Disusun oleh :
UNIVERSITAS BENGKULU
2022
1
KATA PENGANTAR
Puji sukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Fenomena Antar Permukaan ”
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Farmasi Fisika. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang “Fenomena Antar Permukaan ” bagi penulis
dan juga para pembaca.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Apt. Nori Wirahmi S.Farm,. M.Farm selaku
dosen mata kuliah Farmasi Fisika. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Cover.........................................................................................................................
Kata Pengantar.........................................................................................................II
Daftar Isi...................................................................................................................III
BAB I Pendahuluan.................................................................................................IV
1.1. Latar Belakang..............................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah.........................................................................................5
1.3. Tujuan...........................................................................................................5
BAB II Pembahasan.................................................................................................
2.1 Pengertian Antar Permukaan .........................................................................6
2.2 Metode Pengukuran Tegangan Antar Permukaan..........................................7
2.3 Adsorbsi Pada Antar Permukaan Cairan .......................................................8
2.4 Penggolongan Permukaan….……………………………………………….9
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Banyak fenomena fenomena alam yang kurang kita perhatikan akan tetapi fenomena-
fenomena tersebut mempunyai hubungan dengan adanya tegangan permukaan. Sering terlihat
peristiwa-peristiwa alam yang tidak diperhatikan dengan teliti misalnya tetes-tetes zat cair pada
pipa keran yang bukan suatu aliran, laba-laba air yang berada di atas permukaan air, mainan
gelembung-gelembung sabun, pisau silet yang diletakkan perlahan-lahan di atas permukaan zat
cair yang terapung, dan naiknya air pada pipa kapiler. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya
gaya-gaya yang bekerja pada permukaan zat cair atau pada batas antara zat cair dengan bahan
lain.
Tegangan permukaan merupakan fenomena menarik yang terjadi pada zat cair (fluida) yang
berada pada keadaan diam (statis). Contoh yang menarik, tetes air cenderung berbentuk seperti
balon (yang merupakan gambaran luas minimum sebuah volume) dengan zat cair berada di
tengahnya.
Tegangan antarmuka adalah gaya per satuan panjang yang terdapat pada antarmuka dua fase
cair yang tidak bercampur, mempunyai satuan dyne/cm. Tegangan antarmuka selalu lebih kecil
dari pada tegangan permukaan karena gaya adhesive dua fase cair yang membentuk suatu
antarmuka adalah lebih besar daripada bila suatu fase cair dan suatu fase gas berada bersama-
sama. Jadi, bila cairan bercampur dengan sempurna, tidak ada tegangan antarmuka yang terjadi.
Secara matematis, besar tegangan permukaan untuk benda yang memiliki satu permukaan
dapat ditulis dalam persamaan berikut.
γ=F/L
dimana:
γ = tegangan permukaan (N/m)
F = gaya permukaan (N)
L = panjang permukaan benda (m)
Jika lapisan yang terbentuk memiliki dua permukaan maka persamaannya
γ = F / 2L
4
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
3. Pembentukan dan kestabilan emulsi dan dispersi partikel tidak larut dalam media cair
untuk membentuk sediaan suspense
6
2.2 Metode Pengukuran Tegangan Antarmuka
Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam mengukur tegangan permukaan dan
tegangan antarmuka, diantaranya adalah metode kenaikan kapiler dan metode cincin Du Nouy.
Metode kenaikan kapiler merupakan cara yang paling sederhana tetapi hasilnya cukup teliti.
Perlu dicatat bahwa pemilihan suatu metode tertentu bergantung pada tegangan permukaan atau
tegangan antarmuka yang akan ditentukan, ketepatan dan kemudahan yang diinginkan, ukuran
sampel yang tersedia, dan efek waktu pada tegangan permukaan.
7
2.3 Adsorbsi Pada Antar Muka Cairan
Molekul-molekul dan ion-ion tertentu apabila terdispersi dalam cairan akan bergerak
dengan sendirinya ke arah antarmuka masing-masing fase. Hal ini disebut sebagai adsorpsi.
Selain kata adsorbsi, dikenal juga istikan absorpsi. Adsorpsi adalah hanya terdispersi di
permukaan fase saja, contohnya cat yang ada di permukaan tembok, sedangkan absorsi adalah
zat menembus ke dalam ruang-ruang kapiler dari zat pengabsorpsi, misalnya peresapan air oleh
busa (sponge).Molekul dan ion yang diadsorpsi pada antarmuka dinamakan zat aktif permukaan
(surfaktan) atau amfifil. Sebagai contoh alkohol-alkohol rantai lurus, amina-amina dan asam-
asam. Surfaktan adalah salah satu bahan penolong untuk membuat emulsi, berfungsi untuk
menstabilkan zat atau bahan aktif terlarut dalam air atau minyak yang diemulsikan.Bahan aktif
permukaan terdiri dari bagian lifofilik (rantai alkil) dan bagian hidrofilik (grup karboksil dan
karboksilat).
Fenomena tegangan permukaan atau tegangan antarmuka dalam bidang farmasi terutama
digunakan pada proses pembuatan sediaan emulsi yang mencampurkan fase minyak dengan fase
air, berikut aplikasi fenomena tegangan permukaan di bawah ini:
1. Aplikasi dari adsorpsi pada antarmuka cairan aktivitas antibakteri zat aktif tertentu. Surfaktan
dapat mempengaruhi aktivitas senyawa antibakteri atau bisa jadi surfaktan itu sendiri
memberikan suatu kerja antibakteri.
8
A. Pada konsentrasi rendah surfaktan pada heksilresorsinol akan membantu penetrasi zat
tersebut ke dalam cacing kremi Ascaris sp. Hal ini disebabkan karena terjadinya penurunan
tegangan antarmuka antara fase cair dan dinding sel organisme cacing, sehingga mempermudah
adsorpsi dan penyebaran heksiresorsinol di permukaan sel cacing.
B. Senyawa amonium kuarterner yang merupakan salah satu surfaktan justru mempunyai
aktivitas antibakteri dengan mekanisme menaikkan permeabilitas (kebocoran) membran sel lipid
yang menyebabkan kematian organisme bakteri dikarenakan hilangnya bahan-bahan esensial
dari sel.
2.Aplikasi adsorpsi antarmuka padat / cair berupa fenomena pembasahan dan proser kerja
deterjen. Zat pembasah yang merupakan suatu surfaktan dapat menurunkan sudut kontak dengan
membantu memindahkan fase udara pada permukaan dan menggantikannya dengan suatu fase
cair. Contoh :
Pendispersian obat-obat seperti sulfur, arang dan serbuk-serbuk lain dengan air.
Pemindahan udara dari matriks kapas dan perban penyerap sehingga larutan obat bisa
diadsorbsi untuk pemakaian pada berbagai area tubuh.
Pembersihan kotoran dengan menggunakan cairan antiseptik pencucian luka.
Pemakaian lotio dan spray obat pada permukaan kulit dan selaput lendir.
Detergen adalah surfaktan yang digunakan untuk menghilangkan kotoran.
Proses kerja detergen adalah proses kompleks penghilangan zat-zat asing dari permukaan
benda. Proses itu meliputi pembasahan awal kotoran dan permukaan yang akan
dibersihkan, deflokulasi dan suspensi, pengemulsian atau pelarutan dari partikel - partikel
kotoran dan pembusaan untuk mengambil dan menghilangkan partikel tersebut dengan
pencucian.
9
2.4 Penggolongan Antar Muka
FASE TIPE CONTOH ANTAR MUKA
F
γ=
L
Keterangan:
10
F
γ=
2
Dengan:
1. Jenis cairan
Pada umumnya cairan yang memiliki gaya tarik antara molekulnya besar, seperti air, maka
tegangan permukaannya juga besar. Sebaliknya pada cairan seperti bensin karena gaya tarik
antara molekulnya kecil, maka tegangan permukaannya juga kecil.
2. Suhu
Tegangan permukaan cairan turun bila suhu naik, karena dengan bertambahnya suhu molekul-
molekul cairan bergerak lebih cepat dan pengaruh interaksi antara molekul berkurang sehingga
tegangan permukaannya menurun.
3. Adanya zat terlarut
Adanya zat terlarut pada cairan dapat menaikkan atau menurunkan tegangan permukaan. Untuk
air adanya elektrolit anorganik dan non elektrolit tertentu seperti sukrosa dan gliserin menaikkan
tegangan permukaan. Sedangkan adanya zat-zat seperti sabun, detergen, dan alkohol adalah
efektif dalam menurunkan tegangan permukaan (Yazid, 2005).
4. Surfaktan
Surfaktan (surface active agents), zat yang dapat mengaktifkan permukaan, karena cenderung
untuk terkonsentrasi pada permukaan atau antar muka. Surfaktan mempunyai orientasi yang jelas
sehingga cenderung pada rantai lurus. Sabun merupakan salah satu contoh dari surfaktan.
5. Konsentrasi zat terlarut
Konsentrasi zat terlarut (solut) suatu larutan biner mempunyai pengaruh terhadap sifat-sifat
larutan termasuk tegangan muka dan adsorbsi pada permukaan larutan. Telah diamati bahwa
solut yang ditambahkan kedalam larutan akan menurunkan tegangan muka, karena mempunyai
11
konsentrasi dipermukaan yang lebih besar daripada didalam larutan. Sebaliknya solut yang
penambahannya kedalam larutan menaikkan tegangan muka mempunyai konsentrasi
dipermukaan yang lebih kecil daripada didalam larutan.
Hal-hal yang dipengaruhi oleh ukuran partikel dan tegangan antarmuka meliputi:
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1) Tegangan permukaan diartikan sebagai gaya persatuan panjang yang di kerjakan sejajar
permukaan untuk mengimbangi gaya tarikan kedalam pada cairan,hal tersebut karena gaya
adhesi lebih kecil dari gaya kohesi antara molekul cairan sehingga menyebabkan terjadinya gaya
kedalam pada permukaan cairan.
Jenis cairan : Semakin besar gaya tarik antar molekul suatu cairan semakin besar
tegangan permukaannya, dan sebaliknya.
Suhu : Tegangan permukaan cairan turun bila suhu naik
Adanya zat terlarut: Adanya zat terlarut pada cairan dapat menaikkan atau menurunkan
tegangan permukaan tergantung jenis zat terlarut dan pelarutnya.
Surfaktan : Surfaktan menurunkan tegangan permukaan air dengan mematahkan ikatan-
ikatan hidrogen pada permukaan
3.2 Saran
Berdasarkan makalah yang telah kami selesaikan diharapkan kepada seluruh teman-
teman seperjuangan agar dapat memahami mengenai Tegangan Antarmuka Agar untuk
penerapannya dalam bidang farmasi tidak terjadi kesalahan karena telah memahami prinsip dari
tegangan antar muka. Sebaiknya saat melakukan percobaan diharapkan mahasiswa lebih teliti
dalam pengamatan data atau objek yang akan mempengaruhi hasil yang didapat.
13
DAFTAR PUSTAKA
Kanginan, M. 2016. Fisika untuk SMA Kelas XI Semester 2. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Adisalamun, Djamuli, M. A., Titiu, C. C. dan Yandra, A. 2012. Adsorbsi Surfaktan Nonionik
A skil Poliglikosida Pada Antar Muka Fluida-Fluida. Vo. 9, No. 1 ISSN: 1412-5064,
Banda Aceh.
Basuki, A.S. dan Setijo, B. 2013. Buku Panduan Prakituk Kimia Fisika. Universitas
Indonesia, Depok.
Bowo, C., Mohammad, H. dan Bambang, M. 2008. Penentuan Kurva Potensi Air Refensi Air
Tanah Laboratorium Dengan Sensor Resistensi dan Kapasitansi. Univesrsitas Jember,
Jember.
Brackbill, U. J., Kothe, B. D. dan Zemach, C. 2010. A Kontinum Methel for Modeling Surface
Tension Theoretical Division. Los Alamos National Laboratory. Los Alamos, New
Mexico.
14