Anda di halaman 1dari 7

Laporan Praktikum Kekentalan Zat Cair

Modul Fisika Dasar – M5


Rafi Alfauzi Umbara/20513284
Asisten: Karina Lita
Tanggal praktikum: 16 Oktober 2020
Teknik Lingkungan – Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Islam Indonesia

𝑛1 𝑠1×𝑡1
Abstrak— zat cair dapat mengalir karena zat tersebut = 𝑠2×𝑡2. (1.2)
𝑛2
memiliki kekentalan dan kecepatan, kecepatan zat cair
akan lebih besar ketika ditengah-tengah pipa dari pada
di tepi pipa dikarenakan hambatannya yang sedikit dan Keterangan :
beransur-ansur mengalami penurunan hinggan nol pada
dinding pipa, maka kekentalan suatu cairan merupakan s1 = zat cair 1
sebuah ukuran berapa banyak gaya yang di perlukan s2 = zat cair 2
untuk menggelincirkan suatu lapisan cairan terhadap n1 = viskositas cairan 1
lapisan lain. Besarnya kekentalan zat cair dinyatakan n2 = viskositas cairan 2
dengan sebuah bilangan dan dipengaruhi oleh faktor t1 = waktu 1
suhu, tekanan, konsentrasi larutan dan berat molekul. t2 = waktu 2

Kata kumci—Zat cair; kekentalan, suhu dengan s1 = zat cair 1 dan s2 = zat cair 2. Pada percobaan
yang kita lakukan zat cair 1 adalah larutan garam dapur
(NaCl) dan zat cair 2 adalah aquades. Jadi, kita dapat
membandingkan n larutan NaCl dengan aquades.
I. PENDAHULUAN Perbandingan ini dinamakan dengan nisbi larutan, yaitu :
Setiap zat memiliki kemampuan tertentu yang 𝒏
𝒏𝒊𝒔𝒃𝒊 = 𝒏 𝒍𝒂𝒓𝒖𝒕𝒂𝒏 (1.3)
dapatmenyebabkan suatu padatan yang dimasukkan 𝒂𝒒𝒖𝒂𝒅𝒆𝒔
kedalamnya mendapat gaya tekanan dari peristiwa gesekan
antara permukaan padatan tersebut dengan zat cair. Penggunaan penentuan kekentalan zat cair dalam
Kekentalan merupakan sebuah sifat dari zat cair (fluida) kehidupan sehari-hari digunakan sebagai pengukuran
yang disebabkanoleh adanya gesekan antara molekul- kecepatan mengalirnya darah dalam pembuluh darah vena,
molekul zat cair dengangaya kohesi pada zat cair tersebut. proses penggorengan ikan (semakin tinggi suhunya, maka
Maka gesekan-gesekaninilah yang akan menghambat aliran semakin kecil viskositas minyak goreng), mengalirkan air
zat cair. Hukum viskositas Newton menyatakan bahwa dalam pompa PDAM yang mengalir ke rumah-rumah,
untuk laju perubahan bentuk sudutfluida memiliki tegangan mengukur tingkat kekentalan oli pelumas, membedakan
geser yang berbanding lurus dengan viskositas. jenis zat cair atau larutan dan lain-lain.
Apabila pada permukaan suatu aliran laminar
terdapat papan maka besarnya gaya (F) yang dibutuhkan
untuk menggerakkan papan tersebut dengan kecepatan tetap
terhadap besarnya kekentalan dari cairan berbanding lurus
dengan kecepatan (v) dan luas papan (A) serta berbanding
terbalik dengan jarak antara dasar dan permukaan cairan
tersebut (d). Maka berlaku persamaan,
𝒏×𝑨×𝒗
𝑭= (1.1)
𝒅

Metode oswald merupakan metode yang dapat


digunakandalam melakukan pengukuran waktu air yang
mengalir melalui pipa kapiler dengan suatu gaya yang
disebabkan oleh beratcairan, dengan persamaan :
2. Alat dan Bahan
II. METODE PRAKTIKUM
1. Langkah Percobaan

Menyiapkan alat dan bahan

Membuat larutan garam hingga larutan jenuh

Gambar 2.1 Pompa Pipet


Menuangkan larutan garam kedalam gelas ukur Sumber : www.tokopedia.com
sebanyak 250 mL

Menentukan nilai derajat baume menggunakan


hidrometer

Meletakkan larutan garam di bawah pipa


viskometer ostwald

Gambar 2.2 Stopwatch


Memompa larutan garam sampai di atas garis
Sumber : www.shopee.com
batas A

Menyalakan stopwatch saat larutan mengalir dari


garis batas

Mengulangi percobaan untuk konsentrasi 100 %


sebanyak 3 kali
Gambar 2.3 Pengaduk
Sumber : www.shopee.com
Lakukan percobaan untuk konsentras 80 %,
60%, 40 %, 20 %, 0 %

Merapikan kembali alat dan bahan

Gambar 1.4 Hidrometer


.
Sumber : www.penambang.com
Gambar 2. 1 Air
Sumber : www.hellosehat.com

Gambar 2. 5 Gelas Ukur


III. DATA PERCOBAAN
Sumber : www.tokopedia.com
Tabel 1. Data Percobaan M5
Konsentr Derajat Waktu Pengaliran Rata-
asi (%) Baume (detik) Rata
(DB) 1 2 3
100 11 26,72 26,79 26,71 26,74
80 9 25,78 25,68 25,73 25,73
60 6 24,66 24,72 24,75 24,71
40 4 24,51 24,48 24,21 24,4
20 2 23,72 23,78 23,59 23,69
0 0 22,8 22,70 22,75 22,75
Gambar 2. 6 Gelas Beker Suhu Percobaan = 28 OC
Sumber : www.tokopedia.com

IV. ANALISIS DATA

1. Menentukan nilai rerata waktu aliran dan


ketidakpastiannya

a. Konsentrasi 100 %
t 𝛿𝑡 (𝑡 − 𝑡̅) |𝛿𝑡 (𝑡 − 𝑡̅)|2
26,72 -0,02 0,0004

26,79 0,05 0,0025


Gambar 2. 7 Viskometer Ostwald
Sumber : www.medic-kart.com 26,71 -0,03 0,0009

Ʃ = 80,22 Ʃ = 0,0038

∑𝑡 80,22
• 𝑡̅ = 𝑛
= 3
= 26,74 𝑠
∑(𝑡−𝑡̅ )2 0,0038
• ∆𝑡̅ = √ =√ = 0,0019 𝑠
𝑛−1 2
• Jadi, 𝑡̅ ± ∆𝑡̅ = (26,74 ± 0,0019 ) 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Gambar 2. 8 Garam
Sumber : www.liputan6.com b. Konsentrasi 80 %
t 𝛿𝑡 (𝑡 − 𝑡̅) |𝛿𝑡 (𝑡 − 𝑡̅)|2
25,78 0,05 0,0025

25,68 -0,05 0,0025


∑𝑡 71,09
25,73 0 0 • 𝑡̅ = 𝑛
= 3
= 23,69 𝑠
Ʃ = 77,19 Ʃ = 0,005 ∑(𝑡−𝑡̅ )2 0,0091
• ∆𝑡̅ = √ 𝑛−1
=√ 2
= 0,00455 𝑠
∑𝑡 77,19 • Jadi, 𝑡̅ ± ∆𝑡̅ = ( 23,69 ± 0,00455 ) 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
• 𝑡̅ = 𝑛
= 3
= 25,73 𝑠
∑(𝑡−𝑡̅ )2 0.005
• ∆𝑡̅ = √ 𝑛−1
=√ 2
= 0,0025 𝑠 f. Konsentrasi 0 %
• Jadi, 𝑡̅ ± ∆𝑡̅ = (25,73 ± 0,0025 ) 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 t 𝛿𝑡 (𝑡 − 𝑡̅) |𝛿𝑡 (𝑡 − 𝑡̅)|2
22,8 0,05 0,0025

22,70 -0,05 0,0025


c. Konsentrasi 60 % 22,75 0 0
t 𝛿𝑡 (𝑡 − 𝑡̅) |𝛿𝑡 (𝑡 − 𝑡̅)|2
Ʃ = 68,25 Ʃ = 0,005
24,66 -0,05 0,0025
∑𝑡 68,25
24,72 0,01 0,0001 • 𝑡̅ = = = 22,75 𝑠
𝑛 3
∑(𝑡−𝑡̅ )2 0,005
24,75 0,04 0,0016 • ∆𝑡̅ = √ =√ = 0,0025 𝑠
𝑛−1 2

Ʃ = 74,13 Ʃ = 0.0042 • Jadi, 𝑡̅ ± ∆𝑡̅ = (22,75 ± 0,0025 ) 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

∑𝑡 74,13 2. Menentukan volume pengenceran


• 𝑡̅ = = = 24,71 𝑠
𝑛 3
∑(𝑡−𝑡̅ )2 0,0042 a. Konsentrasi 100 %
• ∆𝑡̅ = √ 𝑛−1
=√ 2
= 0,0021 𝑠 Larutan garam murni sebanyak 250 mL
• Jadi, 𝑡̅ ± ∆𝑡̅ = (24,71 ± 0,0021 ) 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
b. Konsentrasi 80 %
d. Konsentrasi 40 % • 𝑚1 𝑣1 = 𝑚2 𝑣2
t 𝛿𝑡 (𝑡 − 𝑡̅) |𝛿𝑡 (𝑡 − 𝑡̅)|2 𝑚2 𝑣2
• 𝑣1 =
𝑚1
24,51 0,11 0,0121
250 𝑚𝑙×80%
24,48 0,08 0,0064 • 𝑣1 = = 200 𝑚𝑙
100%

24,21 -0,19 0,0361 Maka, untuk larutan konsentrasi 80 %


Ʃ = 73,2 Ʃ = 0,0546 menggunakan 200 ml larutan konsentrasi 100%
dan ditambahkan air sampai larutan menjadi 250
∑𝑡 73,2
ml, yaitu sebanyak 50 ml air.
• 𝑡̅ = = = 24,4 𝑠
𝑛 3
∑(𝑡−𝑡̅ )2 0,0546 c. Konsentrasi 60 %
• ∆𝑡̅ = √ =√ = 0,0273 𝑠 • 𝑚1 𝑣1 = 𝑚2 𝑣2
𝑛−1 2
• Jadi, 𝑡̅ ± ∆𝑡̅ = (24,4 ± 0,0273 ) 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 𝑚2 𝑣2
• 𝑣1 = 𝑚1
e. Konsentrasi 20 %
t 𝛿𝑡 (𝑡 − 𝑡̅) |𝛿𝑡 (𝑡 − 𝑡̅)|2 • 𝑣1 =
250 𝑚𝑙×60%
= 187,5 𝑚𝑙
80%
23,72 0,03 0,0009
Maka, untuk larutan konsentrasi 60 %
23,78 0,09 0,0081 menggunakan 187,5 ml larutan konsentrasi 80%
dan ditambahkan air sampai larutan menjadi 250
23,59 -0,01 0,0001 ml, yaitu sebanyak 62,5 ml air.
Ʃ = 71.09 Ʃ = 0,0091 d. Konsentrasi 40 %
• 𝑚1 𝑣1 = 𝑚2 𝑣2
𝑚2 𝑣2 6,24−5,58 1,045−1,040
• 𝑣1 = 𝑚1
• =𝜌
6−5,58 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 −1,040

250 𝑚𝑙×40%
• 𝜌𝑝 = 1,043 𝑔𝑟⁄𝑐𝑚3
• 𝑣1 = 60%
= 166,6 𝑚𝑙
d. Konsentrasi 40 %
𝐷𝐵2 −𝐷𝐵1 𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 (𝜌)2 −𝜌1
• =
𝐷𝐵𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 −𝐷𝐵1 𝜌𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 −𝜌1
4,22−3,54 1,030−1,025
Maka, untuk larutan konsentrasi 40 % • 4−3,54
=𝜌
𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 −1,025
menggunakan 166,6 ml larutan konsentrasi 60% • 𝜌𝑝 = 1,028 𝑔𝑟⁄𝑐𝑚3
dan ditambahkan air sampai larutan menjadi 250
ml, yaitu sebanyak 83,4 ml air.
e. Konsentrasi 20 %
𝐷𝐵2 −𝐷𝐵1 𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 (𝜌)2 −𝜌1
e. Konsentrasi 20 % • 𝐷𝐵 −𝐷𝐵
=𝜌 −𝜌
𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 1 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 1
• 𝑚1 𝑣1 = 𝑚2 𝑣2 2,14−1,44 1,015−1,010
• =
2−1,44 𝜌𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 −1,010

• 𝑣1 =
𝑚2 𝑣2
• 𝜌𝑝 = 1,014 𝑔𝑟 𝑐𝑚 ⁄ 3
𝑚1

250 𝑚𝑙×20% f. Konsentrasi 0 %


• 𝑣1 = = 125 𝑚𝑙 𝐷𝐵2 −𝐷𝐵1 𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 (𝜌)2 −𝜌1
40% • =
𝐷𝐵𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 −𝐷𝐵1 𝜌𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 −𝜌1
0,72−0,00 1,005−1
Maka, untuk larutan konsentrasi 20 % • 0−0,00
=𝜌
𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 −1
menggunakan 125 ml larutan konsentrasi 40% dan
ditambahkan air sampai larutan menjadi 250 ml, • 𝜌𝑝 = 1 𝑔𝑟⁄𝑐𝑚3
yaitu sebanyak 125 ml air.
4. Menentukan nisbi larutan dan ketidakpastiannya
f. Konsentrasi 0 %
• 𝑚1 𝑣1 = 𝑚2 𝑣2 a. Konsentrasi 100 %
𝜌𝑝 .𝑡̅̅̅
• 𝑛𝑖𝑠𝑏𝑖 = 𝜌
𝑛

𝑚2 𝑣2 ̅̅̅̅̅
0%.𝑡 0%
• 𝑣1 =
𝑚1 1050,72−26,74
• =
1175,5−22,75
250 𝑚𝑙×0%
• 𝑣1 = = 0 𝑚𝑙 = 0,888
20%

• ∆𝑛𝑖𝑠𝑏𝑖 =
Maka, untuk larutan konsentrasi 0 %
2 2
menggunakan 0 ml larutan konsentrasi 20% dan 𝜌𝑝 𝜌𝑝 .𝑡̅̅̅
𝑛
ditambahkan air sampai larutan menjadi 250 ml,
√| | |̅̅̅̅̅
∆𝑡𝑛 |2 + |− 2 | |∆𝑡0% |2 =
𝜌0%.𝑡̅̅̅̅̅
0% 𝜌0%.𝑡̅̅̅̅̅
0%
yaitu sebanyak 250 ml air.
1050,72 2
1050,72−26,74 2
3. Menentukan massa jenis larutan dengan • √|1175,5−22,75| |0,04|2 + |− 1175,5−22,75 | |0,05|2 =
interpolasi
= √0,040
a. Konsentrasi 100 % = 0,2
𝐷𝐵2 −𝐷𝐵1 𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 (𝜌)2 −𝜌1
• = Jadi, 𝒏𝒊𝒔𝒃𝒊 ± ∆𝒏𝒊𝒔𝒃𝒊 = (𝟎, 𝟖𝟗 ± 𝟎, 𝟐)
𝐷𝐵𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 −𝐷𝐵1 𝜌𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 −𝜌1
11,36−10,74 1,085−1,080
• = b. Konsentrasi 80 %
11−10,74 𝜌𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 −1,080
• 𝜌𝑝 = 1,082 𝑔𝑟 𝑐𝑚 ⁄ 3
𝜌𝑝 .𝑡̅̅̅
• 𝑛𝑖𝑠𝑏𝑖 = 𝜌
𝑛
̅̅̅̅̅
0%.𝑡 0%
b. Konsentrasi 80 %
1050,70−25,73
• 𝐷𝐵
𝐷𝐵2 −𝐷𝐵1 𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 (𝜌)2 −𝜌1
=𝜌 • =
−𝐷𝐵 1 −𝜌 1
1175,5−22,75
𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛
9,49−8,85 1,070−1,065
• 9−8,85
=𝜌 = 0,889
𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 −1,065
• 𝜌𝑝 = 1,066 𝑔𝑟⁄𝑐𝑚3 • ∆𝑛𝑖𝑠𝑏𝑖 =
2 2
𝜌𝑝 𝜌𝑝 .𝑡̅̅̅
𝑛
c. Konsentrasi 60 % √| ̅̅̅̅̅
| |̅̅̅̅̅
∆𝑡𝑛 |2 + |− 2 | |∆𝑡0% |2 =
𝐷𝐵2 −𝐷𝐵1 𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 (𝜌)2 −𝜌1
𝜌0%.𝑡0% 𝜌0%.𝑡̅̅̅̅̅
0%
• =
𝐷𝐵𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 −𝐷𝐵1 𝜌𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 −𝜌1
1050,70 2 1050,70−25,73 2 • ∆𝑛𝑖𝑠𝑏𝑖 =
• √|1175,5−22,75| |0,05|2 + |− 1175,5−22,75 | |0,05|2 =
2 2
𝜌𝑝 𝜌𝑝 .𝑡̅̅̅
𝑛
√| | |̅̅̅̅̅
∆𝑡𝑛 |2 + |− 2 | |∆𝑡0% |2 =
= √0,004 ̅̅̅̅̅
𝜌0%.𝑡0% 𝜌0%.𝑡̅̅̅̅̅
0%

= 0,063 1050,64 2 1050,64−23,7 2


Jadi, 𝒏𝒊𝒔𝒃𝒊 ± ∆𝒏𝒊𝒔𝒃𝒊 = (𝟎, 𝟗𝟎 ± 𝟎, 𝟎𝟔𝟑) • √| | |0,01|2 + |− | |0,05|2 =
1175,5−22,75 1175,5−22,75

c. Konsentrasi 60 % = √0,045

𝜌𝑝 .𝑡̅̅̅ = 0,2
• 𝑛𝑖𝑠𝑏𝑖 = 𝜌
𝑛
̅̅̅̅̅
0%.𝑡 0%
Jadi, 𝒏𝒊𝒔𝒃𝒊 ± ∆𝒏𝒊𝒔𝒃𝒊 = (𝟎, 𝟖𝟗 ± 𝟎, 𝟎𝟒𝟓)
1050,68−24,71
• = 1175,5−22,75 f. Konsentrasi 0 %
= 0,890 𝜌𝑝 .𝑡̅̅̅
• 𝑛𝑖𝑠𝑏𝑖 =
𝑛
𝜌0%.𝑡̅̅̅̅̅
• ∆𝑛𝑖𝑠𝑏𝑖 = 0%
1050,72−26,74
𝜌𝑝 2 𝜌𝑝 .𝑡̅̅̅
2 • =
𝑛 1175,5−22,75
√| | |̅̅̅̅̅
∆𝑡𝑛 |2 + |− 2 | |∆𝑡0% |2 =
.𝑡̅̅̅̅̅
𝜌0% 0% 𝜌0%.𝑡̅̅̅̅̅
0% = 0,888
1050,68 2 1050,68−24,71 2 • ∆𝑛𝑖𝑠𝑏𝑖 =
• √| | |0,04|2 + |− | |0,05|2 =
1175,5−22,75 1175,5−22,75 2
𝜌𝑝 2 𝜌𝑝 .𝑡̅̅̅
𝑛
√| | |̅̅̅̅̅
∆𝑡𝑛 |2 + |− ̅̅̅̅̅2
| |∆𝑡0% |2 =
= √0,003 .𝑡̅̅̅̅̅
𝜌0% 0% 𝜌0%.𝑡0%

= 0,0,054 1050,72 2 1050,72−26,74 2


Jadi, 𝒏𝒊𝒔𝒃𝒊 ± ∆𝒏𝒊𝒔𝒃𝒊 = (𝟎, 𝟖𝟗 ± 𝟎, 𝟓) • √|1175,5−22,75| |0,04|2 + |− 1175,5−22,75 | |0,05|2 =

d. Konsentrasi 40 % = √0,040

𝜌𝑝 .𝑡̅̅̅ = 0,2
• 𝑛𝑖𝑠𝑏𝑖 = 𝜌
𝑛
̅̅̅̅̅
0%.𝑡 0%
Jadi, 𝒏𝒊𝒔𝒃𝒊 ± ∆𝒏𝒊𝒔𝒃𝒊 = (𝟎, 𝟖𝟗 ± 𝟎, 𝟐)
1050,66−24,4
• = 1175,5−22,75

= 0,888
• ∆𝑛𝑖𝑠𝑏𝑖 =
V. PEMBAHASAN
2 2
𝜌𝑝 𝜌𝑝 .𝑡̅̅̅
𝑛
√| | |̅̅̅̅̅
∆𝑡𝑛 |2 + |− 2 | |∆𝑡0% |2 = Fluida adalah suatu zat yang mempunyai kemampuan
𝜌0%.𝑡̅̅̅̅̅
0% 𝜌0%.𝑡̅̅̅̅̅
0% berubah secara kontinue apabila mengalami geseran, atau
mempunyai reaksi terhadap tegangan geser sekecil apapun
1050,66 2 1050,66−24,4 2
• √|1175,5−22,75| |0,59|2 + |− 1175,5−22,75| |0,05|2 = dalam keadaan diam atau dalam keadaan keseimbangan,
fluida tidak mampu menahan gaya geser yang bekerja
= √0,291 padanya,dan oleh sebab itu fluida mudah berubahbentuk
tanpa pemisahan massa.
= 0,539 Viskositas atau kekentalan dari suatu cairan adalah
Jadi, 𝒏𝒊𝒔𝒃𝒊 ± ∆𝒏𝒊𝒔𝒃𝒊 = (𝟎, 𝟖𝟗 ± 𝟎, 𝟓𝟒) salah satu Sifat cairan yang menentukan besarnya
perlawanan terhadap gaya geser. Viskositas terjadi terutama
e. Konsentrasi 20 % karena adanya interaksi antara molekul-molekul cairan.
Pada percobaan ini langkah yang pertama dilakukan
𝜌𝑝 .𝑡̅̅̅
• 𝑛𝑖𝑠𝑏𝑖 = 𝜌
𝑛 yaitu menyiapkan alat dan bahan setelah itu membuat larutan
̅̅̅̅̅
0%.𝑡 0% garam hingga jenuh, menuangkan larutan garam kedalam
1050,64−23,7 gelas ukur 250 mL setelah itu menentukan nilai derajat
• = 1175,5−22,75
baume menggunakan hidrometer, meletakkan larutan garam
= 0,890 di bawah pipa viscometer Ostwald sehabis itu memompa
larutan garam sampai di atas garis batas A dan menyalakan
stopwatch saat larutan mengalir dari garis batas, mengulangi
percobaan untuk konsentrasi 100 % sebanyak 3 kali dan
lakukan juga untuk konsentrasi selanjutnya yaitu 80 %, 60
%, 40 %, 20 %, dan 0 %. Setelah selesai melakukan
praktikum jangan lupa untuk membersihkan alat dan bahan
seperti semula. VI. KESIMPULAN
Larutan yang diujikan pada pratikum ini yaitu adalah • Kekentalan zat cair di pengaruhi oleh beberapa faktor
larutan NaCl dengan konsentrasi yang berbeda-beda dan yaitu suhu, tekanan dan konsentrasi larutan. Dari
massa air yang berbeda-beda. Adapun hasil dari menentukan percobaan yan gtelah di lakukan di dapatkan hasil
nilai rerata waktu aliran dan ketidakpastiannya, yaitu untuk bahwa semakin tinggi konsentrasi suatu zat maka
konsentrasi 100% didapatkan (26,74 ± 0,0019) s, untuk semakin lama waktu yang di butuhkan zat tersebut
konsentras 80% didapatkan (25,73 ± 0,0025) s, untuk untuk mengalir
konsentrasi 60% didapatkan (24,71 ± 0,0021) s, untuk
konsentrasi 40% didapatkan (24,4 ± 0,0273) s, untuk • semakin besarnya konsentrasi zat (NaCl) maka
konsentrasi 20 % didapatkan (23,69 ± 0,00455) s, dan untuk semakin besar pula kekentalan yang di milikinya, dan
konsentrasi 0% didapatkan (22,75 ± 0,0025) s. semakin besarderajat baume sebuah zat maka semakin
Dapat kita lihat dari percobaan tersebut bahwa besar pula kekentalanzat tersebut.
kekentalan zat cair di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
suhu, tekanan dan konsentrasi larutan, Dari percobaan yang
telah di lakukan di dapatkan hasil bahwa semakin tinggi DAFTAR PUSTAKA
konsentrasi suatu zat maka semakin lama waktu yang di [1] Modul Praktikum Fisika Dasar , Program studi Teknik
butuhkan zat tersebut untuk mengalir dan semakin besarnya Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
konsentrasi zat (NaCL) maka semakin besar pula kekentalan Laboratorium Fisika Dasar Universitas Islam Indonesia,
yang dimilikinya, dan semakin besar derajat baume sebuah Yogyakarta 2020
zat maka semakin besar pula kekentalan zat tersebut.
Penggunaan penentuan kekentalan zat cair dalam [2] Alonso, Marcello dan Edward J. Finn. 1980. Dasar-
kehidupan sehari-hari digunakan sebagai pengukuran Dasar Fisika Universitas. Jakarta : Erlangga
kecepatan mengalirnya darah dalam pembuluh darah vena,
proses penggorengan ikan (semakin tinggi suhunya, maka
semakin kecil viskositas minyak goreng), mengalirkan air
dalam pompa PDAM yang mengalir ke rumah-rumah,
mengukur tingkat kekentalan oli pelumas, membedakan
jenis zat cair atau larutan dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai