LAPORAN PRAKTIKUM
EMULSIFIKASI
PEMBIMBING:Adithama asmal, s.si,M.Kes,Apt
ANGKATAN VII
SEMESTER III
TANA TORAJA
2016
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Maksud percobaan
Mengetahui dan memahami hal-hal yang berperan dalam pembuatan dan
kestabilan dari suatu emulsi
I.2 Tujuan percobaan
1.menghitung jumlah emulgator golongan surfaktan yang digunakan dalam
pembuatan emulsi
2. membuat emulsi menggunakan emulgator golongan surfaktan
3. mengevaluasi kestabilan suatu emulsi
4. menentukan HLB butuh yang digunakan dalam pembuatan emulsi
I.3 Prinsip percobaan
Pembuatan emulsi dengan menggunakan emulgator dengan variasi HLB butuh
menggunakan emulgator 5% dengan HLB butuh 5,7,9 dan emulgator 3% dengan
HLB butuh 6,8,10.kestabilan suatu emulsi dengan nilai HLB butuh yang bervariasi
didasarkan pada penampakan fisik dari emulsi tersebut misalnya perubahan
volume,perubahan warna dan pemisahan fase terdispersi dan pendispersi dalam
jangka waktu tertentu pada kondisi yang dipaksakan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.I TEORI UMUM
yang tidak stabil secara termodinamika, yang terdiri dari paling sedikit
dua fase cairan yang tidak bercampur, dimana salah satunya
terdispersi dalam cairan lainnya dalam bentuk tetesantetesan kecil,
yang berukuran 0,1-100 mm, yang distabilkan dengan
emulgator/surfaktan yang cocok.
Baik fase terdispersi atau fase kontinu berkisar dalam konsistensi dari
suatu cairan mobil sampai suatu massa setengah padat (semisolid).
Jadi sistem emulsi berkisar dari cairan (lotio) yang mempunyai
viskositas relative rendah sampai salep atau krim, yang merupakan
semisolid. Diameter partikel dari fase terdispersi umumnya berkisar
dari 0,1-10 m, walaupun partikel sekecil 0,01 m dan sebesar 100 m
bukan tidak biasa dalam beberapa sediaan.
Komponen utama emulsi berupa fase dispersi (zat cair yang terbagibagi menjadi butiran kecil kedalam zat cair lain (fase internal); Fase
kontinyu (zat cair yang berfungsi sebagai bahan dasar (pendukung)
dari emulsi tersebut (fase eksternal)); dan Emulgator (zat yang
digunakan dalam kestabilan emulsi).
Tidak ada teori emulsifikasi yang umum, karena emulsi dapat dibuat
dengan menggunakan beberapa tipe zat pengemulsi yang masingmasing berbeda bergantung pada cara kerjanya dengan prinsip yang
berbeda untuk mencapai suatu produk yang stabil. Zat pengemulsi
bisa dibagi menjadi 3 golongan sebagai berikut :
a) Zat-zat yang aktif pada permukaan yang teradsorpsi pada
antarmuka minyak/air membentuk lapisan monomolekular dan
mengurangi tegangan antarmuka.
b) Koloid hidrofilik yang membentuk suatu lapisan multimolekular
sekitar tetesan-tetesan terdispers dari minyak dalam suatu emulsi o/w.
c) Partikel-partikel padat yang terbagi halus, yang diadsorpsi pada
batas antarmuka dua fase cair yang tidak bercampur dan membentuk
suatu lapisan partikel di sekitar bola-bola terdispersi.
Berdasarkan macam zat cair yang berfungsi sebagai fase internal
Namaresmi :Sorbitanmonooleat
Namalain :Sorbitanatau span 80
RM : C3O6H27Cl17
Pemerian :Larutanberminyak, tidakberwarna, bau
karakteristikdariasamlemak.
Kelarutan :Praktistidaklaruttetapiterdispersi
dalam air dandapatbercampurdengan
alkoholsedikitlarutdalamminyakbijikapas.
Kegunaan :Sebagaiemulgatordalamfaseminyak
Penyimpanan :Dalamwadahtertutuprapat
HLB Butuh : 4,3
2. Tween 80 (4: 509)
Nama resmi : Polysorbatum 80
Nama lain : Polisorbat 80, tween
Pemerian : Cairan kental, transparan, tidak berwarna,
hampir tidak mempunyai rasa.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, dalam etanol (95%)P
dalam etil asetat P dan dalam methanol P,
sukar larut dalam parafin cair P dan dalam
biji kapas P
Kegunaan : Sebagai emulgator fase air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
HLB Butuh : 15
3. Air suling (4:96)
Nama resmi : Aqua destilata
Nama lain : Air suling
BAB III
METODE KERJA
III.I ALAT DAN BAHAN
a. Alat
Pipet tetes
Gelas Ukur
Tabung raksi
Gelas Beaker
Tangas Air
Pengaduk elektrik
Water batch
b. Bahan
Tween 80
Span 80
Air
parafin cair
BAB IV
PENGAMATAN
R/ Parafin cair 20 %
Emulgator
HLB 5, 7, 9
5%
Air ad 100 ml
HLB 5
3,5
10,7
HLB 7
( 15 X a) ( 4,3 x( 5-a ) ) = 5x7
15 a 4,3 a + 21,5 = 35
10,7 a= 35- 21,5
a
13,5
10,7
HLB 9
( 15x a)- ( 4,3x (5-a )) = 9x 9
15 a- 4,3a + 21,5 = 45
10,7 a
= 45- 21,5
a=
23,5
10,7
(15xa)-(4,3x(3-a)=3x8
15a+(12,9-4,3a)=24
15a-4,3a=24,12 g
10,7a=11,1
a=11,1/10,7=1,037g
=1 g
Jumlah span=3-a
Jumlah tween=1 g
Jumlah span=3-1
Jumlah span=2 g
HLB:10
(15xa)-(4,3x(3-a)=3x10
15a+(12,9-4,3a)=30
15a-4,3a=30-12,9 g
10,7a=17,1
a=17,1/10,7=1,598 g
=1,6 g
Jumlah tween =1,6 g
Jumlah span=3-a
Jumlah span=3-1,6
Jumlah span=1,4 g
IV.3 Hasil pengamatan
N HL
o B
Ti
ng
gi
e
m
ul
si
Ting
gi
cre
ami
ng
crea
min
g
Deflo
kulasi
ket
1
.
12
5,3
2
.
11
,1
4,3
3
.
13
,2
6,6
4
.
13
7,6
5
.
6
.
1
0
10
,7
13
,6
7,5
Ber
uba
h
war
na
Ber
uba
h
war
na
Ber
uba
h
war
na
Ber
uba
h
war
na
Ber
uba
h
war
na
Ber
uba
h
war
na
BAB V
PEMBAHASAN
Emulsi adalah suatu sistim dispersi yang tidak stabil secara termodinamika
karena gaya kohesi lebih besar dari gaya adhesi sehingga energi bebas akan
meningkat. Percobaan kali ini bertujuan untuk menghitung jumlah emulgator
golongan surfaktan yang digunakan dalam pembuatan emulsi. Membuat emulsi
dengan menggunakan emulgator golongan surfaktan mengevaluasi ketidakstabilan
suatu emulsi, menentukan HLB butuh digunakan dalam pembuatan emulsi.
Emulsi yang dibuat dalam percobaan kali ini adalah emulsi paraffin dengan
golongan surfaktan. Emulgator golongan surfaktan bekerja dengan menurunkan
tegangan permukaan sehingga energi bebas dengan membentuk lapisan
monomolekuler. Emulgator surfaktan yaitu tween 80 dan span 80 dimana tween 80
memiliki HLB 15 dan span 80 memiliki HLB 4,3.
Pada percobaan kali ini menggunakan emulgator dengan jumlah 5% dan
3%, pada emulsi yang menggunakan emulgator 5% memakai HLB butuh 5,7,9 dan
HLB butuh 6,8,10 untuk emulgator 3%.
Adapun tahap-tahap yang dilakukan dalam percobaan kali ini yaitu dengan
menghitung jumlah span dan tween yang diperlukan untuk setiap nilai HLB butuh,
ditimbang masing-masing bahan yang diperlukan, kemudian dicampurkan paraffin
dengan span, dicampurkan air dengan tween, dipanaskan keduanya diatas
penangas air yang bersuhu 700c, ditambahkan campuran paraffin cair ke dalam
campuran air, segera diaduk dengan pengaduk elektrik dalam hal ini menggunkan
mixer selama 5 menit. Kemudian dituang ke dalam tabung reaksi dan diberi tanda
dengan masing-masing HLB sesuai resep. Emulsi yang sudah jadi didiamkan selama
6 hari dan setelah 6 hari dilakukan pengamatan.
BAB VI
PENUTUP
V1.1 KESIMPULAN
1. Emulsi adalah suatu system disperse yang secara termodinamika tidak
stabil terdiri dari paling sedikit dua cairan yang tidak bercampur dan
satu di antara , terdispersi sebagai globul globul cairan lainnya
2. Emulsi dengan bahan paraffin cair dan paraffin cair menggunakan
emulgator 5% Tween dan span dengan HLB 6,8 dan 10 dan emulgator
3% Tween dan span dengan HLB 5,7 dan 9.
3. Kestabilan emulsi dapat terjadi karena penggunaan emulgator yang tidak
sesuai , selain itu penurun suhu yang tiba tiba dapat menyebabkan
emulsi menjadi tidak stabil .
4. Dari percobaan ini , ada beberapa emulsi memiliki creaming yaitu HLB
5,6,8,9 sedangkan emulsi yang memiliki flokulasi yaitu HLB 7,10.
V1.2 Saran
Keseriusan dan ketelitian setiap praktikan perlu di tingkatkan lagi dan
persiapan alat dan bahan di pastikan telah di persiapkan semua
sebelum melakukan praktilkum .
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Ditimbang bahan
Paraffin cair+span
Aquadest+tween
Dipanaskan di water
bath pada suhu 700c
Campur air
+campurkan
minyak
Dikocok dengan
pengocokan
elektrik selama 5
menit
Dimasukkan ke
tabung reaksi+ diberi
label
Didiamkan selama
6 hari