[Hidrostatis]
PENYUSUN:
[Zahra Wardani]
[5007211021]
ASISTEN:
[Daulika Sarasvati]
[5007201001]
2
DAFTAR ISI
ABSTRAK .......................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ....................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULAN ...................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 4
1.3 Tujuan Praktikum .................................................................................... 5
1.4 Batasan Masalah Praktikum .................................................................... 5
BAB II DASAR TEORI ..................................................................................... 6
2.1 Pengertian Hidrostatis ............................................................................. 6
2.2 Penurunan Rumus Gaya Tekan Hidrostatis ............................................ 7
2.3 Penurunan Rumus Tekanan dan Torsi Hidrostatis .................................. 8
BAB III METODOLOGI .................................................................................. 11
3.1 Alat dan Bahan ...................................................................................... 11
3.2 Skema Peralatan .................................................................................... 11
3.3 Flowchart Perhitungan .......................................................................... 12
3.4 Contoh Perhitungan............................................................................... 15
3.5 Analisis Data ......................................................................................... 18
BAB V KESIMPULAN .................................................................................... 24
5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 24
5.2 Saran ...................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................….25
LAMPIRAN ........................................................................................................ 26
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, fluida merupakan salah satu aspek penting
dalam menunjang keberlangsungan kehidupan manusia. Fluida sendiri
terbagi menjadi dua jenis, yaitu fluida statis dan fluida dinamis. Fluida statis
memiliki kecenderungan untuk diam, sehingga jenis fluida ini tidak
mengalir ataupun berpindah tempat. Sedangkan fluida dinamis memiliki
kecenderungan untuk mengalir dari satu tempat ke tempat yang lain atau
biasa disebut dengan zat alir.
Fluida dinamis memiliki mekanisme pergerakan yang dipelajari pada
mata kuliah mekanika fluida. Salah satu materi yang dipelajari terkait
dengan tekanan hidrostatis. Hidrostatis berasal dari kata hydro yang artinya
air, dan statis yang artinya diam. Maka dari itu, tekanan hidrostatis adalah
tekanan yang diberikan oleh air dan menyebabkan adanya gaya gravitasi
akibat massa fluida.. Contoh dari penerapan tekanan hidrostatis yang sering
kita jumpai adalah pada pembuatan kapal selam. Dalam percobaan ini,
perhitungan tekanan hidrostatis penting untuk dilakukan demi mencegah
kecelakaan sistem di kedalaman air tertentu. Hal ini dibsebabkan nilai
tekanan hidrostatis akan berbanding lurus dengan kedalaman benda. Untuk
memperdalam pemahaman tentang pengaruh kedalaman benda terhadap
tekanan hidrostatis yang dialami oleh sistem, maka dilakukanlah rangkaian
percobaan ini.
4
1.3 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum yang ingin dicapai dalam melakukan praktikum
hidrostatis ini adalah sebagi berikut:
1.3.1 Memahami fenomena tekanan hidrostatisJdjsdj
1.3.2 Memahami prinsip gaya fluida
1.3.3 Memahami persamaan tekanan hidrostatis
5
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Pengertian Hidrostatis
Tekanan hidrostatis dilansir dari Saintif adalah tekanan dari zat cair ke
semua arah pada suatu benda. Tekanan ini terjadi karena adanya gaya
gravitasi. Gaya gravitasi menyebabkan berat partikel air menekan partikel
yang ada di bawahnya, Alhasil, partikel-partikel yang ada di bawah akan
saling makan hingga dasar air. Hal ini membuat tekanan di bawah lebih
besar daripada tekanan yang ada di atas. Secara definisi, tekanan hidrostatis
adalah tekanan yang diakibatkan oleh gaya yang ada pada zat cair terhadap
suatu luas bidang tekan, pada kedalaman tertentu. Kasarnya, setiap jenis zat
cair, akan memberikan tekanan tertentu, tergantung dari kedalamannya.
Sebab itulah, saat berenang atau menyelam di permukaan dangkal lebih
mudah daripada menyelam di kedalaman tertentu. Karena semakin banyak
volume air yang ada di atas maka semakin besar pula tekanan yang air
berikan pada tubuh.
Konsep tekanan hidrostatis ini umumnya diaplikasikan pada struktur
hydraulic seperti bendungan dan tanggul air. Prinsip kerja dari praktikum
ini adalah mengukur tekanan hidrostatis pada bidang yang terendam
sebagian, maupun terendam seluruhnya. Persamaan yang akan digunakan
dalam menentukan tekanan hidrostatis adalah sebagai berikut:
𝑃 = 𝜌 𝑔 ℎ ................ (2.1)
Dengan keteranagn sebagai berikut :
𝑃 = tekanan hidrostatis (N)
𝜌 = massa jenis fluida (kg/m³
𝑔 = gaya gravitasi (m/s²
ℎ = kedalaman air (m)
6
2.2 Penurunan Rumus Gaya Tekan Hidrostatis
Gaya tekan hidrostatis diakibatkan oleh tekanan hidrostatis. Sesuai
dengan hukum pascal, tekanan merupakan rasio gaya terhadap luas
permukaan benda. Sehingga, gaya tekan berbanding lurus dengan hasil kali
tekanan dengan luas permukaan. Namun, diketahui bahwa fluida bergerak
dalam partikel, bukan dalam kumpulan atau paket massa, maka diperlukan
pendekatan elemen untuk menghitung gaya tekan hidrostatis.
7
𝑤 = lebar bidang (m)
ℎ = ketinggian (m
𝐹
𝑃=
𝐴
𝑚. 𝑔
𝑃=
𝐴
𝜌𝑉𝑔
𝑃=
𝐴
𝜌𝐴ℎ𝑔
𝑃=
𝐴
𝑃 = 𝜌 𝑔 ℎ .............................................................................................. (2.5)
Dengan keterangan sebagai berikut:
𝑃 = tekanan hidrostatis (N)
𝜌 = massa jenis fluida (kg/m³)
𝑔 = percepatan gravitasi yang terjadi pada fluida (m/s²)
𝑤 = lebar bidang (m)
ℎ = kedalaman air (m)
8
2.3.2 Torsi
Torsi atau biasa disebut dengan momen gaya merupakan ukuran
kekuatan yang dapat membuat benda berputar di sekitar sumbunya.
Diperlukan pengamatan terhadap aliran dan gaya yang bekerja pada
benda uji untuk menentukan torsi yang bekerja pada sistem
hidrostatik. Ilustrasi aliran pada benda yang akan dihitung torsinya
dapat dilihat pada gambar berikut.
9
2.3.3 Menentukan letak titik gaya kerja rsultan
Besar momen gaya resultan (FR) terhadap suatu titik sama dengan
jumlah momen gaya distribusinya terhadap titik yang sama.
̅̅̅̅ ......................................... (2.10)
𝑟̅ 𝑥 𝐹̅𝑟 = ∫ 𝑟̅ 𝑥 𝐹̅𝑟 = − ∫ 𝑟̅ 𝑥 𝑃 𝑑𝐴
Dimana :
𝑟̅′ = 𝑥 ′ 𝑖̂ + 𝑦 ′ 𝑗̂
𝐹̅𝑟 = −𝐹̅𝑟 𝑘
𝑟̅ = 𝑥 ′ 𝑖̂ + 𝑦 ′ 𝑗̂
̅̅̅̅
𝑑𝐴 = + ̅̅̅̅
𝑑𝐴𝑘
Maka diperoleh persamaan pada sumbu -x adalah sebagai berikut:
𝑥 ′ 𝑥 𝐹𝑟 = ∫ 𝑥 𝑃𝑑𝐴
𝐴
1
𝑥′ = ∫ 𝑥 𝑃𝑑𝐴 .................................................................... (2.11)
𝐹𝑟 𝐴
𝑦 ′ 𝑦 𝐹𝑟 = ∫ 𝑦 𝑃𝑑𝐴
𝐴
1
𝑦′ = ∫ 𝑦 𝑃𝑑𝐴 .................................................................... (2.12)
𝐹𝑟 𝐴
10
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Dalam melakukan praktikum, pasti diperlukan alat dan bahan yang
perlukan dalam menunjang lancarnya praktikum. Adapun alat dan bahan
yang diperlukan ddalam melaksanakan praktikum hidrostatis ini adalah
sebagai berikut :
a. Beban uji berfungsi sebagai pemberat untuk menyeimbangkan mistar
b. Mistar digunakan untuk mengukur jarak beban terhadap balance arm
c. Air sebagai variabel bebas dalam percobaan yang dilakukan
d. Bejana kaca digunakan sebagai tempat penampungan air yang diuji
dengan ketinggian tertentu
e. Ember untuk menampung air
f. Selang air digunakan untuk mengalirkan air ke ember
g. Benda uji (fabricated quadrant) merupakan alat utama yang menjadi
objek pengukuran.
11
3.3 Langkah Kerja
Dalam melakukan praktikum, tentunya harus ada prosedur-prosedur
yang berlaku agar praktikum tersebut berjalan dengan lancer dan tanpa
kendala. Berikut merupakan Langkah-langkah kerja dalam melakukan
praktikum Hidrostatis :
a. Atur ketinggian air pada bejana kaca dengan tinggi permukaan air mula-
mula 10 cm dari batas bawah benda uji.
b. Atur ketinggian air dengan cara membuka keran bejana kaca
c. Atur posisi beban sehingga barang benda uji Kembali horizontal
d. Kurangi tinggi permukaan air sejauh 0,5 cm
e. Kembalikan keseimbangan dari beam dengan menggeser beban
f. Catat posisi beban r diukur dari pusat rotasi beam tiap perubahan
ketinggian air (h) pada lembar data.
g. Lalu percobaan diulangi dengan menurunkan ketinggian air pada
interval h = 0,5 cm hingga air berada pada ketinggian 0 cm dari batas
bawah benda uji.
12
3.4 Flowchart Percobaan
Mulai
Mengatur ketinggian air pada bejana kaca dengan tinggi permukaan air
mula-mula 10 cm dari batas bawah benda uji.
13
BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Percobaan
(terlampir)
Mulai
Tidak
Ya
Apakah sudah
Selesai dihitung semua?
14
4.2.2. Flowchart Perhitungan Percobaan
Mulai
𝐹 = 𝑚 .𝑔
𝜏 = 𝐹 .𝑅
Tidak
Ya
Apakah sudah
Selesai dihitung semua?
15
4.3.1 Perhitungan Berdasarkan teori
Berikut merupakan contoh perhitungan teori untuk menentukan nilai
gaya dan torsi hidrostatis menggunakan data nomor dua.
Diketahui :
h = 0,095 m
ρ = 997 kg/m³
g = 9,8 m/s²
m = 0,415 kg
R = 0,17725 m
w = 0,1
ditanya =
• Nilai gaya hidrostatis
• Nilai torsi
Jawab =
• Nilai gaya
1
𝐹= 𝜌𝑔𝑤ℎ2
2
1 𝑘𝑔 𝑚
𝐹 = (997 3 )(9,8 2 )(0,1 𝑚)(0,095 𝑚)2
2 𝑚 𝑠
𝐹 = 4,40898325 𝑁
• Nilai torsi
1
𝜏 = 𝐹 (0,23 − ℎ)
3
1
𝜏 = 4,40898325 𝑁 (0,23 𝑚 − (0,095 𝑚))
3
𝜏 = 0,874448345
16
4.3.2 Perhitungan Berdasarkan Percobaan
Berikut merupakan contoh perhitungan percobaan untuk
menentukan nilai gaya dan torsi hidrostatis menggunakan
data nomor dua.
Diketahui :
h = 0,095 m
ρ = 997 kg/m³
g = 9,8 m/s²
m = 0,415 kg
R = 0,17725 m
w = 0,1
ditanya =
• Nilai gaya hidrostatis
• Nilai torsi
Jawab =
• Nilai gaya
𝐹 = 𝑚 .𝑔
𝐹 = 0,415 𝑘𝑔 . 9,8 𝑚/𝑠 2
𝐹 = 4,067 𝑁
• Nilai torsi
𝜏 = 𝐹 .𝑅
𝜏 = 4,067 𝑁 . 0,17725 𝑚
𝜏 = 0,721 𝑁𝑚
17
4.4 Pembahasan
4.4.1 Grafik Torsi Teori Terhadap Ketinggian
Perhitungan torsi teori dilakukan dengan persamaan yang
mengalikan gaya hidrostatik dengan lengan torsi. Lengan torsi yang
digunakan adalah 0,23 m dikurangi sepertiga ketinggian fluida.
Terdapat beberapa variabel yang mempengaruhi perhitungan torsi
teori. Variabel tetap yang digunakan, yaitu percepatan gravitasi
sebesar 9,8 m/s2 , massa jenis senilai 997 kg/m3, dan lebar
penampang benda uji 0,1 m. Sedangkan variabel ketinggian benda
berada dalam rentan 0-10 cm dengan interval 0,5 cm yang berperan
sebagai variabel bebas.
1
Torsi Teori (NM)
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 2 4 6
Ketinggian Air 8 10 12
18
0,085 m diperoleh torsi teori senilai 0,712 Nm. Pada
ketinggian 0,080 m diperoleh torsi teori senilai 0,636 Nm.
Pada ketinggian 0,075 m diperoleh torsi teori senilai 0,563
Nm. Pada ketinggian 0,070 m diperoleh torsi teori senilai
0,495 Nm. Pada ketinggian 0,065 m diperoleh torsi teori
senilai 0,430 Nm. Pada ketinggian 0,060 m diperoleh torsi
teori senilai 0,369 Nm. Pada ketinggian 0,055 m diperoleh
torsi teori senilai 0,313 Nm. Pada ketinggian 0,050 m
diperoleh torsi teori senilai 0,261 Nm. Pada ketinggian 0,045
m diperoleh torsi teori senilai 0,213 Nm. Pada ketinggian
0,040 m diperoleh torsi teori senilai 0,169 Nm. Pada
ketinggian 0,035 m diperoleh torsi teori senilai 0,131 Nm.
Pada ketinggian 0,030 m diperoleh torsi teori senilai 0,097
Nm. Pada ketinggian 0,025 m diperoleh torsi teori senilai
0,068 Nm. Pada ketinggian 0,020 m diperoleh torsi teori
senilai 0,044 Nm. Pada ketinggian 0,015 m diperoleh torsi
teori senilai 0,025 Nm. Pada ketinggian 0,010 m diperoleh
torsi teori senilai 0,011 Nm. Sedangkan pada ketinggian
0,005 m diperoleh torsi teori senilai 0,003 Nm. Seiring
dengan berkurangnya ketinggian air, besar tekanan yang
dirasakan juga semakin menurun. Hal itu berkaitan dengan
rumus tekanan hidrostatis, yakni 𝑃 = 𝜌𝑔ℎ, diketahui bahwa
tekanan hidrostatis sebanding dengan ketinggian. Ketika
ketinggian air meningkat, gaya tekan hidrostatis yang
didapatkan oleh benda uji juga kian meningkat dan begitu
juga sebaliknya. Gaya tekan inilah yang menimbulkan torsi
benda uji. Secara umum torsi didapat dari perkalian gaya
dengan lengan beban. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
semakin besar nilai ketinggian fluida yang diukur dari benda
uji maka semakin besar pula nilai torsi yang dimiliki benda
uji dan begitu juga ssebaliknya. Kesebandingan antara
19
ketinggian dengan nilai torsi inilah yang menyebabkan pola
grafik di atas menunjukkan grafik eksponensial naik.
0.8
Torsi Percobann (NM)
0.6
0.4
0.2
0
0 2 4 6 8 10 12
-0.2
Ketinggian Air (cm)
20
ketinggian 0,070 m diperoleh torsi teori senilai 0,379 Nm. Pada
ketinggian 0,065 m diperoleh torsi teori senilai 0,305 Nm. Pada
ketinggian 0,060 m diperoleh torsi teori senilai 0,250 Nm. Pada
ketinggian 0,055 m diperoleh torsi teori senilai 0,190 Nm. Pada
ketinggian 0,050 m diperoleh torsi teori senilai 0,140 Nm. Pada
ketinggian 0,045 m diperoleh torsi teori senilai 0,091 Nm. Pada
ketinggian 0,040 m diperoleh torsi teori senilai 0,042 Nm. Pada
ketinggian 0,035 m diperoleh torsi teori senilai 0,006 Nm. Pada
ketinggian 0,030 m diperoleh torsi teori senilai -0.030 Nm. Pada
ketinggian 0,025 m diperoleh torsi teori senilai -0,077 Nm. Pada
ketinggian 0,020 m diperoleh torsi teori senilai -0,091 Nm. Pada
ketinggian 0,015 m diperoleh torsi teori senilai -0,105 Nm. Pada
ketinggian 0,010 m diperoleh torsi teori senilai -0,119 Nm. Pola
grafik menunjukkan bentuk eksponensial naik di mana kenaikan
nilai gaya berat akan seiring dengan nilai torsi benda uji. Gaya berat
yang dimiliki benda uji didapat dari perkalian massa benda uji
dengan percepatan gravitasi. Adanya gaya berat menjadikan benda
uji memiliki kemampuan untuk berotasi karena adanya energi
potensial. Kemampuan berotasi ini biasa disebut torsi atau momen
gaya. Torsi percobaan didapatkan dari perkalian gaya berat
dikalikan dengan lengan gaya. Karena torsi sebanding dengan gaya
dan gaya sebanding ketinggian fluida, maka torsi benda uji juga
sebanding dengan besar nilai ketinggian. Hal inilah yang
menjadikan grafik torsi terhadap ketinggian menunjukkan pola
eksponensial naik.
21
maksimum yang dicapai grafik oranye adalah 0,847 Nm dengan
nilai minimum -0,140 Nm. Sedangkan grafik biru nilai tertingginya
adalah 0,961, Nm dengan nilai minimum 0 Nm. Nilai minus tersebut
menunjukkan bahwa benda putaran benda berkebalikan dengan arah
putar acuan.
0.6
0.4
0.2
0
-0.2 0 2 4 6 8 10 12
Ketinggian (cm)
22
didapat memiliki nilai yang hampir mendekati sama, pada grafik
tersebut memiliki nilai yang berbeda kemungkinan ddikarenakan
kelalaian praktikan dalam pengambilan data maupun factor lainnya.
23
BAB V
KESIMPILAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum hidrostatis yang dilakukan sebelumnya,
praktikan dapat menarik kesimpulan sebagai berikut
5.1.1 Grafik torsi teori dan percobaan memiliki bentuk eksponensial naik
seiring meningkatnya ketinggian air. Hal tersebut menandakan
semakin besar ketinggian air (h) maka nilai torsi yang ditimbulkan
juga semakin besar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa gaya,
tekanan hidrostatis yang ditunjukan melalui torsi pada percobaan ini
berbanding lurus dengan ketinggian air (h).
5.1.2 Grafik torsi teori dan percobaan memiliki bentuk kurva yang sama
yaitu eksponensial. Maka dari itu, nilai torsi teori dan percobaan
saling berkaitan dan memiliki nilai yang sama pada keadaan
seimbang. Torsi teori dipengaruhi oleh kedalaman air (h) sedangkan
torsi percobaan dipengaruhi oleh besarnya jari-jari (R). Sehingga
dapat disimpulkan bahwa nilai dari kedalaman air dan jari-jari
sangat mempengaruhi besarnya torsi yang ditimbulkan dimana
antara kedalaman air dan besarnya jari-jari berbanding lurus.
5.2 Saran
Setelah dilakukan percobaan, didapat beberapa saran untuk
meningkatkan keakuratan data pada praktikum selanjutnya, yaitu:
5.2.1 Sebaiknya mempersiapkan terlebih dahulu alat yang akan digunakan
untuk praktikum dengan baik
5.2.2 Lebih teliti dalam mengamati aliran yang terbentuk di dalam pipa
5.2.3 Hati hati dalam melakukan praktikum dan jangan sampai alat
terguncang karena dapat menyebabkan aliran terganggu
24
DAFTAR PUSTAKA
Munson, Bruce R. 2009. Fundamental of Fluid Mechanics Sixth Edition.
Morgantown, USA: John Wiley & Son, Inc.
Pritchard, Philip J. 2011. Introduction to Fluid Mechanics Eighth Edition. Hoboken:
John Wiley & Son, Inc.
White, Frank M. 1991. Mekanika Fluida Jilid I Edisi Kedua. Jakarta: PT. Gelora
Aksara Pratama
25
LAMPIRAN
Berikut merupakan table perhitungan Praktikum Hidrostatis :
Torsi Tekanan
m w g Torsi Teori
R (m) 𝜌 h (m) F (N) Percobaan Hidrostatis
(kg) (m) (m/s²) (Nm)
(Nm) (Pa)
0.2085 997 0.1 0.415 0.1 9.8 4.8853 0.960775667 0.8479695 977.06
0.17725 997 0.095 0.415 0.1 9.8 4.40898325 0.874448345 0.72087575 928.207
0.16 997 0.09 0.415 0.1 9.8 3.957093 0.7914186 0.65072 879.354
0.140625 997 0.085 0.415 0.1 9.8 3.52962925 0.711808565 0.571921875 830.501
0.123 997 0.08 0.415 0.1 9.8 3.126592 0.635740373 0.500241 781.648
0.1055 997 0.075 0.415 0.1 9.8 2.74798125 0.563336156 0.4290685 732.795
0.0931 997 0.07 0.415 0.1 9.8 2.393797 0.494718047 0.3786377 683.942
0.075 997 0.065 0.415 0.1 9.8 2.06403925 0.430008177 0.305025 635.089
0.0615 997 0.06 0.415 0.1 9.8 1.758708 0.36932868 0.2501205 586.236
0.04675 997 0.055 0.415 0.1 9.8 1.47780325 0.312801688 0.19013225 537.383
0.0345 997 0.05 0.415 0.1 9.8 1.221325 0.260549333 0.1403115 488.53
0.0225 997 0.045 0.415 0.1 9.8 0.98927325 0.212693749 0.0915075 439.677
0.0105 997 0.04 0.415 0.1 9.8 0.781648 0.169357067 0.0427035 390.824
0.0015 997 0.035 0.415 0.1 9.8 0.59844925 0.13066142 0.0061005 341.971
-0.0075 997 0.03 0.415 0.1 9.8 0.439677 0.09672894 -0.0305025 293.118
-0.019 997 0.025 0.415 0.1 9.8 0.30533125 0.06768176 -0.077273 244.265
-0.0225 997 0.02 0.415 0.1 9.8 0.195412 0.043642013 -0.0915075 195.412
-0.026 997 0.015 0.415 0.1 9.8 0.10991925 0.024731831 -0.105742 146.559
-0.0295 997 0.01 0.415 0.1 9.8 0.048853 0.011073347 -0.1199765 97.706
-0.0345 997 0.005 0.415 0.1 9.8 0.01221325 0.002788692 -0.1403115 48.853
-0.0355 997 0 0.415 0.1 9.8 0 0 -0.1443785 0
26
27