“FENOMENA ANTARMUKA”
OLEH:
NIM : 164111002
KELAS : FARMASI A
SEMESTER : IV (Empat)
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “FENOMENA
ANTARMUKA”
Dalam makalah ini saya menjelaskan mengenai pengertian secara umum. Adapun
tujuan saya menulis makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas dari dosen yang membimbing
saya dalam mata kuliah Farmasi Fisika. Di sisi lain, saya menulis makalah ini untuk
mengetahui lebih rinci mengenai Fenomena Antarmuka atau biasa disebut Fenomena
Permukaan.
Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, saya
mengharapkan kritik dan saran para pembaca demi kesempurnaan makalah saya untuk
kedepannya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 4
C. Tujuan ................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Antarmuka ......................................................................................... 5
1. Perhitungan Tegangan Antarmuka .................................................................... 6
2. Metode Pengukuran Tegangan Antarmuka ....................................................... 7
B. Adsorbsi pada Antarmuka Ciran ........................................................................ 8
1. Bahan Aktif Permukaan .................................................................................... 9
2. Penggolongan Sifat Hidrofilik-Lipofilik Balence ............................................. 9
3. Jenis lapisan Tunggal pada Permukaan Cairan ................................................. 10
C. Adsorbsi pada Antarmuka Padatan .................................................................... 13
1. Antarmuka Padatan-Gas ................................................................................... 13
2. Antarmuka Padatan-Cairan ............................................................................. 14
D. Pemakaian Bahan Aktif Permukaan ................................................................. 15
1. Busa dan Bahan Antibusa ................................................................................ 15
2. Surfaktan Paru .................................................................................................. 15
E. Sifat-Sifat Elektrik Antarmuka ........................................................................... 16
1. Lapisan Rangkap Elekrtik ................................................................................ 16
2. Potensian Nernst dan Potensial Zeta ................................................................ 18
3. Efek Elektrolit .................................................................................................. 18
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 18
B. Saran ...................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari tegangan permukaan cairan banyak
dimanfaatkan dalam hubungannya dengan kemampuan cairan tersebut membasahi
benda. Detergen sintesis modern misalnya, didesain untuk meningkatkan kemampuan
air membasahi kotoran yang melekat pada pakaian yaitu dengan menurunkan
tegangan permukaan sehingga hasil bersih. Demikian pula alkohol dan jenis obat
antiseptik lainnya, selain dibuat agar memiliki daya bunuh kuman yang baik juga
memiliki tegangan permukaan rendah agar membasahi seluruh permukaan luka.
Tegangan antarmuka ini dalam farmasi adalah faktor yang memengaruhi adsorbsi
obat dalam bentuk sediaan padat, penetrasi molekul melalui membrane biologi,
penting pada sediaan emulsi dan stabilitasnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksut dengan Fenomena Permukaan?
2. Apa itu adsorbsi pada permukaan cairan?
3. Apa itu adsorbs pada permukaan padatan?
4. Bagaimana pemakaian bahan aktif pada permukaan?
5. Apa saja sifat-sifat elekrik antarmuka?
C. Tujuan
1. Dapat memahami apa itu Fenomena Permukaan
2. Dapat memahami adsorbsi pada permukaan cairan
3. Dapat memahami adsorbsi pada permukaan padatan
4. Memahami pemakaian bahan aktif pada permukaan
5. Mengetahui dan memahami sifat-sifat elektrik antarmuka
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Tabel 1. Penggolongan Antarmuka
FASA TIPE DAN CONTOH ANTARMUKA
Gas/gas Tidak ada kemungkinan ada antarmuka
Gas/cairan Permukaan cairan, air yang berada di atmosfer
Gas/padatan Permukaan padat, bagian atas meja
Cairan/cairan Antarmuka cairan-cairan, emulsi
Cairan/padatan Antarmuka cairan padat, suspense
Padatan/padatan Antarmuka padatan-padatan, partikel-partikel serbuk yang
sering mendekat.
Tegangan permukaan adalah gaya per satuan panjang yang diberikan sejajar
dengan permukaan untuk mengimbangi tarikan ke dalam. Tegangan permukaaan
mempunyai satuan dyne dalam cgs. Tegangan antarmuka adalah gaya per satuan
panjang yang terdapat pada antarmuka dua fase cair yang tidak bercampur,
mempunyai satuan dyne/cm. Tegangan antarmuka selalu lebih kecil dari pada
tegangan permukaan karena gaya adhesive dua fase cair yang membentuk suatu
antarmuka adalah lebih besar daripada bila suatu fase cair dan suatu fase gas berada
bersama-sama. Jadi, bila cairan bercampur dengan sempurna, tidak ada tegangan
antarmuka yang terjadi.
Secara matematis, besar tegangan permukaan untuk benda yang memiliki satu
permukaan dan dua permukaan dapat ditulis dalam persamaan berikut.
Dengan: Dengan:
γ = tegangan permukaan (N/m)
γ = tegangan permukaan (N/m)
F = gaya permukaan (N)
F = gaya permukaan (N)
L = panjang permukaan benda (m)
l = panjang kawat (m)
6
2. Metode Pengukuran tegangan Antarmuka
1
γ= 𝑟ℎ𝑝𝑔
2
b. Metode Du Nouy
Tensiometer DuNouy, dipakai untuk mengukur tegangan permukaan dan
tegangan antarmuka. Prinsip kerjanya adalah gaya yang diperlukan untuk
melepaskan suatu cincin platina-iridium yang dicelupkan pada permukaan atau
antarmuka adalah sebanding dengan tegangan permukaan atau tegangan
antarmuka. Gaya yang diperlukan tersebut dalam satuan dyne.
7
zat pengabsorpsi, misalnya peresapan air oleh busa (sponge). Molekul dan ion yang
diadsorpsi pada antarmuka dinamakan zat aktif permukaan (surfaktan) atau amfifil.
Sebagai contoh alkohol-alkohol rantai lurus, amina-amina dan asamasam. Surfaktan
adalah salah satu bahan penolong untuk membuat emulsi, berfungsi untuk
menstabilkan zat atau bahan aktif terlarut dalam air atau minyak yang
diemulsikan.Bahan aktif permukaan terdiri dari bagian lifofilik (rantai alkil) dan
bagian hidrofilik (grup karboksil dan karboksilat).
8
Nilai-nilai HLB dari sejumlah zat amfifilik yang biasa dipakai dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.
ZAT HLB
Asam oleat 1
Gliserin monostearat 3,8
Sorbitan monooleat (Span 80) 4,3
Sorbitan monolaurat (span 20) 8,6
Trietanolamin oleat 12,0
Polioksietilena Sorbitan monooleat (tween 80) 15
Polioksietilena Sorbitan monolaurat (tween 20) 16,7
Natrium oleat 18,0
Natrium lauril sulfat 40
9
Ingris pada tahun 1757, Benjamin Franklin mengamati seperti juga para
pelaut ratusan tahun sebelum beliau bahwa apabila lemak masakan
dilemparkan dari dapur kapal ke air laut, ombak laut ditenangkan oleh
selaput yang terbentuk pada permukaan air laut. Pada tahun 1765, Franklin
melanjutkan pengamatan ini dengan suatu eksperimen pada sebuah kolah di
Ingris dan mendapatkan bahwa satu sendok teh minyak cukup untuk
menutupi kolam berukuran 0,5 akre (-2 x 107 cm2) dan menenangkan
kolam.
Dengan mengetahui luas selaput dan volume cairan yang menyebar,
ketebalan selaput tersebut mungkin dihitung. Ketebalan selaput sama
dengan panjang molekul yang berdiri dalam posisi vertikal pada permukaan
bila molekul dikemas dalam susunan paling rapat. Lebih lanjut, bila bobot
molekul dan densitas minyak yang menyebar diketahui, luas penampung
melintang yang tersedia untuk molekul-molekul semestinya mudah
dihitung.
Gaya yang diberikan pada pelampung diukur dengan suatu sistem
kawat torsi yang mirip dengan yang dipakai dalam tensio meter cincin. Alat
ini disebut neraca film. Gaya kompresi pada satuan luas pada pelampung
dikenal sebagai tekanan permukaan atau tekanan selaput, yaitu sebesar
selisih antara tegangan permukaan subsrtat murni dan tegangan permukaan
substrat saat ada suatu selaput menyebar diatas substrat itu.
π = γₒ - γ
Tegangan permukaan adalah ketahanan permukaan terhadap pemuaian,
sedangkan tekanan selaput adalah penurunan ketahanan terhadap pemuaian
seperti yang dinyatakan secara kuantitatif pada persamaan diatas.
Dalam melakukan suatu percobaan dengan neraca film, zat yang
diteliti dilarutkan dalam suatu pelarut yang mudah menguap (misalnya
heksana)vdan ditambahkan pada permukaaan substrat, yang sebelumnya
telah disapu bersih dengan menggunakan suatu potongan berparafin atau
potongan teflon. Cairan menyebar sebagai suatu selaput, dan pelarut yang
mudah menguap dibiarkan menguap. Gambaran penampang melintang
suatu antar muka setelah penyebaran ditunjukan pada gambar dibawah.
10
Palang yang dapat bergerak kemudian digerakan ke berbagai posisi ke
arah pelampung. Luas bak yang tersedia untuk selaput pada setiap posisi
diukur, dan tekanan selaputnya dibaca dari penunjuk torsi. Tekanan selaput
kemudia di plot terhadap luas selaput atau lebih mudah lagi, terhadap luas
penampang melintang per molekul.
Berbagai perubahan fase seringkali teramati ketika suatu selaput yang
tidak larut tersebar pada suatu antarmuka dan kemudian dikompresi. Suatu
gambaran tentang peristiwa yang dapat terjadi pada suatu senyawa alifatik
jenuh rantai lurus yang berada pada antarmuka udara-air. Bila selaput
tersebut tersebar diatas suatu area yang luasnya lebih besar dari 50-60
Å2/molekul. Selaput tersebut memberikan tekanan kecil pada palang yang
mengapung. Selaput ini bekerja seperti suatu gas dalam dua dimensi.
11
C. Adsorbsi Pada Antarmuka Padatan
Adsorbsi pada antarmuka padatan dapat terjadi baik dari fae cair maupun fase
gas yang berada dekat padatan tersebut. Penelitian adsorbsi gas dilakukan dalam
berbagai aplikasi, seperti penghilang bau yang tidak disukai dari ruangan dan
makanan, kerja masker gas, dan penentuan ukuran partikel dalam serbuk. Prinsip
adsorbsi padat-cairan untuk menghilangkan warna larutan, komatografi adsorbi,
pencucian dan pembasahan.
Berlawanan dengan antarmuka cairan, permukaan suat padatan seringkali
tidak homogen.
Isoterm adsorbsi untuk gas pada padatan. (a) jumlah, x, gas yang diadsorbsi
per satuan massa, m, adsorben diplot terhadapa tekanan kesetimbangan. (b) log
jumlah gas yang diadsorbsi per satuan massa adsorben diplot terhadap log tekanan.
1. Antarmuka Padatan-Gas
Derajat adsorbsi suatu gas oleh suatu padatan bergantung pada sifat
kimia adsorben (bahan yang digunakan untuk mengadsorbsi gas) dan
absorbat (zat yang diadsorbsi), luas permukaan adsorben, suhu, dan tekanan
parsial gas yang diadsorbsi. Jenis adsorbsi umumnya dikenal sebagai
adsorbsi fisika atau adsorbsi van der Waals dan adsorbsi kimia atau
kemisorbsi. Adsorbsi fisika berkaitan dengan gaya van der Waals, bersifat
reversible. Penghilangan adsorbat dari adsorben dikenal sebagai desorbsi.
Gas yang diadsorbsi secara fisika dapat di desorbsi dari padatan dengan
meningkatkan suhu dan mengurangii tekanan. Kemisorbsi, yaitu adsorban
terikat dengan adsorben melalui ikatan kimia primer, bersifat ireversible
kecuali ikatan tersebut putus.
Bila hubungan antara jumlah gas yang diadsorbsi secra fisika pada
suatu padatan dan tekanan atau konsentrasi kesetimbangan pada suhu
12
konstan diplot, dihasilkan suatu isoterm adsorbsi. Istilah isoterm mengacu
pada suhu konstan.
13
2. Antarmuka Padatan-Cairan
Obat-obat aseperti zat warna, alkaloid, asam lemak, dan bahkan asam
dan basa anorganik dapat diadsorbsi dari larutan ke padatan seperti karbon
dan alumina. Adsorbsi molekul zat terlarut dari larutan dapat di analogikan
dengan adosrbsi molekul pada antarmuka gas-padat. Isoter-isoterm yang
sesuai dengan satu atau lebih persamaan yang disebutkan sebelumnya dapat
diperoleh dengan mengganti suku tekanan uap yang digunakan pada sistem
padat-gas dengan konsentrasi zat terlarut. Sebagai contoh, adsorbsi striknin,
atropin, dan kuinin dari larutan-larutan berair menggunakan enam lampung
yang berbeda dapat dinyatakan dengan persamaan Lagmuir.
c 1 𝑐
= +
𝑦 𝑏𝑦𝑚 𝑦𝑚
c adalah konsentrasi kesetimbangan dalam miligram basa alkaloid per
100ml larutan, y adalah jumlah basa alkaloid, x, dalam miligram yang
teradsorbsi per gram, m, lempung adalah konstanta yang telah ditentukan
sebelumnya.
Semakin kecil kemiringan, semakin baik adsorbsi. Jadi konsentrasi
kesetimbangan dapat dihitung. Katakanlah konsentrasi kesetimbangan 400
mg striknin/100 ml larutan, xl m, untuk atalpulgit haloisit dan koalin
masing-masing kira-kira 40, 20, dan 6,7 mg/gram. Bila obat yang diberikan
secara oral menyebabkan gasrtointestinal, sediaan adsorben antasida atau
antidiare yang ada dipasaran sering digunakan oleh pasien, dan sedian-
sediaan ini berinteraksi dengan obat untuk mengurangi adsorben obat.
3. Karbon Aktif
Contoh zat yang dpat mengadsorbsi suatu gas atau cairan dalam jumlah
besar adalah karbon aktif, yaitu residu dari destilasi destruktif berbagai
bahan organik yang diberi perlakuan tertentu untuk meningkatkan
adsorbtifnya. Untuk mengadsorbsi lebih banyak adsorbat, suatu adsorben
dengan masa tertentu harus memiliki luas permukaan sebesar mungkin. Hal
ini dapat tercapai dengan menggunakan adsorben yang berpori.
Karbon aktif dibuat dari bahan yang dibakar oleh atmosfer lewat panad
beroksigen tinggi sehingga menciptakan lubang kecil diseluruh butiran
karbon. Hal ini secara efektif meningkatkan luas permukaan akarbon
sehingga luas permukaan 1 g karbon kurang lebih 1000 m2. Dosis lazim
14
pengobatan dengan karbon aktif adalah 50-100 g untuk dewasa, dan 1-2
g/kg untuk anak. Karbon aktif sering diberikan pada pasien keracunan.
Dalam penanganan ini, diasumsikan bahwa absorbsi toksin dicegah dan
toksisitas leracunan menurun. Namun belum ada bukti bahwa karbol
meningkatkan hasil terapi.
2. Surfaktan Paru
Adalah bahan aktif permukaan yang menutupi permukaan alveoli yang
berkontak dengan udara. Bahan aktif ini menurunkan tegangan permukaan
pada antarmuka udara alveoli hingga hampir nol; jadi surfaktan ini melakukan
dua tugas. Pertama, surfaktan mencegah alveoli kolaps. Kedua, fungsi utama
surfaktan ini adalah menurunkan tekanan didalam alveoli. Jadi dengan adanya
surfaktan paru kita dapat bernapas dan tidak terjadi edema paru.
15
Surfaktan paru merupakan campuran kompleks protein dan lipid, tetapi
komponen utamanya adalah fosfatidilkolin. Namun beberapa kondisi patologis
dapat menurunkan surfaktan paru. Untungnya tambahan surfaktan buatan
dapat diberi; infasurf intracheal suspension. Penangana dengan kalfaktan
sering kali memperbaiki oksigenasi dan daya keterangan paru denga cepat.
16
2. Potensial Nernst dan Potensial Zeta
Potensial yang berada pada permukaan padatan aa’ yang disebabkan
oleh ion penentu potensial, adalah potensial elektrodinamik, E. Potensial
Nernst didefinisikan sebagai perbedaan potensial permukaan sebenarnya
dan daerah elektrik netral dari larutan. Potensial yang berada pada bidang
geser bb’ dikenal sebagai potensial elektrokinetik atau potensial zeta.
Potensial zeta didefinisikan sebagai perbedaan potensial antara permukaan
lapisan yang terikat rapat. Dan daerah elektrik netral dari larutan.
Potensial zeta memiliki aplikasi praktis dalam stabilitas sistem yang
mengandung partikel-partikel terdispersi kateran potensial inilah, dan
bukan potensial Nernst yang mengatur derajat tolah menolak antara
partikel-partikel terdispersi yang bermuatan sama dan saling berdekatan.
Bila potensial zeta dikurangi hingga dibawah harga tertentu, gaya tarik-
menarik melebihi gaya tolak-menolak, dan partikel-partikel akan menyatu.
Fenomean ini dikelnal sebgai flokulasi.
3. Efek Elektorlit
Bila konsentrasi elekrtolit yang ada di dalam sistem meningkat, efek
tabir ion lawan juga meningkat. Akibatnya potensial turun lebih cepat
seiring pertambahan jarak karena ketebalan lapisan rangkap menyusut.
Situasi serupa terjadi bila valensi ion lawan dinaikan. Sedangkan
konsentrasi total elekrolit dipertahankan konstan. Efek keseluruhan
seringkali menyebabkan penurunan potensial zeta.
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tegangan Antarmuka adalah gaya per satuan panjang yang terdapat pada
antarmuka dua fase cair yang tidak bercampur.
Fenomena antarmuka dalam farmasi dan kedokteran adalah faktor-faktor yang
berarti mempengaruhi adsorbsi obat pada bahan pembantu padat dalam bentuk
sediaan, penetrasi (penembusan) molekul melalui membran biologis, pembentukan
dan kestabilan emulsi, dan dispersi dari partikel yang tidak larut dalam media cair
untuk membentuk suspensi.
18
DAFTAR PUSTAKA
Sinko, Patrick J. 2011. Farmasi Fisika dan Ilmu Farmasetika. Jakarta. EGC
19