjadi perubahan warna pada endapan menjadi merah
coklat (Ag2CrO₄). Titrasi harus dilakukan pada suasana netral atau sedikit alkalis
karena:
1. Dalam suasana asam endapan AgCrO₄ akan larut karena terbentuk perak
dikromat (Ag₂Cr₂O₇).
2. Dalam suasana basa perak nitrat akan bereaksi dengan ion hidroksida
membentuk endapan perak hidroksida.
AgNO₃ + NaOH AgOH(endapan) + NaNO₃
2. Pembentukan Kompleks berwarna ( metode Volhard)
Metode Volhard pertama kali diperkenalkan oleh Jacobus Volhard, ahli
kimia dari Jerman pada tahun 1874. Metode Volhard didasari pengendapan dari
perak tiosinat dalam larutan asam nitrit, dengan ion besi (III) dipergunakan untuk
mendeteksi kelebihan tiosinat :
Ag+ + SCN - → AgSCN (S)
Fe3+ + SCN - → FeSCN2+ (merah)
Metode ini dapat digunanakan untuk titrasi langsung perak dengan larutan standar
tiosianat atau titrasi tidak langsung dari ion-ion klorida, bromida dan ionida.
Dalam titrasi tidak langsung, kelebihan dari perak nitrat standar ditambahakan dan
kemudian dititradi dengan tiosianat standar.
Metode volhard dipergunakan secara luas untuk perak dan klorida
mengingat titrasinya dapat dijalankan dalam larutan asam. Kenyataan, ada
keinginan untuk menggunakan sebuah media asam untuk mencegah hidrolisis dari
indikator on besi (III). Metode-metode umum lainnya untuk perak dan klorida
membutuhkan sebuah larutan yang mendekati netral untuk kesuksesaan titrasi.
Banyak kation yang mengendap pada kondisi semacam ini dan karenanya
menggangu dalam metode ini.
4
Dalam analisis klorida, sebuah kesalahan dapat terjadi jka endapan AgCL
dibolehkan bereaksi dengan ion tiosianat :
AgCL(S) + SCN- → AgSCN (S) + CL-
Mengingat AgSCN kurang dapat larut dibandingkan dengan AgCL, reaksiini
cenderung untuk bergeser kekanan dan akan menyebabkan hasil-hasil yang rendah
dalam analisis klorida. Reaksi ini dapat dicegah dengan menyaring penuh AgCL
atau menammbahkan nitrobenzena sebelum titrasi dengan tiosianat. Nitrobenzena
dapat terlihat mebentuk sebuh lapisan berminyak diatas permukaan AgCL, yang
mencegah reaksi dengan tosianat.
Dalam menentukan bromida dan iodida dengan menggunakan metode tak
langsung Volhard, rekasi dengan tiosianat tidak menimbulkan masalah mengingat
AgBr mempunyai kelarutan yang hampir sama dengan AgSCN, dan AgI dianggap
jauh kurang dapat larut dibandingkan AgSCN.
Contaoh senyawa yang digunakan dalam metode Volhard :
1. Standrisasi larutan ammonium tiosianat (NH4SCN) dengan larutan standar
AgNO3
2. Penentuan kadar NaCl dalam garam dapur
3. Penentuan konsentrasi kloroda dalam air
Indikator absorbsi adalah zat yang dapat diserap oleh permukaan endapan
dan menyebabkan timbulnya warna. Pengendapan ini dapat diatur agar terjadi
pada titik ekuivalen antara lain dengan memilih macam indikator yang dipakai
dan pH. Sebelum titik ekuivalen tercapai, ion Cl- berada dalam lapisan primer dan
5
setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan sedikit AgNO3 menyebabkan ion
Cl- akan digantikan oleh Ag+ sehingga ion Cl-akan berada pada lapisan sekunder.
(AgCl) . Cl- M
6
suasana amoniatial karena garam kompleks dalam larutan akan larut menjadi ion
komplek diamilum.
Syarat pH untuk titrasi fajans dengan indikator eosin yaitu : tidak terlalu
rendah, karena kebanyakan indikator adsorbsi bersifat asam lemah yang tidak
dapat dipakai dalam larutan yang terlalu asam. Tapi tidak semua indikator seperti
itu. Ada beberapa indikator adsorbsi ”kationik” yaitu bersifat basa lemah
sehinggga baik untuk dititrasi dalam suasana asam.
1. Temperatur
Kebanyakan garam anorganik yang kita bahas meningkat kelaratunnya
sejalan dengan peningkatan tempertatur. Biasanya merupka suatu
keuntungan untuk melanjutkan proses pengendapan, penyaringan , dan
pencucian dengan larutan panas
2. Pemiliha pelarut
Kebanyakan garam anorganik lebih dapat larut dalam air daripada
dalam larutan-larutan organik. Air mempunyai momen dipol besar dan
ditarik kekation dan anion membentuk ion-ion hidrat. Semua ion tanpa
diragukan lagi terhidrasi sampai suatu tingkat dalam larutan-larutan air,
dan energi yang dilepaskan leh interaksi ion-ion dengan pelarut membantu
mengatasi gaya tarik-manarik yang cenderung untuk menahan ion-ion
dalam kisi-kisi benda padat.
3. Efek ion sekutu
7
Dengan hadirnya ion sekutu yang berlebihan, kelarutan dari sebuah
endapan bisa jadi lebuh besar daripada nilai yang telah diperkirakaan
memali tetapa kelarutan produk.
4. Efek Aktifitas
Telah ditemukan bahwa banyak endapan menunjukkan peningkatan
kelarutan dalam larutan-larutan yang mengandung ion-ion yang tidak
bereaksi secara kimiawi dengan ion-ion dari endapan. Efek ini dikenal
dengan nama seperti efek ion, efek garam, atau efek aktivitas
5. Efek pH.
Kelarutan dari garam sebuah asam lemah tergantung pada pH larutan
tersebut. Beberapa contoh garam-garam adalah oksalat, sulfida, karbonat,
dan fosfat. Ion hidrogen bergabung dengan anion dari garam untuk
membentuk asam lemah, sehingga meningkatkan kelarutan dari garam.
6. Efek Hidrolisis
Jika garam dari asam lemah dilarutkan dalam air, akan menghasilkan
perubahan (H+), kation dari spesies garam mengalami hidrolisis sehingga
menambah kelarutannya.
7. Hidroksida Metal
Ketika sebuah hidroksida metal terurai dalam air dimana pH dapat
berubah secara nyata.
8. kompleks.
Kelarutan garam yang sedikit larut merupakan fungsi konsentrasi zat
lain yang membentuk kompleks dengan kation garam tersebut.
9. Efek Pembentukan Kompleks
BKelarutan dari sebuag garam-gaam yang sedikit larut juga
bergantung atas konsentrasi zat-zat yang membentuk kompleks-
kompleks denga kation. Efek hidrolisis yang disebut diatas, adalah
sebuah contoh dimana unsur pembuat kompleks adalah ion hidroksida
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Titrasi pengendapan atau Argentometri adalah penetapan kadar zat yang
didasarkan atas reaksi pembentukan endapan dari komponen zat uji dengan titran
larutan titer perak nitrat.
Titrasi AgNO3 dan NaCl merupakan titrasi dengan Metode Mohr dan Titrasi
sampel termasuk dalam Metode Fajans karena sampel mengandung ion
I-.Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3.Ada 3
metode argentometri yaitu metode Mohr, Volhard, Vajans. Pada titrasi
argentometri, zat pemeriksaan yang telah dibubuhi indikator dicampur dengan
larutan standar garam perak nitrat (AgNO3).Dengan mengukur volume larutan
standar yang digunakan sehingga seluruh ion Ag+ dapat tepat diendapkan, kadar
3.2 Saran
Dengan selesainya makalah yang kami buat ini, kami yakin masih banyak
kekurangan baik dalam materi, cara penyusunan maka dari itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk menunujang
kesempurnaan makalah selanjutnya.
9
DAFTAR PUSTAKA
10