Anda di halaman 1dari 3

PENERAPAN RHEOLOGI DALAM BIDANG FARMASI FARMASI FISIK

Nama : Narastri Wulandari


NIM : 16670006
1. Sifat Rheologi Dalam Emulsi

Produk yang diemulsikan mungkin mengalami berbagai shear-stress selama pembuatan atau
penggunaanya. Pada kebanyakan proses ini sifat aliran produk akan menjadi sangat penting
untuk penampilan emulsi yang tepat pada kondisi penggunaan dan pembuatannya. Jadi
penyebaran produk dermatologik dan produk kosmetik harus dikontrol agar didapat suatu
preparat yang memuaskan. Aliran emulsi parenteral melalui jarum hipodermik, pemindahan
suatu emulsi dari botol atau tube, dan sifat dari satu emulsi dalam berbagai proses penggilingan
yang digunakan dalam pembuatan produk ini secara besar-besaran, menunjukkan perlunya
karakteristik aliran yang tepat.

Kebanyakan emulsi, kecuali emulsi encer, menunjukkan aliran non Newton yang
mempersulit interpretasi data dan perbandingan kuantitatif antara sistem-sistem dan formulasi-
formulasi yang berbeda.

Faktor-faktor yang berhubungan dengan fase terdispersi meliputi perbandingan dengan fase
terdispers meliputi perbandingan volume fase, distribusi ukuran partikel, dan viskositas dari fase
dalam itu sendiri. Jadi, jika konsentrasi volume dari fase terdispers rendah (kurang dari 0,05),
sistem tersebut adalah Newton. Dengan naiknya konsentrasi volume, sistem tersebut menjadi
lebih tahan terhadap aliran dan menujukkan karekteristik aliran pseudoplastis. Pada konsentrasi
yang cukup tinggi, terjadi aliran plastis. Jika konsentrasi volume mendekati 0,74, mungkin
terjadi inversi dengan berubahnya viskositas secara nyata. Pengurangan ukuran partikel rata-rata
akan menaikkan viskositas. Makin luas distribusi ukuran partikel, makin rendah viskositasnya
jika dibandingkan dengan sistem yang memiliki ukuran partikel rata-rata serupa tetapi dengan
distribusi ukuran partikel yang lebih sempit.

Sifat utama fase kontinu yang mempengaruhi sifat-sifat aliran dari suatu emulsi adalah bukan
pada viskositasnya. Tetapi efek viskositas dari fase kontinu mungkin lebih besar dari yang
diramalkan dengan menentukan viskositas bulk dari fase kontinu itu sendiri. Ada indikasi bahwa
viskositas dari suatu lapisan cair yang tipis, katakanlah 100 200 A adalah beberapa kali harga
viskositas dari cairan bulk. Oleh karena itu viskositas yang lebih tinggi bisa terdapat pada emulsi
yang mempunyai konsentrasi tinggi, jika ketebalan fase kontinu antara tetesan-tetesan yang
berdekatan mendekati dimensi ini. Pengurangn viskositas dengan penaikan shear sebagian bisa
disebabkan oleh penurunan viskositas dari fase kontinu karena jarak pemisahan antara bola-bola
yang meningkat.

Komponen ketiga yang mungkin mempengaruhi viskositas emulsi adalah zat pengemulsi.
Tipe zat akan mempengaruhi flokulasi partikel dan daya tarik-menarik antarpartikel, dan ini,
sebaliknya akan mengubah aliran. Tambahan pula, untuk sistem apa saja, makin tinggi
konsentrasi zat pengemulsi, akan makin tinggi pula viskositas produk tersebut. Sifat-sifat fisika
dari lapisan dan sifat-sifat listriknya juga merupakan faktor yang bermaknanya.

2. Sifat Rheologi Dalam Suspensi

Viskositas dari suatu suspensi apabila mempengaruhi pengendapan dari partikel-partikel zat
terdispersi perubahan dalam sifat-sifat aliran dari suspensi bila wadahnya dikocok dan bila
produk tersebut dituang dari botol, dan kualitas penyebaran dari cairan ( lotio ) bila digunakan
untuk suatu bagian permukaan yang akan diobati. Pertimbangan rheologi juga penting dalam
pembuatan suspensi.

Satu-satunya shear yang terjadi dalam suatu suspensi pada penyimpanan adalah lantaran
pengendapan dari partikel-partikel yang tersuspensi; Gaya ini diabaikan dan bisa dibuang. Tetapi
jika wadah dikocok dan produk dituang dari botol, terdapat laju shearing yang tinggi. Zat
pensuspensi yang ideal harus mempunyai viskositas yang tinggi pada shear yang dapat
diabaikan, yakni selama penyimpanan; dan zat pensuspensi itu harus mempunyai viskositas yang
rendah pada laju shearing yang tinggi, yakni ia harus bebas mengalir selama pengocokan,
penuangan, dan penyebarannya ini. Gliserin yang merupakan cairan Newton termasuk dalam
grafik untuk pembanding. Viskositasnya sesuai untuk partikel-partikel yang mensuspensi, tapi
terlalu tingii untuk dituangkan dengan mudah dan untuk disebarkan pada kulit. Lebih-lebih lagi,
gliserin menunjukkan sifat melekat (tackiness stickiness) yang tidak diinginkan dan ia terlalu
higroskopik untuk digunakn dalam bentuk tidak diencerkan. Kurva dalam gambar 1 diperoleh
menggunakan viskometer Stormer yang sudah dimodifikasi .
Suatu zat pensuspensi yang tiksotropik seperti juga pseudoplastik harus terbukti berguna
karena ia membentuk gel pada pendiaman dan menjadi cair jika digoyangkan. Bentuk histeresis
dari bentonit sangat terkenal. Veegum juga menunjukkan tiksotropi yang dapat dipertimbangkan,
baik jika dites dengan membalikkan suatu bejana yang mengandung dispersi maupun jika
dianalisis dalam suatu viskometer putar. Jika dispersi bentonit dan CMC dicampur, kurva yang
dihasilkan menunjukkan karakteristik tiksotropik maupun pseudoplastik. Kombinasi seperti ini
harus menghasilkan suatu medium pensuspensi yang sangat baik.

Anda mungkin juga menyukai