Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air Susu Ibu (ASI) merupakan nutrisi ideal untuk bayi karena

mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi dan mengandung

seperangkat zat perlindungan terhadap berbagai penyakit. ASI Eksklusif adalah

pemberian ASI saja tanpa makanan-minuman lain sampai bayi berusia 6 bulan,

kemudian pemberian ASI harus tetap dilanjutkan sampai bayi berusia 2 tahun

walaupun bayi sudah makan. Bayi yang tidak diberi ASI eksklusif rentan

mengalami penyakit, seperti infeksi saluran pencernaan, gizi buruk, serta

gangguan tumbuh kembang, dan dapat meningkatkan angka kematian bayi (Besar

dan Eveline, 2008; Dinkes Provinsi Jatim, 2016).

Menurut WHO pemberian ASI ekslusif didunia kurang dari 40%. Menurut

Dinas kesehatan di Indonesia capaian pemberian ASI ekslusif pada tahun 2017

sebesar 61,33 %. Berdasarkan data dari provinsi di Indonesia diketahui cakupan

bayi yang mendapat ASI eksklusif tahun 2017 di Jawa Timur sebesar 75,7 %.

Cakupan tersebut mengalami peningkatan dari tahun ke tahun sejak tahun 2011

(61,5%). Secara keseluruhan pencapaian di JawaTimur (75,7%) belum memenuhi

target yang telah ditetapkan pada tahun 2016 di Jawa Timur (77%). Ada 15

kabupaten/kota yang sudah memenuhi target, sedangkan 23 kabupaten/kota

lainnya belum mencapai target. Persentase pemberian ASI eksklusif di Kota

Malang mengalami fluktuatif dari tahun 2012 (71,13%) hingga tahun 2015

1
2

(79,13%) dan 2017 (78,92%), sehingga diperlukan penelitian yang dapat terus

meningkatkan persentase pemberian ASI Eksklusif (Dinkes RI, 2017; Dinkes

Provinsi Jatim, 2017; Dinkes Kota Malang; 2017; WHO,2015).

Penyebab yang sering dijumpai pada ibu yang berhenti menyusui adalah

jumlah ASI sedikit. Hal ini didukung dengan data yang diperoleh badan penelitian

dan pengembangan kesehatan di Indonesia, yaitu pada tahun 2010 didapatkan

46% kurangnya produksi ASI yang terjadi karena perawatan payudara yang

kurang, 25% akibat frekuensi menyusui yang kurang dari 8 kali/hari, 14% akibat

Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), 10% akibat prematur, dan 5% akibat penyakit

kronis maupun akut (Depkes, 2010).

Pemberian asi yang baik diberikan selama dua tahun penuh sesuai firman

Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 233.

Allah SWT berfirman dalam Q.S al Baqarah (2) ayat 233 :

ِ ‫ضعۡ نَ أَ ۡو َٰلَدَه َُّن َح ۡولَ ۡي ِن ك‬


‫َاملَ ۡي ِۖ ِن‬ ِ ‫۞و ۡٱل َٰ َو ِل َٰدَتُ ي ُۡر‬
َ 2

Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh. (Q.s. Al

Baqarah : 233).

Wahbah Al-Zuhailiy menerangkan bahwa ayat ini ditujukan bagi

wanita-wanita yang ditalak maupun tidak, keduanya diperintahkan untuk

menyusui anak-anak mereka selama dua tahun penuh dan tidak lebih dari itu.

Namun demikian, tidak ada larangan untuk menyusui anak-anak dalam masa yang

kurang dari dua tahun jika memang dipandang akan ada maslahat di dalamnya.

Imam Ibnu Katsir memandang ayat ini sebagai bimbingan Allah swt bagi para
3

ibu, hendaknya mereka menyusui anak-anaknya secara sempurna, yaitu selama

dua tahun. (Al-Zuhailiy, 2009; Ibnu Katsîr, 2005).

Bayi yang tidak mendapatkan ASI akan mengalami peningkatan resiko

infeksi pernapasan dan infeksi gastrointestinal, mengganggu pertumbuhan dan

perkembangan, pertahanan tubuh yang kurang baik. Anak yang mendapat ASI

sampai dengan 6 bulan jauh lebih sehat dibandingkan dengan anak yang

mendapatkan ASI sampai usia 4 bulan, dan frekuensi terkena diare jauh lebih

kecil. Ketidak lancaran ASI yang tidak segera diatasi dapat mengakibatkan

kekhawatiran dan kecemasan ibu. Kondisi inilah yang menimbulkan ibu cemas,

takut dan was-was tidak dapat menyusui dengan maksimal, apabila ini dibiarkan

makan akan berla jut menjadi post partum blues (Ambarwati,2010; Purwanti,

2003; Suparwati, 2018; Takasihaeng,2005).

Beberapa upaya dilakukan untuk meningkatkan produksi ASI adalah

pemberian konseling untuk memperbaiki perilaku yang tidak mendukung

produksi ASI eksklusif seperti memperbaiki posisi dan perlekatan bayi dengan

ibu, meningkatkan frekuensi menyusui, meningkatkan durasi menyusui,

memberikan kedua payudara setiap kali menyusui. Dilakukan pula upaya

tambahan dengan menggunakan galaktagog yang merupakan obat-obatan atau

substansi lain yang dipercaya dapat memulai, mempertahankan atau

meningkatkan produksi ASI ( Depkes, 2007; Fazilla, T.E et al. 2013).

Galaktagog adalah makanan atau obat-obatan yang digunakan utnuk

merangsang, mempertahankan dan meningkatkan produksi ASI. Pertimbangan

penggunaan galaktagog sedniri meliputi apakah zat tersebut efektif, aman dan
4

kapankah sebaiknya digunakan. Beberapa macam galaktagog yang diketahui

hingga saat ini dibagi menjadi dua macam yaitu obat kimi dan hebal (IDAI,

2017).

Obat kimia yang digunakan untuk meningkatkan produksi ASI antara lain

metoklopramid, domperidon, sulpirid, chlorpromazin, growth hormon,

thyrotropin-releasinng hormon, dan oksitosin. Metoklopramid, sulpirid dan

chlorpromazin mulai ditinggalkan karena menimbulkan efek samping

ekstrapiramidal. Sedangkan growth hormon, thyrotropin-releasing hormon dan

oksitosin masih membutuhkan penelitian lebih lanjut (Zuppa, et al, 2010).

Penggunaan galaktagog herbal dalam penanganan ketidaklancaran ASI

contohnya fenugreek (Trigonalla foenum graecum), galega (Goats’s rue, Galega

officinalis), silymarin (Milk thistle, Silybum marianum), torbangun (Colanus

Amboinicus Lour), daun katuk dan daun kelor. Penggunaan galaktagog herbal

masih perlu penelitian lebih lanjut untuk memastikan bahwa bahan tersebut

memiliki keefektifan sebagai pelancar ASI dan aman untuk dikonsumsi (IDAI,

2017).

Keefektifan galaktagog juga penting untuk diperhatikan. Misalnya

penggunaan domperidone akan meningkatkan volume ASI sapai 267% tanpa

mengurangi kualitas ASI dalam 14 hari. Sedangkan penggunaan daun katuk dapat

meningkatkan volume ASI sampai dengan 50,47% tanpa mengurangi kualitas ASI

dalam 12 hari (Soka, S. Et al, 2011; William, v dan Michael C,2016).

Dilihat dari banyaknya kasus kurangnya produksi ASI dan pentingnya ASI

bagi kesehatan bayi dan ketenangan bagi psikologi Ibu, penelitian ini penting
5

untuk dilakukan karena dalam penanganan masalah ketidaklancaran ASI perlu

dilakukan penanganan yang tepat, cepat dan juga mempertimbangkan efek

samping yang terjadi. Penelitian ini perlu untuk dilakukan karena belum terdapat

penelitian serupa yang dilakukan di kota Malang, dan diharapkan dapat menjadi

salah satu solusi terbaik yang dapat dijadikan dasar Apoteker dalam pemilihan

obat baik secara swamedikasi ataupun pemberian saran peresepan kepada dokter

dan meminimalisir atau mencegah efek samping obat pada masalah kurangnya

produksi ASI bagi ibu menyusui sehingga dapat menurunkan kerugian-kerugian

yang ditimbulkan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah :

1. Bagaimana profil penggunaan obat kimia dan herbal sebagai pelancar ASI

pada masyarakat kota Malang.

1.3 Tujuan Umum

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan umum dari penelitian

ini adalah:

1. Mengetahui profil penggunaan obat kimia dan herbal sebagai pelancar ASI

pada masyarakat kota Malang.

1.4 Tujuan Khusus

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan umum dari penelitian

ini adalah:

1. Mengetahui persentaser penggunaan masing-masing jenis obat.


6

2. Mengetahui obat yang digunakan.

3. Mengetahui pola penggunaan dan perspektif keefektifan.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini dapat menjadi dasar pengembangan swamedikasi,

pengembangan obat fitofarmaka pelancar asi dan sebagai dasar pemilihan obat

yang tepat bagi tenaga kesehatan.

1.6 Batasan Masalah

Batasan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Responden berdomisili di Kota Malang.

2. Responden sedang dalam masa menyusui ASI Eksklusif.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

3.1.1 Bagan Kerangka Konseptual

Kondisi Fisik Ibu Psikologis Ibu Bayi Faktor lain

Ibu menyusui

Tidak Lancar Lancar

Pijat oksitosin Konseling Galaktagog Pompa ASI

Herbal Kimia
Gambar 3.1. Bagan kerangka konseptual

Keterangan :

: Diteliti

: Tidak Diteliti

3.1.2 Uraian Kerangka Konseptual

ASI merupakan kebutuhan utama bayi terutama pada 6 bulan pertama

sebagai makanan dengan kandungan gizi yang paling sesuai untuk kebutuhan bayi

dan melindungi bayi dari berbagai penyakit. Produksi ASI dipengaruhi oleh

kondisi fisik ibu, psikologis ibu, bayi dan beberapa faktor lainnya. Pentingnya

25
8

fungsi ASI maka diperlukan jumlah ASI yang cukup dalam memenuhi kebutuhan

bayi. Kecukupan ASI dapat diketahui jika mencapai beberapa parameter 1. Bayi

minum ASI tiap 2-3 jam atau dalam 24 jam minimal mendapat ASI 8 kali pada 2-

3 minggu pertama; 2. Buang air besar (BAB) berwarna kuning dengan frekuensi

sering dan warna menjadi lebih mudah pada hari ke 5 setelah lahir; 3. Bayi akan

buang air kecil (BAK) paling tidak 6-8 kali sehari; 4. Ibu dapat mendengarkan

pada saat bayi menelan ASI; 5. Payudara terasa lebih lembek, yang menandakan

ASI telah habis; 6. Warna bayi merah, dan kulit terasa kenyal; 7. Pertumbuhan

berat badan dan tinggi badan bayi sesuai dengan grafik pertumbuhan; 8.

Perkembangan motorik baik (bayi aktif dan motoriknya sesuai dengan rentang

usianya); 9. Bayi kelihatan puas, sewaktu saat lapar akan bangun dan tidur dengan

cukup; 10. Bayi menyusu dengan kuat (rakus), kemudian melemah dan tertidur

pulas. Jika tidak memenuhi parameter diatas maka ASI dapat dikatakan tidak

lancar, maka diperlukan penanganan untuk memperlancar produksi ASI.

Penanganan ketidaklancaran ASI terdapat beberapa cara yaitu dengan pijat

oksitosin, pompa ASI, konsultasi dan mengkonsumsi galaktagog. Galaktagog

merupakan obat atau makanan yang dapat memeperlancar ASI, galaktagog dapat

berupa obat kimia atau oabat herbal. Keefektifan dari penggunaan kedua jenis

obat ini dapat dilihat melalui parameter kecukupan ASI.

Pengambilan data pada penelitian ini menggunakan metode cross sectional

dengan kuesioner. Tujuan dari penelitian ini adalah profil penggunaan obat yang

meliputi persentase penggunaan masing-masing obat, obat yang digunakan, pola

penggunaan dan perspektif keefektifan. Hasil yang didapatkan dari kuesioner akan
9

diolah menggunakan program Microsoft Excel dan akan diketahui profil

penggunaan obat pelancar ASI berupa persentas penggunaan, obat yang

digunakan dan pola penggunaan obat di kota Malang.


BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yaitu penelitian langsung

kepada responden yang diambil sebagai subjek penelitain. Salah satu instrumen

penelitian yang umum digunakan adalah kuesioner. Metode penelitian yang

digunakan adalah survey dengan metode deskriptif dengan pendekatan cross

sectional (potong lintang).

4.2 Populasi

Populasi disini adalah ibu yang sedang dalam masa menyusui dan

berdomisili di kota Malang

4.3 Sampel

Populasi dalam penelitian ini tidak diketahui jumlahnya. Menurut Wibisono

dalam Riduwan dan Akdon (2013), rumus dalammenghitung sampel pada

populasi yang tidak diketahui adalah sebagai berikut:


2
𝑧𝑎/2 𝜎 2 (1,96). (0,25)
𝑛= ( ) = ( ) = 96,04
𝑒 0,05

Dengan begitu peneliti yakin dengan tingkat kepercayaan 95% bahwa sampel

random berukuran 96,04 97 akan memberikan selisih estimasi dengan kurang dari

0,05. Jadi, sampel yang diambil sebesar 97 orang.

4.4 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kota malang pada bulan Juli – Agustus 2019.

27
11

4.5 Variabel Penelitian

Variabel penelitian pada penelitian ini adalah profil penggunaan obat

kimia dan herbal sebagai pelancar ASI berupa persentase penggunaan obat, obat

yang digunakan dan pola penggunaan.

4.6 Definisi Operasional

Variabel Definisi operasional Kuesioner

Kurangnya Ketidaklancaran ASI adalah ASI 1. Pada anak keberapa

produksi yang tidak mencapai beberapa ketidaklancaran ASI terjadi?

ASI kriteria 1)Bayi buang air kecil (boleh memilih lebih dari 1)

minimal 6 kali perhari dan a. 1

berwarna jernih atau b. 2

kekuningan; 2)Bayi sering c. 3

buang air besar berwarna kuning d. Lainnya ____

dan tampak seperti “berbiji”; 2. Manakah pilihan dibawah ini

3)Bayi tampak puas, sewaktu- yang tidak tercukupi saat ASI

waktu merasa lapar bangun dan dirasa tidak lancar? (boleh

tidur dengan cukup; 4)Bayi memilih lebih dari 1)

menyusu paling sedikit 10 kali a. Bayi buang air kecil minimal

sehari; 5)Payudara ibu terasa 6 kali perhari dan berwarna

kosong dan lunak setelah jernih atau kekuningan

menyusui; 6)Ibu dapat b. Bayi sering buang air besar

merasakan turunnya ASI ketika berwarna kuning dan tampak

bayi pertama kali menyusu; seperti “berbiji”


12

7)Ibu dapat mendengat bunyi c. Bayi tampak puas, sewaktu-

menelan ketika bayi menelan waktu merasa lapar bangun

ASI; 8)Berat badan naik; 9)Ibu dan tidur dengan cukup

dapat merasakan rasa geli karena d. Bayi menyusu paling sedikit

aliran ASI setiap kali mulai 10 kali sehari

menyusui; 10)Sebelum e. Payudara ibu terasa kosong

disusukan payudara terasa dan lunak setelah menyusui

tegang; 11)Bayi akan tidur atau f. Ibu dapat merasakan turunnya

tenang selama 3-4 jam setlah ASI ketika bayi pertama kali

menyusu menyusu

g. Ibu dapat mendengat bunyi

menelan ketika bayi menelan

ASI

j. Berat badan naik

k. Ibu dapat merasakan rasa geli

karena aliran ASI setiap kali

mulai menyusui

l. Sebelum disusukan payudara

terasa tegang

m. Bayi akan tidur atau

tenang selama 3-4 jam setlah

menyusu
13

Obat herbal Obat herbal adalah obat yang 3. Pelancar ASI apa yang

dibuat dari bahan dari digunakan ________

tumbuhan, hewan atau mineral. 4. Alasan pemilihan obat (Boleh

Obat herbal terdiri dari jamu, mengisi lebih dari 1)

obat herbal terstandar dan 5. Bagaimana cara penggunaan

fitofarmaka. obat tersebut?

Obat Kimia Obat kimia obat yang dibuat a. Jamu

menggunakan teknologi mesin b. Sayur

diproduksi di perusahaan c. Racikan sendiri

farmasi dengan 100% bahan d. Kapsul

kimia e. Tablet

f. Teh

g. Sirup

h. Kapsul

i. Suntik

j. Lainnya ____

6. Didapat darimana informasi

obat tersebut?

a. Dokter

b. Apoteker

c. Bidan

d. Saudara

e. Internet
14

f. Lainnya _____

7. Bagaimana aturan pakainya?

a. 3 kali sehari

b. 2 kali sehari

c. 1 kali sehari

d. Lainnya ____

8. Berapa lama penggunaan

obat?

a. 7 hari

b. 14 hari

c. 1 bulan

d. Lebih dari 1 bulan

e. Lainnya ____

9. Apakah dapat membantu

mengingkatkan

volume/jumlah ASI?

a. Iya

b. Tidak

10. Apakah selama pemakaian

mengalami efek samping?

a. Sakit kepala

b. Mual/muntah

c. Sesak napas
15

d. Gatal-gatal

e. Tekanan darah rendah

f. Diare

g. Mengantuk

h. Detak jantung meningkat

i. Sulit tidur

j. Kenaikan berat badan

k. Kembung

l. Lemas

m. Lainnya____

4.7 Instrumen Penelitain

Instrumen penelitian yang digunakan berupa kuesioner. Daftar pertanyaan

dibuat secara terstruktur dengan bentuk pertanyaan pilihan berganda (multiple

choice questions) dan pertanyaan tertutup.

4.8 Analisis Data

Pengolahan data dan analisis data ini menggunakan bantuan computer

dengan program Microsoft Excel. Data yang akan dimasukkan ke dalam program

Microsoft Excel diperoleh dari data kuesioner profil penggunaan obat kimia atau

obat herbal sebagai pelancar ASI pada ibu dalam masa menyusui di Kota Malang.

Penelitian ini menggunakan angket atau kuesioer, daftar pertanyaannya

dibuat secara berstruktur dengan bentuk pertanyaan pilihan berganda (multiple

choice questions) dan pertanyaan tertutup. Metode ini digunakan untuk


16

memperoleh data tentang profil penggunaan obat herbal atau obat kimia sebagai

pelancar ASI dan akan didapatkan hasil berupa persentase penggunaan obat, obat

yang digunakan dan pola penggunaannya.

Anda mungkin juga menyukai