Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

KIMIA FISIKA

“VISKOSITAS DAN SIFAT ALIR”

DISUSUN OLEH:
Angelo Glen Rumondor (180391041) Ayustie Silva Supit (180391053)
Reza Sonia Walelang (180391004) Marselina Nadia Usoh (180391002)
Ema Rahel Ohee (180391046) Chindy Takarenguang (180391032)
Jone Juliana Arunde (180391025) Valensia Manuel (180391026)
Delfira Manapode (180391018) Esterlis Tuwondila (180391050)
Yanti Ibrahim (180391021) Yhon Yanengga (180391033)
Bregitya Feronica Malimbulun (180391029)

UNIVERSITAS TRINITA MANADO

2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas limpah dan
rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Makalah Viskositas dan Sifat Alir ini
dibuat sebagai tugas mata kuliah Kimia Fisika.
Makalah ini disusun berdasarkan beberapa literatur yang kami ambil,Selain itu makalah
ini kami susun dengan agar dapat memberikan manfaat untuk pembaca dalam mempelajari
Viskositas dan Sifat Alir..
Oleh karena itu,kami sangat mengaharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca untuk perbaikan kedepannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua,
terutama mahasiswa UNIVERSITAS TRINITA MANADO.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….
DAFTAR ISI………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
I. Latar Belakang………………………………………………………
II. Rumusan Masalah…………………………………………………..
III. Tujuan………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN
I. Viskositas
1.1 Pengertian Viskositas…………………………………………..
1.2 Viskositas Fluida dan Hukum Stokes………………………….
1.3 Tegangan Permukaan Zat Cair dan Viskositas Fluida…………
II. Sifat Alir Cairan
2.1 Pengertian Sifat Alir…………………………………………..
2.2 Penggolongan Tipe Aliran……………………………………
2.3 Sifat-sifat Yang Dapat Mempengaruhi Sifat Alir Suatu Zat…….
2.4 Contoh Aplikasi Rheologi Dalam Bidang Farmasi ……………..
BAB III PENUTUP
I. Kesimpulan………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Kekentalan adalah sifat dari suatu zat cair (fluida) disebabkan adanya gesekan antara
molekul-molekul zat cair dengan gaya kohesi pada zat cair tersebut. Gesekan-gesekan inilah
yang menghambat aliran zat cair. Besarnya keketalan zat cair (viskositas) dinyaakan dengan
suatu bilangan yang menentukan kekentalan suatu zat cair. Hukum viskositas newton
menyataka bahwa untuk laju perubahan bentuk sudut fluida yang tertentu maka tegangan geser
berbanding lurus dengan viskositas. Suatu zat memiliki kemampuan tetentu sehingga suatu
padatan yang dimasukkan kedalamnya mendapatkan gaya tekanan yang diakibatkan peristiwa
gesekan antara permukaan padatan tersebut dengan zat cair.
Pada zaman modern ini tuntutan akan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin
tinggi. Aplikasi dari perkembangan dan kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi
perlu dimanfaatkan dalam berbagai bidang kehidupan, tak terkecuali pada aplikasi
farmasi. Semakin hari formulasi sediaan farmasi yang ada semakin menunjukkan
peningkatan kualitas sehingga mampu memberikan pelayanan yang maksimal pada pasien.
Kualitas formulasi sediaan farmasi seperti pasta, lotion, cream, emulsi, suspensi
dan lainnya perlu ditingkatkan untuk mendukung kinerja sediaan yang baik. Kualitas
yang harus ada pada sediaan farmasi yang diformulasi misalnya keseragaman dosis,
konsistensi sediaan, stabilitas sediaan, bioavailabilitas dan pengemasan sediaan yang baik.
Salah satu dasar yang harus ada dalam ilmu formulasi sediaan farmasi adalah
tentang rheologi atau sifat alir cairan. Dengan mengetahui karakteristik suatu zat yang
akan digunakan dalam formulasi sediaan farmasi dan menentukan tipe alirnya,
maka kita akan lebih mudah dalam melakukan formulasi suatu sediaan sehingga
diharapkan akan menghasilkan sediaan yang aman dan berkualitas secara terapeutik.
Dengan mempelajari sifat alir cairan mahasiswa diharapkan mampu berperan dalam
formulasi sediaan farmasi, analisis sediaan farmasi dan mampu memilih alat yang tepat
untuk pembuatan sediaan farmasi
Secara umum cairan digolongkan dalam cairan newton dan non-newton, tergantung
pada hubungan antara shearrate dan tekanan yang diterapkan. Gaya shear ditimbulkan oleh
interaksi secara cairan yang bergerak dan permukaan dimana cairan itu mengalir selama
pencampuran. Shearrate dapat didefinisikan sebagai turunan darikecepatan sesuai jarak
yang diukur terhadap arah aliran. Viskositasdinamis adalah perbandingan antara shearstress
terhadap shearrate. Untuk cairan Newton shearrate sebanding dengan tekanan yang diberikan ,
dan cairan demikian mempunyai viskositas dinamis yang tidak tergantung dari laju
aliran. Sebaliknya cairan non-Newton menghasilkan viskositas dinamis nyata yang
merupakan fungsi dari shearstress( Lachaman, 1989).
Sifat aliran dan sifat pencampurandari cairan diatur oleh tiga hukum atau dasar-
dasarutama, yaitu : konservasi massa, konservasi ketetapan energy, dan hukum-hukum klasik
dari gerakan.Mekanisme Pencampuran cairan secara esensial .
II. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan viskositas?
2. Bagaimana viskositas fluida dan hokum stokes?
3. Apakah Tegangan Permukaan Zat Cair dan Viskositas Fluida?
4. Bagaimana Penggolongan Tipe Aliran?
5. Apa saja sifat-sifat yang dapat mempengarui sifat alir suatu zat?
6. Apa saja kegunaan Rheologi dalam Formulasi?

III. TUJUAN
1. Mengetahui dan memahami pengertian viskositas dengan baik
2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas
3. Mengetahui aplikasi viskositas dalam kehidupan sehari-hari
4. Mempelajari sifat alir cairan dan dapat menentukan tipe-tipe cairan berdasarkan sifat
aliran
BAB II
PEMBAHASAN
I. VISKOSITAS
1.1 PENGERTIAN VISKOSITAS
Apakah itu viskositas? Andaikan gelas dari styrofoam berlubang di dasarnya. Jika ada
madu yang dituangkan ke dalam gelas tersebut akan terlihat bocoran yang lebih cepat. Hal itu
terjadi karena madu memiliki nilai viskositas yang lebih besar dibandingkan dengan cairan
lain.
Viskositas atau kekentalan adalah suatu ukuran hambatan dari fluida yang mengalir.
Fluida yang memiliki viskositas besar memiliki hambatan alir yang besar juga karena gaya
gesekan internal yang besar ketika fluida tersebut bergerak. Fluida yang memiliki viskositas
kecil memiliki hambatan alir yang kecil karena gaya gesekan internal yang kecil ketika fluida
tersebut bergerak.
Gas juga memiliki viskositas, walaupun sulit diketahui dalam keadaan tertentu. Adanya
viskositas fluida menyebabkan kamu perlu mendayung perahu pada permukaan air yang
tenang. Efek viskositas berpengaruh terhadap aliran fluida dalam pipa, aliran darah, aliran
minyak pelumas dalam mesin. Viskositas fluida bergantung pada suhu. Jika suhunya naik,
kekentalan fluida berkurang. Tujuan utama perancang oli untuk pelumas mesin adalah
mengurangi kenaikan suhu semaksimal mungkin agar viskositas oli tidak berubah drastis.
Dengan demikian, mesin tetap terlumasi dan beroperasi secara normal.

1.2 Viskositas Fluida dan Hukum Stokes


a. Hukum stokes untuk Fluida Kental
Pada suatu fluida ideal (fluida tidak kental) tidak ada viskositas (kekentalan) yang
menghambat lapisan-lapisan fluida ketika lapisan-lapisan tersebut menggeser satu diatas
lainnya. Pada suatu pipa dengan luas penampang seragam (serba sama), setiap lapisan
fluida ideal bergerak dengan kecepatan yang sama. Lapisan fluda yang terdekat dengan
dinding pipa bahkan sama sekali tidak bergerak ( v = 0 ), sedangkan lapisan fluida pada
pusat pipa memiliki kecepatan terbesar.
Viskositas pada aliran fluida kental sama saja dengan gesekan pada gerak benda padat.
Untuk fluida ideal, viskositas n= 0 sehinga kita selalu menganggap benda yang bergerak
dalam fluida ideal tidak megalami gesekan yang disebabkan oleh fluida. Namun, jika
benda tersebut bergerak dengan kelajuan tertentu dalam fluida kental, gerak benda kan
dihambat oleh gaya gesekan fluida pada benda tersebut.
Besar gaya gesekan fluida dirumuskan sebagai berikut

𝐹𝑓 = knv
Koefisien k bergantung pada bentuk geometris berupa bola dengan jari-jari r, dari
perhitungan laboratorium diperoleh nilai berikut.
k = 6𝜋r
Dengan memasukkan nilai k tersebut kedalam persamaan (3-21), kita peroleh
persamaan berikut.
Hukum Stokes
𝐹𝑓 = 6𝜋rv

Dengan n = koefisien viskositas yang dinyatakan dalam kg/ms atu Pa s.


b. Kecepatan Terminal
Perhatikan sebuah kelereng yang dilepaskan jatuh bebas dalam suatu fluida kental. Jika
hanya gaya gravitasi yang bekerja pada kelereng, kelereng akan bergerak dipercepat
dengan percepatan sama dengan percepatan gravitasi g. Artinya, jarak antara dua
kedudukan kelereng dalam selang waktu yang sama haruslah semakin besar. Mula-mula
jarak antara dua kedudukan kelereng dalam selang waktu yang sama semakin besar, tetapi
mulai saat tertentu, jarak antara dua kedudukkan kelereng dalam selang waktu yang sama
adalah sama besar. Dari hasil eksperimen tersebut disimpulkan bahwa suatu benda yang
dijatuhkan bebas dalam suatu fluida kental, kecepatannya semakin besar hingga mencapai
suatu kecepatan terbesar yang tetap. Kecepatan terbesar yang tetap ini dinamakan
kecepatan terminal.
Seperti telah dinyatakan, benda akan bergerak semakin cepat sampai mencapai
kecepatan terminal yang konstan. Pada saat kecepatan terminal 𝑉𝑇 tercapai, gaya-gaya
yang bekerja pada benda adalah seimbang.

∑𝐹 = 0
+ mg – 𝐹𝑎 – 𝐹𝑓 = 0
𝐹𝑓 = mg - 𝐹𝑎

Apa yang terjadi jika Anda menumpahkan air dan minyak goreng pada permukaan
kaca yang dibuat miring? Air akan segera mengalir dengan cepat ke dasar bidang miring,
sedangkan minyak goreng akan mengalir secara perlahan. Mengapa demikian? Hal ini terjadi
karena perbedaan sifat kekentalan kedua zat cair tersebut. Sifat kekentalan suatu fluida (zat
cair) berkaitan dengan gesekan internal dalam fluida (zat cair) tersebut terhadap benda yang
bergerak dalam fluida atau ketika fluida zat cair tersebut bergerak.
Ukuran kekentalan suatu fluida dinyatakan dengan nilai koefisien viskositas.
Viskositas (kekentalan) fluida dipengaruhi oleh suhu. Untuk suhu yang lebih rendah ,
umumnya zat cair menjadi lebih kental (koefisien viskositasnya lebih besar). Sementara itu,
pada gas terjadi sebaliknya. Jika suhunya lebih rendah, umumnya kekentalan gas berkurang.
Berikut ini daftar koefisien viskositas dari beberapa fluida.
Tabel 3.2 Koefisien viskositas beberapa fluida
KOEFISIEN VISKOSITAS
FLUIDA SUHU (°C) (Kg m⁻¹ S⁻¹ atau Pa s)
Udara 0 0,0171 x 10⁻3
20 0,0182 x 10⁻3
40 0,0193 x 10⁻3
60 0,0200 x 10⁻3
80 0,0209 x 10⁻3
100 0,0218 x 10⁻3

KARBON DIOKSIDA 20 0,0147 X 10⁻3


Helium 20 0,0196 x 10⁻3
Air 0 1,78 x 10⁻3
20 1,00 x 10⁻3
40 0,651 x 10⁻3
60 0,47 x 10⁻3
80 0,36 x 10⁻3
100 0,28 x 10⁻3
Metil Alkohol 20 0,59 x 10⁻3
Oli Motor 0 110, x 10⁻3
20 3 x 10⁻3
Darah 37 4 x 10⁻3

Karena fluida memiliki kekentalan tertentu, maka ketika sesuatu fluida akan digerakan
atau dialirkan, harus dikerjakan suatu gaya untuk melawan gesekan akibat kekentalan fluida
tersebut.
Selain itu, jika suatu benda yang massa jenisnya lebih besar dari massa jenis fluida
kental dijatuhkan ke dalam fhuida tersebut dan hanya dipengaruhi gaya gravitasi, maka benda
tersebut akan bergerak dipercepat hingga mencapai kecepatan maksimum (kecepatan
terminal) yang tetap.
Setelah kecepatan maksimum tercapai, benda tersebut akan bergerak dengan
kecepatan tetap karena gaya beratnya suah diimbangi oleh gaya gesekkan fluida. Jadi, suau
benda yang bergerak dengan kecepatan tertentu dalam fluida kenal, geraknya akan dihambat
oleh gaya gesekan fluida pada benda tersebut. Besarnya gaya gesekkan yang diberikan oleh
suatu fluida tehadap benda yang melaluinya dapat dientukkan dangan persamaan berikut:
Besarnya gaya gesekkan yang diberikan oleh suatu fluida tehadap benda yang melaluinya
dapat dientukkan dangan persamaan berikut:

𝐹𝑓 = knv
Dengan:
Ff = gaya gesekan fluida (N)
k = koefisien benda (tergantung pada bentuk geonaetri benda)
n = koefisien viskositas (Pa s)
v = kecepatan gerak benda dalam fluida (m/s)
Untuk benda yang berbentuk bola dengan jari-jari r, maka berdasarkan hasil percobaan
dapat ditunjukkan bahwa:

k = 6𝜋r
Oleh karena itu, persamaan gaya gesekan fluida atau gaya Stokes untuk benda
berbentuk bola dirumuskan sebagai berikut:

𝐹𝑟 = 6𝜋rnv
Pada pembahasan sebelumnya, Anda telah mengetahui bahwa apabila suatu benda
yang dijatuhkan bebas ke dalam suatu fluida kental, maka benda tersebut akan bergerak
dipercepat sampai mencapai suatu kecepatan rnaksimumnya yang tetap. Kecepatan
maksimum yang tetap ini dinamakan kecepatan terminal. Ketika benda bergerak dengan
kecepatan terminal, pada benda tersebut bekerja tiga buah gaya, yaitu gaya berat, gaya ke atas
dan gaya gesekan fluida.
Perhatikan diagram gaya-gaya yang bekerja pada benda yang sdedang bergerak
dengan kecepatan terminal dalam suatu fuida kental. Karena benda bergerak dengan
kecepatan tetap, maka berlaku Hukum I Newton (∑ 𝐹 = 0). Sehingga :

∑𝐹 = 0
+ mg – 𝐹𝐴 – 𝐹𝑓 = 0
+ mg- 𝐹𝐴 = 𝐹𝑓
𝐹𝑓 = mg – 𝐹𝐴
Jika benda berbentuk bola, massa jenis benda adalah 𝜌𝑏 ,massa jenis fluida adalah 𝜌𝑓 , dan
volume benda adalah 𝑉𝑏 , maka persamaan diatas menjadi

6𝜋rnv 𝑇 = (𝜌𝑏 𝑉𝑏 ) g- 𝜌𝑓 𝑉𝑏 g
6𝜋rnv 𝑇 = 𝑉𝑏 g (𝜌𝑏 𝜌𝑓 )
𝑉𝑇 = 𝑉𝑏 g (𝜌𝑏 - 𝜌𝑓 )
6𝜋rnv
4
Karena benda berbentuk bola, maka volume benda 𝑉𝑏 = 𝜋r³ sehingga persamaan
3
diatas menjadi :

4
𝑉𝑇 =( 𝜋r³) (g) (𝜌𝑏 - 𝜌𝑓 )
3

6𝜋rnv

2 𝑟2𝑔
𝑉𝑇 = (𝜌𝑏 - 𝜌𝑓 )
9 𝑛
Dengan :
𝑉𝑇 = kecepatan terminal (m/s) n = viskositas fluida (Ns/m²)

r = jari-jari bola (m) 𝜌𝑏 = massa jenis benda (kg/m³)


g = percepatan gravitasi (m/s²) 𝜌𝑓 = massa jenis fluida (kg/m³)

1.3 Tegangan Permukaan Zat Cair dan Viskositas Fluida


Anda akan mempelajari tegangan permukaan zat cair, yang antara lain agar dapat
menjawab pertanyaan berikut. Mengapa serangga dapat hinggap di permukaan air? Mengapa
mencuci pakaian dengan air hangat menghasilkan cucian yang lebih bersih? Mengapa air
dalam pipa kapiler naik, tetapi justru turun?
Pada pembahasan ini Anda juga akan mempelajari viskositas fluida, yang antara lain
agar dapat menjawab pertanyaan berikut, Mengapa kelereng yang jatuh bebas di dalam suatu
wadah berisi oli (fluida kental), mula-mula semakin cepat dan akhirnya bergerak dengan
kecepatan tetap?

1. Apakah Tegangan Permukaan Zat Cair Itu?


Untuk dapat memahaminya, coba lihat percobaan berikut :
Demonstrasi Tegangan Permukaan
Isi sebuah gelas dengan air hingga hampir penuh. Dengan hati-hati, letakkan klip di
permukaan air sedemikian hingga saat Anda melepasnya,klip mengapung di permukaan air.
Dalam keadaan klip mengapung, tambahkan sedikit detergen atau larutan sabun ke dalam air.
Klip akan segera tenggelam. Ulangi eksperimen tersebut dengan benda-benda kecil dari bahan
logam. seperti jarum atau silet.
Pertanyaan
1. Massa jenis klip kertas jelas lebih besar daripada massa jenis air, tetapi mengapa klip
dapat mengapung di air?
2. Mengapa ketika ditambahkan sedikit detergen atau larutan sabun kedalam air, klip
segera tenggelam?
Tegangan permukaan zat cair adalah kecenderungan permukaan zat cair untuk
menegang sehingga permukaannya seperti dituupi oleh suatu lapisan elastis.

2. Mengapa Terjadi Tegangan Permukaan pada Zat Cair?


Antara partikel-partikel sejenis terjadi gaya tarik-menarik yang disebut gaya
kohesi. A mewakili partikel di dalam zat cair, sedangkan B mewakili partikel di
permukaan zat cair. Partikel A ditarik oleh gaya yang sama besar ke segala arah oleh
partikel- partikel di dekatnya. Sebagai hasilnya, resultan gaya pada partikel dalam zat
cair (diwakili oleh A) adalah sama dengan nol dan di dalam zat cair tidak ada tegangan
permukaan.
Bagaimana dengan partikel-partikel di permukaan zat (diwakili oleh B)? Partikel B
ditarik oleh pastikel-partikel yang ada di samping dan di bawahnya dengan gaya-gaya
yang sama besar, tetapi B tidak ditarik oleh partikel-partikel di atasnya (karena di atas
B tidak ada partkel zat cair). Sebagai hasilnya, terdapat resultan gaya berarah ke
bawah yang bekerja pada permukaan zat cair.
Resultan gaya ini menyebabkan lapisan-lapisan atas seakan- akan tertutup oleh
hamparan selaput elastis yang ketat. Selaput ini cenderung menyusut sekuat mungkin.
Oleh karena itu, sejumlah tertentu cairan cenderung mengambil bentuk dengan
permukaan sesempit mungkin. Inilah yang kita sebut tegangan permukaan.
Akibat tegangan permukaan ini, setetes cairan cenderung berbentuk bola
karena dalam bentuk bola, cairan mendapatkan daerah permukaa yang tersempit.
Inilah yang menyebabkan tetes air yan jatuh dari keran dan tetes-tetes embun yang
jatuh pada sarang laba-laba berbentuk bola.
Tarikan pada permukaan cairan membentuk semacam kulit penutup yang
tipis. Nyamuk dapat berjalan diatas air karena berat nyamuk dapat diatasi oleh kulit
ini. Peristiwa yang sama terjadi pada klip ketas yang perlahan-lahan kita letakkan
dipermukaan air.
Ketika Anda menambahkan detergen atau larutan sabun kedalam air, Anda
menurunkan tegangan permukaan air. Sebagai hasilnya, berat klip kertas tidak dapat
lagi ditopang oleh permukaan air, dan klip kertas segera tenggelam .

3. Formulasi Tegangan Permukaan


Tegangan permukaan (𝛾) dalam larutan sabun didefinisikan sebagai perbandingan
antara gaya tegangan permukaan (F) dan panjang permukaan (d) tempat gaya tersebut
bekerja. Secara matematis, kita tulis seperti berikut. kita tulis seperti berikut.
Tegangan permukaan
𝐹
𝛾=𝑑
Dalam kasus ini d = 2l sehingga persamaannya menjadi seperti berikut.
𝐹
𝛾 = 2𝐿

Perhatikan, tegangan permukaan bukanlah besaran gaya, melainkan merupakan gaya


dibagi dengan panjang sehinga satuan tegangan permukaan adalah N/m (atau Nm⁻¹).
Tabel 3.2 mendaftar tegangan permukaan beberapa zat cair yang umun dijumpai
dalam keseharian.
Tabel 3.2 Nilai hasil pengukuran permukaan tegangan.
Zat cair yang kontak Suhu (°C) Tegangan permukaan
dengan udara ( x 10⁻³ N/m)
Air 0 75,6
Air 25 72,0
Air 80 62,6
Etil alcohol 20 22,8
Aseton 20 23,7
Gliserin 20 63,4
Raksa 20 435

4. Merumuskan kenaikkan/ penurunan permukaan zat cair dalam pipa


kapiler

Masih ingatkah Anda bahwa zat cair yang membasahi dinding (misalnya air) akan naik
dalam pipa kapiler ( tabung dengan diameter dalam relatif kecil)?. Gejala ini dikenal sebagai
gejala kapiler yang disebabkan oleh gaya kohesi tegangan permukaan dan gaya adhesi antara
zat cair dan tabung kaca. Zat cair naik hingga gaya keatas sama dengan gaya kebawa karena
tegangan permukaan sama dengan berat zat cair yang diangkat. Prinsip inilah yang akan kita
gunakan untuk menurunkan rumus kenaikkan zat cair dalam pipa kapiler.

5. Penerapan tegangan permukaan dalam kehidupan sehari-hari


Tegangan permukaan air berhubungan dengan kemampuan air membasahi benda. Semkecil
tegangan permukaan air, semakin baik kemampuan air untuk membasahi benda. Hal tersebut
berarti kotoran-kotoran pada benda lebih mudah larut dalam air. Prinsip inilah yang banyak di
manfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.
Mengapa mencuci dengan air panas lebih mudah dan menghasilkan cucian yang lebih
bersih? Tegangan permukaan air dipengaruhi oleh suhu. Semakin tinggi suhu air, semakin
kecil tegangan permukaan air. (lihat kembali tabel 3.2). artinya, semakin baik kemampuan
air untuk membasahi benda. Oleh karena itu, mencuci dengan air panas menyebabkan kotoran
pada pakaian lebih mudah larut dan cucian menjadi lebih bersih.
Detergen sintetis modern juga di desain untuk meningkatkan kemampuan air
membasahi kotoran yang melekat pada pakaian, yaitu dengan menurunkan tegangan
permukaan air. Banyak kotoran pakaian yang tidak larut didalam air segar, tetapi larut
didalam air yang diberi detergen. Pengaruh detergen dapat dilihat dengan meneteskan air
segar dan air yang mengandung detergen keatas lilin yang bersih. Air segar tidak membasahi
lilin dan bentuk butirannya tidak banyak berubah. Tampak bahwa detergen memperkecil
permukaan tegangan air sehingtga air mampu membasahi lilin.
Contoh dalam keseharian dapat anda lihat pada itik yang berenang di air. Itik dapat
berenang di air karena bulu-bulunya tidak basah oleh air. Jika air diberi detergen, tegangan
permukaan air berkurang dan itik yang berusaha berenang bulu-bulunya akan basah oleh air.
Akibatnya, itik akan tenggelam.
Antiseptik yang di pakai untuk mengobati luka, selain memiliki daya bunuh kuman
yang baik, juga memiliki tegangan permukaan yang rendah, sehingga antiseptik dapat
membasahi seluruh luka. Jadi, alkohol dan hampir semua antiseptik memiliki tegangan
permukaan yang rendah. Dapatkah anda menambahkan lagi beberapa aplikasi tegangan
permukaan zat cair dalam kehidupan sehari-hari?

II. SIFAT ALIR CAIRAN


2.1 PENGERTIAN SIFAT ALIR
Rheologi (dari bahasa yunani rheosyang berarti mengalir dan logos berarti ilmu) adalah ilmu
tentang aliran atau perubahan bentuk (deformasi) di bawah tekanan.Kegunaan mempelajari rheologi
dalam kestabilan obat adalah :
1. Dalam pencampuran dan aliran bahan-bahan
2. Pengemasan bahan tersebut ke dalam wadah serta pengeluarannya saat akan dipakai
3. Memberi pengaruh terhadap daya terima pasien yaitu seperti dalam hal kenyamanan
pasien tersebutyang lebih menyenangi dalam penggunaan bentuk sediaan, misalnya pasien
lebih nyaman menggunakan lotion dari pada salep
4. Kestabilan fisis
5. Ketersediaan hayati (biologicalavaibility)
6. Pemilihan peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan (produksi)

Pengukuran rheologi digunakan untuk mengkarakterisasi kemudahan penuangan dari botol,


penekanan atau pemencetan dari suatu tube untuk wadah lain yang dapat berubah bentuk,
pemeliharaan bentuk produk dalamsuatu bejana atau sesudah pengeluaran, penggosokan bentuk
produk di atas atau ke dalam kulit, dan bahkan pemompaan produk dari pencampuran dan
penyimpanan kealat pengisian(filling) . Yang terpenting adalah sifat isi dan aliran yang
dikehendaki tahan untuk self-lifeyang diisyaratkan bagi produk tersebut.
Gambar 1 : Shearing stress (F) : adalah gaya persatuan luas yang menciptakan perubahan bentuk.
Dua bidang sejajar berjarak x; antara bidang-bidang tersebut, isi kental dibatasi. Puncak,
bidang A, bergerak secara horizontal dengan kecepatan v karena aksi dengan gaya F. Bidang
B yang lebih bawah tidak bergerak. Akibatnya ada suatu perubahan kecepatan v/x antara bidang-
bidang tersebut. Perubahan ini didefinisikan sebagai rate of shear(G).

2.2 PENGGOLONGAN TIPE ALIRAN


1. Sistem Newton
Newton adalah orang pertama yang mempelajari sifat-sifat aliran dari cairan
secara kuantitatif. Dia menemukan bahwa makin besar viskositas suatu cairan, akan
makin besar pula gaya persatuan luas (shearing stress) yang diperlukan untuk
menghasilkan rateofsheartertentu,rateofshearharus berbanding lurus dengan shearingstress.
n adalah koefisien viskositas atau viskositas. Satuan viskositas adalah poise,
didefinisikan sebagai gaya geser yang diperlukan agar menghasilkan kecepatan 1
cm/detik di antara dua bidang sejajar cairan yang masing-masing luasnya 1 cm2 dan
dipisahkan oleh jarak 1 cm.
S=n+G

Istilah fluiditas (f) didefinisikan sebagai kebalikan dari viskositas


1
ꬾ=
𝑛

Viskositaskinematik (u), adalah viskositas mutlak seperti didefiniskan di atas di bagi


oleh kerapatan cairan. Satuan viskositas kinematik adalah stoke (s) dan centistoke (cs)
𝑛
V=𝜌
Aliran newton adalah jenis aliran yang ideal. Pada umumnya cairan yang
bersifat ideal adalah pelarut, campuran pelarut, dan larutan sejati. Shearing stress (S)
atau gaya yang diperlukan persatuan luas berbanding lurus dengan kecepatan aliran yang
dihasilkan atau Rate of Shear(G). contohnya adalah gliserol
Gambar 2 : Kurva aliran Newton

2. Sistem Non Newton


Hampir seluruh sistem disperse termasuk sediaan-sediaan farmasi yang berbentuk
emulsi, suspensi dan sediaan setengah padat tidak mengikuti hukum newton (Non
NewtonianBodies).

Gambar 3 : Bagan macam-macam aliran non-Newton


 Aliran Plastis

Gambar 4 : Kurva aliran non-Newton plastis

Kurva aliran plastis tidak melalui titik (0,0) tapi memotong sumbu shearing
stress pada suatu titik tertentu dikenal sebagai harga yield. Yield value adalah harga yang
harus dipenuhi agar cairan mulai mengalir, sebelum yieldvaluezat bertindak sebagai
bahan elastis setelah yieldvaluesiatem mengalir sesuai dengan sistem newton
dimanashearingstressberbanding dengan rateofshear. AdanyaYieldvaluedisebabkan oleh
adanya kontak antara partikel-partikel yang berdekatan (disebabkan oleh gaya
vanderWaals), yang harus dipecah sebelum aliran dapat terjadi.Sekaliyieldvalue terlampaui,
tiap kenaikan shearingstress selanjutnya mengakibatkan kenaikan yang berbanding langsung
pada rateofshear. Pada umumnya plastis menyerupai sistem Newton pada shearstress di
atas yieldvalue.

 Aliran Pseudoplastis

Gambar 5 : kurva aliran non-Newton pseudoplastis

Kurva tidak linier dan tidak ada yieldvalue (melengkung).Viskositas menurun


dengan meningkatnya rateofshare. Terjadi pada molekul berantai panjang seperti
polimer-polimer termasuk gom, tragakan, Na-alginat, metil selulosa,
karboksimetilselulosa. Rheogram lengkung untuk bahan-bahan pseudoplastis disebabkan
karena kerja shearingterhadap molekul-molekul yang secara normal tidak beraturan mulai
menyusun sumbu yang panjang dalam arah aliran. Pengarahan ini mengurangi tahanan
dalam dari bahan tersebut dan mengakibatkan rateofshear yang lebih besar pada tiap
shearingstress berikutnya. Jadi meningkatnya shearingstress menyebabkan keteraturanpolimer
sehingga mengurang tahanan dan lebih meningkatkan rate of share pada shearing stress
berikutnya
Sistem pseudoplastisdisebut pula sebagai sistem geserencer(shear-thinning)karena
dengan menaikkan tekanan geser viskositas menjadi turun. Contoh klasik adalah kecap
atau saus tomat yang untuk mengeluarkannya dari botol harus mengocoknya kuat-kuat.

 Aliran Dilatan

Gambar 6 : kurva aliran non-Newton dilatan

Sistem aliran dilatan disebut juga sebagai systemgeserkental(shear-


thickeningsystem). Istilah dilatan dikaitkan dengan meningkatnyavolume . Zat-zat yang
mempunyai sifat-sifat aliran dilatan dimiliki oleh suspensiyangberkonsentrasitinggi
(>50%) dari partikel yang terdeflokulasi, contohnya adalah pencampuran veegum dan
CMC. Viskositas meningkat dengan bertambahnya rateofshear. Jika stress dihilangkan,
suatu sistem dilatan kembali ke keadaan fluiditas aslinya.
Mekanismesistem aliran dilatan :
Pada saat istirahat, partikel-partikel tersebut tersusun rapat dengan volume
antar partikel atau volume “void”(kosong) minimum. Tetapi jumlah pembawa dalam
suspensitersebut cukup untuk mengisi volume ini dan menyebabkan partikel-partikel
bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya pada rateofshear rendah. Pada saat shear stress
meningkat, bulk dari sistem tersebut mengembang atau memuai. Partikel-partikel
tersebut, dalam usahanya untuk bergerak lebih cepat satu melampaui lainnya, mengambil
bentuk kemasan terbuka. Susunan tersebut mengakibatkan meningkatnya volume void
(kosong) di antara partikel. Jumlah pembawa yang tinggal adalah tetap ( konstan) dan
pada beberapa titik menjadi tidak cukup untuk mengisi ruang-ruang kosong antar partikel
menjadi lebih besar.Oleh karena itu hambatan aliranmeningkat karena partikel-partikel
tidak terbasahi atau dilumasi secara sempurna lagi oleh pembawa tersebut, sehingga
suspensiakan seperti pasta yang kaku.Bahan-bahan dilatan bisa menjadi padat pada
kondisi shear yang tinggi, dengan demikian dapat merusak alat pada proses pembuatan.
 Aliran Tiksotropi

Gambar 7 :kurva aliran non-Newton tiksotropi

Pada sistem non newton (plastis dan pseudoplastis), kurva menurun


seringkalidisebelah kiri dari kurva yang menaik yang menunjukan bahan tersebut
mempunyai konsistensi lebih rendah pada setiap harga rateofshear pada kurva yang
menurun dibandingkan pada kurva yang menaik. Ini menunjukkan adanya pemecahan
struktur yang tidak terbentuk kembalidengan segera jika stress tersebut dihilangkan
atau dikurangi. Gejala ini disebut tiksotropi. Tiksotropi adalah suatu pemulihan yang
isotherm dan lambat pada pendiaman suatu bahan yang kehilangan konsistensinya
karena shearing. Tiksotropi hanya dapat diterapkan untuk shear-thinningsystem. Tiksotropi
terjadi karena proses pemulihan yang lambat dari konsistensi Gel-Sol-Gel (proses
pertama berlangsung cepat sedangkan proses kedua berlangsung lebih lambat)..
Contohnya : magma magnesia

 Aliran Antitiksotropi

Gambar 8 : kurva aliran non-Newton antitiksotropi

AntiTiksotropi ditunjukkan dengan kurva menurun berada dikanan kurva menaik


(konsistensinyameningkat).
 Rheopeksi

Gambar 8 : kurva aliran non-Newton rheopeksi

Rheopeksi adalah suatu gejala dimana suatu sol membentuk suatu gel lebih cepat jika
diaduk perlahan-lahan atau kalau di share daripada jika dibiarkan membentuk gel tersebut
tanpa pengadukan.

Pada tipe pseudoplastis dan plastis, kecepatan pemadatan sol tiksotropi melalui gerakan
kuat dan teratur disebut rheopeksi. Pada tipe dilatan disebut antirheopeksi yaitu penurunan
konsistensi akibat geseran pada saat didiamkan.
Salah satu caramenentukan sifat alir adalah dengan viscometerstormer yang prinsipnya
adalah perputaran rotor yang merupakan aplikasi kecepatan geser dan penambahan beban
aplikasi dari gaya gesek. Semakin berat beban yang digunakan, maka kecepatan perputaran
rotor akan semakin cepat karena ada energiyang ditambahkan. Gesekan antara rotor dengan senyawa
yang diuji akan meningkatkan suhu. Suhu yang meningkat menyebabkan ikatan antar partikel
renggang sehingga viskositas menurun dan kecepatan mengalir menaik. Setelah itu ditentukan waktu
yang digunakan rotor untuk memutar sebanyak 25 kali. Pemutaran 25 kali telah mewakili tipe dari
sifat alir tersebut.

2.3 Sifat-sifat yang dapat mempengaruhi sifat alir suatu zat meliputi :
1. Suhu: kenaikan suhu akan menyebabkan gerak antar partikel merenggang,
sehingga viskositas akan menurun dan waktu alir akan semakin cepat karena zat
semakin mudah mengalir.
2. Viskositas : semakin tinggi viskositas menyebabkan tahanannya akan semakin besar
sehingga zat tersebut makin sulit mengalir dan sebaliknya. Viskositas berbanding terbalik
dengan sifat alir
3. Kerapatan : semakin tinggi kerapatan suatu zat, jarak antar partikel akan semakin sempit,
viskositas semakin besar dan zat semakin sulit untuk mengalir. Sifat alir berbanding
terbalik dengan kerapatan.
4. Konsentrasi : semakin tinggi konsentrasi suatu zat, maka jumlah partikel semakin
banyak sehingga viskositas semakin tinggi dan zat semakin sulit mengalir. Sifat alir
berbanding terbalik dengan konsentrasi.
Kegunaan rheologi dalam formulasi :
-Untuk sediaan farmasi cair tipe aliran yang diinginkan adalah tiksotropik
-Mempunyai konsistensi tinggi dalam wadah (mencegah pengendapan)
-Akan menjadi cair bila dikocok dan mudah untuk dituang

2.4 Contoh aplikasi rheologi dalam bidang Farmasi :


Aplikasi di bidang produk sabun pembersih wajah, susu kedelai (Glycine soja Sieb.
& Zucc) diketahui mengandung bahan yang berfungsi sebagai humektan karena kandingan alanin,
glisin, prolin, serin, dan asam amino lainnya. Selain itu susu kedelai juga memiliki fungsi
emolien karena kandungan asam oleat, linoleat, linolenat, arakhidonat, dan asam lemak lainnya.
dalam penelitian ini akan diformulasi sediaan sabun cair wajah mengandung 15% susu kedelai yang
berfungsi sebagai emolien dan humektan untuk menjaga agar kulit tetap bersih, lembut, dan lembab,
serta mencegah kekeringan kulit.
Dalam pembuatan sabun, bahan utamanya adalah surfaktan dari golongan anionic yang
berfungsi sebagai pembersih. Selain itu, ditambahkan pula surfaktan amfoter atau nonionic
untuk mengurangi iritasi yang disebabkan dari surfaktan anionic. Salah satu surfaktan anionic
yang digunakan adalah Lauret-7-sitrat yang merupakan jenis surfaktan lunak. Surfaktan ini juga
memiliki keunggulan karena fungsinya sebagai pelembab sehingga mencegah kulit wajah menjadi
kering. Lauret-7-sitrat juga dapat berfungsi sebagai peningkat busa, yang dengan penambahan
susu kedelai sifat membusa dari surfaktan yang ada dalam formula standar menjadi berkurang.
Penggunaan surfaktan Lauret-7-sitrat akan divariasi dengan konsentrasi 1%;2%;3% (0% Lauret-
7-sulfat sebagai kontrol), agar didapat busa yang semakin meningkat dan stabil serta tidak
mengiritasi kulit, karena akan dikombinasi dengan natrium lauret sulfat dari surfaktan anionic, dan
juga digunakan kokamid DEA sebagai surfaktan nonionic untuk mengurangi iritasi yang
ditimbulkan oleh surfaktan anionic. Bahan tambahan lain adalah hidroksipropil metil selulosa
(HPMC) sebagai pengental, BHA sebagai antioksidan, dinatrium EDTA sebagai
pengkelat, serta 5-bromo-5-nitro-1,3-dioksan sebagai pengawet.
Dalam pembuatan sediaan sabun cair wajah, salah satu evaluasi dalam pembuatan sediaan
sabun adalah evaluasi viskositas dan sifat alir. Viskositas diukur menggunakan viscometer
Brookfield tipe LV dengan mengamati angka pada skala viscometer dengan kecepatan tertentu
pada suhu kamar. Sediaan dimasukkan ke dalam wajah berupa gelas piala dan spindle yang sesuai
sampai batas yang ditentukan, lalu diputar dengan kecepatan tertentu sampai jarum merahviscometer
menunjuk pada skala yang konstan. Sifat alir diukur dengan mengubah kecepatan viscometer
sehingga didapat viskositas pada berbagai kecepatan geser (rpm). Sufat alir dapat diketahui
dengan cara membuat kurva hubungan antara kecepatan geser(rpm) dengan gaya (dyne/cm3) sesuai
dengan data yang diperoleh. Hasil evaluasinya adalah pengukuran viskositas pada sediaan sabun
cair wajah Formula I sampai IV menunjukkan bahwa sediaan sabun cair wajah formula IV
yaitu konsentrasi Laurat-7-sitrat sebesar 3% mempunyai viskositas yang paling tinggi dan
formula I yang memiliki konsentrasi Laurat-7-sitrat sebesar 1% terendah, sehingga dapat
dinyatakan bahwa dengan bertambahnya konsentrasi lauret-7-sitrat menungkat pula viskositasnya.
Hal ini disebabkan karena lauret-7-sitrat merupakan surfaktan yang berfungsi sebagai peningkat
viskositas.
BAB III
PENUTUP
I. KESIMPULAN
 Viskositas adalah ketahanan aliran suatu cairan (fluida) pada pengaruh tekanan atau
tegangan.
 Semakin kental suatu fluida semakin besar viskositasnya, begitu pun jika fluida
tersebut terlalu cair maka viskositasnya semakin kecil
 Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat alir cairan adalah konsentrasi, suhu, kerapatan,
viskositas, dan beban.
 Berdasarkan sifat alirnya, tipe aliran dibagi menjadi dua yaitu Newtonian dan
non-Newtonian. Non-Newtonian berupa plastis, pseudoplastis, dan dilatan.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai