Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PRAKTIKUM

MEKANIKA FLUIDA
( Pengukuran Perubahan Tekanan Air akibat Tinggi (Head) )

Oleh :
Nama : 1. Syifa Unawahi (240110170059)
2. Adhita Pragas D (240110170066)
3. Febrianti (240110170072)
4. Hardi Amrullah (240110170074)
5. Primus Metafaty D (240110170079)
Hari, Tanggal Praktikum : Selasa, 25 September 2018
Asisten : 1. Dian Ayu Lestari
2. Encep Farokhi Arisandi
3. Nanda Rianiari Siagian
4. Raden Naufal Rizki Riandri
5. Yuza Rahmadhan

LABORATORIUM SUMBER DAYA AIR


DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJAJARAN
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap benda di muka bumi ini memiliki tekanan yang berbeda-beda, baik
benda yang berwujud padat maupun yang berupa fluida (cairan dan gas). Tekanan
pada suatu benda dipengaruhi oleh gaya yang bekerja pada benda tersebut
terhadap luas permukaan benda. Fluida merupakan zat yang dapat mengalami
perubahan bentuk secara kontinu bila terkena tegangan geser walaupun nilainya
relatif kecil. Tekanan fluida dapat berubah dan diukur besarnya salah satunya
dengan cara head, yaitu dengan mengetahui tinggi suatu kolom fluida yang
homogen yang akan menghasilkan suatu tekanan tertentu. Dapat dilakukan
dengan menggunakan manometer sederhana, yaitu manometer U.
Fluida yang ada di dalam suatu medium dalam hal ini adalah raksa akan
berada dalam kondisi konstan atau setimbang dan memiliki ketinggian yang sama
dengan ketinggian air dalam manometer tersebut dalam posisi yang tepat dan
selang yang diisi air tersebut tidak tergerakkan. Pada praktikum ini akan
dibuktikan bahwa ketinggian air dalam selang pada manometer tersebut sangat
berpengaruh terhadap tekanan yang terjadi pada air tersebut. Inilah yang dimaksud
mengapa tinggi (head) fluida dapat mengubah besarnya tekanan fluida.

1.2 Tujuan Percobaan


Tujuan praktikum kali ini adalah :
1. Mengukur dan mengetahui besarnya perubahan tekanan air dengan
ketinggian air yang berbeda.
2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan tekanan air
terhadap raksa.
3. Mengetahui hubungan perubahan tinggi fluida tertentu dengan fluida lain
pada manometer U.
4. Membandingkan perhitungan yang ada pada teori dengan yang ada pada
hasi praktikum.
5. Mengetahui cara penggunaan manometer
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tekanan dalam Fluida


Tekanan adalah besar gaya yang bekerja pada suatu benda tiap satuan luas
(Giancolli, 2006). Secara matematis, tekanan dinyatakan dengan persamaan
berikut :
P = F × A...(1)
Keterangan :
P = Tekanan (N/m2 atau Pa)
F = Gaya (N)
A = Luas permukaan (m2)
Fluida diartikan sebagai suatu zat yang dapat mengalir. Istilah fluida
mencakup zat cair dan gas karena zat cair seperti air atau zat gas seperti udara
dapat mengalir.Zat padat seperti batu dan besi tidak dapat mengalir sehingga tidak
bisa digolongkan dalam fluida. Zat cair itu dapat dikelompokan ke dalam fluida
karena sifatnya yang dapat mengalir dari satu tempat ke tempat yang lain. Selain
zat cair, zat gas juga termasuk fluida. Zat gas juga dapat mengalir dari satu satu
tempat ke tempat lain. Hembusan angin merupakan contoh udara yang berpindah
dari satu tempat ke tempat lain (Lohat, 2008).Ketika fluida berada dalam keadaan
tenang, fluida akan memberikan gaya yang tegak lurus ke seluruh permukaan
kontaknya. Misalnya dapat ditinjau pada air yang berada di dalam gelas, setiap
bagian air tersebut memberikan gaya dengan arah tegak lurus terhadap dinding
gelas. Jadi setiap bagian air memberikan gaya tegak lurus terhadap setiap satuan
luas dari wadah yang ditempatinya, dalam hal ini adalah gelas. Ini merupakan
salah satu sifat penting dari fluida statis yaitu fluida yang diam. Gaya per satuan
luas ini dikenal dengan istilah tekanan.
Pada fluida statis arah gaya selalu tegak lurus terhadap permukaan, hal ini
disebabkan adanya gaya aksi-reaksi seperti pada Hukum III Newton yang
mengatakan bahwa jika ada gaya aksi maka akan ada gaya reaksi yang besarnya
sama tetapi berlawanan arah. Ketika fluida memberikan gaya aksi terhadap
permukaan, di mana arah gaya tidak tegak lurus, maka permukaan akan
memberikan gaya reaksi yang arahnya juga tidak tegak lurus. Hal ini akan
menyebabkan fluida mengalir. Tapi kenyataannya fluida tetap diam. Jadi, pada
fluida diam arah gaya selalu tegak lurus permukaan wadah yang ditempatinya.
Sifat penting lain dari fluida diam adalah fluida selalu memberikan tekanan ke
semua arah (Hukum II Newton).
Tinggi tekanan (h) pada suatu titik dalam cairan adalah tinggi cairan di atas
titik tersebut. Berat kolom pada cairan adalah F = γ.h.A, maka tekanan:
γ.h.A
P= = γ. h …(2)
A

dimana:
P= tekanan fluida (kN/m2)
γ = berat jenis fluida (kN/m3)
h = tinggi/kedalaman fluida (m)
Tekanan yang disebabkan zat cair pada kedalaman h ini disebabkan oleh
kolom zat cair diatasnya. Dengan demikian gaya yang bekerja pada luas daerah
tersebut adalah F = mg = ρAhg, dimana Ah adalah volume kolom, ρ adalah massa
jenis zat cair dan g adalah percepatan garvitasi, sehingga :
F ρAhg
P=A= …(3)
A

P = ρgh… (4)

2.2 Manometer Pipa U


Manometer Pipa U adalah manometer pipa tunggal yang dibengkokkan
menyerupai pipa U, seperti pada gambar 1. Tekanandalam pipa adalah p = γh

Gambar 1. Manometer pipa U


Sumber :Encarta, 2011
Bila manometer tersebut diisi dengan cairan yang berbeda dengan cairan yang
ada di dalam pipa yang diukur tekanannya, sehingga di dalam tabung manometer
tersebut diisi dengan dua jenis cairan.Dalam hal seperti ini untuk menghitung
tekanan terlebih dahulu harus dicari/ditentukan bidang persamaan atau bidang
keseimbangannya.Tekanan pada bidang persamaan adalah sama. Oleh karena itu
tekanan pada tabung kiri = tekanan pada tabung kanan.
γ1h + γ1h1 = γ2h2…(5)
atau
γ2h2− γ1h1
P= …(6)
γ1

Keterangan:
h =tinggi tekanan dalam pipa
h1=tinggi cairan 1 terhadap bidang keseimbangannya
h2= tinggi cairan 2 terhadap bidang keseimbangannya
γ1=berat jenis cairan 1
γ2=berat jenis cairan 2
Manometer adalah alat yang digunakan secara luas pada audit energi untuk
mengukur perbedaan tekanan di dua titik yang berlawanan. Jenis manometer
tertua adalah manometer kolom cairan.Versi manometer sederhana kolom cairan
adalah bentuk pipa U yang diisi cairan setengahnya (biasanya berisi minyak, air,
atau air raksa) dimana pengukuran dilakukan pada satu sisi pipa, sementara
tekanan (yang mungkin terjadi kerena atmosfer) diterapkan pada tabung yang
lainnya. Perbedaan ketinggian cairan memperlihatkan tekanan yang diterapkan.

Gambar 2. Ilustrasi skema manometer kolom cairan


Sumber : Suparni, 2009
Prinsip kerja manometer adalah sebagai berikut :
Gambar a. Merupakan gambaran sederhana manometer tabung U yang diisi
cairan setengahnya, dengan kedua ujung tabung terbuka berisi cairan sama tinggi.
Gambar b. Bila tekanan positif diterapkan pada salah satu sisi kaki tabung, cairan
ditekan kebawah pada kaki tabung tersebut dan naik pada sisi tabung yang
lainnya.Perbedaan pada ketinggian “h” merupakan penjumlahan hasil pembacaan
diatas dan dibawah angka nol yang menunjukkan adanya tekanan.
Gambar c. Bila keadaan vakum diterapkan pada satu sisi kaki tabung, cairan akan
meningkat pada sisi tersebut dan cairan akan turun pada sisi lainnya. Perbedaan
ketinggian “h” merupakan hasil penjumlahan pembacaan diatas dan dibawah nol
yang menunjukkan jumlah tekanan vakum.

2.3 TekananAtmosfir
Berdasarkan hasil pengukuran, rata-rata tekanan atmosfir pada permukaan
laut adalah 101,3 x 105 N/m2. Besarnya tekanan atmosfir pada permukaan laut ini
digunakan untuk mendefinisikan satuan tekanan lain, yakni atm (atmosfir). Jadi, 1
atm = 101,3 Kpa = 760 mmHg = 10,332 mAg. Satuan tekanan lain adalah bar, 1
bar = 1,00 x 105 N/m2 = 100 kPa.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat
Alat yang digunakandalampraktikum kali iniyaitu:
1. Penggaris
2. Pipa Kapiler
3. Statif

3.2 Bahan
Bahan yang digunakanpadapraktikum kali iniyaitu:
1. Air
2. Raksa
Syifa Unawahi
240110170059

3.3 Prosedur Praktikum

Siapkan Alat dan Bahan

Atur posisi ketinggian


fluida agar seimbang
dari manometer

Catat posisi seimbang


ketika fluida di
menometer

Gerakan selang
pada 5 posisi
berbeda ukuran
h1, h2, h3, h4 dan
h5

Catat perbedaan tinggi dan


hitung tekanan dalam pipa

Mencatat hasil perhitungan


Nama :Adhita Pragas D
NPM :240110170066

3.3 Prosedur Praktikum

Siapkan Alat
dan Bahan

Alat : -Monometer
-Mistar
-Selang
Bahan : - Air
-Air raksa

Gerakan Selang hingga


seimbang

Gerakan Selang pada 5


posisi

Hitung tekanan
dalam pipa

Selesai
Nama: Febrianti
NPM: 240110170072

3.3 Prosedur Praltikum

Menyiapkan
Alat & Bahan

Menyeimbangkan
Ketinggian Air Raksa
Raksa

Melakukan Perhitungan Tekanan


Keadaan Setimbang

Mengatur 5 Titik
Ketinggian Berbeda

Melakukan Perhitungan
Tekanan pada Ketinggian
Berbeda

Mencatat Hasil Perhitungan


Hardi Amrullah
240110170074

3.3 Prosedur Praktikum

Siapkan Alat dan Bahan

Gerakan selang
hingga seimbang

Gerakan selang
pada 5 posisi
berbeda ukuran
h1, h2, h3, h4...

Hitung tekanan dalam pipa


Primus M D
240110170079

3.3 Prosedur Pratikum


Prosedur dalam melakukan praktikum yaitu :

Siapkan alat dan bahan

Seimbangkan air dan


raksa

Catat hasil pengukuran


tinggi air & raksa

Atur selang pada 5


posisi berbeda

Hitung tekanan dalam


pipa pada setiap
percobaan

Rapikan alat dan bahan


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Tabel
Tabel 1. Judul Tabel
No. Ketinggian Tekanan dalam
Pengukuran (cm) Pipa (Pa)

Air Raksa Air


ℎ1 ℎ2 ∆ℎ𝑟 ℎ𝑎 ∆ℎ𝑎
1 2 2 0 2,8 0,8 -78,48
2 2,4 1,8 0.6 7,8 6 211,896
3 2,6 1,5 1,1 13,8 12,3 260,945
4 2.7 1.6 1,1 18,8 17,2 -219,744
5 3,1 1,3 1,8 23,8 22,5 194,238
6 3,3 1,2 2,1 28,8 27,6 94,176

4.1.2 Perhitungan
Dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
𝑃 = 𝜌𝑔∆ℎ
Dengan :
𝜌𝑟𝑎𝑘𝑠𝑎 = 13,600 Kg/𝑚3
𝜌𝑎𝑖𝑟 = 1,000 Kg/𝑚3

Percobaan 0 𝑝𝑟 = 𝜌𝑔∆ℎ𝑟
= (13,600 Kg/𝑚3 )(9.81m/𝑠 2 )(0 m)
= 0 Kg/m𝑠 2 = 0 Pa
𝑝𝑎 = 𝜌𝑔∆ℎ𝑎
= (1,000 Kg/𝑚3 )(9.81 m/𝑠 2 )(0,008 m)
= 78,48 Kg/m𝑠 2 = 78,48 Pa
𝑝𝑝𝑖𝑝𝑎 = 𝑝𝑟 − 𝑝𝑎 = ∆𝑝𝑟−𝑎
= 0 Pa – 78,48 Pa = -78,48 Pa
Percobaan 1 𝑝𝑟 = 𝜌𝑔∆ℎ𝑟
= (13,600 Kg/𝑚3 )(9.81m/𝑠 2 )(0.006 m)
= 800,496 Kg/m𝑠 2 = 800,496 Pa
𝑝𝑎 = 𝜌𝑔∆ℎ𝑎
= (1,000 Kg/𝑚3 )(9.81 m/𝑠 2 )(0.06 m)
= 588,6 Kg/m𝑠 2 = 588,6 Pa
𝑝𝑝𝑖𝑝𝑎 = 𝑝𝑟 − 𝑝𝑎 = ∆𝑝𝑟−𝑎
= 800,496 Pa – 588,6 Pa = 211,896 Pa
Percobaan 2 𝑝𝑟 = 𝜌𝑔∆ℎ𝑟
= (13,600 Kg/𝑚3 )(9.81m/𝑠 2 )(0.011 m)
= 1467,576 Kg/m𝑠 2 = 1467,576 Pa
𝑝𝑎 = 𝜌𝑔∆ℎ𝑎
= (1,000 Kg/𝑚3 )(9.81 m/𝑠 2 )(0.123 m)
= 1206,63 Kg/m𝑠 2 = 1206,63 Pa
𝑝𝑝𝑖𝑝𝑎 = 𝑝𝑟 − 𝑝𝑎 = ∆𝑝𝑟−𝑎
= 1467,576 Pa – 1206,63 Pa = 260,946 Pa

Percobaan 3 𝑝𝑟 = 𝜌𝑔∆ℎ𝑟
= (13,600 Kg/𝑚3 )(9.81m/𝑠 2 )(0.011 m)
= 1467,576 Kg/m𝑠 2 = 1467,576 Pa
𝑝𝑎 = 𝜌𝑔∆ℎ𝑎
= (1,000 Kg/𝑚3 )(9.81 m/𝑠 2 )(0.172 m)
= 1687,32 Kg/m𝑠 2 = 1687,32 Pa
𝑝𝑝𝑖𝑝𝑎 = 𝑝𝑟 − 𝑝𝑎 = ∆𝑝𝑟−𝑎
= 1467,576 Pa – 1687,32 Pa = -219,744Pa
Percobaan 4 𝑝𝑟 = 𝜌𝑔∆ℎ𝑟
= (13,600 Kg/𝑚3 )(9.81m/𝑠 2 )(0.018 m)
= 2401,488 Kg/m𝑠 2 = 2401,488 Pa
𝑝𝑎 = 𝜌𝑔∆ℎ𝑎
= (1,000 Kg/𝑚3 )(9.81 m/𝑠 2 )(0.225 m)
= 2207,25 Kg/m𝑠 2 = 2207,25 Pa
𝑝𝑝𝑖𝑝𝑎 = 𝑝𝑟 − 𝑝𝑎 = ∆𝑝𝑟−𝑎
= 2401,488 Pa – 2207,25 Pa = 194,238 Pa
Percobaan 5 𝑝𝑟 = 𝜌𝑔∆ℎ𝑟
= (13,600 Kg/𝑚3 )(9.81m/𝑠 2 )(0.021 m)
= 2801,736 Kg/m𝑠 2 = 2801,736 Pa
𝑝𝑎 = 𝜌𝑔∆ℎ𝑎
= (1,000 Kg/𝑚3 )(9.81 m/𝑠 2 )(0.276 m)
= 2707,56 Kg/m𝑠 2 = 2707,56 Pa
𝑝𝑝𝑖𝑝𝑎 = 𝑝𝑟 − 𝑝𝑎 = ∆𝑝𝑟−𝑎
= 2801,736 Pa – 2707,56 Pa = 94,176Pa
4.1.3 Grafik

Perbandingan Tekanan Air Terhadap Tinggi Air


140000

120000

100000
Tekanan Air

80000

60000 Perbandingan Tekanan


Air Terhadap Tinggi Air
40000

20000

0
0.8 6 12,3 17,2 17,6
Tinggi Air

Gambar 2. Grafik tekanan air terhadapbeda tinggi air


Perbandingan Tekanan Air Raksa Terhadap Tinggi
Air Raksa
30000

25000
Tekanan Air Raksa

20000

15000
Perbandingan Tekanan
10000 Air Raksa Terhadap Tinggi
Air Raksa
5000

0
0 0.6 1.1 1.1 1.8 2.1
Tinggi Air Raksa

Gambar 3. Grafik tekanan raksa terhadapbeda tinggi raksa

Tekanan dalam Pipa terhadap Beda Tinggi Air


350

300

250

200
P (Pa)

150

100

50

0
2 5 10 15 20 25
h (cm)

Gambar 4. Grafik tekanan dalam pipa terhadap tinggi air


Syifa Unawahi
240110170059

4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini praktikan melakukan pengukuran terhadap perubahan
tekanan air akibat tinggi (head) ini. Dari percobaan yang telah dilakukan untuk
mengetahui bahwa ketinggian memepengaruhi tekanan terhadap cairan didalam
manometer pipa U. Percobaan ini menggunakan 2 cairan fluida yaitu air raksa dan
air. Penggunaan 2 jenis cairan yang berbeda karena perbedaan massa jenisnya
Pengukuran perubahan tekanan air akibat tinggi ini dilakukan sebanyak 5 kali
proses pengukuran dengan menentukan tinggi yang berbeda pada air di dalam
selang. Setelah melakukan pengukuran, beberapa data hasil pengukuran pun
diperoleh yang kemudian dilakukanlah perhitungan terhadap kelima data yang
kami peroleh. Setelah melakukan perhitungan ternyata tekanan dalam pipa yang
diperoleh hasilnya berbeda – beda. Namun, pada perhitungan perubahan tinggi air,
hasil yang didapat selalu konstan. Hal ini terjadi karena pada saat melakukan
pengukuran tinggi air (ha) yang ditentukan praktikan naikkan konstan sehingga
hasil perubahan tinggi airnya pun selalu konstan.
pengukuran pertama h1 dan h2 air raksa disamakan tingginya, sehingga
mendapat dengan tujuan untuk mengukur tekanan yang terjadi pada pipa.
Terjadinya error karena tekanan pipa pada pengukuran pertama didapatkan
sebesar -78,48 kPa, seharusnya seharusnya tekanan yang didapatkan sebesar 0 kPa
kerena pada pengukuran penyeimbangan ini tidak ada perubahan ketinggian atau
bisa di sebut perubahan ketinggian nya nol. Praktikum penguukuran perbedaan
tekanan ini menghasilkan data yang kurang sesuai dengan teori yang diberikan, ini
terjadi karena eror pengukuran pada beda tinggi air biasa serta penentuan sama
tinggi h1 dan h2 pada pengukuran pertama, kerena ketinggian merupakan salah
satu faktor yang memengaruhi perubahan tekanan serta memengaruhi gravitasi
dalam manometer.
Pada saat praktikum terdapat beberapa masalah yang bisa saja terjadi seperti
data yang kurang akurat karena sering berubah-ubahnya tinggi air raksa. Hal ini
disebabkan karena adanya kesalahan dalam melaksanakan praktikum, seperti
praktikan salah membaca skala pada mistar maupun kesalahan alat yang
digunakan. Kerusakan pada alat pun dapat terjadi karena di dalam manometer
terdapat sedikit air pada air raksa sehingga menyebabkan adanya perubahan
tekanan. Kondisi selang yang kurang baik pun dapat menyebabkan kesulitan
dalam melaksanakan pengukuran karena kesulitan dalam menentukan posisi air.
Tekanan dalam fluida dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor – faktor
tersebut diantaranya yaitu kedalaman cairan (ketinggian air) dan densitas dari
fluida tersebut. Tekanan dalam fluida akan membesar jika kedalaman semakin
bertamah. Semakin dalam fluida maka semua fluida yang berada diatasnya akan
menghasilkan lebih banyak berat yang menghasilkan tekanan.
Nama :Adhita Pragas D
NPM :240110170066

4.3 Pembahasan
Praktikum kali ini membahas mengenai pengukuran tekanan air akibat
tinggi (head). Pada praktikum ini dilakukan 6 kali proses menetapkan tinggi yang
berbeda pada air dalam selang dengan cara menggerakan selang ke atas serta
mendapatkan tinggi raksa yang berbeda pada manometer pada setiap pengukuran.
Pada pengukuran pertama praktikan membuat raksa dalam pipa seimbang,
selanjutnya selang dinaikan secara berkala dengan nilai yang konstan.
Dari data yang telah diamati dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi air,
semakin tinggi pula tekanannya. Ketika data sudah diperoleh dilakukan
perhitungan didapatkna 6 nilai tekanan yang berbeda pada manometer yang
digunakan, kemudian dari 6 data tersebut ada yang mempunyai hasil akhir bernilai
negatif. Hal itu terjadi karena pada saat pengukuran terjadi kesalahan yang
menyebabkan tekanan air raksa lebih rendah dibandingkan air.
Pada praktikum ini diperoleh tiga jenis grafik, yaitu Grafik Tekanan
Air(Pair) terhadap Perubahan Tinggi Air ( ∆hair) dan Grafik Tekanan Air Raksa (
Praksa) terhadap Perubahan Tinggi Air Raksa (∆hraksa). Grafik yang diperoleh
menunjukkan seberapa tepat hasil praktikum yang telah dilakukan. Kurva yang
ada pada grafik yaitu linier maka menunjukkan bahwa hasil yang didapat sudah
cukup baik.
Nama: Febrianti
NPM: 240110170072

4.2 Pembahasan
Praktikum kali ini dilakukan percobaan mengenai pengukuran perubahan air
akibat tinggi (head). Percobaan dilakukan dengan menggunakan dua jenis fluida
yaitu air dan dan air raksa. Pengukuran tekanan dalam dunia teknik pertanian
sangat diperlukan, sebagai contoh perhitungan ini dapat mempermudah
pembuatan saluran air dan pembuatan alat dan mesin pertanian.
Pengukuran pertama dilakukan untuk mengukur tekanan pipa pada saat
permukaan raksa pada manometer dalam keadaan setimbang, hasil yang kami
dapatkan yaitu sebesar -78,48 Pa, angka negatif disebabkan tidak ada perbedaan
ketinggian permukaan raksa dan permukaan air lebih tinggi daripada permukaan
raksa. Perhitungan ini menunjukan hasil yang tidak akurat karena seharusnya
ketika ketinggian raksa sejajar maka tekanan raksa sama dengan tekanan air
sehingga tidak ada tekanan yang terjadi pada pipa.
Pengukuran selanjutnya dilakukan dengan perbedaan ketinggian air sebesar
5 cm dari tinggi sebelumnya. Percobaan dilakukan sebanyak 6 kali sampai titik
tertinggi air pada titik 27,6 cm. Ketika ketinggian air dirubah maka ketinggian
air raksa ikut berubah dan menyebabkan adanya perbedaan ketinggian diantara
permukaan raksa. Perubahan ketinggian yang terjadi ini mengakibatkan tekanan
pada pipa ikut berubah.
Pada pengukuran ke 4 didapatkan kembali tekanan bernilai negatif yaitu -
219,744 Pa yang menunjukan tekanan berada dibawah tekanan atmosfer, hal ini
dapat terjadi karena dua kemungkinan, yang pertama yaitu keadaan tersebut
menunjukan massa jenis air lebih kecil dari massa jenis raksa dan tekanan air
lebih besar daripada tekanan yang dimiliki oleh raksa, yang kedua adanya galat
data dalam melakukan pengukuran.
Sebagaimana yang telah dipaparkan sebelumnya, pengukuran pertama
pada saat tinggi raksa setimbang perhitungan tidak tepat, hal ini mengakibatkan
ketidak akuratan perhitungan yang dilakukan setelahnya. Kesalahan-kesalahan
yang terjadi dapat diakibatkan karena pengukuran tinggi menggunakan
penggaris tidak teliti, kedudukan dua penggaris yang mengukur tinggi tidak
sejajar, pembacaan hasil pada penggaris tidak dilakukan dalam posisi yang lurus,
dan kesalahan perhitungan atau pengolahan data.
Hardi Amrullah
240110170074

4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini praktikan melakukan pengukuran perubahan
tekanan air akibat tinggi, dimana pengukuran dilakukan pada manometer yang
berisi air raksa dan air biasa. Terdapat 5 posisi yang berbeda ketinggiannya untuk
mengetahui tekanan dalam pipa. Beda tinggi pada selang plastik berisi air
dibedakan secara konstan dalam setiap perubahan tingginya, dengan maksud
untuk mendapatkan hasil tekanan pada air raksa dan air biasa yang berbeda agar
dapat dibandingkan zat mana yang memiliki tekanan lebih tinggi.
Dapat dilihat pada pengukuran pertama h1 dan h2 air raksa disamakan
tingginya, sehingga mendapat dengan tujuan untuk mengukur tekanan yang terjadi
pada pipa. Tekanan pipa pada pengukuran pertama didapatkan sebesar -78,48 kPa,
hasil ini merupakan eror, sebab seharusnya tekanan yang didapatkan harusnya
sebesar 0 kPa dikarenakan beda tinggi pada air raksa sama dengan nol, Dari hasil
pengukuran dan perhitungan yang telah dilakukan juga, kita dapat melihat bahwa
setiap kenaikan selang plastik yang berisi air sejauh 6 cm tidak terjadi kenaikan
tekanan secara konstan pada pipa dimana hasil yang seharusnya didapat berupa
kenaikan tekanan secara konstan mengikuti kenaikan tinggi selang plastic yang
dinaikan seara konstan. Sehingga bisa menunjukan adanya hubungan dan
pengaruh ketinggian terhadap tekanan dalam pipa manometer.
Pengukuran terhadap tekanan dalam pipa menghasilkan data yang kurang
sesuai dengan teori yang diberikan, hal ini kemungkinan dapat terjadi karena eror
pengukuran pada beda tinggi air biasa serta penentuan sama tinggi h1 dan h2 pada
pengukuran pertama, sebab ketinggian menjadi faktor yang memengaruhi
perubahan tekanan, karena ketinggian akan memengaruhi gravitasi dalam
manometer dan memperbesar gaya tarik fluida itu sendiri terhadap bumi.
Sehingga tekanan untuk menolak aksi tersebut akan semakin besar dan terjadi
peningkatan tekanan. Massa jenis juga akan berpengaruh terhadap besarnya
tekanan suatu fluida sebab berat relative suatu fluida akan berdampak pada
banyak sedikitnya partikel yang berada pada suatu satuan volume yang sama,
sesuai dengan persamaan tekanan hidrostatis, dimana pertambahan massa jenis
akan berbanding lurus dengan pertambahan tekanan yang terjadi dalam
manometer.
Primus M D
240110170079

4.2 Pembahasan
Praktikum kali ini mengenai perubahan tekanan suatu fluida didalam
penampang yang dipengaruhi oleh ketinggian. Beda tekanan fluida didasari pada
beda suhu dan massa jenis fluida tersebut.
Tekanan didalam pipa dapat dihitung dari selisih antara tekanan raksa dan
tekanan air. Posisi fluida dapat diatur dengan menggerakkan selang secara vertikal
baik keatas maupun kebawah. Besar kecilnya tekanan pada fluida dipengaruhi
oleh ketinggian yang disebabkan karena massa jenis, tinggi dan gravitasi
berbanding lurus dengan tekanan. Tekanan air raksa dapat dihitung dengan cara
mengalikan berat jenis raksa (γ raksa) dengan tinggi raksa (h raksa), tekanan air
dapat dihitung dengan cara mengalikan berat jenis air (γ air) dengan tinggi air (h
air).
Pada percobaan pertama, raksa dan air diatur dalam posisi sama tinggi dan
seimbang. Sehingga besar tekanan dalam pipa sama dengan nol akibat tidak
adanya beda tinggi antara fluida. Namun pada praktiknya, pratikan mendapat hasil
minus pada tekanan dalam pipa meskipun posisi antara raksa dan air sejajar. Hal
ini disebabkan karena kesalahan dalam membaca beda tinggi air yang selogiyanya
beda tinggi air adalah nol. Sehingga pada perhitungan pun didapatkan hasil minus.
Percobaan selanjutnya didapatkan hasil variatif pada tekanan pipa. Hal ini
disebabkan karena pengaruh ketinggian selang dan juga perbedaan tinggi antara
raksa dan air. Dari hasil yang didapatkan bahwa semakin tinggi posisi selang tidak
menjamin bahwa tekanan dalam pipa akan semakin besar. Hal ini disebabkan
karena dalam keadaan tertentu beda tinggi antara raksa dan air tidak terlalu besar.
Bahkan pada percobaan ke-4 didapatkan hasil minus pada tekanan dalam pipa.
Hal ini disebabkan karena tekanan air lebih besar daripada tekanan raksa.
Proses perpindahan ketinggian selang antar posisi diberi interval setinggi 5
cm. Hal tersebut juga tidak menjamin bahwa perubahan posisi pada raksa dan air
akan sebanding dengan interval ketinggian selang. Didapatkan hasil variatif pada
beda tinggi antara raksa dan air. Tekanan didalam pipa yang dihasilkan juga akan
berubah apabila ketinggian selang air diubah.
Dalam perhitungan tekanan fluida, terdapat bagian tabung tertentu
memiliki tekanan yang sama sehingga dapat dieleminasikan atau diabaikan.
Perhitungan dilakukan pada ruas bagian fluida yang tekanannya berbeda.
Syifa Unawahi
240110170059

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum kali ini adalah:
1. Tekanan dalam fluida dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor – faktor
tersebut diantaranya yaitu kedalaman cairan (ketinggian air) dan densitas dari
fluida tersebut
2. ketinggian fluida dan massa jenis fluidaa berbanding lurus dengan
pertambahan tekanan
3. Hasil menunjukan bahwa ketinggian air dan raksa yang ada didalam
manometer U sangat mempengaruhi tekanan yang terjadi pada manometer U
tersebut.

5.2 Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan untuk praktikum kali ini adalah:
1. Sebelum praktikum, praktikan harus membaca dan memahami terlebih
dahulu metode praktikum yang akan dilaksanakan.
2. Praktikan dan alat harus dalam keadaan yang baik agar saat berjalannya
praktikum bisa lebih teliti
Nama :Adhita Pragas D
NPM :240110170066

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan pda praktikum kali ini dalah sebagai berikut:
1. Tekanan dipengaruhi oleh massa jenis, gravitasi, dan tinggi fluidanya.
Semakin tinggi fluidanya maka akan mempengaruhi besaran tekanan total.
2. Tekanan total akan semakin besar apabila selisih antara tekanan air dan
tekanan raksa semakin menjauh.
3. Setelah dilakukan perhitungan dari data yang diperoleh tekanan bernilai
negatif karena adanya perbedaan tekanan dan massa jenis antara air dan
raksa

5.2 Saran
Adapun saran yang dapatdisampaikanuntukpraktikum kali iniadalah:
1. Prektikan lebih teliti dan jangan terburu-buru dalam membaca hasil
pengukuran agar tidak terjadi kesalahan.
2. Memperhatikan kondisi alat dan bahan untuk meminimalisir kesalahan
pengukuran data.
Nama: Febrianti
NPM: 240110170072

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum kali ini adalah:
1. Semakin tinggi kedudukan air maka tekanan air akan semakin meningkat.
2. Apabila selisih h1 dan h2 itu kecil maka tekanan yang ada akan kecil.
3. Apabila air raksa memiliki ketinggian yang sama, maka tidak ada tekanan
dalam pipa.
4. Angka negatif pada tekanan pipa menunjukan tekanan air lebih besar
daripada tekanan raksa.

5.2 Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan untuk praktikum kali ini adalah agar
praktikan lebih teliti dalam melakukan pengukuran dan praktikan diberikan materi
praktikum sebelum dilaksanakannya praktikum agar dapat mempelajari terlebih
dahulu.
Hardi Amrullah
240110170074

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum kali ini adalah:
2. Faktor yang paling mempengaruhi tekanan dalam pipa manometer adalah
ketinggian dan massa jenis cairan fluida.
3. Sesuai dengan persamaan tekanan hidrostatis, ketinggian fluida dan massa
jenis fluidaa berbanding lurus dengan pertambahan tekanan.
5.2 Saran
1. Skala pengukuran pada manometer harus benar-benar dikalibrasi agar
pembacaan hasil pengukuran dapat lebih teliti.
2. Perhitungan yang dilakukan harus dapat lebih teliti agar hasil yang didapat
bisa lebih baik.
Primus M D
240110170079

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum kali ini adalah:
4. Tekanan pipa pada saat raksa dan air seimbang secara teori seharusnya
sama dengan nol.
5. Percobaan ke 2, 3, 5, 6 menunjukan bahwa tekanan raksa lebih besar
daripada tekanan air dikarenakan massa jenis raksa lebih besar dari massa
jenis air.
6. Pada percobaan 4 didapatkan hasil minus karena tekanan air lebih besar
dari pada tekanan raksa
7. Tekanan dipengaruhi oleh massa jenis, gravitasi, dan tinggi fluidanya.
Namun semakin tinggi fluidanya tidak menjamin bahwa tekanan pipa akan
semakin besar pula.
8. Tekanan total akan semakin besar apabila selisih antara tekanan air dan
tekanan raksa semakin menjauh.

5.2 Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan untuk praktikum kali ini adalah:
3. Mempelajari terlebih dahulu materi yang akan dipraktikan untuk
meminimalisir kesalahan dan kebingungan dalam mengunakan alat-alat
yang ada di laboratorium
4. Memperhatikan kondisi alat dan bahan untuk meminimalisir kesalahan
pengukuran data.
5. Jangan lakukan praktikum dengan terburu-buru agar tidak ada kesalahan
dalam pengukuran data.
DAFTAR PUSTAKA

Gurumuda. 2008. Tekanan dalam Fluida. Terdapat pada :


http://kelvahn.com/2008/04/tekanan.html (Diakses pada tanggal 26
september pukul 21.30 WIB)

Setyowati, Suparni. 2009. Manometer. Terdapat pada :


http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-industri/instrumentasi-
dan-pengukuran/manometer/ (Diakses pada tanggal 26 september pukul
22.00 WIB)

Sistanto, B. A. (2003). Mekanika Fluida.Prodi Teknik Pertanian. Universitas


Padjdjaran: Jatinangor.
LAMPIRAN

Gambar 1. DokumentasiPengukuranpadatinggi yang sama


(Sumber: Dokumentasi kelompok, 2017)

Gambar 2. Dokumentasi Pengukuran pada tinggi yang diujicobakan


(Sumber: Dokumentasi kelompok, 2017)
Gambar 3. Dokumentasi Pengukuran pada tinggi yang diujicobakan
(Sumber: Dokumentasi kelompok, 2017)

Anda mungkin juga menyukai