Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

[Hidrostatis]

PENYUSUN:

[Zahra Wardani]
[5007211021]

ASISTEN:

[Daulika Sarasvati]
[5007201001]

LABORATORIUM MEKANIKA DAN MESIN-MESIN FLUIDA


DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FTIRS
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
ABSTRAK
Tekanan hidrostatis merupakan tekanan yang diakibatkan oleh massa zat cair
itu sendiri saat keadaan diam dan juga merupakan zat yang sangat mudah untuk
berdeformasi. Adanya tekanan di dalam zat cair disebabkan oleh gaya gravitasi
yang bekerja pada setiap bagian zat cair tersebut. Praktikum hidrostatis ini
bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada praktikan terkait tekanan
hidrostatis, prinsip gaya pada fluida, serta persamaan tekanan hidrostatis.
Sedangkan gaya hidrostatis adalah gaya yang disebabkan oleh tekanan hidrostatis.
Jika benda yang dicelupkan ke dalam fluida terpasang pada suatu titik, maka gaya
hidrostatis dapat menyebabkan benda mengalami rotasi. Kemampuan benda
berotasi inilah yang dinamakan torsi. Torsi dapat diperoleh dari perkalian gaya
dengan lengan beban. Percobaan dilakukan dengan alat dan bahan, diantaranya
beban, mistar, air, bejana kaca, ember , selang air serta benda uji. Peralatan disusun
sesuai dengan instruksi yang diberikan. Pertama, air dimasukkan sebanyak 10 cm
dari batas bawah benda uji. Kemudian, kran dibuka untuk mengurangi tinggi air
sebanyak 0,5 cm dan beban disesuaikan agar sistem kembali setimbang. Hasil dari
pengamatan dan percobaan dicatat pada lembar hasil percobaan. Proses ini diulang
terus-menerus hingga ketinggian air bernilai 0 cm. Dari percobaan tersebut, dapat
disimpulkan bahwa torsi berbanding lurus dengan ketinggian fluida. Terdapat
perbedaan pada torsi yang diperoleh dari torsi teori dan torsi percobaan. Pada torsi
teori nilai maksimalnya adalah 0, 961 Nm dan nilai minimalnya adalah 0 Nm.
Sedangkan pada torsi percobaan diperoleh nilai maksimal 0,847 Nm dengan nilai
minimum -0,140 Nm. Perbedaan ini diakibatkan oleh kesalahan praktikan dan
kesalahan percobaan.
Kata Kunci : Gaya, Hidrostatis, Tekanan, Torsi

2
DAFTAR ISI
ABSTRAK .......................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ....................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULAN ...................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 4
1.3 Tujuan Praktikum .................................................................................... 5
1.4 Batasan Masalah Praktikum .................................................................... 5
BAB II DASAR TEORI ..................................................................................... 6
2.1 Pengertian Hidrostatis ............................................................................. 6
2.2 Penurunan Rumus Gaya Tekan Hidrostatis ............................................ 7
2.3 Penurunan Rumus Tekanan dan Torsi Hidrostatis .................................. 8
BAB III METODOLOGI .................................................................................. 11
3.1 Alat dan Bahan ...................................................................................... 11
3.2 Skema Peralatan .................................................................................... 11
3.3 Flowchart Perhitungan .......................................................................... 12
3.4 Contoh Perhitungan............................................................................... 15
3.5 Analisis Data ......................................................................................... 18
BAB V KESIMPULAN .................................................................................... 24
5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 24
5.2 Saran ...................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................….25
LAMPIRAN ........................................................................................................ 26

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, fluida merupakan salah satu aspek penting
dalam menunjang keberlangsungan kehidupan manusia. Fluida sendiri
terbagi menjadi dua jenis, yaitu fluida statis dan fluida dinamis. Fluida statis
memiliki kecenderungan untuk diam, sehingga jenis fluida ini tidak
mengalir ataupun berpindah tempat. Sedangkan fluida dinamis memiliki
kecenderungan untuk mengalir dari satu tempat ke tempat yang lain atau
biasa disebut dengan zat alir.
Fluida dinamis memiliki mekanisme pergerakan yang dipelajari pada
mata kuliah mekanika fluida. Salah satu materi yang dipelajari terkait
dengan tekanan hidrostatis. Hidrostatis berasal dari kata hydro yang artinya
air, dan statis yang artinya diam. Maka dari itu, tekanan hidrostatis adalah
tekanan yang diberikan oleh air dan menyebabkan adanya gaya gravitasi
akibat massa fluida.. Contoh dari penerapan tekanan hidrostatis yang sering
kita jumpai adalah pada pembuatan kapal selam. Dalam percobaan ini,
perhitungan tekanan hidrostatis penting untuk dilakukan demi mencegah
kecelakaan sistem di kedalaman air tertentu. Hal ini dibsebabkan nilai
tekanan hidrostatis akan berbanding lurus dengan kedalaman benda. Untuk
memperdalam pemahaman tentang pengaruh kedalaman benda terhadap
tekanan hidrostatis yang dialami oleh sistem, maka dilakukanlah rangkaian
percobaan ini.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang didapat dari melakuka praktikum hidrostatis
adalah sebagai berikut:
1.2.1 Bagaimana pengaruh ketinggian terhadap torsi?
1.2.2 Bagaimana pengaruh katinggian terhadap gaya?

4
1.3 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum yang ingin dicapai dalam melakukan praktikum
hidrostatis ini adalah sebagi berikut:
1.3.1 Memahami fenomena tekanan hidrostatisJdjsdj
1.3.2 Memahami prinsip gaya fluida
1.3.3 Memahami persamaan tekanan hidrostatis

1.4 Batasan Masalah Praktikum


Adapun Batasan masalah dalam melakukan praktikum hidrostatis adalah
sebagai berikut:
1.4.1 Permukaan fluida datar
Praktikum ini dilakukan pada permukaan fluida datar yang
bertujuan untuk mempermudah praktikan untuk melakukan
pengamatan karena setiap titik yang diamati memiliki nilai yang
sama.
1.4.2 Percobaan dilakukan pada suhu kamar yaitu 26ºC
Percobaan dilakukan pada suhu kamar antara 26º C hal tersebut
dilakukan agar etika melakukan praktikum fluida tidak mengalami
perubahan suhu yang ekstrim.
1.4.3 Incompressible Fluid
Incompresssible flow adalah aliran yang memiliki densitas
dibawah 5% dan memiliki nilai mach number dibawah 0,3 M,
sehingga nilai densitas dapat diabaikan. Hal itu dapat memudahkan
praktikan dalam melakukan perhitungan data.

5
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Pengertian Hidrostatis
Tekanan hidrostatis dilansir dari Saintif adalah tekanan dari zat cair ke
semua arah pada suatu benda. Tekanan ini terjadi karena adanya gaya
gravitasi. Gaya gravitasi menyebabkan berat partikel air menekan partikel
yang ada di bawahnya, Alhasil, partikel-partikel yang ada di bawah akan
saling makan hingga dasar air. Hal ini membuat tekanan di bawah lebih
besar daripada tekanan yang ada di atas. Secara definisi, tekanan hidrostatis
adalah tekanan yang diakibatkan oleh gaya yang ada pada zat cair terhadap
suatu luas bidang tekan, pada kedalaman tertentu. Kasarnya, setiap jenis zat
cair, akan memberikan tekanan tertentu, tergantung dari kedalamannya.
Sebab itulah, saat berenang atau menyelam di permukaan dangkal lebih
mudah daripada menyelam di kedalaman tertentu. Karena semakin banyak
volume air yang ada di atas maka semakin besar pula tekanan yang air
berikan pada tubuh.
Konsep tekanan hidrostatis ini umumnya diaplikasikan pada struktur
hydraulic seperti bendungan dan tanggul air. Prinsip kerja dari praktikum
ini adalah mengukur tekanan hidrostatis pada bidang yang terendam
sebagian, maupun terendam seluruhnya. Persamaan yang akan digunakan
dalam menentukan tekanan hidrostatis adalah sebagai berikut:
𝑃 = 𝜌 𝑔 ℎ ................ (2.1)
Dengan keteranagn sebagai berikut :
𝑃 = tekanan hidrostatis (N)
𝜌 = massa jenis fluida (kg/m³
𝑔 = gaya gravitasi (m/s²
ℎ = kedalaman air (m)

6
2.2 Penurunan Rumus Gaya Tekan Hidrostatis
Gaya tekan hidrostatis diakibatkan oleh tekanan hidrostatis. Sesuai
dengan hukum pascal, tekanan merupakan rasio gaya terhadap luas
permukaan benda. Sehingga, gaya tekan berbanding lurus dengan hasil kali
tekanan dengan luas permukaan. Namun, diketahui bahwa fluida bergerak
dalam partikel, bukan dalam kumpulan atau paket massa, maka diperlukan
pendekatan elemen untuk menghitung gaya tekan hidrostatis.

Gambar 2.1 Elemen Luas Penampang


Sejumlah kecil gaya pada elemen tersebut akan berbanding lurus dengan
hasil kali tekanan hidrostatis dalam fungsi kedalaman (h) dengan luasan
elemen. Dimana luasan elemen ini dapat dijabarkan dengan mengalikan
panjang (w) dan lebar (dy) sesuai gambar 2.1 Sebagaimana dirumuskan
pada persamaan berikut.
𝑑𝐹 = 𝜌𝑔ℎ 𝑑𝐴 .................................................................................. (2.2)
∫ 𝑑𝐹 = ∫ 𝜌𝑔ℎ (𝑤 ∗ 𝑑𝑦) .................................................................. (2.3)
Karena h berjalan searah y maka h dianggap senilai dengan y dan
persamaan dapat dituliskan menjadi

𝐹 = 𝑝𝑔𝑤 ∫ 𝑦 𝑑𝑦 (ℎ = 𝑦)
0
𝑦
𝐹 = 𝑝𝑔𝑤 ∫ 𝑦 𝑑𝑦 (ℎ = 𝑦)
0
𝜌𝑔𝑤ℎ2
𝐹= ........................................................................................ (2.4)
2

Dengan keterangan sebagai berikut;


𝐹 = gaya tekan hidrostatis (N)
𝜌 = massa jenis fluida (kg/m³)
𝑔 = percepatan gravitasi yang terjadi pada fluida (m/s²)

7
𝑤 = lebar bidang (m)
ℎ = ketinggian (m

2.3 Penurunan Rumus Tekanan dan Torsi Hidrostatis


2.3.1 Tekanan

Gambar 2.2 Sistem yang menunjukkan kedalaman air

Dari gambar tersebut, maka dapet Ketika mencari tekanan


didapatkan rumus

𝐹
𝑃=
𝐴
𝑚. 𝑔
𝑃=
𝐴
𝜌𝑉𝑔
𝑃=
𝐴
𝜌𝐴ℎ𝑔
𝑃=
𝐴
𝑃 = 𝜌 𝑔 ℎ .............................................................................................. (2.5)
Dengan keterangan sebagai berikut:
𝑃 = tekanan hidrostatis (N)
𝜌 = massa jenis fluida (kg/m³)
𝑔 = percepatan gravitasi yang terjadi pada fluida (m/s²)
𝑤 = lebar bidang (m)
ℎ = kedalaman air (m)

8
2.3.2 Torsi
Torsi atau biasa disebut dengan momen gaya merupakan ukuran
kekuatan yang dapat membuat benda berputar di sekitar sumbunya.
Diperlukan pengamatan terhadap aliran dan gaya yang bekerja pada
benda uji untuk menentukan torsi yang bekerja pada sistem
hidrostatik. Ilustrasi aliran pada benda yang akan dihitung torsinya
dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 2.3 ilustrasi aliran pada percobaan hidrostatis

Berdasarkan gambar diatas maka dapat dituliskan persamaan torsi


sebagai berikut
𝜏 = 𝐹 𝑥 𝑟 .................................................................................... (2.6)
Perhitungan gaya dapat dipermudah dengan resultan dari ketinggian
air terhadap benda uji. Karena jarak permukaan atas dan bawah
benda uji adalah 0,23 m, diperoleh penjabaran lengan gaya sebagai
berikut.
1
𝑟 = (0,23 − ℎ) ....................................................................... (2.7)
3

Kemudian, persamaan (2.6) disubstitusikan terhadap persamaan


(2.7) dan (2.4) sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut.
𝜌𝑔𝑤ℎ2 1
𝜏= 𝑥 (0,23 − ℎ) ........................................................ (2.8)
2 3
𝜌𝑔𝑤ℎ2 1
𝜏= (0,23 − ℎ) ........................................................... (2.9)
2 3

9
2.3.3 Menentukan letak titik gaya kerja rsultan
Besar momen gaya resultan (FR) terhadap suatu titik sama dengan
jumlah momen gaya distribusinya terhadap titik yang sama.
̅̅̅̅ ......................................... (2.10)
𝑟̅ 𝑥 𝐹̅𝑟 = ∫ 𝑟̅ 𝑥 𝐹̅𝑟 = − ∫ 𝑟̅ 𝑥 𝑃 𝑑𝐴
Dimana :
𝑟̅′ = 𝑥 ′ 𝑖̂ + 𝑦 ′ 𝑗̂
𝐹̅𝑟 = −𝐹̅𝑟 𝑘
𝑟̅ = 𝑥 ′ 𝑖̂ + 𝑦 ′ 𝑗̂
̅̅̅̅
𝑑𝐴 = + ̅̅̅̅
𝑑𝐴𝑘
Maka diperoleh persamaan pada sumbu -x adalah sebagai berikut:

𝑥 ′ 𝑥 𝐹𝑟 = ∫ 𝑥 𝑃𝑑𝐴
𝐴
1
𝑥′ = ∫ 𝑥 𝑃𝑑𝐴 .................................................................... (2.11)
𝐹𝑟 𝐴

Dan juga diperoleh persamaan pada sumbu -y adalah sebagai


berikut:

𝑦 ′ 𝑦 𝐹𝑟 = ∫ 𝑦 𝑃𝑑𝐴
𝐴
1
𝑦′ = ∫ 𝑦 𝑃𝑑𝐴 .................................................................... (2.12)
𝐹𝑟 𝐴

10
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Dalam melakukan praktikum, pasti diperlukan alat dan bahan yang
perlukan dalam menunjang lancarnya praktikum. Adapun alat dan bahan
yang diperlukan ddalam melaksanakan praktikum hidrostatis ini adalah
sebagai berikut :
a. Beban uji berfungsi sebagai pemberat untuk menyeimbangkan mistar
b. Mistar digunakan untuk mengukur jarak beban terhadap balance arm
c. Air sebagai variabel bebas dalam percobaan yang dilakukan
d. Bejana kaca digunakan sebagai tempat penampungan air yang diuji
dengan ketinggian tertentu
e. Ember untuk menampung air
f. Selang air digunakan untuk mengalirkan air ke ember
g. Benda uji (fabricated quadrant) merupakan alat utama yang menjadi
objek pengukuran.

3.2 Skema Peralatan


Berikut merupakan skema peralatan dari praktikum Hidrostatis:

Gambar 3.1 Skema Peralatan Praktikum Hidrostatis

11
3.3 Langkah Kerja
Dalam melakukan praktikum, tentunya harus ada prosedur-prosedur
yang berlaku agar praktikum tersebut berjalan dengan lancer dan tanpa
kendala. Berikut merupakan Langkah-langkah kerja dalam melakukan
praktikum Hidrostatis :
a. Atur ketinggian air pada bejana kaca dengan tinggi permukaan air mula-
mula 10 cm dari batas bawah benda uji.
b. Atur ketinggian air dengan cara membuka keran bejana kaca
c. Atur posisi beban sehingga barang benda uji Kembali horizontal
d. Kurangi tinggi permukaan air sejauh 0,5 cm
e. Kembalikan keseimbangan dari beam dengan menggeser beban
f. Catat posisi beban r diukur dari pusat rotasi beam tiap perubahan
ketinggian air (h) pada lembar data.
g. Lalu percobaan diulangi dengan menurunkan ketinggian air pada
interval h = 0,5 cm hingga air berada pada ketinggian 0 cm dari batas
bawah benda uji.

12
3.4 Flowchart Percobaan

Mulai

Mengatur ketinggian air pada bejana kaca dengan tinggi permukaan air
mula-mula 10 cm dari batas bawah benda uji.

Mengattur ketinggian air dengan cara membuka keran bejana kaca

Mengatur posisi beban sehingga barang benda uji Kembali horizontal

Mengurangi tinggi permukaan air sejauh 0,5 cm

Mengembalikan keseimbangan dari beam dengan menggeser beban

Catat posisi beban r diukur dari pusat


rotasi beam tiap perubahan ketinggian
air (h) pada lembar data.

Mengulangi percobaan dengan dengan menurunkan ketinggian air


pada interval h = 0,5 cm hingga air berada pada ketinggian 0 cm dari
batas bawah benda uji.

Gambar 3.1 Flowchart Percobaan

13
BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Percobaan
(terlampir)

4.2 Flowchart Perhitungan


Flowchart perhitungan pada percobaan hidrostatis dibagi menjadi 2, hal
tersebut dikarenakan metode dalam memperolehnya bereda. Berikut
flowchart perhitungan pada praktikum hidrostatis.
4.2.1. Flowchart perhitungan Teori
Berikut merupakan flowchart perhitungan teori dari Praktikum
Hidrostatis.

Mulai

Masukkan data hasil


percobaan

Hitung besar gaya hidrostatis


1
𝐹= 𝜌𝑔𝑤ℎ2
2

Hitung nilai torsi


1
𝜏 = 𝐹 (0,23 − ℎ)
3

Tidak
Ya
Apakah sudah
Selesai dihitung semua?

Gambar 4.1 Flowchart Perhitungan Teori

14
4.2.2. Flowchart Perhitungan Percobaan

Berikut merupakan flowchart perhitungan percobaan dari


Praktikum Hidrostatis.

Mulai

Masukkan data hasil


percobaan

Hitung besar gaya hidrostatis

𝐹 = 𝑚 .𝑔

Hitung nilai torsi

𝜏 = 𝐹 .𝑅

Tidak
Ya
Apakah sudah
Selesai dihitung semua?

Gambar 4.2 Flowchart Perhitungan


Percobaan
4.3 Contoh Perhitungan
Perhitungan dibawah ini merupakan salah satu contoh perhitungan
untuk mennetukan gaya, torsi teori, dan torsi percobaan menggunakan data
nomor dua.

15
4.3.1 Perhitungan Berdasarkan teori
Berikut merupakan contoh perhitungan teori untuk menentukan nilai
gaya dan torsi hidrostatis menggunakan data nomor dua.
Diketahui :
h = 0,095 m
ρ = 997 kg/m³
g = 9,8 m/s²
m = 0,415 kg
R = 0,17725 m
w = 0,1
ditanya =
• Nilai gaya hidrostatis
• Nilai torsi
Jawab =
• Nilai gaya
1
𝐹= 𝜌𝑔𝑤ℎ2
2
1 𝑘𝑔 𝑚
𝐹 = (997 3 )(9,8 2 )(0,1 𝑚)(0,095 𝑚)2
2 𝑚 𝑠
𝐹 = 4,40898325 𝑁

• Nilai torsi
1
𝜏 = 𝐹 (0,23 − ℎ)
3
1
𝜏 = 4,40898325 𝑁 (0,23 𝑚 − (0,095 𝑚))
3
𝜏 = 0,874448345

16
4.3.2 Perhitungan Berdasarkan Percobaan
Berikut merupakan contoh perhitungan percobaan untuk
menentukan nilai gaya dan torsi hidrostatis menggunakan
data nomor dua.
Diketahui :
h = 0,095 m
ρ = 997 kg/m³
g = 9,8 m/s²
m = 0,415 kg
R = 0,17725 m
w = 0,1
ditanya =
• Nilai gaya hidrostatis
• Nilai torsi
Jawab =
• Nilai gaya
𝐹 = 𝑚 .𝑔
𝐹 = 0,415 𝑘𝑔 . 9,8 𝑚/𝑠 2
𝐹 = 4,067 𝑁

• Nilai torsi
𝜏 = 𝐹 .𝑅
𝜏 = 4,067 𝑁 . 0,17725 𝑚
𝜏 = 0,721 𝑁𝑚

17
4.4 Pembahasan
4.4.1 Grafik Torsi Teori Terhadap Ketinggian
Perhitungan torsi teori dilakukan dengan persamaan yang
mengalikan gaya hidrostatik dengan lengan torsi. Lengan torsi yang
digunakan adalah 0,23 m dikurangi sepertiga ketinggian fluida.
Terdapat beberapa variabel yang mempengaruhi perhitungan torsi
teori. Variabel tetap yang digunakan, yaitu percepatan gravitasi
sebesar 9,8 m/s2 , massa jenis senilai 997 kg/m3, dan lebar
penampang benda uji 0,1 m. Sedangkan variabel ketinggian benda
berada dalam rentan 0-10 cm dengan interval 0,5 cm yang berperan
sebagai variabel bebas.

Grafik Torsi Teoritis terhadap Ketinggian


1.2

1
Torsi Teori (NM)

0.8

0.6

0.4

0.2

0
0 2 4 6
Ketinggian Air 8 10 12

Gambar 4.3 Grafik Torsi Teori terhadap Ketinggian

Berdasarkan gambar grafik diatas, dapat diketahui bahwa


grafik tersebut termasuk grafik eksponensial naik. Di mana
nilai torsi teori sebanding dengan nilai ketinggian air.
Sehingga nilai maksimal grafik didapat pada ketinggian
0,100 m senilai 0,961 Nm dan nilai minimum pada
ketinggian 0 cm adalah 0 Nm. Kemudian, torsi pada
ketinggian 0,095 m adalah 0,874 Nm. Pada ketinggian 0,090
m diperoleh torsi teori senilai 0,791 Nm. Pada ketinggian

18
0,085 m diperoleh torsi teori senilai 0,712 Nm. Pada
ketinggian 0,080 m diperoleh torsi teori senilai 0,636 Nm.
Pada ketinggian 0,075 m diperoleh torsi teori senilai 0,563
Nm. Pada ketinggian 0,070 m diperoleh torsi teori senilai
0,495 Nm. Pada ketinggian 0,065 m diperoleh torsi teori
senilai 0,430 Nm. Pada ketinggian 0,060 m diperoleh torsi
teori senilai 0,369 Nm. Pada ketinggian 0,055 m diperoleh
torsi teori senilai 0,313 Nm. Pada ketinggian 0,050 m
diperoleh torsi teori senilai 0,261 Nm. Pada ketinggian 0,045
m diperoleh torsi teori senilai 0,213 Nm. Pada ketinggian
0,040 m diperoleh torsi teori senilai 0,169 Nm. Pada
ketinggian 0,035 m diperoleh torsi teori senilai 0,131 Nm.
Pada ketinggian 0,030 m diperoleh torsi teori senilai 0,097
Nm. Pada ketinggian 0,025 m diperoleh torsi teori senilai
0,068 Nm. Pada ketinggian 0,020 m diperoleh torsi teori
senilai 0,044 Nm. Pada ketinggian 0,015 m diperoleh torsi
teori senilai 0,025 Nm. Pada ketinggian 0,010 m diperoleh
torsi teori senilai 0,011 Nm. Sedangkan pada ketinggian
0,005 m diperoleh torsi teori senilai 0,003 Nm. Seiring
dengan berkurangnya ketinggian air, besar tekanan yang
dirasakan juga semakin menurun. Hal itu berkaitan dengan
rumus tekanan hidrostatis, yakni 𝑃 = 𝜌𝑔ℎ, diketahui bahwa
tekanan hidrostatis sebanding dengan ketinggian. Ketika
ketinggian air meningkat, gaya tekan hidrostatis yang
didapatkan oleh benda uji juga kian meningkat dan begitu
juga sebaliknya. Gaya tekan inilah yang menimbulkan torsi
benda uji. Secara umum torsi didapat dari perkalian gaya
dengan lengan beban. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
semakin besar nilai ketinggian fluida yang diukur dari benda
uji maka semakin besar pula nilai torsi yang dimiliki benda
uji dan begitu juga ssebaliknya. Kesebandingan antara

19
ketinggian dengan nilai torsi inilah yang menyebabkan pola
grafik di atas menunjukkan grafik eksponensial naik.

4.4.2 Grafik Torsi Percobaan Terhadap Ketinggian


Torsi percobaan diperoleh dari persamaan besar gaya (dalam hal
ini gaya berat) dikali panjang lengan yang didapat dari percobaan
(R). Terdapat beberapa variabel yang mempengaruhi perhitungan
torsi percobaan. Variabel tetap yang digunakan yaitu percepatan
gravitasi sebesar 9,8 m/s 2 , dan massa beban uji senilai 0,4 kg.
Sedangkan variabel ketinggian air berada dalam rentang 0-10 cm
dengan interval 0,5 cm yang berperan sebagai variabel bebas.

Grafik Torsi Percobaan terhadap ketinggian


1

0.8
Torsi Percobann (NM)

0.6

0.4

0.2

0
0 2 4 6 8 10 12
-0.2
Ketinggian Air (cm)

Gambar 4.4 Grafik Torsi Percobaan terhadap Ketinggian


Berdasarkan pengamatan praktikan, diketahui bahwa grafik
termasuk grafik eksponensial naik. Di mana nilai torsi percobaan
sebanding dengan nilai ketinggian air. Nilai maksimal grafik didapat
pada ketinggian 0,100 m senilai 0,847 Nm, sedangkan nilai
minimum terdapat pada ketinggian 0 m dan 0,005 cm yaitu -0,140
Nm. Kemudian, torsi pada ketinggian 0,095 m adalah 0,721 Nm.
Pada ketinggian 0,090 m diperoleh torsi teori senilai 0,650 Nm. Pada
ketinggian 0,085 m diperoleh torsi teori senilai 0,572 Nm. Pada
ketinggian 0,080 m diperoleh torsi teori senilai 0,500 Nm. Pada
ketinggian 0,075 m diperoleh torsi teori senilai 0,429 Nm. Pada

20
ketinggian 0,070 m diperoleh torsi teori senilai 0,379 Nm. Pada
ketinggian 0,065 m diperoleh torsi teori senilai 0,305 Nm. Pada
ketinggian 0,060 m diperoleh torsi teori senilai 0,250 Nm. Pada
ketinggian 0,055 m diperoleh torsi teori senilai 0,190 Nm. Pada
ketinggian 0,050 m diperoleh torsi teori senilai 0,140 Nm. Pada
ketinggian 0,045 m diperoleh torsi teori senilai 0,091 Nm. Pada
ketinggian 0,040 m diperoleh torsi teori senilai 0,042 Nm. Pada
ketinggian 0,035 m diperoleh torsi teori senilai 0,006 Nm. Pada
ketinggian 0,030 m diperoleh torsi teori senilai -0.030 Nm. Pada
ketinggian 0,025 m diperoleh torsi teori senilai -0,077 Nm. Pada
ketinggian 0,020 m diperoleh torsi teori senilai -0,091 Nm. Pada
ketinggian 0,015 m diperoleh torsi teori senilai -0,105 Nm. Pada
ketinggian 0,010 m diperoleh torsi teori senilai -0,119 Nm. Pola
grafik menunjukkan bentuk eksponensial naik di mana kenaikan
nilai gaya berat akan seiring dengan nilai torsi benda uji. Gaya berat
yang dimiliki benda uji didapat dari perkalian massa benda uji
dengan percepatan gravitasi. Adanya gaya berat menjadikan benda
uji memiliki kemampuan untuk berotasi karena adanya energi
potensial. Kemampuan berotasi ini biasa disebut torsi atau momen
gaya. Torsi percobaan didapatkan dari perkalian gaya berat
dikalikan dengan lengan gaya. Karena torsi sebanding dengan gaya
dan gaya sebanding ketinggian fluida, maka torsi benda uji juga
sebanding dengan besar nilai ketinggian. Hal inilah yang
menjadikan grafik torsi terhadap ketinggian menunjukkan pola
eksponensial naik.

4.4.3 Perbandingan Torsi Teori dan Torsi Percobaan Terhadap


Ketinggian.
Gambar di bawah ini menunjukkan gabungan antara dua grafik
yaitu grafik torsi teori dan torsi percobaan terhadap ketinggian
fluida. Garis warna oranye menunjukkan grafik torsi percobaan,
sedangkan garis warna biru merupakan grafik torsi teori. Nilai

21
maksimum yang dicapai grafik oranye adalah 0,847 Nm dengan
nilai minimum -0,140 Nm. Sedangkan grafik biru nilai tertingginya
adalah 0,961, Nm dengan nilai minimum 0 Nm. Nilai minus tersebut
menunjukkan bahwa benda putaran benda berkebalikan dengan arah
putar acuan.

Perbandingan Grafik Torsi Teoritis dan Torsi


Percobaan terhadap Ketinggian
1.2
1
0.8
Torsi (N.m)

0.6
0.4
0.2
0
-0.2 0 2 4 6 8 10 12
Ketinggian (cm)

Gambar 4.5 Perbandingan Grafik Torsi Teoritis


dan Torsi Percobaan terhadap Ketinggian

Torsi percobaan diperoleh dengan gaya berat beban yang


digunakan dikalikan dengan jarak titik berat beban ke poros putar.
Secara teoritis, torsi teori dan percobaan memiliki nilai yang sama,
tetapi ada beberapa faktor yang membuat nilai tersebut berbeda dan
menjadikan data tersebut tidak akurat. Dari grafik tersebut,
praktikan dapat melihat bahwa besarnya nilai torsi teori maupun
torsi percobaan selalu memiliki perbedaan meskipun perbedaan
tersebut memiliki nilai yang tidak begiru besar. Nilai torsi teori
selalu lebih besar dari torsi percobaan, nilai tersebut berbanding
lurus dengan jari-jari dan ketinggian fluida. Semakin besar nilai dari
jari-jari dan ketinggian maka torsi yang dihasilkan juga akan
semakin besar. Dari kedua grafik tersebut dapat ditarik kesimpulan,
bahwa semakin besar jari-jari dan semakin besar ketinggian, maka
semakin besar torsi yang diperoleh. Dari kurva diatas juga dapat
ditarik kesimpulan bahwa Torsi Teoritis dan Torsi Percobaan yang

22
didapat memiliki nilai yang hampir mendekati sama, pada grafik
tersebut memiliki nilai yang berbeda kemungkinan ddikarenakan
kelalaian praktikan dalam pengambilan data maupun factor lainnya.

23
BAB V
KESIMPILAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum hidrostatis yang dilakukan sebelumnya,
praktikan dapat menarik kesimpulan sebagai berikut
5.1.1 Grafik torsi teori dan percobaan memiliki bentuk eksponensial naik
seiring meningkatnya ketinggian air. Hal tersebut menandakan
semakin besar ketinggian air (h) maka nilai torsi yang ditimbulkan
juga semakin besar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa gaya,
tekanan hidrostatis yang ditunjukan melalui torsi pada percobaan ini
berbanding lurus dengan ketinggian air (h).
5.1.2 Grafik torsi teori dan percobaan memiliki bentuk kurva yang sama
yaitu eksponensial. Maka dari itu, nilai torsi teori dan percobaan
saling berkaitan dan memiliki nilai yang sama pada keadaan
seimbang. Torsi teori dipengaruhi oleh kedalaman air (h) sedangkan
torsi percobaan dipengaruhi oleh besarnya jari-jari (R). Sehingga
dapat disimpulkan bahwa nilai dari kedalaman air dan jari-jari
sangat mempengaruhi besarnya torsi yang ditimbulkan dimana
antara kedalaman air dan besarnya jari-jari berbanding lurus.

5.2 Saran
Setelah dilakukan percobaan, didapat beberapa saran untuk
meningkatkan keakuratan data pada praktikum selanjutnya, yaitu:
5.2.1 Sebaiknya mempersiapkan terlebih dahulu alat yang akan digunakan
untuk praktikum dengan baik
5.2.2 Lebih teliti dalam mengamati aliran yang terbentuk di dalam pipa
5.2.3 Hati hati dalam melakukan praktikum dan jangan sampai alat
terguncang karena dapat menyebabkan aliran terganggu

24
DAFTAR PUSTAKA
Munson, Bruce R. 2009. Fundamental of Fluid Mechanics Sixth Edition.
Morgantown, USA: John Wiley & Son, Inc.
Pritchard, Philip J. 2011. Introduction to Fluid Mechanics Eighth Edition. Hoboken:
John Wiley & Son, Inc.
White, Frank M. 1991. Mekanika Fluida Jilid I Edisi Kedua. Jakarta: PT. Gelora
Aksara Pratama

25
LAMPIRAN
Berikut merupakan table perhitungan Praktikum Hidrostatis :
Torsi Tekanan
m w g Torsi Teori
R (m) 𝜌 h (m) F (N) Percobaan Hidrostatis
(kg) (m) (m/s²) (Nm)
(Nm) (Pa)
0.2085 997 0.1 0.415 0.1 9.8 4.8853 0.960775667 0.8479695 977.06
0.17725 997 0.095 0.415 0.1 9.8 4.40898325 0.874448345 0.72087575 928.207
0.16 997 0.09 0.415 0.1 9.8 3.957093 0.7914186 0.65072 879.354
0.140625 997 0.085 0.415 0.1 9.8 3.52962925 0.711808565 0.571921875 830.501
0.123 997 0.08 0.415 0.1 9.8 3.126592 0.635740373 0.500241 781.648
0.1055 997 0.075 0.415 0.1 9.8 2.74798125 0.563336156 0.4290685 732.795
0.0931 997 0.07 0.415 0.1 9.8 2.393797 0.494718047 0.3786377 683.942
0.075 997 0.065 0.415 0.1 9.8 2.06403925 0.430008177 0.305025 635.089
0.0615 997 0.06 0.415 0.1 9.8 1.758708 0.36932868 0.2501205 586.236
0.04675 997 0.055 0.415 0.1 9.8 1.47780325 0.312801688 0.19013225 537.383
0.0345 997 0.05 0.415 0.1 9.8 1.221325 0.260549333 0.1403115 488.53
0.0225 997 0.045 0.415 0.1 9.8 0.98927325 0.212693749 0.0915075 439.677
0.0105 997 0.04 0.415 0.1 9.8 0.781648 0.169357067 0.0427035 390.824
0.0015 997 0.035 0.415 0.1 9.8 0.59844925 0.13066142 0.0061005 341.971
-0.0075 997 0.03 0.415 0.1 9.8 0.439677 0.09672894 -0.0305025 293.118
-0.019 997 0.025 0.415 0.1 9.8 0.30533125 0.06768176 -0.077273 244.265
-0.0225 997 0.02 0.415 0.1 9.8 0.195412 0.043642013 -0.0915075 195.412
-0.026 997 0.015 0.415 0.1 9.8 0.10991925 0.024731831 -0.105742 146.559
-0.0295 997 0.01 0.415 0.1 9.8 0.048853 0.011073347 -0.1199765 97.706
-0.0345 997 0.005 0.415 0.1 9.8 0.01221325 0.002788692 -0.1403115 48.853
-0.0355 997 0 0.415 0.1 9.8 0 0 -0.1443785 0

26
27

Anda mungkin juga menyukai