Anda di halaman 1dari 18

Nilai :

LAPORAN PRAKTIKUM
MEKANIKA FLUIDA
(Prakt 01. Pengukuran Perubahan Tekanan Air Akibat Tinggi dan
Perubahan Tekanan Udara Akibat Perubahan Volume)

Oleh :
Nama : Imtiyaz Qazun
NPM : 240110210031
Hari, Tanggal Praktikum : Kamis, 27 Oktober 2022
Waktu/Shift : 9.30-11.10/A2
Asisten Praktikum : 1. Sukma Al-Falah
2. Siti Ivanka
3. Rafa Elmira Cromaggi

4. Lestari Mey Sintia


5. Trevina Mikha Sinuraya

LABORATORIUM SUMBER DAYA AIR


DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJAJARAN
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Fluida merupakan zat yang bentuknya berubah terus menerus bila terkena
tegangan geser. Zat ini dapat mengalir, menyesuaikan dengan tempatnya dan tidak
mempunyai tahanan terhadap gaya gesek. Fluida terdiri dari air dan gas yang
keberadaannya saling mempengaruhi satu sama lain. Gaya yang bekerja pada fluida
dikelompokkan menjadi dua. Pertama, gaya pemukaan (surface force) yaitu gaya
yang bekerja pada batas atau permukaan fluida melalui kontak fisik, terdiri dari
gaya tekan dan gaya geser. Kedua, gaya badan (body force) yaitu gaya yang bekerja
tanpa kontak fisik dimana gaya tersebut didistribusikan ke seluruh elemen fluida,
terdiri dari gaya gravitasi, gaya sentrifugal, gaya dan gaya elektromagnetik (Ghurri,
2014).
Fluida statis adalah fluida dalam keadaan diam atau fluida bergerak yang tidak
terjadi atau diasumsikan tidak terjadi perbedaan kecepatan relatif antara lapisan-
lapisan geser dalam fluida tersebut. Sifat penting lain dari fluida diam adalah fluida
selalu memberikan tekanan ke semua arah. Pada fluida statis, nilai tekanan sama
dalam semua arah. Tekanan hidrostatis adalah tekanan yang diakibatkan oleh gaya
yang ada pada zat cair terhadap suatu luas bidang tekan, pada kedalaman tertentu
(Lohat, 2017).

1.2 Tujuan Praktikum


Tujuan dari praktikum ini adalah:
1. Mengetahui hubungan antara ketinggian dan tekanan fluida;
2. Menghitung tekanan fluida pada ketinggian tertentu;
3. Mengetahui hubungan antara volume dan tekanan fluida; dan
4. Menghitung tekanan fluida dalam keadaan volume tertentu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Fluida
Fluida dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu zat cair dan gas. Perbedaan
antara keduanya juga bersifat teknis, yaitu berhubungan dengan akibat gaya
kohesif. Zat cair terdiri atas molekulmolekul tetap dan rapat dengan gaya
kohesif yang relatif kuat, sehingga cenderung mempertahankan volumenya dan
akan membentuk permukaan bebas yang rata dalam medan gravitasi.
Sebaliknya gas, karena terdiri dari molekulmolekul yang tidak rapat dengan
gaya kohesif yang cukup kecil (dapat diabaikan), sehingga volume gas dapat
memuai dengan bebas dan terus berubah.
Semua fluida nyata (gas dan zat cair) memiliki sifat-sifat khusus yang dapat
diketahui, antara lain: rapat massa (density), kekentalan (viscosity),
kemampatan (compressibility), tegangan permukaan (surface tension), dan
kapilaritas (capillarity). Beberapa sifat fluida pada kenyataannya merupakan
kombinasi dari sifat-sifat fluida lainnya. Sebagai contoh kekentalan kinematik
melibatkan kekentalan dinamik dan rapat massa. Sejauh yang kita ketahui,
fluida adalah gugusan yang tersusun atas molekul-molekul dengan jarak pisah
yang besar untuk gas dan kecil untuk zat cair. Molekul-molekul itu tidak terikat
pada suatu kisi, melainkan saling bergerak bebas terhadap satu sama lain.
Fluida dikatakan statis, jika fluida tersebut diam (v = 0) atau bergerak
dengan kecepatan tetap . Pada fluida yang diam, tidak terjadi tegangan geser (τ)
di antara partikel-partikelnya, dan untuk zat cair akan mempunyai permukaan
horizontal dan tekanan yang tetap. Apabila suatu benda berada di dalam zat cair
yang diam, maka akan mengalami gaya yang diakibatkan oleh tekanan zat cair.
Tekanan tersebut bekerja tegak lurus terhadap permukaan benda (Nastain,
2005).
2.2 Tekanan Hidrostatis
Tekanan didefinisikan sebagai jumlah gaya (F) tiap satuan luas ( A). Apabila
gaya terdistribusi secara merata pada suatu luasan, maka tekanan ( P ) didefinisikan
sebagai berikut.
𝐹
𝑃=𝐴 (1)

Adapun tekanan hidrostatis adalah tekanan dari zat cair ke semua arah pada suatu
benda. Tekanan ini terjadi karena adanya gaya gravitasi. Gaya gravitasi
menyebabkan berat partikel air menekan partikel yang ada di bawahnya. Hal ini
membuat tekanan di bawah lebih besar daripada tekanan yang ada di atas. Secara
definisi, tekanan hidrostatis adalah tekanan yang diakibatkan oleh gaya yang ada
pada zat cair terhadap suatu luas bidang tekan, pada kedalaman tertentu. Kasarnya,
setiap jenis zat cair akan memberikan tekanan tertentu, tergantung dari
kedalamannya. Selain itu, semakin banyak volume air yang ada di atas maka
semakin besar pula tekanan yang air berikan pada tubuh (Loseta, 2022).
Tekanan hidrostatis pada titik kedalaman berapa pun tidak dipengaruhi oleh
berat air, luasan permukaan air, ataupun bentuk bejana air. Tekanan hidrostatis
menekan ke segala arah. Satuan tekanan adalah newton per meter kuadrat (N/m2)
atau Pascal (Pa). Rumus tekanan hidrostatis:
𝑃= 𝜌𝑔ℎ (2) atau
𝑃= 𝛾ℎ (3)
Dimana:
ρ = massa jenis
g = percepatan gravitasi
h = ketinggian
γ = kerapatan massa

2.3 Hukum Boyle


Hukum Boyle ini menyatakan bahwa dalam ruangan tertutup, volume sejumlah
massa gas akan berubah berbanding terbalik dengan tekanan, ketika suhunya konstan.
Keberadaan Hukum Boyle menggunakan dasar teori yang berupa “pada temperatur
tetap, tekanan (P) suatu gas ideal berbanding terbalik dengan volume gas (V)
tersebut” (Gramediablog, 2018).
𝑃𝑉=𝐶 (3)
Dimana C = bilangan tetap (konstan)
Bila tekanan diubah, maka volume juga berubah, rumus menjadi:
𝑃1 𝑉1 = 𝑃2 𝑉2 (4)

Penerapan Hukum Boyle terdapat pada prinsip kerja pompa. Pompa adalah alat
yang digunakan untuk memindahkan gas atau zat cair. Berdasarkan prinsip kerja ini,
pompa dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu pompa hisap dan pompa tekan. Saat
penghisap ditarik, maka volume udara dalam pompa membesar dan udara tidak dapat
masuk ke ban sebab harus masuk melalui katup (ventil) dari karet. Jika pengisap
ditekan maka volume udara dalam pompa mengecil dan udara dapat masuk ke ban
melalui ventil karena tekanannya membesar.
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat
Alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah :
1. Manometer U;
2. Mistar pengukur plastic dalam satuan cm;
3. Selang plastik berisi air; dan
4. Suntikan.
3.2 Bahan
Alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah :
1. Air; dan
2. Air raksa.
3.3 Prosedur Pelaksanaan
Praktikum kali ini dilakukan dengan dua percobaan, yaitu :
3.3.1 Pengukuran Perubahan Tekanan Air Akibat Tinggi (Head)
1. Menggerakan selang air ke atas dan ke bawah sehingga kedudukan air
raksa pada manometer memiliki ketinggian yang sama, kemudian ukur
dan catat ketinggian air (ha);
2. Menggerakan selang air ke atas, tetapkan pada sedikitnya 5 (lima)
kedudukan atau posisi untuk setiap individu. Pada setiap posisi (head)
ukur dan catat ha, h1, dan h2;
3. Menghitung tekanan air pada setiap posisi (head) berdasarkan hasil
pengukuran pada manometer;
4. Membuat dalam bentuk matriks perubahan tekanan air dari hasil
perhitungan praktikan; dan
5. Membuat analisis dari hasil pengukuran praktikan, serta kaitannya antara
fenomena yang didapat dari hasil pengukuran dengan dasar teori yang
penah didapat di perkuliahan maupun di berbagai literature (minimal dua
buah) yang digunakan untuk pembahasan.
3.3.2 Pengukuran Perubahan Tekanan Air Akibat Perubahan Volume
1. Gerakan tangkai suntikan masuk atau keluar dari tabungnya sehingga
tinggi air raksa dalam manometer memiliki ketinggian yang sama. Pada
posisi ini tekanan udara pada tabung = tekanan udara luar = 1 atm. Catat
volume udara;
2. Gerakan tangkai suntikan masuk atau keluar dari tabungnya sehingga
terjadi perubahan volume udara dalam tabung suntikan tersebut (minimal
5 posisi). Pada setiap posisi catat volume udara dala ruang suntikan;
3. Hitung tekanan udara pada setiap posisi (head) berdasarkan hasil
perubahan volume pada tabung suntikan. Gunakan prinsip Hukum Boyle;
4. Buatlah dalam bentuk matriks perubahan tekanan udara dari hasil
perhitungan praktikan;
5. Bandingkan hasil hitungan praktikan dengan hasil pengukuran langsung;
dan
6. Buatlah analisis dari hasil pengukuran praktikan, kaitkan fenomena yang
didapat dari hasil pengukuran dengan dasar teori yang penah didapat di
perkuliahan maupun di berbagai literature (minimal dua buah) yang
digunakan untuk pembahasan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tabel Hasil Praktikum


Tabel 1. Perubahan Tekanan Air Akibat Tinggi (Head)
Nomor Ketinggian (cm) P dalam pipa
pengukuran Air Raksa Air Air Raksa Air
1. 1,5 27,4 2040 2740
2. 0,3 4,8 408 480
3. 1,9 38,1 2584 3810
4. 0,8 17,5 1088 1750
5. 2,1 40 2856 4000

Tabel 2. Perubahan Tekanan Air Akibat Perubahan Volume


Nomor AWAL AKHIR
P1 (N/m2) V1 P2 (N/m2) V2
1. 101.325 4,15 68.374 6,15
2. 101.325 4,15 88.526 4,75
3. 101.325 4,15 83.267 5,05
4. 101.325 4,15 70.672 5,95
5. 101.325 4,15 60.503 6,95

4.2 Perhitungan
4.2.1 Perhitungan Tekanan Air Akibat Tinggi
1. Percobaan 1
- P Air dalam pipa
𝑃= 𝛾ℎ
𝑘𝑔
𝑃 = 1000 × 27,4 × 10−2 𝑚
𝑚3
𝑘𝑔 1𝑁
𝑃 = 274 2 ×
𝑚 0,1 𝑘𝑔
𝑃 = 2740 𝑁/𝑚2
- P Air Raksa Dalam Pipa
𝑃= 𝛾ℎ
𝑘𝑔
𝑃 = 13600 × 1,5 × 10−2 𝑚
𝑚3
𝑘𝑔 1𝑁
𝑃 = 204 2 ×
𝑚 0,1 𝑘𝑔
𝑃 = 2040 𝑁/𝑚2

- P dalam pipa = Pair - Praksa


𝑁 𝑁
= 2740 2
− 2040 2
𝑚 𝑚
= 700 𝑁/𝑚2

2. Percobaan 2
- P Air dalam pipa
𝑃= 𝛾ℎ
𝑘𝑔
𝑃 = 1000 × 4,8 × 10−2 𝑚
𝑚3
𝑘𝑔 1𝑁
𝑃 = 48 2 ×
𝑚 0,1 𝑘𝑔
𝑃 = 480 𝑁/𝑚2

- P Air Raksa Dalam Pipa


𝑃= 𝛾ℎ
𝑘𝑔
𝑃 = 13600 × 0,3 × 10−2 𝑚
𝑚3
𝑘𝑔 1𝑁
𝑃 = 40,8 2 ×
𝑚 0,1 𝑘𝑔
𝑃 = 408 𝑁/𝑚2

- P dalam pipa = Pair - Praksa


𝑁 𝑁
= 480 − 408
𝑚2 𝑚2
= 72 𝑁/𝑚2

3. Percobaan 3
- P Air dalam pipa
𝑃= 𝛾ℎ
𝑘𝑔
𝑃 = 1000 × 38,1 × 10−2 𝑚
𝑚3
𝑘𝑔 1𝑁
𝑃 = 381 2 ×
𝑚 0,1 𝑘𝑔
𝑃 = 3810 𝑁/𝑚2

- P Air Raksa Dalam Pipa


𝑃= 𝛾ℎ
𝑘𝑔
𝑃 = 13600 × 1,9 × 10−2 𝑚
𝑚3
𝑘𝑔 1𝑁
𝑃 = 258,4 2 ×
𝑚 0,1 𝑘𝑔
𝑃 = 2584 𝑁/𝑚2

- P dalam pipa = Pair - Praksa


𝑁 𝑁
= 3810 2
− 2584 2
𝑚 𝑚
= 1226 𝑁/𝑚2

4. Percobaan 4
- P Air dalam pipa
𝑃= 𝛾ℎ
𝑘𝑔
𝑃 = 1000 × 17,5 × 10−2 𝑚
𝑚3
𝑘𝑔 1𝑁
𝑃 = 175 2 ×
𝑚 0,1 𝑘𝑔
𝑃 = 1750 𝑁/𝑚2
- P Air Raksa Dalam Pipa
𝑃= 𝛾ℎ
𝑘𝑔
𝑃 = 13600 × 0,8 × 10−2 𝑚
𝑚3
𝑘𝑔 1𝑁
𝑃 = 108,8 2 ×
𝑚 0,1 𝑘𝑔
𝑃 = 1088 𝑁/𝑚2

- P dalam pipa = Pair - Praksa


𝑁 𝑁
= 1750 − 1088
𝑚2 𝑚2
= 662 𝑁/𝑚2

5. Percobaan 5
- P Air dalam pipa
𝑃= 𝛾ℎ
𝑘𝑔
𝑃 = 1000 × 40 × 10−2 𝑚
𝑚3
𝑘𝑔 1𝑁
𝑃 = 400 2 ×
𝑚 0,1 𝑘𝑔
𝑃 = 4000 𝑁/𝑚2

- P Air Raksa Dalam Pipa


𝑃= 𝛾ℎ
𝑘𝑔
𝑃 = 13600 × 2,1 × 10−2 𝑚
𝑚3
𝑘𝑔 1𝑁
𝑃 = 285,6 2 ×
𝑚 0,1 𝑘𝑔
𝑃 = 2856 𝑁/𝑚2

- P dalam pipa = Pair - Praksa


𝑁 𝑁
= 4000 − 2856
𝑚2 𝑚2
= 1144 𝑁/𝑚2

4.2.2 Perhitungan Tekanan Air Akibat Volume


1. Percobaan 1
𝑃1 × 𝑉1
𝑃2 =
𝑉2
𝑁
101.325 × 4,15 × 10−2 𝑚
= 𝑚2
6,15 × 10−2 𝑚
= 68374 𝑁/𝑚2

2. Percobaan 2
𝑃1 × 𝑉1
𝑃2 =
𝑉2
𝑁
101.325 × 4,15 × 10−2 𝑚
= 𝑚2
4,75 × 10−2 𝑚
= 88526 𝑁/𝑚2

3. Percobaan 3
𝑃1 × 𝑉1
𝑃2 =
𝑉2
𝑁
101.325 × 4,15 × 10−2 𝑚
= 𝑚2
5,05 × 10−2 𝑚
= 83267 𝑁/𝑚2

4. Percobaan 4
𝑃1 × 𝑉1
𝑃2 =
𝑉2
𝑁
101.325 × 4,15 × 10−2 𝑚
= 𝑚2
5,95 × 10−2 𝑚
= 70672 𝑁/𝑚2

5. Percobaan 5
𝑃1 × 𝑉1
𝑃2 =
𝑉2
𝑁
101.325 × 4,15 × 10−2 𝑚
= 𝑚2
6,95 × 10−2 𝑚
= 60503 𝑁/𝑚2

4.3 Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan dua percobaan untuk melihat perubahan
tekanan pada fluida. Percobaan pertama dilakukan dengan mengatur ketinggian air.
Air didalam selang diubah posisinya sebanyak 5 kali. Dapat dilihat dari hasil bahwa
ketinggian mempengaruhi besarnya tekanan dalam pipa. Semakin tinggi
keberadaan air, maka tekanan pada air raksa dan tekanan pada pipa ikut meningkat.
Hal itu dikarenakan ketinggian air berbanding lurus dengan tekanan. Ketinggian
akan memengaruhi gravitasi dalam manometer dan memperbesar gaya tarik
fluida itu sendiri terhadap bumi. Sehingga tekanan untuk menolak aksi
tersebut semakin meningkat. Selain itu, kerapatan fluida juga berpengaruh
terhadap besarnya tekanan., seperti dalam rumus perhitungan yang digunakan.
Percobaan kedua dilakukan dengan adanya penambahan suntikan sebagai
pompa yang mendorong udara untuk masuk ke dalam manometer. Hal ini berkaitan
dengan hukum Boyle yang menyatakan bahwa semakin besar tekanan yang
diberikan, maka volume akan menurun. Lebih singkatnya, tekanan akan berbanding
terbalik dengan volume Dapat dilihat pada table hasil praktikum, percobaan ke-3
tekanan yang diberikan adalah yang paling besar, tetapi volume dari air raksa
menjadi turun. Untuk itu, tekanan sangat berpengaruh terhadap percobaan ini.
Perubahan tekanan sedikit saja akan mengubah besarnya volume di dalam pipa.
Adapun beberapa hal yang harus diperhatikan ketika praktikum dilakukan.
Sempat terjadi kesalahan pada saat memasukkan air raksa ke dalam manometer,
sehingga volume air raksa tidak sesuai dengan yang sudah diukur sebelumnya.
Hilangnya Sebagian air raksa akan berpengaruh terhadap perhitungan yang dimana
tekanan akhir dicari dengan membagi tekanan atmosfer dan volume awal air raksa
dengan volume air raksa setelah dipompa. Maka volume air raksa perlu diukur
ulang untuk mendapatkan hasil yang akurat. Selain itu, pada percobaan ketinggian
air, perlu diperhatikan kebersihan manometer untuk menghindari terjadinya
pencampuran air raksa dengan bahan lainnya (air). Hal ini dapat menyulitkan
praktikan untuk melihat perubahan ketinggian air raksa karena bercampur dengan
air yang dimana keduanya memiliki kerapatan jenis yang berbeda.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum kali ini adalah:
1. Ketinggian berbanding lurus dengan tekanan;
2. Volume berbanding terbalik dengan tekanan seperti yang dikatakan pada
hukum Boyle;
3. Perhitungan tekanan pada manometer padat menggunakan rumus tekanan
hidrostatis; dan
4. Manometer U merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk
mengukur tekanan fluida.

5.2 Saran
Saran dari praktikum ini adalah praktikan harus lebih hati-hati saat
melakukan percobaan, terkhususnya saat memasukkan air raksa ke dalam
Manometer. Akan ada air raksa yang jatuh dan berpengaruh terhadap volume serta
perhitungan yang ada di parktikum ini.
DAFTAR PUSTAKA

(2018). Retrieved from Gramediablog: https://www.gramedia.com/literasi/hukum-


boyle/

Ghurri, A. (2014). Dasar-Dasar Mekanika Fluida . simdosunud, 4.

Lohat, A. S. (2017). Tekanan fluida. gurumuda, 2.

Loseta, F. P. (2022, Oktober). Tekanan Hidrostatis dan Penerapan dalam


Kehidupan Sehari-hari. Retrieved from AkuPintar.id:
https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/tekanan-hidrostatis-dan-penerapan-
dalam-kehidupan-sehari-hari

Nastain. (2005). MEKANIKA FLUIDA. Academia, 1-20.


LAMPIRAN

Dokumentasi Praktikum

Gambar 1. Manometer U
Sumber: (Dokumentasi Praktikan, 2022)

Gambar 2. Memasukkan air ke dalam selang air


Sumber: (Dokumentasi Praktikan, 2022)

Gambar 3. Mengukur volume air raksa


Sumber: (Dokumentasi Praktikan, 2022)
Gambar 4. Mengatur ketinggian selang
Sumber: (Dokumentasi Praktikan, 2022)

Gambar 5. Mengukur tinggi air raksa dengan penggaris


Sumber: (Dokumentasi Praktikan, 2022)

Gambar 6. Air raksa dalam manometer


Sumber: (Dokumentasi Praktikan, 2022)

Anda mungkin juga menyukai