Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FARMASI FISIKA

PRAKTIKUM IV
TEGANGAN PERMUKAAN

Nama Kelompok V A6C :


1. Purnama Dewi 211021083
2. Putu Adinda Novyta Arsha Putri 211021084
3. Putu Tia Mika Larasati 211021085
4. Putu Wulan Octa Viana 211021086
5. Tjokorda Istri Shania Cintya Dewi 211021087
Hari, Tanggal Praktikum : Sabtu, 5 November 2022
Nama Dosen Koordinator : Apt. I Gusti Ngurah Agung Windra Wartana Putra.,
S.Farm., M.Sc.
Nama Asisten Dosen : Ekanur Febryanti

PROGRAM STUDI FARMASI KLINIS


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BALI INTERNASIONAL
DENPASAR
2022
PRAKTIKUM IV
TEGANGAN PERMUKAAN
I. TUJUAN PRAKTIKUM
1.1. Menerangkan faktor-faktor yang mempengaruhi tegangan permukaan suatu zat
cair.
1.2. Menentukan tegangan permukaan zat cair.
1.3. Menentukan konsentrasi misel kritik suatu surfaktan dengan metode tegangan
permukaan.
II. DASAR TEORI
Dalam sampel air, ada dua jenis molekul. Yang ada di luar, di luar, dan yang
di dalam, di dalam. Molekul interior tertarik ke semua molekul di sekitarnya,
sedangkan molekul eksterior hanya tertarik ke molekul permukaan lain dan molekul
di bawah permukaan. Ini membuatnya sedemikian rupa sehingga keadaan energi
molekul di bagian dalam jauh lebih rendah daripada molekul di bagian luar. Karena
itu, molekul berusaha mempertahankan luas permukaan minimum, sehingga
memungkinkan lebih banyak molekul memiliki tingkat energi yang lebih rendah.
Inilah yang menciptakan apa yang disebut sebagai tegangan permukaan. Molekul air
menarik satu sama lain karena sifat polar air. Ujung hidrogen, yang positif
dibandingkan dengan ujung negatif oksigen menyebabkan air "menempel". Inilah
sebabnya mengapa ada tegangan permukaan dan membutuhkan sejumlah energi untuk
memutuskan ikatan antarmolekul ini. Hal yang sama berlaku untuk cairan lain,
bahkan cairan hidrofobik seperti minyak. Ada gaya antara cairan seperti gaya Van der
Waals yang bertanggung jawab atas gaya antarmolekul yang ditemukan di dalam
cairan. Kemudian akan dibutuhkan sejumlah energi untuk mematahkan gaya-gaya ini,
dan tegangan permukaan. Air merupakan salah satu cairan yang dikenal memiliki
nilai tegangan permukaan yang sangat tinggi dan sulit untuk diatasi. Tegangan
permukaan air dapat menyebabkan benda mengapung yang lebih padat daripada air,
memungkinkan organisme untuk benar-benar berjalan di atas air. Tegangan
permukaan juga memungkinkan pembentukan tetesan yang kita lihat di alam. Ada
beberapa konsep penting lainnya yang berkaitan dengan tegangan permukaan. Yang
pertama adalah ide Gaya kohesif dan perekat. Gaya kohesif adalah gaya yang
menahan benda cair bersama-sama dengan luas permukaan minimum dan gaya
perekat adalah gaya yang mencoba membuat benda cair menyebar. Jadi, jika gaya
kohesi lebih kuat dari gaya adhesi, badan air akan mempertahankan bentuknya, tetapi
jika sebaliknya, cairan akan menyebar, memaksimalkan luas permukaannya. Zat apa
pun yang dapat Anda tambahkan ke cairan yang memungkinkan cairan untuk
meningkatkan luas permukaannya disebut zat pembasah. (Hamid, 2012)
Molekul-molekul pada permukaan cairan mempunyai sifat khusus yang tidak
dimiliki oleh sebagian dasar molekul-molekul dalam cairan. Salah satu sifat khusus
ini adalah tegangan permukaan. Apabila jarum diletakkan secara hati-hati di atas
permukaan air, jarum akan terapung. Padahal jelas berat jenis jarum lebih besar
daripada berat jenis air, sehingga diharapkan jarum akan tenggelam. Terapungnya
jarum disebabkan permukaan air seolah-olah diliputi oleh selaput tipis yang
berhubungan dengan tegangan permukaan yaitu terbentuknya miniskus apabila
dimasukkan cairan ke dalam tabung reaksi. Air yang membasahi dinding kapiler dan
akan naik sehingga lebih tinggi daripada permukaan air sekitarnya. Spons yang dapat
menyerap air ataupun air yang dapat meresap ke dalam tanah merupakan beberapa
contoh yang menunjukkan bahwa tegangan permukaan memang ada (Bird,2012).
Tegangan muka dapat didefinisikan sebagai gaya yang terjadi pada permukaan
suatu cairan yang menghalangi ekspansi cairan tersebut. Hal ini disebabkan oleh gaya
gaya tarik yang tidak seimbang pada antarmuka (interfaces) cairan. Gaya ini bisa
segera diketahui pada kenaikan cairan biasa dalam kapiler dan bentuk sferis suatu
tetesan kecil cairan. Tegangan antar muka (interfacial) adalah tegangan yang diukur
pada bidang batas dua cairan yang saling tidak bisa bercampur. Tegangan antarmuka
ini penting dalam aspek praktis dan teoritis pada masalah masalah emulsi. Tegangan
muka memiliki definisi gaya per unit panjang permukaan (dyne/cm) atau tenaga per
unit permukaan kuadrat (erg/cm2 ) ini dapat dihitung dengan mengetahui secara pasti
gaya yang sama dan berlawanan. (Saputra, 2013)
Beberapa gejala tegangan permukaan yang sering kita jumpai adalah pada
sebuah pipet (penetes obat cair) akan mengeluarkan fluida setetes demi setetes dan
tidak mengalir, sebatang jarum yang diletakkan dipermukaan air tidak akan tenggelam
dan lalat yang hinggap pada permukaan airpun tidak tenggelam. Tegangan permukaan
zat cair pada pipa kapiler dipengaruhi oleh adhesi dan kohesi. Adhesi menyebabkan
zat cair yang dekat dengan dinding naik. Sedangkan kohesi menyebabkan zat cair
yang ada di tengah ikut naik. Naiknya zat cair dalam pipa diimbangi oleh berat air itu
sendiri (Kosman, 2015).
Tegangan antar muka adalah gaya persatuan panjang yang terdapat pada
antarmuka dua fase cair yang tidak bercampur. Tegangan antar muka selalu lebih
kecil dari pada tegangan permukaan karena gaya adhesi antara dua cairan tidak
bercampur lebih besar dari pada adhesi antara cairan dan udara (Douglas,2013).

Gambar Tegangan Permukaan

Molekul-molekul pada permukaan cairan mempunyai sifat khusus yang tidak


dimiliki oleh sebagian dasar molekul-molekul dalam cairan. Salah satu sifat khusus
ini adalah tegangan permukaan. Apabila jarum diletakkan secara hati-hati di atas
permukaan air, jarum akan terapung. Padahal jelas berat jenis jarum lebih besar
daripada berat jenis air, sehingga diharapkan jarum akan tenggelam. Terapungnya
jarum disebabkan permukaan air seolah-olah diliputi oleh selaput tipis yang
berhubungan dengan tegangan permukaan yaitu terbentuknya miniskus apabila
dimasukkan cairan ke dalam tabung reaksi. Air yang membasahi dinding kapiler dan
akan naik sehingga lebih tinggi daripada permukaan air sekitarnya. Spons yang dapat
menyerap air ataupun air yang dapat meresap ke dalam tanah merupakan beberapa
contoh yang menunjukkan bahwa tegangan permukaan memang ada (Bird,2012).
Di dalam zat cair suatu molekul dikelilingi oleh molekul-molekul lainnya yang
sejenis dari segala arah sehingga gaya tarik menarik sesama molekul (kohesi) adalah
sama. Pada permukaan zat cair terjadi suatu gaya tarik menarik antar molekul zat cair
dengan molekul udara (gaya adhesi). Gaya adhesi lebih kecil bila dibandingkan
dengan gaya kohesi, sehingga molekul di permukaan zat cair cenderung untuk masuk
ke dalam. Tetapi hal ini tidak terjadi karena adanya gaya yang bekerja sejajar dengan
permukaan zat cair untuk mengimbangi. Sedangkan tegangan antar permukaan karena
gaya adhesi antara zat cair untuk mengimbangi gaya kohesi. Sedangkan tegangan
antar permukaan selalu lebih kecil dari tegangan permukaan (Lachman, 2017).
Tegangan permukaan dinyatakan gaya sebagai persatuan panjang yang
diperlukan untuk perluasan permukaan. Simbol yang digunakan untuk tegangan
permukaan adalah Y dan satuannya adalah dyne / cm (Kosman, 2015).
Daya tarik kapiler disebabkan oleh tegangan permukaan dan nilai relatif
adhesi antara cairan dan benda padat terhadap kohesi cairan. Cairan yang membasahi
benda padat mempunyai adhesi yang lebih besar daripada kohesi. Kegiatan tegangan
permukaan dalam hal ini menyebabkan cairan naik di dalam tabung vertical kecil
yang terendam sebagian dalam cairan itu. Bagi cairan yang tidak membasahi benda
padat, tegangan permukaan cenderung untuk menekan miniskus dalam tabung vertikel
kecil. Bila sudut kontak antara cairan dan zat padat diketahui maka kenaikan kapiler
dapat dihitung untuk bentuk miniskus yang diasumsikan (Martin, 2012).
Kapilaritas adalah gejala naik atau turunnya zat cair di dalam pipa kapiler
(pipa sempit). Kapilaritas dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi dan adhesi antara zat
cair dengan dinding kapiler. Karena dalam pipa kapiler gaya adhesi antara partikel air
dan kaca lebih besar daripada gaya kohesi antara partikel-partikel air, maka air akan
naik dalam pipa kapiler. Sebaliknya raksa cenderung turun dalam pipa kapiler, jika
gaya kohesinya lebih besar daripada gaya adhesinya. Kenaikan atau penurunan zat
cair pada pipa kapiler disebabkan oleh adanya tegangan permukaan ( γ ) yang bekerja
pada keliling persentuhan zat cair dengan pipa (Giancoli, 2016).

a) Jika sudut kontak kurang dari 90°, maka permukaan zat cair dalam pipa
kapiler naik
b) jika sudut kontak lebih besar dari 90°, maka permukaan zat cair dalam pipa
kapiler turun.
Daya tarik kapiler disebabkan oleh tegangan permukaan dan oleh nilai relatif
adhesi antara cairan dan benda padat terhadap kohesi cairan. Cairan yang membasahi
benda padat mempunyai adhesi yang lebih besar daripada kohesi. Kegiatan tegangan
permukaan dalam hal ini menyebabkan cairan naik di dalam tabung vertical kecil
yang terendam sebagian dalam cairan itu. Bagi cairan yang tidak membasahi benda
padat, tegangan permukaan cenderung untuk menekan miniskus dalam tabung vertikel
kecil. Bila sudut kontak antara cairan dan zat padat diketahui maka kenaikan kapiler
dapat dihitung untuk bentuk miniskus yang diasumsikan (Parrot, 2012).
Tegangan yang terjadi pada air akan bertambah dengan penambahan garam-
garam anorganik atau senyawa-senyawa elektrolit, tetapi akan berkurang dengan
penambahan senyawa organik tertentu antara lain sabun. Didalam teori ini dikatakan
bahwa penambahan emulgator akan menurunkan dan menghilangkan tegangan
permukaan yang terjadi pada bidang batas sehingga antara kedua zat cair tersebut
akan mudah bercampur (Mawarda, 2015).
Molekul air yang terdapat di dalam badan air akan dikelilingi dan ditarik oleh
molekul air lainnya. Akan tetapi, pada permukaan air akan ditarik oleh molekul air
yang terdapat di samping dan dibawahnya. Tegangan permukaan diciptakan molekul
air pada permukaan yang ditarik ke dalam badan air. Tegangan ini menyebabkan air
menjadi tetesan pada permukaan sehingga pembasahannya menjadi lambat dan
menghambat proses pembersihan (Giancoli, 2016).
Bahan pembasah adalah bahan yang dapat menurunkan tegangan antarmuka
partikel-partikel yang tidak mudah larut. Bahan pembasah yang umum digunakan
adalah surfaktan yang memindai udara substansi lain yang terabsorbsi pada
permukaan partikel padatan. Sehingga memudahkan terbasahinya partikel padatan
oleh cairan pembawa (Ishaq R, 2012).

2.1. Tegangan Permukaan


Tegangan permukaan adalah gaya persatuan panjang yang harus dikerjakan
sejajar permukaan untuk mengimbangi gaya tarikan kedalam pada cairan. Hal tersebut
terjadi karena pada permukaan, gaya adhesi (antara cairan dan udara) lebih kecil
daripada gaya kohesi antara molekul cairan sehingga menyebabkan terjadinya gaya
kedalam pada permukaan cairan (Tim Dosen 2022).
Tegangan antar muka adalah gaya persatuan panjang yang terdapat pada
antarmuka dua fase cair yang tidak bercampur. Tegangan antar muka selalu lebih
kecil dari pada tegangan permukaan karena gaya adhesi antara dua cairan tidak
bercampur lebih besar daripada adhesi antara cairan dan udara (Tim Dosen 2022)
Tegangan permukaan merupakan sifat permukaan suatu zat cair yang
berperilaku layaknya selapis kulit tipis yang kenyal atau lentur akibat pengaruh
tegangan. Pengaruh tegangan tersebut disebabkan oleh adanya gaya tarik-menarik
antar molekul di permukaan zat cair tersebut. Besarnya tegangan permukaan
merupakan usaha yang diperlukan cincin untuk menciptakan suatu permukaan baru,
sifat permukaan yang dimiliki oleh zat cair yang berperilaku layaknya selapis kulit
tipis yang kenyal atau lentur akibat pengaruh tegangan. Tegangan ini terjadi jika
molekul-molekul di permukaan suatu cairan saling tarik menarik satu sama lain
(Parrot, 2012)
Tegangan dalam farmasi adalah faktor yang mempengaruhi absorbsi obat
dalam bentuk sediaan padat, penetrasi molekul melalui membrane biologi, penting
pada sediaan emulsi dan stabilitasnya. Dalam bidang Farmasi, dikenal sediaan emulsi.
Dimana emulsi merupakan sediaan hasil campuran antara minyak dan air. Padahal
diketahui bahwa minyak dan air tidak dapat saling bercampur. Hal ini disebabkan
karena adanya tegangan antarmuka di antara kedua jenis zat ini. Sebuah bahan yang
disebut surfaktan, bekerja dengan cara menurunkan tegangan antarmuka kedua zat,
mengakibatkan globul air dan globul minyak dapat bersatu membentuk sebuah emulsi
(Martin, 2012)
Permukaan zat cair mempunyai sifat ingin merenggang, sehingga
permukaannya seolah-olah ditutupi oleh suatu lapisan yang elastis. Hal ini disebabkan
adanya gaya tarik-menarik antar partikel sejenis didalam zat cair sampai ke
permukaan. Di dalam cairan, tiap molekul ditarik oleh molekul lain yang sejenis di
dekatnya dengan gaya yang sama ke segala arah. Akibatnya tidak terdapat sisa
(resultan) gaya yang bekerja pada masing-masing molekul. Adanya gaya atau tarikan
ke bawah menyebabkan permukaan cairan berkontraksi dan berada dalam keadaan
tegang. tegangan ini disebut dengan tegangan permukaan (Kosman, 2015).
Tegangan permukaan bervariasi antara berbagai cairan. Air memiliki
tegangan permukaan yang tinggi dan merupakan agen pembasah yang buruk karena
air membentuk droplet, misalnya tetesan air hujan pada kaca depan mobil. Permukaan
air membentuk suatu lapisan yang cukup kuat sehingga beberapa serangga dapat
berjalan diatasnya (Kosman, 2015).
Molekul biasanya saling tarik-menarik. Di Bagian dalam cairan, setiap
molekul cairan dikelilingi oleh molekul-molekul cairan di samping dan di bawah. Di
bagian atas tidak ada molekul cairan lainnya karena molekul cairan tarik-menarik satu
dengan yang lainnya, maka terdapat gaya total yang besarnya nol pada molekul yang
berada di bagian dalam cairan. Sebaliknya molekul cairan yang terletak di permukaan
ditarik oleh molekul cairan yang berada di samping dan bawahnya. Akibatnya, pada
permukaan cairan terdapat gaya total yang berarah ke bawah karena adanya gaya total
yang arahnya ke bawah, maka cairan yang terletak di permukaan cenderung
memperkecil luas permukaannya dengan menyusut sekuat mungkin. Hal ini yang
menyebabkan lapisan cairan pada permukaan seolah-olah tertutup oleh selaput elastis
yang tipis (Ika Fajrin, 2015).
Daya tarik kapiler disebabkan oleh tegangan permukaan dan oleh nilai relatif
adhesi antara cairan dan benda padat terhadap kohesi cairan. Cairan yang membasahi
benda padat mempunyai kohesi yang lebih besar daripada kohesi. Kegiatan tegangan
permukaan dalam hal ini menyebabkan cairan naik di dalam tabung vertikal kecil
yang terendam sebagian dalam cairan itu. Bagi cairan yang tidak membasahi benda
padat, tegangan permukaan cenderung untuk menekan miniskus dalam tabung vertikal
kecil. Bila sudut kontak antara cairan dan zat padat diketahui maka kenaikan kapiler
dapat dihitung untuk bentuk meniskus yang diasumsikan (Tim Dosen 2022)
Tegangan yang terjadi pada air akan bertambah dengan penambahan garam-
garam anorganik atau senyawa-senyawa elektrolit, tetapi akan berkurang dengan
penambahan senyawa organik tertentu antara lain sabun. Di Dalam teori ini dikatakan
bahwa penambahan emulgator akan menurunkan dan menghilangkan tegangan
permukaan yang terjadi pada bidang batas sehingga antara kedua zat cair tersebut
akan mudah bercampur (Tim Dosen 2022).
Bahan pembasah adalah bahan yang dapat menurunkan tegangan antarmuka
partikel-partikel yang tidak mudah larut. Bahan pembasah yang umum digunakan
adalah surfaktan yang memindai udara substansi lain yang terabsorbsi pada
permukaan partikel padatan. Sehingga memudahkan terbasahinya partikel padatan
oleh cairan pembawa (Tim Dosen 2022)

2.2. Perhitungan Tegangan Permukaan


Tegangan permukaan adalah gaya per satuan panjang yang diberikan sejajar
dengan permukaan untuk mengimbangi tarikan ke dalam. Tegangan permukaaan
mempunyai satuan dyne dalam cgs. Tegangan antarmuka adalah gaya per satuan
panjang yang terdapat pada antarmuka dua fase cair yang tidak bercampur,
mempunyai satuan dyne/cm. Tegangan antarmuka selalu lebih kecil dari pada
tegangan permukaan karena gaya adhesive dua fase cair yang membentuk suatu
antarmuka adalah lebih besar daripada bila suatu fase cair dan suatu fase gas berada
bersama-sama. Jadi, bila cairan bercampur dengan sempurna, tidak ada tegangan
antarmuka yang terjadi. Secara matematis, besar tegangan permukaan untuk benda
yang memiliki satu permukaan dapat ditulis dalam persamaan berikut.
γ = F/L

Dengan:
γ = tegangan permukaan (N/m)
F = gaya permukaan (N)
L = panjang permukaan benda (m)

Jika lapisan yang terbentuk memiliki dua permukaan maka persamaannya


γ = F/2l

Dengan:
γ = tegangan permukaan (N/m)
F = gaya permukaan (N)
l = panjang kawat (m)
(Giancoli, 2016)

2.3. Metode-metode pengukuran tegangan permukaan


2.3.1. Metode kenaikan kapiler
Tegangan permukaan diukur dengan melihat ketinggian air/ cairan yang naik
melalui suatu kapiler. Metode kenaikan kapiler hanya dapat digunakan untuk
mengukur tegangan permukaan tidak bisa untuk mengukur tegangan permukaan tidak
biasa untuk mengukur tegangan antar muka (Tim Dosen, 2022)
Beberapa contoh tegangan permukaan yang sering terjadi dalam lingkungan
sehari-hari yaitu sebuah jarum yang diletakkan di permukaan air tidak
akan tenggelam dan lalat yang hinggap pada permukaan air pun tidak akan tenggelam
atau nyamuk yang dapat mengapung di permukaan air, air yang menetes cenderung
berbentuk bulat-bulat dan air berbentuk bola di permukaan daun talas (Hamid, 2012)
Digunakan untuk mengukur tegangan permukaan. Prinsip: Bila
suatu kapiler dimasukkan dalam labu berisi zat cair maka pada umumnya zat cair
akan naik di dalam tabung sampai jarak tertentu. Dengan mengukur kenaikan mini,
tegangan muka dapat ditentukan karena diimbangi oleh gaya gravitasi ke bawah dan
bobot dari cairan tersebut talas (Bird, 2012)

2.3.2. Metode Du Nouy


Du-Nouy Metode cincin Du-Nouy bisa digunakan untuk mengukur tegangan
permukaan maupun tegangan antar muka. Prinsip dari alat ini adalah gaya yang
diperlukan untuk melepaskan suatu cincin platina iridium yang diperlukan sebanding
dengan tegangan permukaan atau tegangan antar muka dari cairan tersebut (Douglass,
2013)
Prinsip kerjanya adalah gaya yang diperlukan untuk melepaskan suatu
cincin platina-iridium yang dicelupkan pada permukaan atau antarmuka adalah
sebanding dengan tegangan permukaan atau tegangan antarmuka. Gaya yang
diperlukan tersebut dalam satuan dyne talas (Atfins, 2014)
III. ALAT DAN BAHAN
3.1 Alat
3.1.1. Beaker glass 100 ml,
3.1.2. Piknometer 25 mL sebanyak 12 buah
3.1.3. Timbangan digital
3.1.4. Pipet tetes
3.1.5. Cawan petri
3.1.6. Pipa kapiler
3.1.7. Mistar penggaris/ kertas milimeter.
3.2 Bahan
3.2.1. Aquadest
3.2.2. Paraffin cair
3.2.3. Tween 80.

IV. PROSEDUR KERJA


4.1. Menentukan Kerapatan Masing-Masing Cairan dengan Alat Piknometer

Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

Timbang piknometer bersih dan kosong secara seksama, dan catat dalam tabel.

Isi piknometer dengan masing-masing cairan, seperti aquadest, paraffin, larutan


tween 80 0,05%, larutan tween 80 0,1%, larutan tween 80 0,2%, larutan tween
80 0,3%, dan larutan tween 80 0,4% sampai penuh lalu tutup.

Bersihkan dan keringkan bagian luar piknometer dari cairan yang keluar.

Timbang kembali piknometer dan catat dalam tabel.

Buatlah tabel dan hitung kerapatan masing-masing cairan.


4.1. Menentukan Tegangan Permukaan dengan Metode Kenaikan Kapiler

Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

Ambil aquadest sebanyak 20 ml, lalu masukkan ke dalam cawan petri.

Ambil paraffin sebanyak 20 ml, lalu masukkan ke dalam cawan petri.

Ambil larutan tween 80 dengan konsentrasi 0,05%, 0,1%, 0,2%, 0,3% dan
0,4%, lalu masukkan ke dalam cawan petri.

Lakukan pengukuran kenaikan air, paraffin, larutan tween 80 0,05%, larutan


tween 80 0,1%, larutan tween 80 0,2%, larutan tween 80 0,3%, dan larutan
tween 80 0,4% dengan menggunakan pipa kapiler (posisi pipa kapiler berdiri).

Diukur ketinggian cairan dengan menggunakan mistar/kertas millimeter.

Buatlah tabel dan hitung tegangan permukaan masing-masing cairan.


V. HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

Kerapatan
Tinggi Tegangan
Bobot Bobot ρ
NO Sediaan Cair Kenaikan Muka
piknometer piknometer (g/ml)
(mm) (dyne/cm)
kosong + zat

1. Aquadest 17,036 42,362 25,326 13 82,309

2. Parafin 16,836 37,505 0,816 12 2,448

3. Tween 0,05% 17,207 42,272 0,989 12 2,967

4. Tween 0,1% 17,314 42,152 0,980 13 3,185

5. Tween 0,2% 17,871 42,559 1,014 15 3,802

6. Tween 0,3% 17,363 42,617 0,997 13 3,240

7. Tween 0,4% 17,048 42,104 0,989 14 3,416

• Perhitungan Pembuatan Larutan Tween (ml)


1.

2.
• Perhitungan Tween (ᶣᵐ)
Rumus :

1. Tween 0,05%

= 0,5 ml → 500 ᶣᵐ
2. Tween 0,1%

= 1 ml → 1.000 ᶣᵐ
3. Tween 0,2%

= 2 ml → 2.000 ᶣᵐ
4. Tween 0,3%

= 3 ml → 3.000 ᶣᵐ
5. Tween 0,4%

= 4 ml → 4.000 ᶣᵐ
• Perhitungan Massa Jenis ( ρ (g/ml) )
Rumus :

1. ρ Aquadest =

= 25, 326 g/ml

2. ρ Parafin =

= 0,816 g/ml

3. ρ Tween 0,05% =

= 0,989 g/ml

4. ρ Tween 0,1% =

= 0,980 g/ml

5. ρ Tween 0,2%=

= 1,014 g/ml

6. ρ Tween 0,3%=

= 0,997 g/ml

7. ρ Tween 0,4%=

= 0,989 g/ml
• Perhitungan Tegangan Muka ( γ (dyne/cm) )
Rumus:
γ=½.r.h.ρ.g

1. γ Aquadest = ½ . 0,05 . 13 . 25,326 . 10


= 82,309 dyne/cm
2. γ Parafin = ½ . 0,05 . 12 . 0,816 . 10
= 2,448 dyne/cm
3. γ Tween 0,05% = ½ . 0,05 . 12 . 0,989 . 10
= 2,967 dyne/cm
4. γ Tween 0,1% = ½ . 0,05 . 13 . 0,980 . 10
= 3,185 dyne/cm
5. γ Tween 0,2% = ½ . 0,05 . 15 . 1,014 . 10
= 3,802 dyne/cm
6. γ Tween 0,3% = ½ . 0,05 . 13 . 0,997 . 10
= 3,240 dyne/cm
7. γ Tween 0,4% = ½ . 0,05 . 14 . 0,989 . 10
=3,461 dyne/cm
VI. SOAL-SOAL PENUNTUN
6.1. Bagaimana hubungan kenaikan konsentrasi tween 80 terhadap kenaikan cairan di
dalam pipa kapiler ?
Metode yang paling umum untuk mengukur tegangan permukaan adalah
kenaikan atau penurunan cairan dalam pipa kapiler. Metode ini hanya dapat
digunakan untuk menentukan tegangan suatu zat cair, dan tidak dapat digunakan
untuk menentukan tegangan antar permukaan dua zat cair yang tidak bercampur.
Hubungan kenaikan konsentrasi Tween 80 terhadap kenaikan suhu di dalam pipa
kapiler adalah dimana Tween yang merupakan bahan pembasah atau surfaktan
dapat menurunkan tegangan antarmuka partikel-partikel yang tidak mudah larut.
Namun, ada yang dimaksud dengan konsentrasi misel kritik yaitu suatu parameter
standard dalam karakterisasi larutan surfaktan, karena umumnya ia
memperlihatkan konsentrasi minimum tercapainya surfaktan. Jadi, dalam hal ini
suatu titik dimana peningkatan konsentrasi tidak lagi mempengaruhi penurunan
tegangan permukaan (Wang Ha-Bo dan Liu De-Shan, 2003). Tegangan dalam hal
ini menyebabkan cairan naik ke dalam tabung vertical kecil yang terendam
sebagian di dalam cairan tersebut. Bagi cairan yang tidak membasahi benda
padat, tegangan permukaan cenderung menekan ministus dalam tabung vertical
kecil. Bila sudut kontak antara cairan dan udara diketahui maka kenaikan kapiler
dapat dihitung untuk memnentukan bentuk ministus yang diasumsikan (Parrot,
1970). Bila pipa kapiler dimasukkan ke dalam suatu zat cair, dan tidak dapat
digunakan untuk menentukan tegangan antar permukaan dua zat cair yang tidak
bercampur. Bila pipa kapiler dimasukkan ke dalam suatu zat cair, maka zat
tersebut akan naik ke dalam pipa sampai gaya gerak ke atas diseimbangkan oleh
gaya gravitasi ke bahan akibat berat zat cair. Gaya ini biasa segera diketahui pada
kenaikan cairan biasa dalam pipa kapiler dan bentuk suatu tetesan kecil cairan.
tegangan permukaan merupakan fenomena menarik yang terjadi pada zat cair
(fluida) yang berada dalam keadaan diam (statis).

6.2. Apa perbedaan antara adhesi dan kohesi ?


Pada umumnya zat cair memiliki permukaan mendatar, tetapi apabila zat cair
bersentuhan dengan zat padat atau dinding bejana, maka permukaan bagian tepi
yang bersentuhan dengan dinding akan melengkung. Gejala melengkungnya
permukaan zat cair disebut dengan ministus. Ada dua jenis meniskus yaitu
meniskus cekung dan meniskus cembung. Meniskus cekung terjadi jika gaya tarik
menarik antara partikel zat cair dipermukaan dengan partikel zat padat (gaya
adhesi) lebih besar dari pada gaya tarik menarik antara partikel-partikel zat cair
(gaya kohesi). Kohesi adalah gaya tarik menarik antara molekul yang sama,
seperti air dengan air atau alkohol dengan alkohol. Gaya kohesi mengakibatkan
dua zat bila dicampurkan tidak akan saling melekat, kohesi dipengaruhi oleh
kerapatan dan jarak antar partikel dalam zat. Sedangkan adhesi adalah gaya tarik
menarik antara molekul yang tak sejenis seperti air dengan alkohol. Gaya adhesi
akan mengakibatkan dua zat akan saling melekat bila dicampurkan. Kohesi
molekul-molekul air lebih besar dibandingkan daya kohesi alkohol. Kohesi air
juga lebih besar dibandingkan daya adhesi antara air dan alkohol. Sehingga air
tidak menyatu dengan alkohol. Kompetisi antara daya kohesi dan adhesi pada
molekul-molekul air dan alkohol menyebabkan saling tarik menarik antara air dan
alkohol sehingga terjadi getaran ketika kedua cairan ini bertemu.
VII. PEMBAHASAN
Teori Dasar Permukaan zat cair mempunyai sifat ingin merenggang, sehingga
permukaannya seolah-olah ditutupi oleh suatu lapisan yang elastis. Hal ini disebabkan
adanya gaya Tarik menarik antar partikel sejenis didalam zat cair sampai ke
permukaan. Di dalam cairan, tiap molekul ditarik oleh molekul lain yang sejenis di
dekatnya dengan gaya yang sama ke segala arah. Akibatnya tidak terdapat sisa
(resultan) gaya yang bekerja pada masing-masing molekul. Adanya gaya atau tarikan
kebawah menyebabkan permukaan cairan berkontraksi dan berada dalam keadaan
tegang. Tegangan ini disebut dengan tegangan permukaan (Herinaldi, 2014).
Tegangan permukaan disebabkan adanya kecenderungan permukaan cairan
untuk memperkecil luas permukaan secara spontan. Pada tingkat molekular hal ini
dapat dijelaskan sebagai berikut: molekul yang ada di dalam cairan akan mengalami
gaya tarik menarik (gaya van der walls) yang sama besarnya ke segala arah.tetapi,
molekul pada permukaan cairan akan mengalami gaya resultan yang mengarah ke
dalam cairan dan akibatnya molekul di permukaan cenderung untuk meninggalkan
permukaan masuk ke dalam cairan sehingga permukaan cairan cenderung untuk
menyusut sampai mencapai luas yang sekecil mungkin ( Mawarda, 2015 ).
Pada percobaan kali ini praktikan akan melakukan percobaan mengenai
tegangan permukaan yang akan dilakukan dengan metode kenaikan kapiler. Besarnya
tegangan permukaan dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti jenis cairan, suhu, dan
tekanan, massa jenis
Pada praktikum kali ini digunakan beberapa bahan yaitu aquadest yang berfungsi
sebagai pelarut, parafin sebagai surfaktan, dan tween 80 sebagai surfaktan (Ditjen
POM, 1979). Pada praktikum kali ini membahas mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi tegangan permukaan suatu zat cair, menentukan tegangan permukaan
zat cair dan menentukan konsentrasi misel kritik suatu surfraktan dengan metode
tegangan permukaan. Yang pertama dilakukan adalah dengan menentukan kerapatan
masing-masing cairan dengan alat piknometer. Piknometer adalah alat yang digunakan
untuk menentukan massa jenis dari suatu cairan. Sebelum menggunakan alat-alat
praktikum untuk melakukan pengujian, piknometer harus dibersihkan dan dikeringkan
terlebih dahulu hingga tidak ada sedikitpun titik air di dalamnya. Hal ini bertujuan
untuk mmperoleh bobot kosong dari alat. Apabila masih terdapat titik air didalamnya,
akan mempengaruhi hasil yang diperoleh. Pada pengisian sampel harus diperhatikan
agar tidak terdapat gelembung udara di dalamnya dikarenakan mengurangi bobot
sampel yang akan diperoleh (Ika Fajrin,2015).
Zat cair yang digunakan sebagai sampel adalah aquadest, paraffin cair, tween 80
0,05%, tween 80 0,1%, tween 80 0,2%, tween 80 0,3%, tween 80 0,4%. Hal pertama
yang dilakukan adalah dengan menimbang massa dari semua piknometer isi dan
piknometer kosong, dimana bobot piknometer kosong yang akan digunakan pada
sampel aquadest, paraffin cair, tween 80 0,05%, tween 80 0,1%, tween 80 0,2%, tween
80 0,3%, tween 80 0,4% berturut turut adalah 17,036 gr; 16,836 gr; 17,207 gr; 17,314
gr; 17,871 gr; 17,363 gr; dan 17,048 gr dengan bobot piknometer + zat berturut turut
adalah 42,362 gr; 37,505 gr; 42,272 gr; 42,152 gr; 42,559 gr; 42,617 gr; dan 42,104 gr.
Setelah didapatkan massa masing-masing piknometer kemudian untuk mendapatkan
massa jenis masing-masing sampel dengan cara bobot piknometer isi dikurangi dengan
bobot piknometer cair dan dibagi dengan volume air, sehingga didapat massa jenis dari
masing-masing sampel, yaitu ρ aquadest adalah 25,326 g/ml,ρ paraffin adalah 0,816
g/ml, ρ tween 80 0,05% adalah 0,989 g/ml, ρ tween 80 0,1% adalah 0,980 g/ml, ρ
tween 80 0,2% adalah 1,014 g/ml, ρtween 80 0,3% adalah 0,997 g/ml dan ρ tween 80
0,4% adalah 0,989 g/ml, Dimana massa jenis dari masing-masing sampel ini akan
digunakan untuk menentukan tegangan permukaan masing-masing cairan.
Massa jenis dapat diartikan sebagai kerapatan suatu zat, yaitu perbandingan
antara massa zat dengan volumenya. Selain itu bahwa pada zat yang sama dengan
wujud yang berbeda memiliki massa jenis yang sama, dan pada zat yang berbeda massa
jenisnya berbeda pula. Massa Jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume
benda. Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap
volumenya. Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan total massa dibagi dengan
total volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa jenis lebih tinggi (misal besi)
akan memiliki volume yang lebih rendah daripada benda bermassa sama yang memiliki
massa jenis lebih rendah (misalnya air). Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat.
Setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda. Dan satu zat berapapun massanya
berapapun volumenya akan memiliki massa jenis yang sama.
Kemudian percobaan kedua yang dilakukan praktikan adalah percobaan tegangan
permukaan yang menggunakan metode kenaikkan kapiler. Pada metode ini digunakan
untuk menentukan tegangan suatu zat cair yang tidak bercampur, sedangkan prinsipnya
yaitu pada pipa kapiler dimasukkan kedalam suatu zat cair, maka zat tersebut akan naik
kedalam pipa sampai gaya gerak keatas diseimbangkan oleh gaya gravitasi kebawah
akibat zat cair. Pipa kapiler digunakan dalam praktikum dengan tujuan untuk mengukur
tegangan permukaan, tetapi tidak bisa untuk mengukur tegangan antar muka.
Sedangkan fungsi alat ukur seperti mistar/penggaris dalam percobaan ini adalah untuk
mengukur ketinggian maksimum permukaan cairan dalam pipa kapiler akibat adanya
tegangan permukaan. (Mawarda, 2015).
Dari percobaan ini diperoleh perhitungan tegangan permukaaan yakni aquadest
82,309 dyne/cm, parafin 2,448 dyne/cm, tween 80 0,05% 2,967 dyne/cm, tween 80
0,1% 3,185 dyne/cm, tween 80 0,2% 3,802 dyne/cm, tween 80 0,3% 3,240 dyne/cm,
dan tween 80 0,4% 3,416 dyne/cm dengan tinggi kenaikan dalam satuan mm berturut
turut 13mm, 12mm, 12mm, 13mm, 15mm, 13mm, dan 14mm.
Hasil yang diperoleh dari penentuan tegangan permukaan tidak dapat
dibandingkan dengan literatur, karena perbedaan volume zat yang dipakai dalam
pengujian tidak sama dengan yang ada pada literatur, sehingga tidak dapat dihitung
penyimpangan kesalahan yang terjadi. Perbandingan antara literatur dan hasil
percobaan hanya dapat dilakukan untuk kerapatan zat, karena kerapatan ini berbanding
lurus dengan tegangan permukaan. Semakin besar nilai kerapatan suatu zat akan
semakin besar tegangan permukaannya, hal ini sama dengan jari-jari pipa kapiler,
semakin besar jari-jari pipa kapiler, maka tegangan permukaannya juga semakin besar.
Hasil yang diperoleh terdapat adanya penyimpangan antara hasil percobaan bila
dibandingkan dengan literatur, hal ini dapat mempengaruhi hasil perhitungan tegangan
permukaan. Besarnya tegangan permukaan ditentukan oleh beberapa faktor seperti :
jenis cairan, suhu, tekanan, konsentrasi zat terlarut, dan kerapatan.
Penambahan tween 80, hasil tegangan permukaan akan berbeda-beda, tergantung
pada konsentrasinya. Pada hasil praktikum kali ini pengaruh pertambahan tween dapat
mempengaruhi tegangan permukaan dari air.
Dari data yang didapatkan praktikan, dapat disimpulkan bahwa nilai tegangan
permukaan zat cair tersebut mengalami naik turun. Seharusnya nilai tegangan
permukaan semakin kecil jika konsentrasi zat tersebut semakin besar. Hal ini terjadi
dikarenakan beberapa faktor kesalahan.
Adapun faktor-faktor kesalahan yang dapat terjadi pada praktikum ini adalah
penggunaan pipa kapiler yang kurang baik dan konsentrasi larutan yang digunakan
kurang tepat.
VIII. PENUTUP
8.1. Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang dilakukan oleh kelompok 5 pada praktikum tegangan
permukaan dapat disimpulkan bahwa besarnya tegangan permukaan yang terjadi pada
suatu cairan tidak hanya dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti jenis cairan, suhu, dan
tekanan, massa jenis namun juga dipengaruhi oleh penggunaan pipa kapiler yang
kurang baik dan konsentrasi larutan yang digunakan kurang tepat sehingga nilai
tegangan permukaan zat cair mengalami naik dan turun yang seharusnya nilai tegangan
permukaan semakin kecil jika konsentrasi zat tersebut semakin besar..
Hasil Perhitungan Tegangan dari Aquades diperoleh kenaikan tingginya
adalah 13mm dan tegangan permukaannya adalah 82,309 dyne/cm, pada Parafin
kenaikan tingginya adalah 12mm dan tegangan permukaan yang diperoleh adalah
2,448 dyne/cm, pada Tween 0.05% kenaikan tingginya adalah 12mm dan tegangan
permukaan yang diperoleh adalah 2,967 dyne/cm, pada Tween 0,1% kenaikan
tingginya adalah 13mm dan tegangan permukaan yang diperoleh adalah 3,3185
dyne/cm, pada Tween 0,2% kenaikan tingginya adalah 15mm dan tegangan
permukaannya adalah 3,802 dyne/cm, pada Tween 0,3% kenakan tingginya adalah
13mm dan tegangan permukaanya adalah 3,240 dyne/cm dan pada Tween 0,4%
kenaikan tingginya adalah 14mm dan tegangan permukaannya adalah 3,461 dyne/cm.
Dengan semakin besar nilai kerapatan maka suatu zat akan semakin besar
tegangan permukaannya.

8.2. Saran
Adapun faktor-faktor kesalahan yang dapat terjadi pada praktikum ini adalah
penggunaan pipa kapiler yang kurang baik dan konsentrasi larutan yang digunakan
kurang tepat sehingga praktikan tidak dapat menghasilkan hasil yang sempurna. Dari
kesalahan yang dilakukan praktikan semoga nantinya akan lebih teliti lagi untuk
menghindari hal-hal yang tidak diiginkan dan menghasilkan hasil yang sempurna.
DAFTAR PUSTAKA

Atfins, P.W. 2014. Kimia Fisik Edisi Ke-4 Jilid I. Jakarta: Erlangga
Bird, 2012. Kimia Fisika Untuk Universitas. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Douglass C. 2013. Fisika Jilid I (Terjemahan). Jakarta: Penerbit. Erlangga
Giancoli, Douglas C. 2016. Fisika Jilid I (Terjemahan). Jakarta : Erlangga.
Hamid, A.J. 2012. Farmasi Fisik Edisi Ke-3. Jakarta : Penerbit UI Press.
Herinaldi, 2014. Mekanika Fluida, terjemahan dari Fundomental of Fluis Mechanic oleh
Donald F. Young. Jakarta : Erlangga.
Ika Fajrin, 2015. Kimia Fisik untuk Paramedis. Yogyakarta : Penerbit Andi.
Ishaq R, 2012. Farmasi Fisik. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada Press.
Kosman, R, 2015. Farmasi Fisika. Makassar: UMI.
Lachman, L dan Lieberman H.A. 2017. Teori dan Praktek Farmasi Industri Edisi Ke-3.1091-
1098. Jakarta: UI Press.
Martin L. 2012. Farmasi Fisik Edisi ke-3 jilid I. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia
Mawarda, 2015. Tegangan Permukaan dan Kapasitas. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Parrot., E.L 2012. Pharmaceutical Technology Fundamental Pharmaceutic. Burgess


Publishing Company. Mimespolid.
Tim Dosen. 2022. Modul Praktikum Farmasi Fisika. Denpasar. Universitas Bali Internasional
Saputra, P.J, 2013. Martin Farmasi Fisika dan Ilmu Farmasetika edisi 5. Diterjemahkan oleh
Tim Alih Bahasa Sekolah Farmasi ITB. 706. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
LAMPIRAN

GAMBAR KETERANGAN

Alat dan bahan yang


digunakan dalam
praktikum tegangan
permukaan.

Pembuatan larutan tween.


larutan Tween sebanyak
10 ml dicampurkan
dengan aquades sebanyak
90 ml.

Proses pencampuran
larutan tween dengan
aquadest dengan cara
diaduk hingga homogen.
larutan tween sesuai
konsentrasinya yang
sudah di ad sampai batas
labu ukur.

larutan tween sesuai


konsentrasinya yang
sudah di gojog.

Proses penimbangan
piknometer kosong.
Proses pengisian larutan
ke dalam piknometer,
kemudian ditutup hingga
cairan keluar dari ujung
tutup piknometer.

Piknometer yang telah


diisi larutan tween sesuai
konsentrasinya.
Proses Penimbangan
piknometer yang 5
diantaranya telah diisi
larutan tween sesuai
konsentrasi, 1 aquadest,
dan 1 paraffin
Proses pengukuran
dengan menggunakan
pipa kapiler.

Anda mungkin juga menyukai