DISUSUN OLEH :
NIM : 113200067
PLUG :I
YOGYAKARTA
2021
LEMBAR PENGESAHAN
DRAFT LAPORAN
PRAKTIKUM ANALISA INTI BATUAN
PENGUKURAN SATURASI FLUIDA
DISUSUN OLEH :
NIM : 113200067
PLUG :I
Disetujui Untuk
Oleh :
Asisten Praktikum
AKBAR PURNAMASIDI
Sw + So + Sg = 1
Terdapat dua cara pendekatan yang digunakan dalam menentukan nilai saturasi
suatu batuan, yaitu :
1. Pendekatan secara langsung, yaitu dengan cara mengambil core dari formasi dan
menghitung saturasinya.
2. Pendekatan secara tidak langsung, yaitu dengan cara menghitung beberapa
komponen fisik lain dari batuan reservoir, misalnya dengan menghitung tekanan
kapiler atau dengan melakukan electric logging.
Saat ini, terdapat 3 metode untuk meneliti dan menghitung core formasi, antara lain
yaitu:
20
21
1. Metode Retort
Prinsipnya adalah kandungan air dan minyak dalam core diuapkan dengan
cara dipanaskan. Selanjutnya, uap tersebut akan terkondensasi dan tertampung
dalam bejana penampung. Metode ini memiliki beberapa kekurangan, antara lain :
- Ketika core dipanaskan pada temperatur 1000–1100oF maka air kristal
(SiO2nH2O) yang terdapat dalam core akan ikut menguap dan akan
- Menambah volume air yang terakumulasi dalam bejana penampung.
- Ketika minyak dipanaskan pada temperature tinggi maka akan ada
kecenderungan untuk terjadi cracking dan coke, hal ini akan mengakibatkan
berkurangnya volume fluida.
2. Metode Distilasi
Pada prinsipnya sama dengan metode Retort, tetapi perbedaannya adalah
digunakannya solvent untuk mengekstraksi minyak dan air yang ada dalam core.
Solvent yang digunakan biasanya adalah toluena, gasoline, atau napthanela.
3. Metode Centrifuge
Metode ini menggunakan gaya putar dari alat centrifuge untuk melepaskan
air dan minyak yang terkandung dalam core, dalam metode ini juga digunakan
solvent yang diinjeksikan melalui pusat dari alat centrifuge yang akan ikut
mendorong air dan minyak terlepas dari core.
Persamaan matematis yang digunakan setelah mendapatkan volume fluida
dalam core yaitu:
Volume pori-pori yang diisi oleh fluida tertentu
S= Volume pori-pori total
Jika pori-pori batuan diisi oleh gas, minyak, dan air maka berlaku hubungan:
Sg + So+ Sw= 1
Keterangan :
S : Saturasi
Sg : Saturasi gas
So : Saturasioil
Sw: : Saturasiwater
Terdapat 3 faktor yang penting mengenai saturasi fluida :
22
1) Saturasi fluida akan bervariasi dari satu tempat ke tempat lain dalam reservoir,
saturasi air cenderung untuk lebih berada di tempat paling bawah dari fluida
lainnya.
2) Saturasi akan bervariasi dengan kumulatif produksi minyak. Jika minyak
digantikan oleh air atau gas bebas, sehingga pada lapangan yang memproduksi
minyak, saturasi akan berubah secara kontinyu.
3) Saturasi minyak dan gas sering dinyatakan dalam istilah pori-pori batuan yang
diisi oleh hidrokarbon.
Di dalam reservoir, terdapat beberapa faktor yang dapat mengakibatkan sejumlah
fluida tidak dapat dikeluarkan dari dalam reservoir seperti pengaruh proses geologi,
kapilaritas, sifat batuan reservoir, dan sifat fluida. Volume fluida tersebut
dinyatakan dalam saturasi berupa (Baker Atlas. 2002. Introduction to Wireline
Logging Analysis. Baker Hughes):
a) Swi= Irreducible Water Saturation (15% - 30%)
b) Sor= Residual Oil Saturation(10% - 20%)
Menurut korelasi yang dibuat oleh Ben A Emindal, formasi dengan permeabilitas
rendah dan saturasi air corenya adalah dianggap produktif, untuk formasi dengan
permeabilitas lebih besar batas tertinggi dan saturasi air adalah sekitar 50 %. Karena
itu dari penyelidikan nilai saturasi dari sampel core, kita akan men dapatkan bahwa
formasi akan produktif apabila saturasi dari sampel core adalah kurang dari 50 %.
23
Keterangan :
1. Erlenmeyer
2. Gooseneck
Gambar 3.1.
Erlenmeyer & Gooseneck
(Sumber : Video Laboratorium Analisa Inti Bantuan)
25
Gambar 3.2.
Timbangan Digital
(Sumber : Video Laboratorium Analisa Inti Bantuan)
26
3.5.2. Perhitungan
Menghitung Volume Pori (𝑽𝒑 )
𝑊𝑠𝑎𝑡 − 𝑊𝑑𝑟𝑦
𝑽𝒑 = 𝜌𝑜𝑖𝑙
27,6 𝑔𝑟 −24 𝑔𝑟
= 0,792 𝑔𝑟/𝑐𝑐
= 4,54545 cc
Menghitung Berat Air (𝑾𝒂𝒊𝒓 )
𝑾𝒂𝒊𝒓 = 𝑉𝑎𝑖𝑟 x 𝜌𝑎𝑖𝑟
= 1,3 cc x 1 gr/cc
= 1,3 gr
Menghitung Saturasi Air (𝑺𝒘 )
𝑉𝑤
𝑺𝒘 = 𝑉𝑝
1,3 𝑐𝑐
=
4,54545 𝑐𝑐
= 0,286
28
= 2,90404
Menghitung Saturasi Minyak(𝑺𝒐 )
𝑉𝑜
So = 𝑉𝑝
2,90404 𝑐𝑐
= 4,54545 𝑐𝑐
= 0,63889
Menghitung Saturasi Gas (𝑺𝒈 )
𝑺𝒈 = 1 - 𝑆𝑜 - 𝑆𝑤
= 1 – 0,63889 – 0,286
= 0,07511 = 7,511 %
29
3.6. PEMBAHASAN
Praktikum minggu pertama acara kedua ini bertujuan untuk menentukan
saturasi fluida yaitu derajat kejenuhan suatu batuan terhadap fluida tertentu atau
secara matematis perbandingan antara volume suatu fluida terhadap volume total
pori. Biasanya pada reservoir ada 3 fluida pengisi yaitu minyak gas dan air saturasi
minyak dilambangkan So, saturasi air Sw dan saturasi gas Sg. Total dari ketiga
saturasi ini adalah 1 karena saturasi merupakan fraksi. Ada 3 jenis Saturasi, yaitu :
Irreducible water saturation (Swirr) adalah saturasi air dimana seluruh cairan
tertahan di dalam batuan karena pengaruh tekanan kapiler, Saturasi water connate
(Swc) adalah saturasi air yang terperangkap di dalam pori ketika batuan sedimen
terbentuk dan Saturasi flush zone (Sxo) adalah saturasi air di zona flush zone ketika
fase drilling. Saturasi air bisa diperoleh melalui pengukuran tidak langsung dari
well logging, yaitu melalui pengukuran resistivitas dan porositas.
Untuk mendapatkan parameter dalam penentuan cadangan hidrokarbon
dalam suatu reservoir diperlukan pengukuran saturasi fluida yang bertujuan untuk
menentukan besarnya nilai saturasi masing-masing fluida yang terdiri dari saturasi
air (Sw), saturasi minyak (So) dan saturasi gas (Sg) dalam suatu sampel core.
Dimana Sw + So + SG = 1. Saturasi fluida adalah perbandingan suatu fluida yang
terkandung dalam suatu batuan dengan volume pori batuan
Pengukuran saturasi fluida ini bertujuan untuk menentukan besarnya nilai
saturasi masing-masing fluida yang terdiri dari saturasi minyak (So) dan saturasi air
(Sw). Prinsip kerja pada pengukuran saturasi ini yaitu destilasi dan kondensasi.
Proses destilasi pada percobaan ini adalah pemisahan air dari sampel core melalui
pemanasan sehingga menghasilkan uap sedangkan kondensasi adalah perubahan
wujud benda ke benda yang lebih padat. Proses kondensasi pada percobaan ini yaitu
ketika uap air mengenai air yang suhunya lebih rendah sehingga uap berubah
menjadi fasa air kembali.
Prinsip kerja yang digunakan untuk mengukur saturasi dalam percobaan ini
adalah destilasi yaitu dengan melakukan pemanasan terhadap core sampel dengan
menambahkan toluena yang berfungsi sebagai katalisator untuk mempercepat
terjadinya reaksi tanpa terlibat dalam reaksi. Pada percobaan ini ini diperlukan core
30
yang sudah jenuh dengan air dan minyak. Setelah core jenuh, barulah kita dapat
melakukan percobaan dengan cara destilasi menggunakan alat Dean-Stark
Destilation Apparatus. Sampel core dimasukkan ke dalam labu yang sudah terisi
toluena dan kerikil. Penggunaan toluena karena untuk mempercepat proses
penguapan sampel yang bersifat sebagai katalis dengan menurunkan energi
aktivasi. Kerikil berguna untuk meratakan panas pada seluruh bagian dari toluena,
agar proses penguapan fluida lebih cepat titik uap yang keluar dari sampel core
bergerak menuju water trap dan mengalami kondensasi menjadi cairan pada fase
cair minyak akan terpisah dengan air sehingga volume air dan minyak dapat
diketahui dengan membaca skala pada water trap.
Dari data yang diberikan didapatkan data core kering sebesar 24 gram, berat
core jenuh sebesar 27,6 gram volume air di water trap sebesar 1,3 cc, densitas air
sebesar 1 gr/cc dan densitas minyak sebesar 0,792 gr/cc. Dari data perhitungan
porositas diketahui nilai volume pori (Vp) sebesar 4,54 cc, berat air sebesar 1, 3
gram, berat minyak sebesar 2,3 gram, volume minyak sebesar 2,904. Adapun
berdasarkan hasil perhitungan saturasi didapatkan nilai saturasi air (Sw) sebesar
28,6% saturasi minyak (So) sebesar 63, 8% dan saturasi gas (Sg) sebesar 7,511%.
Nilai saturasi yang didapat pada sampel core memenuhi persamaan Sw+So+Sg=1.
Saturasi aír, minyak, dan gas akan bervariasi dari satu tempat yang lain, ketika
produksi minyak berlangsung maka harga saturasi minyak akan berkurang,
Aplikasi lapangan dari percobaan ini untuk mengetahui keadaan reservoir kita
seberapa terjenuhi oleh air dan minyak. Parameter ini juga diperlukan untuk
menghitung OOIP dan IGIP. Dari sini kita dapat mengetahui jumlah cadangan yang
dapat diproduksikan atau terkandung pada reservoir kita. Data ini diperlukan untuk
menentukan apakah lapangan tersebut prospek atau tidak sehingga dapat dilakukan
tindakan lebih lanjut dalam pengelolaan lapangan.
31
3.7. KESIMPULAN
1. Saturasi adalah derajat kejenuhan suatu batuan terhadap fluida tertentu atau
secara matematis perbandingan antara volume suatu fluida terhadap volume
total pori.
2. Dari data percobaan didapatkan hasil :
a. Volume Pori (Vp) = 4,545 cc
b. Berat Air (Wair) =1, 3 gr
c. Berat Minyak (Wair) =2, 3 gr
d. Volume Minyak =2,9040 cc
e. Saturasi minyak (So) = 0,638 atau 63,8 %
f. Saturasi air (Sw) = 0,286 atau 28,6 %
g. Saturasi gas (Sg) = 0,0751 atau 7,51 %