Anda di halaman 1dari 15

Laporan Praktikum “Fisika Dasar”

Modul M5 – Kekentalan Zat Cair


Dzulfikri Shofwan Makarim/23513063
Asisten : Mita Maharani Maysnaini
Tanggal Praktikum : 12 Oktober 2023
Prodi Teknik Lingkungan – Fakultas Teknik Siipil dan Perencanaan
Universitas Islam Indonesia

Abstrak – Tujuan dari praktikum ini adalah mengetahui bagaimana pengaruh


konsentrasi larutan dapat memengaruhi lamanya pengaliran larutan tersebut dalam sebuah pipa
kapiler/tabung sempit. Dalam praktikum ini, larutan yang digunakan sebagai acuan ialah larutan
NaCl jenuh dengan tiga variabel, yaitu 100%, 50%, dan 0% (akuades).
Percobaan dilakukan sebanyak 3 kali pada masing-masing variabel, dengan tujuan
mendapatkan nilai pengukuran dengan nilai ketidakpastian yang rendah (benar dan akurat). Hal-
ha yang dapat memengaruhi viskositas diantaranya, yaitu suhu, gaya tarik (adhesi) antar molekul,
konsentrasi larutan, dan tekanan. Perlu diperhatikan bahwa percobaan yang dilakukan harus
selalu dalam pengawasan asisten praktikum.
Pengaruh dari hasil praktikum ini dalam kehidupan sehari-hari dapat kita lihat pada
kondisi perairan di sekitar kita, dimana pencemar/zat terlarut yang berada pada aliran air dapat
menghambat laju arus air tersebut. Dalam lain hal, dapat dipahami juga bahwa waktu (lama)
aliran air memiliki keterkaitan dan berbanding lurus dengan besarnya konsentrasi zat terlarut
dalam cairan tersebut.
Kata kunci – larutan; konsentrasi; viskositas Ostwald; massa jenis; durasi pengaliran; Derajat
Baume
I. PENDAHULUAN
Tujuan dari praktikum ini adalah memahami prinsip kerja viskometer Ostwald sebagai serta
memahami terapannya dalam cara kerja larutan atau fluida dalam sebuah pipa/tabung pada pengukuran
lama pengaliran dari hasil percobaan tersebut.
Latar belakang praktikum ini dimaksudkan agar mahasiswa memahami konteks penerapan
pengaruh konsentrasi cairan, terutama pada bidang kerja teknik lingkungan. Contoh penerapan
pemahaman kekentalan zat cair adalah pengidentifikasian limbah cair dalam limbah B3, dimana kita
dapat menilai besarnya konsentrasi zat terlarut pada dampaknya terhadap lingkungan.
Fluida (cairan), berbeda dengan benda padat, adalah zat yang dapat mengalir. Cairan sesuai
dengan batas-batas wadah apa pun tempat kita menaruhnya. Mereka melakukannya karena fluida tidak
dapat mempertahankan gaya yang bersinggungan dengan permukaannya. Fluida adalah zat yang
mengalir karena tidak dapat menahan tegangan geser (Halliday, 2010).
Kekentalan (viscositas) dapat dibayangkan sebagai peristiwa gesekan antara satu bagian dan
bagian yang lain dalam fluida. Dalam fluida yang kental kita perlu gaya untuk menggeser satu bagian
fluida terhadap yang lain. Apabila suatu benda bergerak dalam zat cair atau sebaliknya akan timbul gaya
yang besarnya berbanding lurus dengan kecepatannya (Dosen Fisika, 2018).
Hukum viskositas Newton berbunyi:, bahwa tegangan geser di dalam suatu cairan sebanding
yakni dengan laju perubahan kecepatan normal aliran, laju kecepatan tersebut disebut yakni sebagai
gradien kecepatan ini berlaku pada fluida Newtonian (Setiawan, 2008). Diumpamakan bahwa dalam
aliran laminar terdapat sebuah papan maka gaya yang dibutuhkan (F) untuk menggerakkan papan dengan
kecepatan konstan (v) setara dengan luas permukaan papan tersebut (A) dan berbanding terbalik dengan
jarak permukaan aliran dengan dasar permukaan aliran (d), yang dapat dituliskan,

η× A × v
F= …………………………………………………………………(Rumus
d
1)

Dimana,
F = gaya (N)
η = viskositas cairan (Ns/m2)
A = luas permukaan papan (m2)
d = jarak antara permukaan dengan dasar (m)

(Tim Lab Fisika Dasar UII, 2023)

Viskometer merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur viskositas suatu cairan.
Viskometer Ostwald adalah sebuah alat yang digunakan untuk menentukan kekentalan suatu cairan. Alat
ini terbuat dari kaca yang berbentuk U dan mampu menampung sejumlah cairan. Pada viskometer
Ostwald, penetapan viskositas dapat dilakukan dengan menggunakan metode Ostwald. Prinsip kerja
pada viskometer Ostwald adalah berdasarkan pada pengukuran waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah
cairan untuk mengalir pada suatu tanda pengukuran yang ada pada bagian atas pipa kapiler yang
dibutuhkan untuk melalui dengan gaya yang disebabkan oleh berat cairan itu sendiri, untuk menghitung
viskositas dengan viskometer ostwald dilakukan dengan mengukur waktu yang dibutuhkan bagi cairan
melewati garis batas A dan B dapat diukur dengan menggunakan stopwatch (Meliana dkk, 2022).
Hukum Poiseuille adalah hukum yang menyatakan bahwa untuk suatu penurunan tekanan per
satuan panjang yang diberikan, laju volume aliran berbanding terbalik dengan viskositas, dan sebanding
dengan jari-jari pipa pangkat empat (Sutrisno, 1984:24).Pada kebanyakan buku fisika, persamaan ini
dikenal sebagai hukum Poiseuille, walaupun eksperimen pengukuran air pertama kali dilakukan oleh
seorang ilmuwan teknik hidrolik Jeman bernama Gothilf Hagen yang kemudian dipatenkan melalui
eksperimen aliran darah oleh seorang fisikawan Perancis bernama Jean Poiseuille (Waxman, 2010).
Berdasarkan persamaan Hagen-Poiseuille dapat dirumuskan sebagai berikut :

4
π Δ P R ……………………………………………………………………………..(2)
Q=
8 ηL
Dengan,
Q = kecepatan aliran laminar (m/s)
π = pi (3,14 atau 22/7)
R = jari-jari pipa (m)
η = viskositas (Ns/m2)
L = panjang pipa (m)
ΔP = beda tekanan ujung pipa (P2 – P1) (Pa atau N/m2)

(Pfitzner, 1976)

Prinsip Kerja
Pada percobaan ini, viskometer Ostwald yang diuji akan direndam dalam termostat (diisi
dengan akuades). Pengujian viskositas dihitung dengan cara mengukur laju turunnya larutan dari garis
atas (garis A) sampai dengan garis bawah (garis B). Perbandingan didasarkan pada larutan variabel
terikat yakni akuades sebagai larutan 0%. Sehingga dapat kita rumuskan sebagai

ρ1 t 1 ρ 2 t 2
= yang juga bisa dituliskan dengan,
η1 η2

η1 ρ1 ×t 1
= ………………………………………………………………………………..(3)
η2 ρ2 ×t 2

Keterangan :
η = viskositas larutan (Ns/m2)
ρ = massa jenis larutan (kg/m3 atau g/cm3)
t = lama pengaliran (sekon)

Dari perbandingan diatas, hal ini bisa menjadi tolak ukur nilai nisbi dari viskositas larutan yang
dirumuskan dengan

ηlarutan
nisbi= …………………………………………………………………………(4)
ηakuades

(Tim Lab. Fisika Dasar UII, 2023)

Nilai viskositas yang sudah diketahui dari persamaan Hagen-Poiseulle dapat kita konversikan
menjadi nilai density (berat jenis) dengan persamaan,

DB2 −DB1 ρ2−ρ1


= ………………………………………………….(5)
DB pengukuran −DB1 ρ pengukuran−ρ1

Sehingga dapat diketahui berat jenis larutan dari pengukuran Derajat Baume larutan.

Alasan mengapa jurnal ini memiliki nilai penting ialah karena dapat diterapkan pada kehidupan
keseharian seperti uji kekentalan oli pelumas, adanya endapan atau zat terlarut pada pipa PDAM yang
berpengaruh pada debit air, perbedaan kekentalan madu antara satu dengan lainnya, dan lain sebagainya.
II. METODE PRAKTIKUM
Berikut adalah alat dan bahan yang akan digunakan pada praktikum modulus Young ini.

Gambar 1. Viskometer Oswald

Sumber : foto pribadi

Gambar 2. Labu ukur 250 ml

Sumber : foto pribadi

Gambar 3. stopwatch

Sumber : foto pribadi


Gambar 4. Gelas ukur 250 ml

Sumber : foto pribadi

Gambar 5. hidrometer

Sumber : foto pribadi

Gambar 6. Gelas beaker 500 dan 250 ml

Sumber : foto pribadi


Gambar 7. Pompa manual

Sumber : foto pribadi

Gambar 8. corong kaca

Sumber : foto pribadi

Gambar 9. Saringan

Sumber : foto pribadi

Berikut diagram alir (flowchart) percobaan Modulus Young ini.


8. Mulai dengan
9. Buka exhaust
1. Siapkan alat dan menyedot larutan
pompa tepat
bahan praktikum keatas alat hingga
bersamaan dengan
sesuai petunjuk. batas atas / garis A
memulai stopwatch
pada dalam corong

7. Tuang larutan 10. Perhatikan


2. Catat suhu pada gelas beaker penurunan larutan
ruangan sebelum 250 ml dan letakkan dari garis A sampai
percobaan pada pipa alat garis B (garis pipa
viskositas Oswald bawah)

6. Masukkan larutan
3. Buat larutan NaCl
NaCl 100% pada
jenuh dengan cara 11. Catat hasil
gelas ukur dan ukur
melarutkan garam pengujian pada
Derajat Baume
kedalam 250 ml kertas laporan
larutan dengan
akuades
hidrometer

4. Larutan dianggap
jenuh ketika padatan
5. Saring larutan dari 12. Ulangi percobaan
NaCl tidak bisa
sisa endapan NaCl sebanyak 3 kali
terlarut dan
mengendap
Flowchart 1. Tahap pertama (konsentrasi 100%)

1. Buat larutan 50% 6. Tuang pada gelas


dengan ukur 250 ml dan
7. Tuang pada gelas
menggunakan ukur derajat Baume
persamaan beaker 250 ml
larutan NaCl 50%
pengenceran larutan dengan hidrometer

2. Hasil volume 8. Lakukan pengujian


5. Tutup dan kocok
pengukuran (125 ml) dengan alat
labu ukur hingga
dimasukkan ke viskositas Oswald
larutan homogen
dalam gelas ukur (langkah 1.8- 1.10)

4. Masukkan larutan
3. Tambahkan 9. Catat hasil
pada labu ukur
akuades 125 ml pengamatan dan
dengan
hingga genap 250 ml ulangi sebanyak 3
menggunakan
(larutan 50%) kali
corong kaca
Flowchart 2. Tahap kedua (konsentrasi 50%)

1. Lakukan 6. Catat hasil


pengujian pada pengamatan dan
larutan 0% atau ulangi sebanyak 3
akuades kali percobaan

2. Ukur volume
pengujian pada 5. Ulangi langkah
gelas ukur sebanyak 1.8-1.10
250 ml

3. Ukur Derajat 4. Tuang pada gelas


Baume beaker 250 ml dan
menggunakan letakkan pada alat
hidrometer viskositas Oswald
Flowchart 3. Tahap ketiga (konsentrasi 0%)
III. DATA PERCOBAAN

Hasil pengaliran (dalam detik)


Rerata
NO Konsentrasi Derajat Baume
waktu
Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3

1 100 % 20 17,87 16,69 16,71 17,09

2 50 % 10 16,00 15,88 15,69 15,85

3 0% 0 15,30 15,48 15,61 15,46

Suhu percobaan (ruangan) = 25oC


IV. ANALISIS DATA

1) Menentukan nilai rerata waktu aliran dan ketidakpastiannya


a. Untuk konsentrasi 100%

2
t δt ( t−t) |δt (t−t)|
17,87 0,78 0,6084

16,69 -0,4 0,16

16,71 -0,38 0,1444

∑ ¿51 , 27 s ∑ ¿ 0,9128
Σt
t= =17 ,09 sekon
n




2
(∆ t−∆ t) 0,9128
∆ t= = =0,67557 sekon
n−1 2
Sehingga diperoleh nilai rerata beserta ketidakpastiannya ( t ± ∆ t ) sebesar
(17,09 ± 0,68 sekon).

b. Untuk konsentrasi 50%


2
t δt (t−t) |δt (t−t)|
16,00 0,14 0,0196

15,88 0,02 0,0004

15,69 -0,17 0,0289

∑ ¿ 47 , 57 s ∑ ¿ 0,0489
Σt
t= =15 ,86 sekon
n

∆ t=
√ n−1 2 √
∑ (∆ t−∆ t)2 = 0,0489 =0,156 sekon
Sehingga diperoleh nilai rerata beserta ketidakpastiannya ( t ± ∆ t ) sebesar
(15,86 ± 0,156 sekon).

c. Untuk konsentrasi 0%
2
t δt ( t−t) |δt (t−t)|
15,30 -0.16 0,0256

15,48 0,02 0,0004

15,61 0,15 0,0225

∑ ¿ 46 , 39 s ∑ ¿ 0,0485
Σt
t= =15 , 46 sekon
n
∆ t=
√ ∑ (∆ t−∆ t)2 =
n−1 √ 0,0485
2
=0,1557 sekon
Sehingga diperoleh nilai rerata beserta ketidakpastiannya ( t ± ∆ t ) sebesar
(15,46 ± 0,155 sekon).

2) Menentukan volume pengenceran larutan


a. Untuk konsentrasi 100%
Larutan garam murni sebanyak 250 ml

b. Untuk konsentrasi 50%


Larutan garam diencerkan dengan rumus
v 2 m2
v 1=
m1
250 ml .0 , 5 M
v 1=
1M
v 1=125 ml
Maka, larutan garam murni (100%) diambil sebanyak 125 ml dan diencerkan dengan
akuades sebanyak 125 ml hingga genap 250 ml.

c. Untuk konsentrasi 0%
Akuades (air murni) sebanyak 250 ml

3) Menghitung massa jenis larutan dengan metode interpolasi


a. Untuk konsentrasi 100%
DB2 −DB1 ρ2−ρ1
=
DB pengukuran −DB1 ρ pengukuran−ρ1

20 ,54−19 , 49 1,165−1,155
=
20−19 , 49 x−1,155

1 , 05 ( x −1,155 )=0 , 51 . 0 ,01


1 , 05 x −1,21275=0,0051
1,21785
=x
1 ,05
3
ρ pengukuran=1,160 g /cm

b. Untuk konsentrasi 50%


DB2 −DB1 ρ2−ρ1
=
DB pengukuran −DB1 ρ pengukuran−ρ1

10 ,74−9 , 49 1,080−1,070
=
10−9 , 49 x−1,070

1 , 25 ( x−1,070 )=0 , 51 .0 , 01
1 , 25 x−1,3375=0,0051
1,3426
=x
1 ,25
3
ρ pengukuran=1,074 g /cm

c. Untuk konsentrasi 0%
DB2 −DB1 ρ2−ρ1
=
DB pengukuran −DB1 ρ pengukuran−ρ1

0 ,72−0 1,005−1
=
0−0 x−1

0 , 72 ( x −1 )=0
0 , 72 x −0 ,72=0
0 ,72
=x
0 ,72
3
ρ pengukuran=1 g/cm (air murni)

4) Menentukan nisbi larutan dan ketidakpastiannya


a. Untuk konsentrasi 100%
ρp. t n 3
1,160 g /cm .17 , 09 sekon
nisbi= = 3
ρ0 % . t 0 % 1 g /cm . 15 , 46 sekon

19,822
nisbi=
15 , 46
nisbi=1,282
b. Untuk konsentrasi 50%
ρp. t n 3
1,074 g/cm .15 ,88 sekon
nisbi= = 3
ρ0 % . t 0 % 1 g /cm . 15 , 46 sekon

17,05512
nisbi=
15 , 46
nisbi=1,103
c. Untuk konsentrasi 0%
ρp. t n 3
1 g /cm . 15 , 46 sekon
nisbi= =
ρ0 % . t 0 % 1 g /cm3 . 15 , 46 sekon

15 , 46
nisbi=
15 , 46
nisbi=1
V. PEMBAHASAN
Praktikum M5 ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kekentalan (viskositas) zat cair
terhadap lama waktu (debit) pengaliran menggunakan viskometer Ostwald. Viskometer Ostwald sendiri
bekerja dengan prinsip lamanya pengaliran suatu zat cair dalam pipa kapiler antara garis yang berada
diatas (garis a) hingga ke garis batas bawah (garis b). Larutan yang diuji ialah larutan NaCl jenuh
sejumlah 250 ml.
Percobaan dimulai dengan mengukur akuades sejumlah 250 ml menggunakan gelas ukur.
Pastikan meniskus tepat pada garis skala 250 ml. Dilanjutkan dengan membuat larutan NaCl jenuh
dengan menuangkan padatan garam NaCl kedalam gelas beaker yang telah diisi akuades sejumlah 250
ml yang telah diukur. Aduk hingga tidak ada padatan NaCl yang mengendap di dasar gelas. Tambahkan
bila perlu. Larutan dianggap jenuh apabila padatan sudah tidak mampu larut. Hasil larutan jenuh
tersebut disaring sehingga endapan NaCl tidak mengontaminasi larutan percobaan. Setelah disaring,
masukkan kedalam gelas ukur hingga batas garis 250 ml dan ukur Derajat Baume larutan dengan
hidrometer. Hasil pengukuran menunjukkan nilai 20 DB. Tuang kembali kedalam gelas beaker yang
sudah dicuci dan letakkan pada mulut bawah pipa viskometer Ostwald. Mulai dengan menyedot naik
larutan hingga garis batas atas (A) lalu biarkan larutan turun bersamaan dengan memulai stopwatch
hingga garis batas bawah (B). Lakukan percobaan sebanyak 3 kali lalu bilas viskometer dengan akuades
(agar tidak mengontaminasi larutan selanjutnya).
Pengenceran larutan dihitung dengan rumus persamaan,

M 2V 2
V 1= ………………………………………………………………………………..(6)
M1

Dan didapat nilai 125 ml untuk konsentrasi 50% dari larutan NaCl jenuh 250 ml. Lakukan
percobaan dengan konsentrasi 50% sebanyak 3 kali dan bilas viskometer dengan akuades. Terakhir,
mengukur nilai viskositas dari konsentrasi 0% atau aquades sebanyak 3 kali sebagai variabel terikat.
Hasil dari percobaan menunjukkan bahwa larutan dengan konsentrasi 100% memiliki laju turun
aliran selama 17,09 sekon, lalu pada konsentrasi 50% selama rerata 15,86 sekon, dan terakhir
konsentrasi 0% selama 15,46 sekon. Kemudian, kita mengukur massa jenis dari larutan berdasarkan
pada tabel berikut

Table 1. Tabel konversi DB dengan density (ρ=s)

Sumber : Modul Praktikum Fisika Dasar TL-UII

Yang disetarakan dengan persamaan

DB2 −DB1 ρ2−ρ1


= …………………………………………….(5)
DB pengukuran −DB1 ρ pengukuran−ρ1
Sehingga diperoleh nilai ρ pengukuran pada konsentrasi 100% sebesar 1,150 g/cm3, konsentrasi
50% sebesar 1,06 g/cm3, dan pada konsentrasi 0% sebesar 1 g/cm3. Dilanjutkan dengan penghitungan
nilai nisbi larutan dibanding dengan akuades berdasarkan rumus persamaan (Rumus 3) sehingga
didapatkan nilai 1,272 pada konsentrasi 100%, nilai 1,095 pada konsentrasi 50% dan nilai 1,0 pada
konsentrasi 0%.
Prinsip kerja pada percobaan agar selalu menjadi perhatian praktikan dalam setiap
praktikumnya. Beberapa prinsip kerja yang perlu diperhatikan diantaranya.
a) Berhati-hati dalam menangani peralatan, karena sebagian besar material alat dari kaca atau
keramik;
b) Memerhatikan detail reaksi atau kejadian dari percobaan secara seksama;
c) Mlaporkan bilamana ada kejanggalan atau sesuatu yang tidak diketahui kepada asisten
laboratorium;
d) Teliti dan berurutan dalam percobaan dan tenang dalam mengerjakan praktikum;

Beberapa contoh prinsip kerja tersebut bertujuan untuk kebaikan dan keamanan diri dan
sekitar. Dengan adanya prinsip kerja, kita dapat memiliki kesehatan mental yang lebih baik, kedisiplinan
dan ketelitian dalam melakukan percobaan, dan bentuk kesungguhan kita dalam mengerjakan sesuatu.
Pada terapan sehari-harinya, dapat diaplikasikan pemahaman viskositas dalam bentuk
perbedaan kekentalan air dan minyak, lalu perbedaan debit air karena adanya endapan dan zat terlarut,
pengujian kualitas oli, dan lain sebagainya.
VI. KESIMPULAN
1. Viskositas/kekentalan adalah sifat dari fluida dimana adanya gesekan antara molekul-
molekul zat yang terjadi dalam fluida tersebut. Fluida dapat mengalir karena tidak dapat
menahan tegangan geser yang terjadi tersebut.
2. Salah satu cara menentukan koefisien viskositas fluida dirumuskan oleh J. L. M. Poiseuille
(1799-1869) yang sebenarnya pertama kali diuji oleh Gothilf H. L. Hagen, yang dia
patenkan pada sekitar tahun 1840-1841 dan 1846 (Sutera & Skalak, 1993) ialah persamaan
Hagen-Poiseulle yang diuji-kembangkan oleh George Stokes pada tahun 1845.
3. Hasil pengukuran menunjukkan :
a. Nilai rentang waktu tertinggi hingga terendah dimulai dari larutan NaCl konsentrasi
100% dengan waktu 17,09 sekon, dan dilanjut dengan konsentrasi 50% selama 15,86
sekon, dan terakhir konsentrasi 0% selama 15,46 sekon (hasil adalah nilai rerata
pengukuran).
b. Eror/galat rentang pengukuran waktu tertinggi tercatat sebesar 0,68 sekon dan sisanya
berada pada angka 0,156 dan 0,155 sekon.
c. Eror/galat yang terjadi pada praktikum kali ini adalah kesalahan praktikan dalam
langkah pengujian dan tahap pengenceran larutan serta kesalahan pembacaan skala.
4. Viskositas dalam penerapan sehari-hari dapat kita lihat dalam bentuk beragam hal.
Diantaranya seperti perubahan viskositas minyak goreng (semakin tinggi suhu, semakin
rendah viskositas), pengujian mutu oli berdasarkan naik-turun niai viskositas, perbedaan
kualitas madu antara satu dengan lainnya berdasarkan viskositasnya, dan banyak hal
lainnya.

VII. DAFTAR PUSTAKA

[1] Tim Laboratorium Fisika Dasar Terpadu UII. 2023. Modul Praktikum Fisika Dasar. Yogyakarta:
Laboratorium Fisika Dasar Universitas Islam Indonesia.
[2] Halliday, David, Resnick, Robert, Walker, Jearl. 2014. Fundamental of Physics. USA : John Wiley &
Sons, Inc.
[3] Meliana, Rudi Syahputra, Fauzan. Maret 2022. Pengaruh Suhu Terhadap Viskositas Minyak Pelumas
Shell Mysella S3N40 Pada Mesin Gas Type W18V50SG Di Pltmg Sumbagut -2 Peaker. Aceh : Jurnal
Tektro, Politeknik Negeri Lhokseuwame.
[4] Setiawan, Didik. 2008. Hambatan Gesek Aliran…. Depok : FT Universitas Indonesia.
[5] Abdullah, Mikrajuddin. 2016. Diktat Fisika Dasar 1. Bandung : Institut Teknologi Bandung.
[6] Dosen-Dosen Fisika. 2018. Petunjuk Praktikum Fisika Dasar 1. Surabaya : Laboratorium Fisika
Dasar FIA ITS.
[7] Waxman, M.A. 2010. Using Physics to Investigate Blood Flow in Arteries : A Case Study for Premed
Students. American Journals of Physics. Vol 78, 970-973
[8] Pfitzner, J.. 1976. Poiseulle and His Law. Anaesthesia. PDF
[9] Sutera, Salvatore P., Skalak, Richard. 1993. The History of Poiseuille’s Law. Annual Review of Fluid
Mechanics. Access provided on 18 October 2023.

Anda mungkin juga menyukai