η× A × v
F= …………………………………………………………………(Rumus
d
1)
Dimana,
F = gaya (N)
η = viskositas cairan (Ns/m2)
A = luas permukaan papan (m2)
d = jarak antara permukaan dengan dasar (m)
Viskometer merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur viskositas suatu cairan.
Viskometer Ostwald adalah sebuah alat yang digunakan untuk menentukan kekentalan suatu cairan. Alat
ini terbuat dari kaca yang berbentuk U dan mampu menampung sejumlah cairan. Pada viskometer
Ostwald, penetapan viskositas dapat dilakukan dengan menggunakan metode Ostwald. Prinsip kerja
pada viskometer Ostwald adalah berdasarkan pada pengukuran waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah
cairan untuk mengalir pada suatu tanda pengukuran yang ada pada bagian atas pipa kapiler yang
dibutuhkan untuk melalui dengan gaya yang disebabkan oleh berat cairan itu sendiri, untuk menghitung
viskositas dengan viskometer ostwald dilakukan dengan mengukur waktu yang dibutuhkan bagi cairan
melewati garis batas A dan B dapat diukur dengan menggunakan stopwatch (Meliana dkk, 2022).
Hukum Poiseuille adalah hukum yang menyatakan bahwa untuk suatu penurunan tekanan per
satuan panjang yang diberikan, laju volume aliran berbanding terbalik dengan viskositas, dan sebanding
dengan jari-jari pipa pangkat empat (Sutrisno, 1984:24).Pada kebanyakan buku fisika, persamaan ini
dikenal sebagai hukum Poiseuille, walaupun eksperimen pengukuran air pertama kali dilakukan oleh
seorang ilmuwan teknik hidrolik Jeman bernama Gothilf Hagen yang kemudian dipatenkan melalui
eksperimen aliran darah oleh seorang fisikawan Perancis bernama Jean Poiseuille (Waxman, 2010).
Berdasarkan persamaan Hagen-Poiseuille dapat dirumuskan sebagai berikut :
4
π Δ P R ……………………………………………………………………………..(2)
Q=
8 ηL
Dengan,
Q = kecepatan aliran laminar (m/s)
π = pi (3,14 atau 22/7)
R = jari-jari pipa (m)
η = viskositas (Ns/m2)
L = panjang pipa (m)
ΔP = beda tekanan ujung pipa (P2 – P1) (Pa atau N/m2)
(Pfitzner, 1976)
Prinsip Kerja
Pada percobaan ini, viskometer Ostwald yang diuji akan direndam dalam termostat (diisi
dengan akuades). Pengujian viskositas dihitung dengan cara mengukur laju turunnya larutan dari garis
atas (garis A) sampai dengan garis bawah (garis B). Perbandingan didasarkan pada larutan variabel
terikat yakni akuades sebagai larutan 0%. Sehingga dapat kita rumuskan sebagai
ρ1 t 1 ρ 2 t 2
= yang juga bisa dituliskan dengan,
η1 η2
η1 ρ1 ×t 1
= ………………………………………………………………………………..(3)
η2 ρ2 ×t 2
Keterangan :
η = viskositas larutan (Ns/m2)
ρ = massa jenis larutan (kg/m3 atau g/cm3)
t = lama pengaliran (sekon)
Dari perbandingan diatas, hal ini bisa menjadi tolak ukur nilai nisbi dari viskositas larutan yang
dirumuskan dengan
ηlarutan
nisbi= …………………………………………………………………………(4)
ηakuades
Nilai viskositas yang sudah diketahui dari persamaan Hagen-Poiseulle dapat kita konversikan
menjadi nilai density (berat jenis) dengan persamaan,
Sehingga dapat diketahui berat jenis larutan dari pengukuran Derajat Baume larutan.
Alasan mengapa jurnal ini memiliki nilai penting ialah karena dapat diterapkan pada kehidupan
keseharian seperti uji kekentalan oli pelumas, adanya endapan atau zat terlarut pada pipa PDAM yang
berpengaruh pada debit air, perbedaan kekentalan madu antara satu dengan lainnya, dan lain sebagainya.
II. METODE PRAKTIKUM
Berikut adalah alat dan bahan yang akan digunakan pada praktikum modulus Young ini.
Gambar 3. stopwatch
Gambar 5. hidrometer
Gambar 9. Saringan
6. Masukkan larutan
3. Buat larutan NaCl
NaCl 100% pada
jenuh dengan cara 11. Catat hasil
gelas ukur dan ukur
melarutkan garam pengujian pada
Derajat Baume
kedalam 250 ml kertas laporan
larutan dengan
akuades
hidrometer
4. Larutan dianggap
jenuh ketika padatan
5. Saring larutan dari 12. Ulangi percobaan
NaCl tidak bisa
sisa endapan NaCl sebanyak 3 kali
terlarut dan
mengendap
Flowchart 1. Tahap pertama (konsentrasi 100%)
4. Masukkan larutan
3. Tambahkan 9. Catat hasil
pada labu ukur
akuades 125 ml pengamatan dan
dengan
hingga genap 250 ml ulangi sebanyak 3
menggunakan
(larutan 50%) kali
corong kaca
Flowchart 2. Tahap kedua (konsentrasi 50%)
2. Ukur volume
pengujian pada 5. Ulangi langkah
gelas ukur sebanyak 1.8-1.10
250 ml
2
t δt ( t−t) |δt (t−t)|
17,87 0,78 0,6084
∑ ¿51 , 27 s ∑ ¿ 0,9128
Σt
t= =17 ,09 sekon
n
√
∑
√
2
(∆ t−∆ t) 0,9128
∆ t= = =0,67557 sekon
n−1 2
Sehingga diperoleh nilai rerata beserta ketidakpastiannya ( t ± ∆ t ) sebesar
(17,09 ± 0,68 sekon).
∑ ¿ 47 , 57 s ∑ ¿ 0,0489
Σt
t= =15 ,86 sekon
n
∆ t=
√ n−1 2 √
∑ (∆ t−∆ t)2 = 0,0489 =0,156 sekon
Sehingga diperoleh nilai rerata beserta ketidakpastiannya ( t ± ∆ t ) sebesar
(15,86 ± 0,156 sekon).
c. Untuk konsentrasi 0%
2
t δt ( t−t) |δt (t−t)|
15,30 -0.16 0,0256
∑ ¿ 46 , 39 s ∑ ¿ 0,0485
Σt
t= =15 , 46 sekon
n
∆ t=
√ ∑ (∆ t−∆ t)2 =
n−1 √ 0,0485
2
=0,1557 sekon
Sehingga diperoleh nilai rerata beserta ketidakpastiannya ( t ± ∆ t ) sebesar
(15,46 ± 0,155 sekon).
c. Untuk konsentrasi 0%
Akuades (air murni) sebanyak 250 ml
20 ,54−19 , 49 1,165−1,155
=
20−19 , 49 x−1,155
10 ,74−9 , 49 1,080−1,070
=
10−9 , 49 x−1,070
1 , 25 ( x−1,070 )=0 , 51 .0 , 01
1 , 25 x−1,3375=0,0051
1,3426
=x
1 ,25
3
ρ pengukuran=1,074 g /cm
c. Untuk konsentrasi 0%
DB2 −DB1 ρ2−ρ1
=
DB pengukuran −DB1 ρ pengukuran−ρ1
0 ,72−0 1,005−1
=
0−0 x−1
0 , 72 ( x −1 )=0
0 , 72 x −0 ,72=0
0 ,72
=x
0 ,72
3
ρ pengukuran=1 g/cm (air murni)
19,822
nisbi=
15 , 46
nisbi=1,282
b. Untuk konsentrasi 50%
ρp. t n 3
1,074 g/cm .15 ,88 sekon
nisbi= = 3
ρ0 % . t 0 % 1 g /cm . 15 , 46 sekon
17,05512
nisbi=
15 , 46
nisbi=1,103
c. Untuk konsentrasi 0%
ρp. t n 3
1 g /cm . 15 , 46 sekon
nisbi= =
ρ0 % . t 0 % 1 g /cm3 . 15 , 46 sekon
15 , 46
nisbi=
15 , 46
nisbi=1
V. PEMBAHASAN
Praktikum M5 ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kekentalan (viskositas) zat cair
terhadap lama waktu (debit) pengaliran menggunakan viskometer Ostwald. Viskometer Ostwald sendiri
bekerja dengan prinsip lamanya pengaliran suatu zat cair dalam pipa kapiler antara garis yang berada
diatas (garis a) hingga ke garis batas bawah (garis b). Larutan yang diuji ialah larutan NaCl jenuh
sejumlah 250 ml.
Percobaan dimulai dengan mengukur akuades sejumlah 250 ml menggunakan gelas ukur.
Pastikan meniskus tepat pada garis skala 250 ml. Dilanjutkan dengan membuat larutan NaCl jenuh
dengan menuangkan padatan garam NaCl kedalam gelas beaker yang telah diisi akuades sejumlah 250
ml yang telah diukur. Aduk hingga tidak ada padatan NaCl yang mengendap di dasar gelas. Tambahkan
bila perlu. Larutan dianggap jenuh apabila padatan sudah tidak mampu larut. Hasil larutan jenuh
tersebut disaring sehingga endapan NaCl tidak mengontaminasi larutan percobaan. Setelah disaring,
masukkan kedalam gelas ukur hingga batas garis 250 ml dan ukur Derajat Baume larutan dengan
hidrometer. Hasil pengukuran menunjukkan nilai 20 DB. Tuang kembali kedalam gelas beaker yang
sudah dicuci dan letakkan pada mulut bawah pipa viskometer Ostwald. Mulai dengan menyedot naik
larutan hingga garis batas atas (A) lalu biarkan larutan turun bersamaan dengan memulai stopwatch
hingga garis batas bawah (B). Lakukan percobaan sebanyak 3 kali lalu bilas viskometer dengan akuades
(agar tidak mengontaminasi larutan selanjutnya).
Pengenceran larutan dihitung dengan rumus persamaan,
M 2V 2
V 1= ………………………………………………………………………………..(6)
M1
Dan didapat nilai 125 ml untuk konsentrasi 50% dari larutan NaCl jenuh 250 ml. Lakukan
percobaan dengan konsentrasi 50% sebanyak 3 kali dan bilas viskometer dengan akuades. Terakhir,
mengukur nilai viskositas dari konsentrasi 0% atau aquades sebanyak 3 kali sebagai variabel terikat.
Hasil dari percobaan menunjukkan bahwa larutan dengan konsentrasi 100% memiliki laju turun
aliran selama 17,09 sekon, lalu pada konsentrasi 50% selama rerata 15,86 sekon, dan terakhir
konsentrasi 0% selama 15,46 sekon. Kemudian, kita mengukur massa jenis dari larutan berdasarkan
pada tabel berikut
Beberapa contoh prinsip kerja tersebut bertujuan untuk kebaikan dan keamanan diri dan
sekitar. Dengan adanya prinsip kerja, kita dapat memiliki kesehatan mental yang lebih baik, kedisiplinan
dan ketelitian dalam melakukan percobaan, dan bentuk kesungguhan kita dalam mengerjakan sesuatu.
Pada terapan sehari-harinya, dapat diaplikasikan pemahaman viskositas dalam bentuk
perbedaan kekentalan air dan minyak, lalu perbedaan debit air karena adanya endapan dan zat terlarut,
pengujian kualitas oli, dan lain sebagainya.
VI. KESIMPULAN
1. Viskositas/kekentalan adalah sifat dari fluida dimana adanya gesekan antara molekul-
molekul zat yang terjadi dalam fluida tersebut. Fluida dapat mengalir karena tidak dapat
menahan tegangan geser yang terjadi tersebut.
2. Salah satu cara menentukan koefisien viskositas fluida dirumuskan oleh J. L. M. Poiseuille
(1799-1869) yang sebenarnya pertama kali diuji oleh Gothilf H. L. Hagen, yang dia
patenkan pada sekitar tahun 1840-1841 dan 1846 (Sutera & Skalak, 1993) ialah persamaan
Hagen-Poiseulle yang diuji-kembangkan oleh George Stokes pada tahun 1845.
3. Hasil pengukuran menunjukkan :
a. Nilai rentang waktu tertinggi hingga terendah dimulai dari larutan NaCl konsentrasi
100% dengan waktu 17,09 sekon, dan dilanjut dengan konsentrasi 50% selama 15,86
sekon, dan terakhir konsentrasi 0% selama 15,46 sekon (hasil adalah nilai rerata
pengukuran).
b. Eror/galat rentang pengukuran waktu tertinggi tercatat sebesar 0,68 sekon dan sisanya
berada pada angka 0,156 dan 0,155 sekon.
c. Eror/galat yang terjadi pada praktikum kali ini adalah kesalahan praktikan dalam
langkah pengujian dan tahap pengenceran larutan serta kesalahan pembacaan skala.
4. Viskositas dalam penerapan sehari-hari dapat kita lihat dalam bentuk beragam hal.
Diantaranya seperti perubahan viskositas minyak goreng (semakin tinggi suhu, semakin
rendah viskositas), pengujian mutu oli berdasarkan naik-turun niai viskositas, perbedaan
kualitas madu antara satu dengan lainnya berdasarkan viskositasnya, dan banyak hal
lainnya.
[1] Tim Laboratorium Fisika Dasar Terpadu UII. 2023. Modul Praktikum Fisika Dasar. Yogyakarta:
Laboratorium Fisika Dasar Universitas Islam Indonesia.
[2] Halliday, David, Resnick, Robert, Walker, Jearl. 2014. Fundamental of Physics. USA : John Wiley &
Sons, Inc.
[3] Meliana, Rudi Syahputra, Fauzan. Maret 2022. Pengaruh Suhu Terhadap Viskositas Minyak Pelumas
Shell Mysella S3N40 Pada Mesin Gas Type W18V50SG Di Pltmg Sumbagut -2 Peaker. Aceh : Jurnal
Tektro, Politeknik Negeri Lhokseuwame.
[4] Setiawan, Didik. 2008. Hambatan Gesek Aliran…. Depok : FT Universitas Indonesia.
[5] Abdullah, Mikrajuddin. 2016. Diktat Fisika Dasar 1. Bandung : Institut Teknologi Bandung.
[6] Dosen-Dosen Fisika. 2018. Petunjuk Praktikum Fisika Dasar 1. Surabaya : Laboratorium Fisika
Dasar FIA ITS.
[7] Waxman, M.A. 2010. Using Physics to Investigate Blood Flow in Arteries : A Case Study for Premed
Students. American Journals of Physics. Vol 78, 970-973
[8] Pfitzner, J.. 1976. Poiseulle and His Law. Anaesthesia. PDF
[9] Sutera, Salvatore P., Skalak, Richard. 1993. The History of Poiseuille’s Law. Annual Review of Fluid
Mechanics. Access provided on 18 October 2023.